Bryan yang berada di dalam gendongan Shia Tang mulai menutup mulut, dan suara tangisannya berhenti. Ia mengedipkan mata biru jernihnya beberapa kali, air matanya tampak masih menggantung di bulu matanya yang merupakan tanda keluhan dan kesedihan.
"Anak mama yang pintar..." puji Shia Tang untuk putranya. Ia yang melihat anaknya begitu menggemaskan dan penurut, hal itu membuat hatinya yang sedih kembali terkikis.
Billy Li bersandar pada mobil, ia terlihat merokok sambil menatap apartemen Shia Tang dengan pandangan yang tak terbaca. Tiba-tiba, ponsel di sakunya berdering, ia melihat kalau Yami yang menelepon, dan alis tebalnya mulai mengerut, "Yami..." katanya setelah itu.
"Kak Billy, sesuatu terjadi pada Steve!" kata Yami dengan panik.
Singkatnya, raut wajah Billy Li tiba-tiba berubah. Ia dengan cepat mematikan asap rokok dan pergi secepat mungkin.
※
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者