[Misi baru: Serangan mendadak di tengah malam hujan (Selesai)]
[Hadiah misi: Peluncur roket permanen tidak terbatas (Sudah didapatkan)]
Meskipun prajurit leluhur sangat kuat, namun jika terus menerus diserang oleh peluncur roket, mereka juga akan kesulitan. Apalagi sampai terlempar ke udara.
Fang Qi lalu menurunkan melempar peluncur roket dari pundaknya dan melihat ke atas langit. "Kalau aku jadi dia, aku tidak akan lagi membuat masalah dengan kalian berdua."
Lan Yan lalu segera mengeluarkan sebotol elixir1 yang sangat harum dan memberikannya pada Nalan Mingxue. Setelah Nalan Mingxue meminumnya, wajahnya tidak terlalu pucat.
Hujan baru reda, setelah hari sudah berganti. Matahari pun memancarkan sinarnya di atas tanah yang basah. Kabut gelap semalam sudah menghilang tanpa jejak.
"Benar-benar hari yang indah!" Ujar Fang Qi sambil melihat matahari dari jendela kamarnya. Ia bangun dan meregangkan badan dengan malas.
'Hari ini aku bisa minum sprite, bermain game, dan menggunakan peluncur roket tak terbatas semauku.' Pikirnya bahagia.
Tentu saja, tak semua orang kondisinya baik seperti Fang Qi. Misalnya saja An Cheng, si gemuk Ouyang Cheng, dan Bu Che yang keluar dari Paviliun Jade Crimson dengan mata panda mereka. Orang-orang langsung menggosipkan mereka begitu keluar dari tempat itu.
"Apa kamu pikir pemuda-pemuda itu mengidap suatu penyakit?"
"Mereka memanggil belasan wanita cantik, tapi tidak mendengar nyanyian mereka ataupun melihat tarian mereka. Mereka hanya minum dan ngobrol semalaman."
"Mereka membahas tentang bagaimana cara teknik api apalah dari pohon skill entah apa namanya. Mereka membahas Sorceress yang menguasai dua elemen sihir, cara memilih dan mengatur armor.... hahhh sebenarnya apa yang sedang mereka bicarakan?!"
"..."
Mereka bertiga berjalan lalu melihat ke atas langit yang cerah. "Sudah siang rupanya."
"Toko Super pasti sudah buka, ayo kita pergi minum Sprite!" Ajak An Cheng dengan kedua mata yang tampak bersinar cerah.
"Ayo pergi! Hari ini Kita harus cari tahu caranya mendapatkan poin atribut." Rasa lelah mereka bertiga pun langsung lenyap, berganti dengan semangat menggebu-gebu.
...
Li Haoran baru saja keluar dari Paviliun Api Biru dengan wajah yang tampak kelelahan.
"Master Li, kenapa?"
"Entahlah, kemarin setelah ia kembali, ia mengunci dirinya sendiri di ruang menempa semalaman, dan menempa berbagai macam benda-benda aneh."
Hari ini ada tiga benda spiritual yang terpajang di stand pameran Paviliun Api Biru.
Bahkan ada deskripsi yang tertempel di samping benda spiritual tersebut.
Beberapa kultivator masuk ke toko dan melirik benda spiritual baru yang berada di stan pameran. Benda-benda tersebut di antaranya:
[Tanduk Badak beku luar biasa]
[Serang: 4-21]
[Daya tahan: 20/20]
[Level yang diperlukan: Alam Mata Air Spiritual]
[+30% peningkatan daya serang]
[+7 kerusakan es]
[Anti-dingin +10%]
"???"
Beberapa kultivator saling melirik dan melihat ekspresi satu sama lain.
Seorang siswi yang bekerja di Paviliun Api Biru tersenyum canggung seraya memperkenalkan barang baru tersebut. "Ini adalah benda spiritual terbaru buatan Master Li Haoran... eng....."
"Sial, aku tak tahu apa yang harus ku katakan lagi." Siswi itu merasa ingin menangis, bekerja di toko ini sangatlah sulit.
...
Berkat adanya penambahan komputer di warnet, semua pelanggan sadar kalau akhir-akhir ini mereka sudah tak perlu mengantri lagi, karena itulah pagi ini warnet tampak begitu tenang.
"Pak! Berikan kami Sprite!" Ujar An Cheng, Ouyang Cheng dan Bu Che saat mereka masuk ke dalam toko. "Hari ini kami sudah boleh minum kan?"
"Boleh." Jawab Fang Qi dengan ekspresi datar dan memberikan mereka bertiga masing-masing satu botol Sprite. Dan mereka pun langsung membuka botol tersebut lalu meminumnya.
"Ah....." Ujar An Cheng saat merasakan cairan dingin yang segar mengalir ke perutnya dan merasuki seluruh tubuhnya. Benar-benar dingin dan segar, bahkan rasa lelah pun langsung lenyap! Minuman itu membuat badan mereka terasa segar.
"Enak sekali!" Ujar Ouyang Cheng yang bagaikan sebuah benda spiritual yang kehilangan energi spiritualnya, lalu terisi ulang dengan energi baru setelah meminum Sprite. Awalnya pikirannya dipenuhi dengan kebisingan yang bercampur aduk, lalu terasa segar kembali seolah tersapu bersih oleh mata air pegunungan. Ouyang Cheng merasa sangat gembira. "Ternyata Sprite juga bisa seperti ini?!"
"Aku seperti merasakan mata air segar yang mengalir dari bawah pegunungan es selama ribuan tahun."
Bu Che menggenggam botol Sprite nya, lalu meneguknya sedikit dan menikmati rasanya. Setelah kedua temannya melirik ke arahnya, ia melihat ke botol Sprite mereka, lalu melihat botolnya sendiri. "Apa yang kalian berdua lihat?" Tanyanya sambil menutup botol Spritenya.
Kedua temannya langsung melihat botol Sprite mereka sendiri. "Yah... sudah habis…."
Ouyang Cheng tersenyum ramah lalu mengulurkan tangannya seraya berkata, "Kita kan saudara, jadi biarkan aku mencicipi Sprite mu."
"Dilarang berbagi Sprite." Ujar Fang Qi dengan nada santai. "Jika dilanggar, maka tidak boleh datang ke sini lagi."
"Hehehe." Bu Che tertawa licik sambil kembali menyeruput Spritenya dengan gembira. "Bukan aku yang melarang." Katanya.
An Cheng dan Ouyang Cheng lalu saling bertukar pandangan dengan tatapan sedih. "Kita harus menunggu sampai besok."
"Ayo kita main saja."
"Ayo, ayo! Ayo kita bunuh monster Countess!" Setelah minum Sprite khusus, mereka bertiga merasa jauh lebih baik.
Semua orang di dalam toko merasa sangat senang dan puas, tetapi tidak dengan keluarga Nalan. Setelah apa yang terjadi semalam, keluarga Nalan menjadi tidak begitu damai.
Di sebuah aula besar yang megah.
Seorang laki-laki tua bertubuh kurus tampak duduk di tengah aula dengan mengenakan jubah mang pao2.
Lelaki tua itu diam-diam berbaring di atas kasur berselimutkan kulit binatang buas yang tak dikenal, dan perlahan-lahan membuka matanya, lalu membuka-menutup mulutnya.
Lelaki tua itu seolah sedang berbicara dengan orang lain. "Apa kamu pikir karena aku sudah tua, jadi kamu berani mencampuri urusan keluarga Nalan?"
"Tuan, tolong jangan marah. Saya sudah menginvestigasi apa yang telah terjadi semalam." Ujar sebuah bayangan yang muncul dari kegelapan.
"Bagaimana dengan Ji?"
"Nalan Ji terus mengatakan kalau ia disihir oleh kekuatan dari luar keluarga dan melakukan bunuh diri untuk menghindari hukuman. Tuan muda mengatakan kalau ia tidak tahu siapa yang memberikan obat pada Nona muda Nalan." Jawab bayangan hitam tersebut.
"Dia tidak tahu siapa orang itu?" Ujar lelaki tua itu tidak yakin. "Lalu siapa pemuda yang ikut campur dan menyelamatkan Mingxue? Orang seperti apa dia?"
"Aku sudah melakukan penyelidikan, dan dia adalah seorang pemilik toko kecil di gang di timur Jiuhua."
"Pemilik toko kecil?"
"Ya… pemilik toko kecil." Jawab bayangan hitam itu. Ia sendiri tidak tahu bagaimana pemilik toko kecil itu bisa melukai Nalan Ji.
Apakah mungkin seorang pemilik toko kecil di pinggir jalan bisa sehebat itu?
"Cepat cari tahu siapa pemilik toko itu sebenarnya." Perintah lelaki tua tersebut.
Bagaimana bisa seorang pemilik toko kecil berani mengganggu perebutan kekuasaan di keluarga bangsawan?
Ya, keluarga bangsawan memang seperti binatang buas raksasa di Tenggara. Saat binatang buas itu membuka matanya, bahkan para kultivator hebat dan keluarga bergengsi harus segera mundur.
"Ya!"
Apa yang mereka katakan adalah benar, Fang Qi hanyalah pemilik sebuah toko kecil.
Sekarang ia sedang santai menikmati gamenya dan tak tahu apa yang sedang terjadi di luar sana.
Jika mereka terus menyelidikinya, mereka akan tahu alasan kenapa Fang Qi, pemilik toko kecil ini tidak sengaja menghancurkan konspirasi besar di keluarga Nalan, hanya karena ia ingin melindungi pengunjung warnetnya saja, agar usahanya bisa berjalan lancar tanpa perlu membuat para pengunjung khawatir pulang larut malam setelah bermain di tempatnya.
Fang Qi kemudian menyenandungkan sebuah lagu yang ia tidak ketahui saat ia sedang berjuang menuju tempat persembunyian Andariel. Sepertinya ia akan naik level. "Ternyata bermain game memang pilihan yang terbaik."