webnovel

Sama-sama Tertarik

Sekarang adalah jam yang di katakan oleh si zaki, yap! Apalagi kalau bukan pramuka. Harus di garis bawahi bahwa semua anak di sekolah ini tidak akan pernah menyukai pelajaran ini. karena apa? Asumsi semua murid kemungkinan sama. Pramuka itu tidak penting, kenapa tidak di isi dengan hal-hal yang lebih bermanfaat saja? Seperti penambahan pelajaran yang lain atau bahkan jam estrakulikuler lebih baik di tambah dan di ganti dengan jam pramuka. Namun di sekolah ini sangat menjunjung tinggi pramuka. Jadilah sekarang pramuka itu hukum nya wajib.

"Dan, ayo ke lapangan." Ujar zaki mengajak dani yang sedang tertidur di kasur asrama.

"Duluan aja zak. Gue mau siap-siap dulu."

"Nanti ilang lagi! lo mah kan kebiasaan."

"Engga kok. Nanti gue dateng pasti. Gue mau rapi-rapi bentar."

"Janji lo ya!"

"Iya ah bawel anjay."

"Yaudah gue duluan." Zaki pun meninggalkan dani yang masih ingin rapi-rapi lagi katanya. Masih katanya belum nyatanya.

"Udah ah gue rapi-rapi. Pengen ngeliat inay cantik." Gumam dani.

Dani pun bersiap untuk mengikuti pelajaran pramuka yang di maksud zaki. Dia berjalan ke arah lapangan dan berbaris tepat di belakang si zaki.

"Gue kira ga bakal dateng lo dan." Ujar zaki saat melihat hadir nya dani.

"Dateng lah. Gue pengen ketemu si inay cantik." Zaki yang mendengar ucapan zaki hanya mengerutkan kening nya heran. Hanya bisa diam dan tidak bisa berkata apapun.

Terserah lah toh yang ngejalanin hidup nya dani sendiri kok. Mungkin itulah pemikiran zaki.

***

TES, TES,

Suara toa yang menggelegar mengisyaratkan bahwa upacara penurunan bendera akan segera di laksanakan. Semua murid akan diam untuk sementara waktu. Satu yang mereka inginkan, mereka ingin pulang cepat dan tertidur dengan tenang.

"Petugas silahkan menempati posisi nya karena upacara penurunan bendera akan segera di laksanakan." Ucap pak fathir mengingatkan semua murid nya.

"Zak! Si inay mana? Kok ga keliatan." Ujar dani tiba-tiba. Dia sedang melihat ke arah peserta upacara penurunan bendera.

"Lah lo ga tau apa. Kelas dia kan yang jadi petugas upacara hari ini."

"Oh iya. Tugas apa ya dia?"

"Paling jadi obade. Dia kan pemalu. Ga bakal mau jadi petugas." Dani memilih untuk tidak membalas ucapan zaki. Dia memusatkan pandangan mata nya ke arah beberapa peserta yang sudah berbaris rapi yang akan menjadi obade.

"Cantik banget anjir dia. Sama sekali ga biarin mata gue untuk istirahat." Ujar dani pada zaki.

"Lah maksud nya?"

"Lo liat aja sendiri, wajah cantik nya dia bikin mata gue buat nutup aja kayaknya ga rela."

"Kok gue jiji ya dan denger nya." Ujar zaki sambil melihat wajah dani dan memasang wajah menjijikan.

"Ga pernah jatuh cinta si ya susah."

"Terserah lo dan!"

***

Malam pun tiba, matahari telah berganti menjadi rembulan.

Setelah upacara penurunan bendera selesai sekolah akhir nya di bubarkan. Semua murid akan pulang ke rumah nya masing-masing. mungkin yang akan mereka lakukan tidur hingga hari ini berakhir dan menjelang pagi hari kemudian. Namun untuk para siswa atau pun siswi yang tinggal di asrama, lain cerita nya. Mereka akan mengaji bersama lalu belajar bersama. Pintar sekali bukan?

"Dan. Yang mau mandi lo dulu apa gue?" Tanya zaki saat melihat dani yang sedang tidur di sofa sambil memainkan handphone milik pribadinya itu.

"Lo dulu lah. Gue lagi ngurus masa depan dulu."

"Hm. Yaudah." Zaki pun meninggalkan dani yang sedang asik dengan dunia nya sendiri itu.

Malam bu,,

Wife

Kenapa dani?

Kan saya ngucapin malem bu bukanya nanya. Harusnya ibu bales.

Malam.

Ibu jadwal ngajar kapan bu?

Saya ga ngajar dulu soalnya kan saya akan mengawas untuk ujian penilaian akhir semester.

Ohiya saya lupa kalau besok PAS hehe.

Kamu bawa buku aja lupa apalagi urusan tentang ujian. Ga peduli iya.

Mau tau ga bu apa yang ngebuat saya jadi orang yang sangat peduli?

Ga.

Yah, pura-pura jawab mau gitu kek bu.

Hm. Iya mau, apa?

Saya akan peduli dengan perjalanan cinta kita, rumah tangga kita dan anak kita nanti tentu nya bu.

Oh.

Kok oh doang si bu?

Terus harus saya jawab apalagi?

Ya yang panjang gitu kek bu.

Panjang.

Ih ibu,, saya serius di ajak bercanda mulu. Nanti giliran saya bercandain ga saya seriusin dikira PHP, heran saya mah. Ngadepin cewe serba salah.

Saya ngantuk.

Ibu grogi ya bu saya gombalin? Makanya pura-pura mau tidur gitu.

Ga. Saya beneran ngantuk, cape.

Yaudah deh kalau ibu mau tidur. Night MyFuture..

Tau kenapa sekarang yang dani lakukan hanya tiduran di sofa dengan handphone yang di pegang nya? Ya,, dia sedang ber-chatting ria dengan kontak seseorang yang telah dia namai dengan Wife. Siapa lagi kalau bukan guru yang selalu coba ia kejar, ia gombali dan ia sayangi itu. Dan guru itu adalah bu lili.

Dani memutuskan untuk mematikan handphone nya dan bersiap untuk mengaji bersama.

*****

Seseorang perempuan cantik yang sedang berbunga-bunga sedang memainkan handphone nya, memegangi nya dengan sangat erat. Karna dia sedang menunggu balasan chattingan dari sang pacar. Lili namanya. Namun saat mata nya mulai tertutup suara deringan kecil pertanda pesan dari Whatsapp pun membuat pupil mata nya kembali melebar. Dia pun membuka pesan dari sang pengirim.

Dani12Tkj1.

Malam bu,,

Kenapa dia? Mungkin dia ingin menanyakan materi yang akan dibahas untuk ujian besok. Positif thinking li. Gumam lili dalam fikirannya.

Lili pun menanyakan hal apa yang membuat dani berani untuk mengchat nya. Malam-malam begini pula, ya memang si jam baru menunjukkan pukul 20.00 namun apakah dani tidak belajar? Ah dia kan tidak memikir kan sekolah.

Saya akan peduli dengan perjalanan cinta kita, rumah tangga kita dan anak kita nanti tentu nya bu.

Sederet chat yang di kirim dani mampu membuat senyum terukir di bibir manis lili, entah apa yang membuat nya tersenyum. Inti nya dia bahagia. Tak mau berlama-lama chatan dengan brondong satu itu, lili pun berkata bahwa ia akan tidur.

Dani pun mengerti dan mengakhiri percakapan nya dengan guru nya itu. Namun saat lili hendak tidur lagi, suara telepon yang berdering kembali membangunkan nya. Dia pun membuka mata dan melihat siapa yang menelpon nya.

Dia tersenyum bahagia saat melihat sang penelfon adalah Alvin. Dia pun mengangkat panggilan telepon itu.

"Hallo.."

"Iya."

"Lagi apa?"

"Baru mau tidur."

"Aku ganggu ga?"

"Engga kok."

"Udah makan?"

"Emm. Belum."

"Kebiasaan. Cepetan makan. Aku tungguin. Ga pake nolak!"

Dua sejoli yang sedang di mabuk asmara itu terus saja menelpon hingga lupa waktu dan lupa segala nya. Entahlah apa yang menjadi pembahasannya.

****

"Zak, yang mimpin ngaji jadwal nya siapa sekarang?" Tanya dani saat berada di dalam masjid.

"Ayah kayaknya." For your information, ayah adalah panggilan khusus yang di khususkan untuk memanggil pemimpin yayasam. Pemipin yayasan disini memang sangat tegas, namun percayalah beliau sangat baik hati.

"Yah mampus gue."

"Kenapa dah lo?"

"Kalau ayah yang mimpin ga bisa tidur."

"Sekali-kali lo ikut ngaji. Jangan tidur mulu."

"Iya ustadz." Ledek dani.

Ayah pun memasuki area masjid. Terduduk diam, Dimana santriwan di sebelah kanan santriwati di sebelah kiri.

Di mulai lah pengajian dengan hening dan tenang. Namun ada seseorang santiwati yang sedari tadi tidak bisa memalingkan pandangan nya terhadap satu santriwan.

"Mba nana,,"

"Kenapa nay?"

"Itu yang di sebelah mas zaki siapa?"

"Oh,, dani itu. Kenapa? Kamu suka ya?!"

"Engga ih mba, aku Cuma kagum aja."

"Ciee inayy."

"Mba nana ih, aku malu tau."

"Nanti aku salamin deh ke dani."

"Jangan mba. Aku kan disini nuntut ilmu bukan nuntut status. Aku Cuma kagum doang kok beneran deh."

"Yaudah iya terserah kamu deh nay."

Orang itu adalah inay. Entah dia baru melihat dani atau gimana yang pasti dia penasaran akan sosok dani. Dia kagum.

Oh namanya dani. Ganteng banget yaallah.. Gumam inay yang masih larut dalam lamunannya.

Yang dia lakukan hanya melamun sambil tersenyum membayangkan sosok dani yang menurut nya tampan itu. 

*********

下一章