webnovel

Sekarang Dia?

Sekolah di gemparkan kembali oleh aksi dani dan dua bagian lain dari biang onar -Agus dan ali- bagaimana tidak?! Ketiga orang ini di giring kelapangan oleh pak bastoro dengan kondisi sekujur tubuh basah kuyup. Membuat seisi sekolah berbisik heran, apalagi kelas 12 TKJ 1. Memang bukan lagi hal yang ganjil bagi mereka, namun tidak salah bukan bila mereka mencari tahu. Pasalnya apa yang dilakukan dani dan temam-temannya selalu berhasil membuat setiap orang menggelengkan kepala.

"Kalian fikir, kalian siapa? Sudah masuk jam pelajaran masih saja tidur di asrama! Sekarang kalian diam disini sampai jam pelajaran ke dua selesai. Jangan kemana-mana! Saya liat kalian bertiga mencoba untuk kabur, maka hukuman kalian akan saya tambah!" ucap pak bastoro dengan penuh penekanan. Lalu pergi menuju ke ruangannya.

Sementara ketiga orang ini hanya saling menyalahkan satu sama lain. Tanpa memperdulikan berbagai tatapan dari setiap orang. "Dasar! Cilpuk,,, cilpuk." Dani menggelengkan kepala "lo juga! Bukannya bangun, Jadi kesiangankan!" ujar dani kemudian kepada ali.

"Lahhh? kenapa jadi gue? Lo juga kemana aja?! Kan lo yang tidur duluan, harusnya lo lah yang bangunin kita." Ali membela diri.

"Ya... gue kan habis kerjain tugas,otak gue butuh istirahat yang panjang lah! Ini lagi ahli maksiat biasanya gak tidur, Ini malah ikut-ikutan tidur. Jadi kena hukuman kan gue!" ujar dani kali ini kepada agus.

Sementara agus yang dari tadi haya diam, kini memulai angkat suara.

"Ck! Lo kira gue robot? gue juga butuh tidur kali!" sahut agus dengan sinis.

"Oh.. bisa tidur juga. Gue kira ahli maksiat gak bisa tidur, kan lagi anget sama cewenya." Ledek ali menimpali.

"Diem lo li! gak usah ngajak ribut."sahut agus kembali dengan tatapan tajam.

"Lah... lo kira gue takut?! Ribut, tinggal ribut. Jadi segala bacot!" ali menantang, membuat emosi agus naik.

"Eh, diem lo pada. Masa depan gue lewat." Ucap dani memberhentikan keduanya.

"Bu..." sapa dani dengan manis.

"Loh? Kalian dihukum, kenapa bajunya basah? Mending kalian ganti baju aja dulu, dari pada masuk angin." Ucap bu lili menasehati.

"Ciee... ibu perhatihan." Sahut ali.

"Iyalah. Kan ada gue." Ucap dani dengan pede. Membuat ali berdecak pelan, sambil berucap, "Ya, ini bocah." Sementara agus hanya memalingkan wajah melihat ke arah lain.

"Eh iya bu yangg--" ucap dani yang dipotong bu lili.

"Kalo begitu, saya permisi dulu ya buru-buru. Mau ngajar soalnya." Bu lili langsung meninggalkan tiga bocah itu.

"Yah buu.. saya kan belum selesai ngomong." Teriak dani yang diabaikan bu lili. Membuat dani mendesah kecewa.

*****

Tak terasa jam kedua berakhir bersamaan dengan hukuman mereka yang sudah selesai. Mengambil langkah seribu mereka pun pergi dari TKP, memasuki asrama tanpa melepas lelah.

"Ah, cape banget gue. Panas banget." Ujar dani sambil mengimbaskan bajunya.

"Baju gue ampe becek anjir!" sahut ali, kemudian melepas baju dan melemparnya begitu saja.

"Iya li, becek kayak muka lo." Guyan dani dengan cengiran, sedangkan ali hanya meliriknya malas.

"Kemana tuh ahli maksiat?" Tanya ali celingukan mencari keberadaan agus.

"Gasopan lo sama abang! Lagi tidur noh, kelonin gih sana." Ledek dani menyahuti.

"Najis abang. Iya abang lo kali!"

"Engga lah! Nama dia kan udah gue tipe-x dari daftar keluarga besar."-Perlu kalian tau. Dani dan agus memang sepupuan-

"Anjir, belagu lo!."

"Orang ganteng mah bebas li.." ucap dani PD.

"Udah ah, laper gue! Makan yu." lanjut dani mengajak ali makan.

"Lo aja sana. Ngantuk gue." Sahut ali mengambil PW sambil memejamkan mata.

"Ahelah, gausah malu-malu kali. Biasa makan satu bakul juga lo." Dani bangkit dari tidur.

"Njir,, Gue ngantuk bego!"

"Udah makan dulu. Tidur mah gampang, dikelas juga bisa.. ayok ah." Sahut dani beralasan sambil menarik tangan ali agar bangkit dengan susah payah. Sedangkan ali hanya pasrah.

"Ahelah! Bangun sendiri lo li, berat lo satu ton ya? Udah kayak ngangkat babi guling gue."

Dengan tidak rela ali bangkit. "Nenek lo goyang babi guling! Lo nya aja yang lembek, gak bisa angkat orang sixpack." Bangkit ali dengan tidak rela.

"Tai lo! Gak usah ngatain orang ganteng. Orang ganteng mah bebas..."

Mau, tidak mau. Ali yang sudah lapar pun mengikuti dani untuk mengambil makan. Meninggalkan agus yang terlelep di dalam kamar.

Bel pergantian pelajaran sudah berbunyi. Mereka segera bersiap menuju sekolah, tidak lupa dengan agus yang mengekor dalam diam dibelakang.

Entah kenapa agus bisa terbangun. Padahal ia sudah bersiap dengan sengaja untuk mengerjai agus. Bersiap-siap seperlahan mungkin agar agus bisa terlamabat dan kemudian dihukum kembali oleh pak bastoro. Tapi apa?. Mungkin benar, jika niat buruk tidak akan terwujud.

Sesampai disekolah mereka memasuki kelas yang ramai, seperti biasanya. Dan dani langsung melihat zaki yang sedang tertidur dimejanya. Lantas dani dengan segera menuju ke meja zaki dan memukul meja itu tepat disamping kepalanya itu, sehingga menimbulkan suara keras. Membuat sang empunya reflek bangun karena terkejut. Sedangkan siswa yang mendengarnya pun ikut bicara "Berisik banget sih! Baru juga masuk udah bikin ribut." Omel arum tak suka.

Sedangkan dani hanya tersenyum tidak peduli, dan kembali membangunkan zaki.

"Woyyyy! Bangun lo!" ucap dani lantang.

"Njir kaget guee!" sahut zaki mengelus dada.

"Kurang kerjaan lo?!" lanjut zaki menatap dani.

"Lah lo, masih pagi udah molor!"

"Ngantuk gue! Tadi gadapet tidur."

"Yaelah.. apa kabar gue yang dihukum? Lo mah enak adem dikelas, lah gue?! Ga solid lo, harusnya lo juga dihukum tuh!"

"Eh! Jangan salahin gue. Suruh siapa lo dibangunin ga bangun-bangun. Gue solid tapi kalau predikat rajin gue harus ilang gara-gara kesolidan, gue mending ga ikut-ikutan."

"Alah belagu lo..." ucap dani mengakhiri pembicaraan, karena pak ahmad sudah memasuki kelas.

Pah ahmad adalah guru mata pelajaran PKN yang paling disukai anak-anak seantero sekolah. Khususnya 12 TKJ 1, sehingga membuat seisi kelas diam selama pak ahmad menerangkan materi. Bukan karena mereka mendengarkan namun mereka sibuk dengan dunia masing-masing. baik tidur, membaca novel, ataupun membuat tulisan-tulisan receh. Sedangkan pak ahmad tak pernah mengetahui apapun karena ia sendiri mempunyai rabun jauh, sehingga membuat pak ahmad memiliki kesulitan untuk melihat dengan jelas apa yang dilakukan murid-muridnya.

Maafkan lah murid-murid mu ini pakkk...

*****

Setelah beberapa lamanya pak ahmad menjelaskan, tek terasa sudah waktunya pulang.

TETTTTTTTTT..... SELURUH PELAJARAN HARI INI TELAH SELESAI SAMPAI JUMPA BESOK PAGI DENGAN SEMANGAT BELAJAR BARU..

"Kalian langsung pulang, mendung soalnya. Kalo lama-lama di kelas takut kehujanan dijalan. Saya pulang duluan, sekian dari saya wassalam." Ucap pak ahmad, lalu keluar kelas dan berjalan menuju parkiran.

"Oy bro. ayo pulang." Ucap zaki mengajak dani untuk lekas pulang.

Sedangkan dani dan zaki langsung pulang menuju asrama.

"Eh dan liat noh! Bukannya itu bu lili ya? Tumben banget sama ali. Nngapain ya?" ucap zaki penasaran.

"Mana si galiat gua!"

"Itu tuh, di parkiran pele!"

"Ayo ah samperin!" kemudian mereka berlari kecil menghampiri bu lili dan ali.

Sesampainya disana mereka langsung disuguhi pemandangan ali yang sedang menyodorkan jaketnya kepada bu lili. Dan samar-samar mereka mendengar percakapan antara bu lili dan ali.

"Nih bu, pake punya saya aja. Daripada ibu kehujanan. Takutnya sakit." Ali menawarkan.

"Yah, saya gaenak sama kamu. Takut ngerepotin."

"Udah bu pake punya saya aja bu! Saya ambil di asrama ya, punya dia mah jelek." Dani menyela dengan tiba-tiba, membuat ali dan bu lili menengok ke arahnya.

"Udah bu, pake punya saya aja bu. Katanya ibu buru-buru." Ucap ali meyakinkan.

"Hmm,, yaudah deh. Saya pake punya ali aja ya dan, maaf nih soalnya saya buru-buru."

"Oh yaudah bu." Jawab dani singkat. Dan langsung meninggalkan tempat itu.

"Balik zak."

"Misi ya bu." Ucap zaki sopan. Dan dengan segera menyusul dani, meninggalkan ali.

"Makasih ya li, Saya duluan."

****

"Dan, lo kenapa tadi langsung kabur? Marah lo ya gara-garaa bu lili lebih milih jaket ali daripada nungguin jaket lo?" ledek zaki.

"Iyalah. Enak aja, jaket ali yang jelek, butut gitu diterima. Lah jaket gue kan lebih bagus. Iya ga zak? Haha." ucap dani bercanda tanpa rasa malu.

"Najis. Untung teemannnnn!" ucap zaki kemudian.

"lagi lo, nanya aneh aja. Ngapain gue marah? Mau bu lili nerima jaket dari ali mah terserah kali. Hak bu lili juga, udah ah yuk balik ke asrama." Ucap dani santai sambil berjalan menuju arama.

"Yaela gue kira lo balik karna marah terus cemburu gitu gara-gara ali. Bisa aja kan lo suka beneran ama bu lili." Ucap zaki di dalam perjalanannya.

"Ga lah gila, ngaco lo! Gue ngeledek iseng doang ya. Udah ah gausah dibahas lagi." Ucap dani yang langsung dituruti oleh zaki.

Iseng saja? Entahlah, hanya dani yang tau perasaannya sendiri.

******

下一章