webnovel

cerita Masa lalu

"hei....apa maksud tawamu itu" kata Daniel sambil duduk disebelah Mirella.

"jadi....kamu korban drakor??,Ya Tuhan...." kata Mirella masih dengan tertawa. "Mira.....aku bilang jangan tertawa lagi, itu tidak lucu " kata Daniel cemberut. "Ya Tuhan.....imut banget sih,,,hahhahhah" kata Mirella menangapi Daniel yang cemberut.

Setelah melihat Daniel hanya diam, Mirella segera menghentikan tawanya. "jadi...."kata Mirella memulai lagi obrolan mereka. "jadi, apanya" kata Daniel ketus. "jadi....benar kamu salah paham sama Mama papa juga Dani, karena drakor" kata Mirella sambil tersenyum menahan tawanya.

"mungkin....memang secara tidak sengaja hal itu terjadi, tapi....jika kamu jadi diriku....bagaimana perasaanmu kalau tiba - tiba kamu punya saudara, mungkin akan lain ceritanya kalau mama hamil lagi, tapi....tiba - tiba....papa pulang membawa seorang anak yang seumuran dengan diriku, anaknya....lebih cakep, lebih ngemesin dari dirimu" kata Daniel lirih.

Mirella terdiam, bayangan Masa kecilnya nampak kembali hadir dipelupuk matanya. "aku....juga mengalaminya, namun bukan karena orang tuaku membawa anak lain pulang,,tapi...perkataan juga tindakan mereka mengiring opini bahwa aku bukan anak mereka, dan kalau kamu mau tahu, bahkan aku sampai tidak berani berbicara dengan papaku" kata Mirella sambil menyeka air matanya.

"maaf, jika membuatmu menjadi sedih lagi" kata Daniel sambil membawa Mirella kedalam pelukannya.

"papa akan selalu marah padaku , bahkan papa tidak mau lagi melihat dan mendengar suaraku,sejak saat itu seakan aku tidak punya papa mama lagi, setiap aku lomba atau apapun, bukan mama papa yang datang,, tapi mama Miska, Mama Bian atau bahkan papa mama Ryo"cerita Mirella pada Daniel. "iya,,sudah - sudah jangan diingat lagi, karena Masa itu tidak akan kembali lagi" kata Daniel menenangkan Mirella.

Setelah Mirella Tenang dan tidak menangis lagi Daniel kembali membuka suaranya.

"entah kesalah pahaman atau apa itu, ternyata tanpa disadari membentuk diriku yang ambisius, egois, dan berbagai sifat buruk lainnya. aku akan selalu kasar pada Dani. Tapi Dani selalu tersenyum dan tidak pernah membalasku Dan rasa sesalku semakin dalam saat aku mengetahui kalau orang tuaku , lebih tepatnya papa, membawanya pulang agar aku selalu Aman, karena orang yang berniat jahat padaku , akan menujukan semuanya pada Dani." kata Daniel sambil menyugar rambutnya.

"maksudmu?" Tanya Mirella lagi. Tentu saja Mirella kaget, bagaimana mungkin hal yang menjadi pembicaraan dirinya juga sahabatnya semuanya adalah benar, Dani adalah tumbal.

"mungkin kamu ketika melihat foto dikantorku pasti mengira antara aku dan Dani itu kembar kan, .hehhe...sebenarnya tidak, papa sengaja membuat foto yang seolah - olah Dani juga Daniel kembar dengan wajah Dani, bahkan difoto keluarga kami hanya akan ada wajah Dani, memang kalau itu tanpa diedit, karena aku secara otomatis pasti akan membuang muka atau menutupi mukaku saat kami berfoto. sebenarnya bukan hal yang sepenuhnya salah sih....papa melakukannya karena sangat mencintai anaknya, tapi menjadi salah karena mengorbankan anak lain, dan membuat sang anak menjadi korban drakor" kata Daniel mengakhiri ceritanya.

perkataan akhir Daniel membuat Mirella kembali tersenyum.

"lalu apa Selama ini hubunganmu dengan mama papa baik - baik saja?" Tanya Mirella lagi. " tentu saja tidak,, setelah Dani hilang karena penculikan itu, orang tuaku jadi paranoid tahu, mereka bahkan meminta banyak body guard untuk mengawalku" kata Daniel sebal. "jadi....kamu..." kata Mirella terpotong pembicaraannya karena perkataan Daniel. " tentu saja aku menolak, Makanya aku minta pindah keluar negeri, dan menyuruh orang papa untuk mencari Dani. karena aku tahu, kalau Ada Dani hal yang tidak aku sukai papa mama tidak akan memaksakan padaku" kata Daniel lagi.

"bukankah kamu benci Dani?" Tanya Mirella kembali. "tentu saja aku membencinya, udah merebut segalanya eee malah menghilang" kata Daniel lagi.

"Dan....untuk pernikahan Kita,,apa kamu benar ingin Kita bercerai?" Tanya Daniel Kali ini. Mirella kaget mendengar pertanyaan Daniel. apakah dirinya memang mengharapkan perceraian, atau dirinya kini tidak ingin berpisah dari Daniel.

"Mira...dengarkan aku,,yang kamu lihat, bagaimana egoisnya diriku, bagaimana dinginnya diriku, keras kepala juga berlidah tajam, namun satu hal yang harus kamu tahu, aku juga orang yang menghormati pernikahan" kata Daniel.

"jika kamu berfikir, aku menikahimu karena desakan orang tuamu, harusnya kamu sekarang tahu, apakah mereka mampu mendesakku, jika kamu berfikir aku menikahimu karena tanggung jawab, harusnya kamu juga berfikir tanggung jawab tidak berarti aku harus menikahimu, toh kamu tidak hamil karena ku" kata Daniel yang mendapat lemparan bantal dari Mirella.

"yak....apa maksudmu mengatakan Hal itu" solot Mirella. "kenapa mukamu merah, aku kan mengatakan yang sesungguhnya" kata Daniel lagi. "yak....jangan ngomong gitu lagi" kata Mirella sambil membekap mulut Daniel.

"yak....apa yang kamu lakukan" teriak Mirella sambil melepas tangannya dari mulut Daniel. "hahhahhahhaha....rasanya manis juga, kalau bagian yang lain.....aduh..." perkataan Daniel kembali terputus karena Mirella kembali memukul mukul dirinya menggunakan bantal. "jangan ngomong lagi....jangan ngomong lagiiii" teriak Mirella sambil terus memukul Daniel. sedang kan Daniel malah tertawa terbahak - bahak melihat tingkah Mirella.

"ampun....ampun jangan pukul lagi" kata Daniel. " biarin aja....biarin aja, aku kesel sama kamuuuuj" kata Mirella tanpa berhenti.

hap...

Daniel menangkap tangan Mirella yang memukulnya dan membuat Mirella terdiam sesaat lalu kembali meronta berusaha melepaskan tangannya yang dipegang Daniel.

"maaf....udah bikin kamu kesel, sekarang istirahatlah..." kata Daniel sambil mengecup pipi Mirella. yang membuat Mirella membelalakkan matanya.

Daniel segera berlari keluar Kamar Mirella dan terdengar umpatan dari Mirella.

"ya Tuhan.....berani sekali diriku" kata Daniel sambil masuk kekamarnya.

"Daniel kurang ajar....kurang ajar.....beraninya dia menjilat ....ya Tuhan...dia menjilat tanganku, bahkan....bahkan mencium pipiku" gumam Mirella sambil mengubur dirinya ke dalam selimutnya.

下一章