webnovel

Pernikahan 2

Mario tak tahu lagi harus berkata apa, pernyataan sang putri benar - benar menampar dirinya. Dirinya tealah kenjelma menjadi seorang monster untuk sang putri. selama ini Mario tak pernah mencari tahu kenapa sang putri selalu menjauh Dan semakin menjauh dari dirinya.

Bahkan Mario tak pernah mencari tahu, kenapa uang saku untuk sang putri selalu terletak didalam laci mejanya.

Sungguh hatinya dipenuhi penyesalan,putri kecilnya yang ceria menjadi pendiam karena dirinya. Dan betapa menyesalnya dirinya saat mengetahui ketakutan sang putri saat melihat dirinya.

"papa....papa....papa....ingin sekali saya memanggil anda seperti itu, tapi tidak bisa, Saya tak ingin melihat anda malu. Saya sebenarnya sangat ingin saat menikah nanti bisa berjalan disisi anda,,namun Tak mungkin juga, karena Saya Tak lagi bisa berjalan, Dan mungkin Tak Ada lelaki yang ingin mempunyai istri cacat seperti Saya" lanjut Mirella.

perkataan Mirella sungguh menghancurkan hati sang papa. namun tanpa mereka sadari perkataan Mirella juga membuat seseorang dibalik pintu meneteskan airmata.

"Papa tak tahu, anak papa bisa memiliki rasa seperti itu. Papa bahkan tak tahu anak papa tidak pernah mengambil uang jajannya. sayang, papa Mama sayang sama kamu, rasa sayang kami kepada kalian itu sama" jelas sang papa. Namun sepertinya perkataan sang papa hanya bentuk rasa kasian melihat kondisinya.Mirella hanya tersenyum.

"Saya selalu berusaha menjadi juara kelas Dan mengejar beasiswa untuk sekolah Saya Karena Saya tidak punya uang,dan Saya ingin terus sekolah.saya bekerja setelah sekolah untuk Saya tabung. ketika yang lain liburan, saya bekerja, ketika yang lain makan jajan Saya hanya baca buku diperpus, karena uang hasil kerja itu Saya tabung untuk membeli sebuah jam yang Saya hilangkan. selama bertahun - tahun akhirnya jam itu terbeli, tapi maaf Saya terlalu lama mengantinya" ucap Mirella.

hati sang papa semakin terasa di remas angannya melayang ke saat sang putri yang mengenakan seragam SMP datang dan memberikan sebuah jam untuk dirinya. namun yang terjadi dirinya memukul tangan sang anak sampai terluka tanpa mendengar perkataan pembelaan satupun dari sang anak.

Mario menatap tangan Mirella. tangan itu pernah...bukan pernah tapi sering dipukulnya karena mengira putrinya mencuri. 'Ya Tuhan...kehidupan seperti apa yang telah kuberikan kepadanya' batin Mario sedih.

"maaf kan papa sayang" ucap Mario sambil memeluk sang putri. Namun tidak tahu kenapa Mirella kejang - kejang. Dengan panik memangil dokter.

sudah 1 jam Tim dokter menangani Mirella, Mario dan keluarganya menunggu dengan cemas. Ditengah kecemasan mereka Malvin memgeluarkan sebuah kado yang tertera namanya

"kak Mira, aku tak mau hadiah ini, aku ingin kakak sembuh untuk hadiah ulang tahunku" kata Malvin.

"maaf ya Alvin, mama tidak menyiapkan pesta untukmu"kata sang mama. " tidak apa - apa ma, ulang tahun kakak juga Tak pernah dirayakan, karena kakak tak ingin mererima hadiah" kata Malvin.

sang mama dan papa tentu kaget. perkataan Malvin menjadi tamparan untuk keduanya. terakhir Kali mereka merayakan ulang tahun anak itu adalah ketika sang anak berusia 6 tahun Dan masuk SD. sedang untuk Malvin bahkan untuk Mirna mereka masih merayakan setiap tahunnya.

下一章