"okey, tak masalah," Hendra lega sejenak.
***
Kembali ke hotel bintang lima di tengah-tengah kota metropolitan, ada perempuan duduk pada sofa putih yang menyajikan punggung kebisingan.
Aruna melamun seperti orang kurang kerja-an, "Herry ke mana perginya suamiku," suara ini seperti sebuah intimidasi.
"Peresmian Dream City," ringan Herry membalasnya.
-Oh tempat itu sudah selesai rupanya, aku penasaran ingin lihat, pasti keren banget- ingatan Aruna mengembara sesaat ke masa lalu, ketika Hendra mengajaknya ikut serta pada agenda kerja untuk pertama dan terakhir kalinya, menyenangkan dan menegangkan. mengingat-ingat pada akhir kunjungannya ke tempat tersebut terjadi tragedi besar, yakni tertembaknya Walikota.
.
"Herry, apa ruangan ini memiliki SOP yang melarang pemajangan foto-foto termasuk aksesoris tertentu," kembali istri tuannya bertanya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者