webnovel

Chapter 184 - Kampung Halaman Negi 6

2 jam sebelum keberangkatan Shirou, Negi dan para anggota klub peneliti kebudayaan Inggris ke Mundus Magicus.

"Nah, Onee-chan, aku, Shirou-Nii dan semua teman-temanku akan pergi ke Mundus Magicus," Kata Negi kepada Nekane. "Tolong doakan agar perjalananku ini tetap lancar."

"Yah, berhati-hatilah," Kata Nekane dengan senyum yang ia paksakan. "Aku juga pasti akan selalu mendoakanmu, agar kau selamat dalam perjalananmu ke Mundus Magicus."

'Aku akan memakai jalur pribadi milikku yang akan membawaku langsung ke Mundus Magicus dengan lebih cepat,' Kata Nekane di dalam hatinya. 'Tidak mungkin aku akan membiarkan Negiku yang manis pergi ke tempat berbahaya seperti Mundus Magicus tanpa diriku!'

Di depan rumah Donnet, diadakan sedikir briefing sebelum pergi ke Mundus Magicus, agar para anggota klub peneliti kebudayaan Inggris tahu apa saja yang harus persiapkan sebelum pergi ke dunia sihir.

"Ketika kita semua masuk ke dalam kabut yang mengarah ke gate nanti kalian harus tetap mengikutiku agar kalian tidak tersesat di dalam kabut," Kata Donnet.

"Oke Donnet-san," Kata Konoka dengan keceriaan yang ia biasa perlihatkan kalau ia akan mengalami hal yang menyenangkan.

"Donnet-san apa yang akan terjadi kalau ada yang tersesat di dalam kabut?" Tanya Yue.

"Yang tersesat akan tersesat di dalam kabut selama berjam-jam sampai akhirnya kembali lagi ke tempat awal," Jawab Donnet. "Kabut itu Bounded Field khusus yang dibuat untuk mencegah orang luar mencapai gate."

1 jam sebelum keberangkatan tepat setelah briefing selesai dilaksanakan, Arturia memutuskan untuk berbicara baik-baik dengan Ayaka, supaya Ayaka tidak ikut ke Mundus Magicus.

"Jadi Anee-Uee aku benar-benar tidak boleh ikut ke Mundus Magicus?" Tanya Ayaka yang sudah mengetahui soal sihir dari Arturia di malam sebelumnya.

"Kau tidak cukup kuat untuk ikut pergi ke Mundus Magicus, Ayaka," Jawab Arturia. "Dan aku tidak ingin kau berada dalam bahaya, makanya aku melarangmu ikut ke Mundus Magicus."

"Sigh aku mengerti Anee-Uee kalau aku memaksa ikut aku hanya akan jadi beban yang menyusahkan," Kata Ayaka dengan nada kecewa. "Tapi bisakah Anee-Uee menjamin kalau Anee-Uee dan Negi-Sensei tetap aman dan tidak mengalami keadaan bahaya?"

"Aku tidak bisa menjamin hal itu Ayaka," Kata Arturia. "Karena Mundus Magicus adalah tempat yang sangat berbahaya, tapi kau tidak perlu cemas. Karena Aku ataupun Negi bisa menjaga diri kami dengan baik."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di sore harinya, Shirou, Negi dan semua anggota dari klub peneliti kebudayaan Inggris berjalan kaki ke arah gate terdekat yang ada di dekat kampung halamannya Negi. Mereka semua memakai jubah yang berwarna coklat muda yang menutupi seluruh tubuh untuk berjaga-jaga agar identitas mereka tidak diketahui, karena siapa tahu ada musuh yang muncul di dekat mereka.

Mereka semua juga terlihat tidak membawa barang apapun karena semua barang mereka sudah disimpan di dalam kantung dimensi khusus yang dibuatkan oleh Evangeline untuk mereka semua agar mereka bisa bergerak lebih bebas. Tapi khusus untuk Shirou ia tidak memerlukan kantung dimensi yang dibuat oleh Evangeline, karena ia bisa menyimpan semua barang miliknya di dalam Unlimited Blades Works.

Untuk berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Shirou juga sudah memasukkan potongan dari bayangan miliknya ke dalam bayangan masing-masing anggota dari Klub Peneliti Kebudayaan Inggris. Karena ia tidak mau kecolongan seperti yang terjadi ketika Fate Averruncus menyerang ke rumah kediaman Konoka di Kyoto. Dengan adanya potongan dari bayangan Shirou di dalam bayangan dari para anggota klub peneliti kebudayaan Inggris, Shirou bisa memantau keadaan para anggota klub dan bisa langsung berteleportasi melalui bayangan kalau-kalau ada salah satu anggota yang berada dalam bahaya.

Shirou, Negi, Rin, Sakura, Luvia, Arturia, Asuna, Chisame, Konoka, Setsuna, Gu Fei, Kaede, Kotaro, Chachamaru, Haruna, Kazumi, Nodoka dan Yue ke delapan belas anggota klub peneliti kebudayaan Inggris plus Evangeline yang merupakan penasihat kehormatan ditambah Anya yang ikut karena ia tidak mau ditinggal oleh Negi tidak lupa, Illya, Kuro dan Miyu dan Donnet yang menjadi pemandu mereka semua ada sekitar dua puluh empat orang yang pergi ke Mundus Magicus di waktu yang sama.

Dan karena Shirou dan Rin merasa kalau dua puluh empat orang yang berjalan secara bersamaan akan sangat menarik perhatian, mereka semua sepakat untuk membagi kedua puluh orang itu menjadi empat kelompok dengan undian.

Shirou, Rin, Sakura, Luvia, Chachamaru dan Arturia ada di kelompok pertama.

Negi, Kotaro, Illya, Miyu, Kuro dan Anya ada di kelompok kedua.

Haruna, Kazumi, Yue, Nodoka, Gu Fei, dan Kaede ada di kelompok ketiga.

Asuna, Konoka, Setsuna, Chisame, Evangeline dan Donnet ada di kelompok keempat.

Satu kelompok terdiri dari enam orang dan tiap kelompok harus berjarak setidaknya dua puluh meter dari kelompok yang lain agar tidak menimbulkan kecurigaan yang tidak diinginkan sesuai dengan yang sudah mereka diskusikan sebelumnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di perbukitan dan padang rumput yang sangat berkabut, keempat kelompok itu berjalan dengan perlahan dan berhati-hati mengikuti kelompok empat yang dipimpin oleh Donnet sebagai satu-satunya orang yang mengetahui letak gate yang akan membawa mereka semua ke Mundus Magicus. Kelompok satu yang berjalan paling belakang, tiba-tiba saja berhenti berjalan ketika Shirou menghentikan langkah kakinya dan melihat ke arah belakang.

"Shirou ada apa? Kenapa kau tiba-tiba berhenti berjalan begitu?" Tanya Arturia.

"Ada beberapa orang dari kelas kita yang mengikuti kita secara diam-diam," Jawab Shirou. "Dan dari aura yang kurasakan yang mengikuti kita adalah Yuuna, Ako, Makie, Akira, dan Natsumi. Ada beberapa orang lagi dari kelas kita yang mengikuti kita di jarak yang lebih jauh, yang sepertinya adalah trio cheerleader."

"Mereka semua mengikuti kita dari belakang? Kok aku tidak merasakan keberadaan mereka!" Kata Arturia yang merasa bingung kenapa ia tidak bisa merasakan keberadaan dari teman sekelasnya yang mengikuti mereka secara diam-diam. "Padahal tidak mungkin bagi amatiran seperti mereka semua bisa mengikuti kita sampai sejauh ini, tanpa kuketahui!"

"Kabut tebal yang ada di sekeliling kita membuat kemampuanmu untuk merasakan keberadaan seseorang menjadi sangat berkurang," Kata Shirou menjelaskan kepada Arturia. "Sedangkan aku bisa merasakan keberadaan Makie dan yang lain karena semua panca indraku meningkat puluhan kali lipat akibat keberadaan Alucard yang sudah setengah menyatu denganku."

"Eeeh proses penyatuan Alucard dengan dirimu sudah sejauh itu!" Kata Arturia yang terlihat sangat terkejut ketika ia mendengar bahwa proses penyatuan Shirou dan Alucard berlangsung dengan cepat. "Bukankah itu hal yang gawat!"

"Kau tidak usah khawatir Arturia, proses penyatuan antara Shirou dengan Alucard tidak akan berjalan lebih dari itu," Kata Rin. "Archer sudah membuat sekat pembatas permanen di dalam Unlimited Blade Works yang saat ini setengahnya sudah berubah menjadi lautan darah tanpa batas."

"Fyuuh syukurlah kalau begitu," Kata Arturia yang terlihat lega. "Aku benar-benar merasa kuatir kalau Shirou akan berubah menjadi monster yang mengerikan seperti Alucard."

"Masalahnya Senpai sih bisa dibilang sudah teratasi," Kata Sakura sambil menghela nafas. "Yang menjadi masalah saat ini ialah beberapa teman sekelas kita yang mengikuti kita dari belakang, apa yang akan kita lakukan dengan mereka semua."

"Hmm lebih baik kita biarkan saja mereka mengikuti kita," Kata Shirou yang terlihat santai. "Karena menurutku tidak masalah bagi Yuuna, Makie, Ako, Akira dan Natsumi untuk tahu soal sihir karena mereka orang yang bisa dipercaya. Tapi tidak dengan trio cheerleader, mereka bertiga penggosip yang kurang bisa dipercaya. Aku akan membuat mereka bertiga tersesat di kabut ini supaya mereka tidak bisa mengikuti kita."

"Shirou-Sama kurasa membiarkan Yuuna, Makie, Ako, Akira dan Natsumi mengikuti kita bukanlah keputusan yang bijak," Kata Chachamaru. "Karena mereka semua hanyalah manusia biasa."

"Makie, Ako, Akira dan Natsumi memanglah manusia biasa tapi tidak dengan Yuuna, sebab kedua orang tuanya adalah penyihir," Kata Shirou. "Dan dia juga mengetahui soal keberadaan sihir meskipun kebodohannya dan pengetahuannya yang kurang mengenai sihir membuat dirinya tidak menyadari kalau hampir setengah dari murid di kelas 3-a dan Negi adalah penyihir."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

下一章