Pria itu menatap sebuah rumah putih bergaya kolonial yang ada di pinggir jalan kawasan Menteng. Ia berjalan kaki dari kolong jembatan tempatnya tadi bersembunyi hingga akhirnya tiba di depan rumah tersebut. Ia berpura-pura mengais tempat sampah yang ada di depan rumah itu ketika ada Petugas Keamanan yang memperhatikannya dengan tatapan penuh curiga.
Ia mengambil beberapa botol kosong air mineral yang ia temukan dan memasukkannya ke dalam karung yang ia bawa. Setelah itu ia berjalan menjauh agar tidak dicurigai oleh Petugas Keamanan tersebut.
Setelah berjalan beberapa meter, pria itu berhenti dan terus memperhatikan rumah putih tersebut. Rumah itu merupakan tempat yang disinyalir sebagai rumah pemenangan yang digunakan oleh lawan politik majikannya.
Ia mengetahui alamat rumah tersebut dari spanduk yang ia baca ketika sedang berada di bawah kolong jembatan. Spanduk yang mirisnya digunakan oleh Tunawisma sebagai alas tidur.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者