Ketika khayalan menjadi kenyataan, membuat semua orang menjadi bahagia. Sebuah sistem yang di kembangkan manusia, berhasil membawa perubahan besar pada dunia. Mereka berlomba-lomba untuk mencapai kejayaan, baik di dunia maya ataupun nyata. Antara realita dan fiksi, sangat sulit untuk membedakannya. Revive Online, sebuah game yang mengubah kehidupan banyak orang. Seorang pemuda yang mencoba peruntungan dan mengikuti perlombaan secara tidak sengaja karena suatu paksaan. Bahkan setelah dia bersikeras untuk menolaknya, takdir membawa sang pemuda untuk mengikuti perlombaan dunia. Tanpa peduli pada kemenangan, dia berjuang dalam kegelapan. Tidak ada yang melihat ataupun mendengar cerita tentangnya, sebab dia hanya imajinasi liar dalam kepala. Hingga pada akhirnya menjadi sosok yang begitu luar biasa, hingga membuat semua orang iri kepadanya.
Seiring perkembangan zaman, teknologi pun kian menjadi lebih mutakhir. Para penyuka teknologi dan maniak game selalu berangan-angan untuk menciptakan sebuah teknologi agar bisa bermain game secara realistis menggunakan anggota tubuh dan seluruh pancaindra. Ratusan hingga jutaan dan mungkin milyaran dolar telah di habiskan demi mengembangkan sebuah konsol game, hanya demi memuaskan hasrat para Programmer dan Gamer. Akan tetapi, karena faktor ketidaksengajaan salah seorang Programmer berhasil mewujudkan angan-angan semua orang.
Mereka berhasil menciptakan sebuah konsol game yang bisa membuat pemain masuk ke dalam dunia maya. Imajinasi liar yang seharusnya tak pernah ada, bisa di lihat bahkan di genggam dalam dunia itu. Mesin itu di beri nama Karma, sebuah konsol game berbentu kursi. Dunia seketika menjadi gempar mendengar berita yang begitu mengharukan.
Ketika di luncurkan untuk pertama kalinya, 100.000 konsol game langsung terjual ludes. Padahal saat itu mereka masih dalam fase Beta dan Alpa tes. Hanya butuh waktu 4 bulan dan dunia langsung berubah secara drastis. Perusahaan ternama berbondong-bondong berinvestasi guna pengembangan lebih lanjut.
Hanya dalam 1 bulan, berbagai macam game di luncurkan. Entah apa alasannya, game yang paling tersohor adalah Revive Online. Sebuah game yang menyuguhkan beragam fitur menarik, terutamanya sihir dan pedang. Mereka yang berhasil menyempurnakan teknologi Karma, menyebut kelompok mereka sebagai Ryu.
17 Juni 2045
Daerah kumuh di mana hanya orang-orang paling miskin yang tinggal, bahkan perumahan dan makanan yang di konsumsi hampir tidak layak untuk mereka. Seorang pemuda bersama dengan ibunya tinggal di area kumuh itu. Seorang remaja bernama Lucia terpaksa harus merelakan masa muda dan kecilnya demi membiayai kelangsungan hidup mereka. Dia dengan sukarela memilih berhenti bersekolah semenjak SD, dan terus bekerja tanpa henti agar ibunya bisa hidup lebih layak.
Bosan karena terus-terusan hidup miskin, dia mencoba peruntungan untuk memainkan Revive Online, yang mana mata uang game bisa di tukar dengan mata uang asli. Sekitar 150 meter jauhnya dari tempat tinggal Lucia, terdapat tempat yang menyewakan Karma (Warnet versi masa depan, hehehe). Untuk setiap jam bermain, Lucia harus menghabiskan 100.000 rupiah.
"Permisi, aku mau bermain salam 2 jam."
Pada usianya yang genap 16 tahun, Lucia masih belum mendapatkan pekerjaan tetap. Bukan karena ia tak ingin bekerja, melainkan tak ada yang mau menerimanya karena tidak memiliki ijazah lengkap dan hanya bersekolah sampai SD saja. Padahal jika masalah IQ, dia adalah anak yang jenius di mana IQ-nya sekitar 200-an, sedangkan IQ normal manusia hanya berkisar 100-150. Selain itu, Lucia juga bisa menggunakan 100% otaknya jika ingin.
"Hmm ... 50 ribu saja."
Seketika Lucia terdiam ketika mendengar perkataan penjaga sekaligus pemilik Warnet itu.
"Eh? Bu-bukannya harga aslinya per jam Rp 100.000?" tanya Lucia penasaran.
"Kenapa, gak suka? Sana pergi ke luar!" tegasnya.
Di saat Lucia tengah mematung karena kebingungan, seseorang yang mengenakan pakaian mewah datang dan ingin menyewa juga. Matanya melirik ke arah Lucia yang menggunakan pakaian lusuh dan kotor.
"Hoo ... 5 jam, berapa?"
"Rp. 500.000."
"Eh? Apa kau gila! Kenapa bocah lusuh ini hanya Rp 50.000 per dua jam?"
"Apa, gak suka? Pergi sana!"
"Cih, pilih kasih!"
Dengan hati yang di penuhi emosi, lelaki itu pergi dan langsung login ke dalam permainan. Sementara Lucia masih terpelongo selayaknya orang bodoh, belum lagi dia yang tidak pernah menggunakan Karma menambahkan kebingungan untuk otaknya.
"Apa lagi?"
Melihat Lucia yang terus terdiam, Penjaga itu mencoba untuk menanyainya. Namun, Lucia malah ketakutan karena suara Penjaga itu yang sangat berat.
"Apa!"
Karena kesal Penjaga itu sedikit meninggikan nadanya, walaupun tidak ada sedikit pun niatan untuk menyakiti ataupun memarahi Lucia. Hampir saja air matanya jatuh ke tanah.
"A-anu ... ke-ke–"
"Yang jelas, sialan!" titah Penjaga itu.
"Iihhh! Kenapa dia membayar dengan normal, sedangkan aku hanya seperempat harga?" tanya Lucia ketakutan.
"Haa ... pertanyaan itu lagi. Karena kau miskin. Kalau kau kaya dan punya banyak uang, mungkin akan kunaikan harganya. Lagian kau pasti dari desa kumuh itu, kan?"
Entah hanya tebakan atau memang pernah melihat Lucia di desa itu, tebakannya sangatlah tepat. Penjaga itu bernama Faisal Basri, berusia 18 tahun dengan tinggi 173 cm dan berat sekitar 67 kg. Memiliki warna rambut hitam sedikit ikal dan tubuh sedikit kekar.
"Sudah-sudah, sana main. Aku gak punya waktu ngeladeninmu."
Lucia tersenyum dan merasa sangat senang karena masih ada orang-orang baik sepertinya di dunia ini.
"Ta-tapi ... ak–"
"Yang jelas sialan! Kau ini lelaki atau wanita sih?" sela Faisal Basri seraya menepuk meja.
"Ihh ...! Aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan alatnya!" teriak Lucia dengan lantang.
"Eh?"
Hampir tak percaya dengan apa yang di katakan Lucia, walaupun pada akhirnya dia tetap mau membantu.
"Terima ka–"
"Kalau sudah paham cepat sana, masuk dan bermain. Jangan terus-terusan menggangguku!" sela Faisal Basri.
Setelah tahu bagaimana cara mengoperasikan Karma, Lucia langsung mencobanya. Detakan jantung terdengar lirih, Lucia perlahan menutup matanya dengan harapan bisa mendapatkan apa yang dia mau nantinya.
"Mulai."
Seolah di bawa ke dunia lain, Lucia terkejut ketika melihat ruangan putih kosong. Kilauan cahaya perlahan yang begitu indah menyatu yang hingga akhirnya berubah menjadi peri.
"Salam untuk Petualang yang terhormat. Perkenalan, saya Pixie. Bolehkah saya tahu nama dari Petualangan yang terhormat?"
Layar biru keputihan dengan bagian tengah yang transparan muncul di layarnya.
"Masukkan nama Pemain (Lucia)"
"Nama yang sangat indah. Jikalau berkenan, bolehkah Pixie tahu pekerjaan Lucia?"
"Silakan pilih pekerjaan Anda. [Ksatria, Penyihir, Pembunuh, Pemanah, Pendukung.]
Lucia dengan asal-asalan memilih ksatria sebagai pekerjaannya, karena menurutnya akan sangat keren ketika menggenggam sebuah pedang.
"Wah, pekerjaan yang sangat dermawan. Seorang kesatria yang akan melindungi dunia ini dari kejahatan."
"Apakah Tuan Ksatria ingin mendengar cerita tentang dunia ini? Yes/No"
Enggan untuk membuang waktu secara percuma, Lucia lebih memilih untuk menolaknya. Selain itu, informasi bisa di dapatkan dari berbagai sumber.
"Yah, sayang sekali. Tapi tidak apalah, kan masih ada lain kali. Semoga kita berjumpa lagi dan semua Lucia menikmati permainannya. Selama jalan, Tuan Ksatria."
Dalam sekejap mata, Lucia sudah berada di tengah-tengah kota. Pemain yang sama dengannya terus lalu-lalang dengan penampilan masing-masing. Lucia benar-benar kagum dengan dunia itu, baik luar ataupun dalam yang tampak sangat realistis.
Sistem : Selamat datang di kota para pemula, Arza
Selayaknya seorang pemuka, Lucia terus saja menoleh ke sana-sini. Sikap aslinya yang pendiam, dingin, pemalu bahkan introver sejati, seketika berubah menjadi periang dan pencicilan. Bahkan satu per satu pemain yang dia temui, langsung di berhentikannya karena suka melihat penampilan mereka yang begitu menarik. Sedangkan tampilannya sangatlah buruk, hanya menggunakan pakaian lusuh dan perlengkapan rendahan.