webnovel

Malaikat Pelindung

Satu jam sebelumnya...

Dokter Kirena, dokter wanita yang menangani kondisi Cathy langsung menuju ke ruangan kantornya untuk beristirahat. Dia sudah mempersiapkan diri untuk berjaga selama dua puluh empat jam untuk memastikan pasiennya tetap bisa bertahan. Dia tidak tahu apakah pasiennya bisa bertahan atau tidak, tapi dia telah diberi tugas untuk menjaga dan memastikan jantung Catherine tetap berdetak. Langkah terakhir jika Catherine mengalami serangan jantung sebanyak tiga kali, dia harus memberikan obat penangkal RM pada gadis muda itu.

Formula penangkal ini akan segera menetralkan semua sel RM yang telah bercampur di sel darah Catherine. Secara otomatis, Catherine tidak lagi akan melihat kenangan yang sudah lama tidak diingatnya. Dan jantungnya juga akan berjalan normal tanpa ada gangguan ketakutan pada halusinasi yang berlebih. Kirena tidak tahu mengapa komando pusat memberinya tugas seperti ini dan ini pertama kalinya dia mengenal sebuah formula bernama RM. Namun karena ini adalah misinya, maka dia akan mengerjakannya sebaik mungkin.

Kirena menutup pintu ruang kantornya setelah menyalakan lampu agar dia bisa melihat. Saat dia berbalik, dia terkejut hingga melangkah mundur membuat punggungnya menabrak pintu saat melihat seorang pria berambut hitam dengan tatapan mengerikan duduk bersilang kaki di sofanya. Pria itu sedang memainkan pisau dengan memutarnya menggunakan jari-jarinya. Pria itu sama sekali tidak takut tangannya akan terluka meski matanya sama sekali tidak memandang tangannya melainkan menatap Kirena dengan tajam.

Kirena merasa dia pernah melihat pemuda ini dan mencoba menggali ingatannya. Kemudian dia mengingat sesuatu. Bukankah orang ini merupakan salah satu petinggi di LS? Kenapa orang itu ada di kantornya? Apakah mungkin...

Kirena belum sempat melanjutkan pemikirannya saat dia merasakan suara dan hembusan angin kencang tepat di sebelah kanan telinganya. Rupanya pisau yang tadi dimainkan tangan pemuda itu telah melayang kearahnya dan menancap pintu di belakangnya... tepatnya persis disebelah kanan telinganya.

Jika dia bergeser sedikit saja, dia pasti akan menyentuh benda tajam itu dan telinganya akan terluka. Jantungnya berdegup kencang merasa dirinya nyaris mati karena lemparan pisau tersebut. Kini dia mengerti arti tatapan mengerikan orang itu. Pria yang masih duduk pada tempatnya tampak ingin membunuhnya saat ini juga. Apakah dia akan mati dibunuh? Apakah dia akan mati muda?

Dahinya mulai basah karena keringat dinginnya dan kakinya terasa lemas karena dia tidak bisa melarikan diri dari orang itu. Pada akhirnya Kirena terjatuh duduk di lantai dengan punggung bersender pada pintu.

"Oh? Rupanya kau takut mati?" ejek orang itu dengan senyuman liciknya.

Mata Kirena membelalak saat melihat orang itu mengambil sebuah pisau lain dan sekali lagi memutar pisau tersebut dengan tangannya yang ahli. Apakah.. pria itu akan melempar pisau itu ke arahnya? Apakah kali ini pria itu akan melemparnya tepat di wajahnya?

"Aku sama sekali tidak menyangka, orang yang dikirim untuk menangani Catherine adalah seorang pengecut. Apa benar kau berasal dari tim L?" nada suara pria tersebut sangat dingin membuat tubuh Kirena bergidik.

Kirena tidak pernah berurusan dengan anggota tim inti LS sebelumnya. Dia baru bergabung ke dalam LS dua tahun yang lalu dikarenakan salah satu pimpinan LS menolongnya. Dia merasa berhutang budi pada orang tersebut dan disaat dia ditawari untuk bergabung, dia menerimanya dengan sukarela. Sayangnya dia sama sekali tidak menyangka ternyata ada orang seperti ini dalam organisasi rahasia LS.

Dia memang tidak pernah bertemu langsung dengan orang itu dan dia juga jarang bertemu dengan anggota tim lainnya. Tapi dia pernah tanpa sengaja melihat foto orang ini.. orang dihadapannya kini adalah pimpinan tim inti, Tim S.

"Bu..bukan.. a..aku bukan dari tim L. Aku dari tim NE." jawab Kirena terbata-bata saking takutnya pada pisau yang masih dimainkan dengan ahli oleh pria tersebut.

LS memiliki banyak ratusan tim yang berpencar di seluruh dunia, namun hanya memiliki tiga tim inti yang berperan penting dan mengetahui rahasia terbesar LS. Tim L, tim C dan tim S.

Tim L mengatur dunia bawah seperti mafia atau menyusup ke sarang lawan dengan menyamar. Segala pekerjaan gelap dan kotor ditangani oleh Tim L di bawah komando Lest. Tim ini juga merupakan salah satu pengawal pribadi elit untuk melindungi tahta Paxton.

Tim C mengurusi bisnis dan pengaturan segala aset yang dimiliki Paxton. Begitu satelit Stealth aktif, tidak diragukan tim C akan mengendalikan perekonomian dunia ini. Tim C tidak berhak mencampuri apa yang dikerjakan L, begitu juga sebaliknya.

Yang terakhir adalah tim S, tim yang mengurusi keduanya dan berhak mencampuri keputusan untuk dua tim inti lainnya. Tim ini harus bisa menguasai ilmu bela diri dan memiliki wawasan yang sangat luas. Seorang penerus tahta Paxton yang ditentukan sudah pasti akan masuk kedalam tim ini. Sekarang tim ini dipimpin oleh salah satu anak kembar Chloeny.

Sementara tim lainnya hanyalah tim yang hanya berjaga-jaga dan harus siap dua puluh empat jam melakukan perintah apapun dari ketiga tim inti. Salah satunya adalah tim N atau newbie~pemula. Tim ini hanya beranggotakan orang-orang yang baru bergabung atau yang masih belum teruji kesetiaannya. Tim N memiliki lima macam level dari level tertinggi ke bawah; NA, NB, NC, ND dan NE. Dari ratusan tim, NE adalah tim yang paling diremehkan. Tidak hanya lemah, namun juga bisa dibuang sewaktu-waktu oleh pimpinan LS. Dengan kata lain, NE adalah sampah.

"Tim NE?" sebelah alis ketua tim S terangkat seolah tidak percaya apa yang baru saja didengarnya. "Mereka MENYERAHKAN keselamatan adikku pada NE!?"

Kirena bergidik ketakutan mendengar suara menggelegar dari pria itu dan matanya tidak pernah terlepas dari pisau yang sudah berhenti bergerak. Dia merasa was-was apakah pisau itu akan terlempar ke arahnya untuk kedua kalinya? Dia merasa takut jika harus dihadapkan sebuah pisau melayang tepat ke arah wajahnya.

Ada sedikit perasaan lega saat melihat pria itu menyimpan pisaunya dalam saku bajunya, namun dia kembali gugup saat pria itu bangkit berdiri dan berjalan ke arahnya. Kirena menelan ludahnya dengan susah payah saat maut mendekatinya. Apakah hari ini dia benar-benar akan mati? Kalau tahu begini, kalau dia tahu dia akan mati, dia tidak akan bergabung ke dalam LS!

Pemuda itu menarik pisau yang tertancap di pintu kemudian membungkuk dan bersimpu satu lutut agar matanya sejajar dengan mata Kirena. Melihat pisau yang sebelumnya melewati telinga kanannya berada di genggaman pemuda tersebut, mata Kirena berkaca-kaca.

"Kumohon, lepaskan aku. Jangan bunuh aku.." tanpa disadarinya dia sudah memohon dengan berlinang air mata.

"Baiklah. Jika kau memang menyayangi nyawamu, serahkan obat penangkal RM." sahut pemuda itu masih dengan nada dinginnya.

Kirena langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat sebelum bangkit berdiri dan mengambil obat yang dimaksud dari brankasnya.

Setelah mendapatkan apa yang dicari, Kirena langsung memberikannya pada pemuda itu. Hatinya dipenuhi rasa kelegaan yang luar biasa saat pria itu menerimanya dan berharap agar ketua tim S yang menakutkan ini segera keluar dari kantornya.

Sayangnya, pemuda itu malah melangkah maju ke arahnya membuatnya berjalan mundur. Jantungnya berdegup kencang ketakutan akan apa yang akan dilakukan pemuda tanpa ekspresi itu. Kirena mulai terisak lagi saat dia tidak bisa menghindar lagi. Kini pinggangnya dihalangi meja kerjanya membuatnya tidak bisa lagi menjauhi pria itu.

Makin dekat.. makin dekat.. hingga jarak diantara tubuh keduanya nyaris tidak memiliki celah. Tangan kanan pemuda itu terulur ke belakang pinggang Kirena membuat Kirena memejamkan matanya dengan gemetar. Sementara pemuda tersebut mengambil sesuatu di mejanya dengan santai kemudian mendengus.

"Sebaiknya kau segera keluar dari LS. Kau bukan orang yang cocok masuk ke dunia kami." ejek pria itu kemudian keluar dari kantornya meninggalkan Kirena duduk lemas sambil menangis karena lega... lega dirinya masih hidup.

Kini pemuda itu berjalan memasuki lift untuk naik ke lantai dimana adiknya dirawat. Begitu tiba dia tidak langsung berjalan memasuki kamar adiknya karena ada beberapa pengawal yang menjaga di depan pintu kamar adiknya.

Pengawal? Apakah Benjamin Paxton mengirim pengawal untuk melindungi Catherine? Kalau begitu, bukankah itu berarti si ular Martin juga mengetahui identitas Catherine?

Meskipun dia memikirkan kemungkinan ini, tetap tidak masuk akal di kepalanya. Kalau memang Martin dan Benjamin mengetahui identitas Catherine yang sebenarnya, sudah pasti LS akan terang-terangan melindungi gadis itu. Alasan kenapa LS belum boleh bergerak dengan bebas bukan hanya Stealth belum aktif, tapi sebisa mungkin keberadaan Catherine tidak diketahui oleh siapapun. Dia berencana membawa Cathy pergi dari tempat ini tanpa bertemu dengan anggota Paxton lainnya.

Memang benar, semua tetua LS menginginkan Catherine untuk segera mengaktifkan satelit Stealth, tapi untuknya dan ayahnya, mereka hanya menginginkan keselamatan gadis itu. Dia akan membawa gadis itu pergi dan tinggal bersamanya dengan ayah mereka. Mengenai merebut tahta dari Benjamin dan membalaskan kematian ibunya pada Martin, dia akan melakukannya dengan caranya sendiri tanpa harus melibatkan adik kembarnya.

Sang kakak memutar dan akhirnya memasuki sebuah kamar tepat disebelah kamar adiknya. Dengan kegesitannya, dia keluar dari jendela kamar dan melompat ke balkon kamar adiknya tanpa bersuara.

Lampu kamar adiknya yang tadi gelap kini menyala dengan terang membuatnya bersembunyi di balik pilar balkon. Tidak lama kemudian dia mendengar suara tangisan membuatnya mengepalkan kedua tangannya. Apakah itu suara adiknya? Adiknya sedang menangis? Sang kakak mendecak kesal ingin sekali memporak-porandakan markas Lest saat ini juga. Jika seandainya mereka tidak memasukkan RM pada tubuh adiknya, anak itu tidak perlu menangis seperti ini.

Sang kakak mengintip apa yang terjadi dikamar adiknya. Akan bohong jika dia mengatakan tidak terkejut apa yang dilihatnya. Seorang pria memeluk adiknya?! Dia bahkan tidak pernah bertemu dengan adiknya ataupun memanjakan adiknya dengan kasih sayangnya. Tapi dia harus melihat pria lain merebut adiknya dengan mudah?!

Pandangan sang kakak tidak pernah lepas dari pasangan didepannya. Kedua tangannya mengepal dengan erat hingga kukunya menusuk kulit tangannya. Dia sangat marah dan tidak terima pria lain merebut adiknya semudah ini. Namun amarahnya sedikit mereda dan kepalan tangannya terurai saat melihat perlakuan pemuda itu pada adiknya. Pemuda itu memperlakukan adiknya seolah adiknya adalah benda berharga yang tak ternilai. Tentu saja adiknya itu memang tidak ternilai, dia tidak akan menukarkan adiknya dengan apapun meski dia harus melepaskan warisan kedua orangtuanya. Asalkan adiknya selamat dan bahagia, baginya itu sudah cukup.

Dia tidak tahu siapa pemuda itu dan tidak bisa melihat wajah pemuda itu yang memunggunginya. Dia juga tidak peduli. Yang penting dia bisa melihat wajah adiknya.. adik yang belum pernah ditemuinya.

Dia tidak pernah bertemu dengan ibunya, karena begitu dia dilahirkan, dia segera dibawa lari untuk disembunyikan. Namun ayahnya sering menunjukkan foto ibunya agar dia bisa sedikit mengenal siapa ibunya. Catherine.. wajah adiknya sama persis dengan ibunya saat masih muda dulu. Rambutnya, cara senyumnya dan juga.. sinar matanya. Sekali lihat, orang pasti akan tahu bahwa Catherine adalah putri kandung dari Chloeny.

Lampu kembali padam dan dia sudah tidak sabar lagi ingin memberikan penangkal RM pada adiknya sebelum jantung adiknya kena serangan lagi. Melihat pemuda itu tidak kunjung tidur juga, akhirnya dia meniupkan gas tidur kedalam kamar.

Begitu pemuda itu tertidur, dia membuka pintu balkon dan berjalan menghampiri mereka. Untungnya lampu kecil dibiarkan menyala sehingga sang kakak bisa melihat wajah keduanya dengan jelas.

Vincentius Regnz?! Sang kakak mendengus melihat kedekatan adiknya dengan salah satu keluarga anak keluarga Regnz.

Kemudian dia menusukkan jarum suntik yang diambilnya di meja Kirena tadi untuk mengambil cairan di botol obat penangkal RM. Setelahnya, dia memasukkan jarim suntik pada tangan Cathy dan mendorong semua isi cairannya masuk ke dalam tubuh adiknya.

"Hmmm.." terdengar suara erangan kecil pada adiknya. Tubuhnya bergerak dan kemudian kedua mata dengan bulu lentik yang cantik terbuka dan menatapnya.

Sang kakak merasa heran bagaimana bisa adiknya terbangun disaat gas tidur telah menyebar di seluruh kamar?

"Siapa?"

Sang kakak tersenyum kemudian mengusap puncak kepala adiknya dengan lembut.

"Aku adalah malaikat pelindungmu." jawabnya asal namun dengan hati yang tulus. "Tidurlah." lanjutnya sambil bergerak mencium keningnya dan menutup kedua matanya dengan telapak tangannya.

Setelah mengangkat tangannya kembali dan melihat mata adiknya kembali terpejam, sang kakak tersenyum sebelum akhirnya keluar dengan cara seperti saat dia masuk.

Sementara itu bibir Cathy mengulas senyum senang karena untuk pertama kalinya dia mendapatkan mimpi yang indah.

Ternyata penyusupnya adalah kakaknya sendiri. Hore! Sudah aman berarti.

Selanjutnya diusahakan kembali menceritakan hubungan VC ya. Karena hari ini sudah up 3 bab, kemungkinan besok tidak up karena saya ada pergi ke luar kota. Kalau sempat besok saya akan up juga.

Mohon pengertiannya

VorstinStorycreators' thoughts
下一章