Di sebuah pulau terpencil dimana hanya ada pepohonan dan sebuah bangunan berbentuk kubus terbuat batu bata dengan beratapkan besi stainless, seorang pemuda berlatih tanding ditepi pantai.
Pemuda itu berambut coklat kemerahan serta memiliki warna cokelat gelap pada matanya. Sementara kulitnya yang eksotis agak gelap serasi dengan warna matanya. Pemuda itu bertelanjang dada menunjukkan ototnya yang sempurna serta tubuh yang kokoh. Ototnya bergerak tiap kali dia melakukan kebolehannya. Benar.. Saat ini pemuda tampan tersebut dikepung belasan orang yang sudah terlatih dengan ahli bela diri.
Sebuah tinju melayang kearahnya, dia menunduk dengan gesit sambil memutar kakinya menendang kaki lawannya hingga terjatuh. Dua orang lain menyerangnya bersamaan, dia segera bangkit berdiri dan memutar tubuhnya melayang di tengah udara bersamaan kaki menendang lawan di belakang dan tangan meninju lawan depan. Meski dikeroyok sepuluh orang sekaligus, pemuda ini berhasil mengalahkan mereka semua tanpa kehabisan nafas.
Melihat semua lawannya telah tumbang dan tidak bisa bangkit berdiri lagi, pemuda tersebut merilekskan tubuhnya.
"Tuan muda, anda sungguh hebat." seru seorang pria paruh baya menghampiri pemuda itu dengan membawa sebuah jubah hitam.
Tampaknya pria tua tersebut merupakan pelayan pribadi pemuda itu karena pria tua itu menggantungkan jubah hitam di kedua bahu pemuda tersebut dengan hormat.
"Sama sekali tidak menantang. Apa kau yakin mereka anggota terbaik tim kita?"
"Tuan muda.. level anda terlalu diatas kami. Kami sama sekali tidak sanggup melawan anda." ucap salah seorang yang sudah tumbang.
"Bagaimana hasilnya?" sang tuan muda tidak memperdulikan anak buahnya yang sedang berusaha bangkit berdiri dan kembali fokus pada pelayan pribadinya.
"Sudah keluar. Anak itu memang anak yang kita cari." jawab pelayan itu sambil menyerahkan sebuah foto ke tuan mudanya.
Foto itu menunjukkan seorang gadis yang sedang tersenyum. Warna rambut gadis itu persis seperti rambutnya hanya saja warna mata gadis itu bewarna coklat terang dengan pupil yang gelap. Dengan garis senyuman gadis itu membuat siapapun yang melihatnya merasa hangat dan sinar mata gadis itu seolah menghipnotis siapapun yang menatapnya; pemuda tersebut mengulas senyum yang sangat jarang dilihat pelayannya.
Apakah mungkin tuan mudanya ini benar-benar merasa senang akhirnya mereka menemukan orang yang dicari selama belasan tahun ini?
"Dia sangat cantik. Siapa namanya?"
"Namanya Catherine, tuan muda."
Sekali lagi pemuda itu mengulas senyum senang tidak sabar ingin menemui gadis yang ada di dalam foto itu.
"Catherine. Tunggu sebentar lagi, aku akan menjemputmu." ucap pemuda sambil mengecup singkat foto tersebut. "Bagaimana dengan tuan besar? Kalian masih belum bisa menghubunginya?"
"Belum. Tuan besar masih belum ingin menemui siapapun."
"Kalau begitu berikan pesan padanya. Kita telah menemukan putrinya yang hilang. Aku tidak percaya dia tidak akan keluar dari tempatnya."
"Baik."
Sang pelayan berjalan disisi tuan mudanya dengan gelisah. Tampaknya ada sebuah kabar yang harus dilaporkan namun dia takut akan temperament tuannya. Emosinya bisa saja meledak begitu dia melaporkan hal ini.
Kini mereka memasuki bangunan kubus yang sempit. Apa yang didalam sama sekali tidak seperti yang tampak di luar. Dari luar bangunan itu terlihat seperti bangunan kumuh yang tidak digunakan selama puluhan tahun. Namun didalamnya mereka dikelilingi dinding putih bersih dihiasi beberapa kamera yang bergerak menyelidik keduanya. Keduanya menunggu dengan sabar saat sebuah laser melakukan pengecekan identitas. Sebuah lampu laser merah bergerak dari atas kepala menurun hingga ujung kaki sebelum lampu bewarna hijau menyala di seluruh dinding.
Setelah pengenalan identitas selesai, lantai dibawah mereka bergerak turun ke bawah. Rupanya bangunan tersebut merupakan sebuah elevator menuju bawah tanah.
Pemuda tersebut sudah menyadari tingkah aneh dari pelayannya dan sudah tidak sabar dengan kegelisahan pria tua disebelahnya.
"Apa ada yang ingin kau katakan?" nada pada tuan mudanya terdengar seperti mengancam membuat pelayannya mengeluarkan keringat dingin.
"Sebenarnya... Mereka memasukkan zat rare memory pada nona Catherine."
Rare memory atau lebih dikenal RM adalah salah satu formula ciptaan organisasi mereka dimana bisa merangsang otak untuk membawa ingatan terdalam yang sudah lama dilupakan. Sayangnya karena zat itu mengandung bahan kimia yang sangat berbahaya, maka bisa menyebabkan koma atau kematian pada penggunanya.
"APA?! KAPAN?"
"Hari ini. Saat ini nona Catherine dalam perjalanan ke rumah sakit."
"Siapa yang menyuruh mereka memberinya RM? Jika tubuhnya tidak kuat, anak itu akan mati karena gagal jantung."
"Tuan Lest yang memberi perintah."
Pelayan tua itu tidak terlalu merasa terkejut tuan mudanya memukul dinding elevator dengan keras. Setelah melayani tuan mudanya semenjak pemuda itu masih kecil, dia sangat mengenal temperamen tuan mudanya. Mudah marah dan tidak suka bila sesuatu berjalan tidak sesuai rencananya. Hanya saja kali ini, ekspresi tuannya lebih mengerikan daripada biasanya. Dia tidak pernah melihat tuan mudanya semarah ini sebelumnya.
Pintu elevator terbuka dan mereka berjalan dimana ada belasan orang disana masing-masing mengerjakan pekerjaannya sendiri. Ada lebih dari lima puluh layar komputer yang terpasang didinding, namun hanya beberapa yang menyala.
"Hubungi Lest dan sampaikan pesanku. Jika sampai terjadi sesuatu pada adikku, aku tidak akan memaafkannya meski dia adalah pimpinan salah satu tim inti LS. Tidak.. Aku sendiri yang akan ke markas mereka dan menghancurkan tempat itu!"
"Baik."
Tuan muda tersebut kembali melirik ke arah foto yang dari tadi dipegangnya.
"Aku tidak akan membiarkan hal yang sama terjadi padamu. Papa mungkin gagal melindungi mama, tapi aku tidak akan gagal melindungimu. Karena itu... Catherine.. kumohon, bertahanlah."
Sang tuan muda mengalihkan pandangan ke puluhan layar monitor yang tidak menyala. Selama Stealth belum diaktifkan, maka layar itu tidak akan menyala. Jika layar itu tidak menyala, mereka tidak bisa bergerak dengan bebas dan membalaskan dendam pada pembunuh nona pertama Paxton. Terlebih lagi mereka tidak akan bisa merebut tahta dari Benjamin dan mengembalikan kejayaan bisnis Paxton seperti sedia kala.
Setelah hampir dua puluh tahun mereka mencari kunci untuk mengaktifkan satelit Stealth, mereka hampir menyerah. Mereka sama sekali tidak tahu dimana nona pertama menyembunyikan kunci pengaktifan. Bahkan Lest, seorang tangan kanan nona pertama juga tidak tahu dimana kunci tersebut.
Baru enam tahun lalu salah satu anggota mereka melihat wajah seseorang yang sangat mirip dengan Chloe. Mereka mengatakan bahwa nona pertama Paxton rupanya masih hidup, ada juga yang mengatakan itu adalah arwah Chloe yang mati tidak dengan tenang. Namun hanya anggota senior inti LS yang mengetahui sebuah rahasia mengenai nona pertama.
Sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, Chloeny Paxton melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan. Dirinya adalah salah satu anak kembar tersebut dan gadis di fotonya.. Catherine adalah anak kembar yang lain.
Sepasang anak kembar yang sama sekali tidak mirip tapi memiliki warna rambut yang sama langsung dipisahkan begitu mereka terlahir ke dunia ini. Bahkan ayah kandung mereka tidak mengetahui bahwa beliau juga memiliki seorang anak perempuan. Saat mengetahuinya, anak perempuannya telah menghilang dan Chloe telah tiada dengan mengenaskan. Tetua pimpinan LS merasa yakin bahwa adik kembarnya merupakan kunci utama. Chloe pasti memberikan kunci pengaktifan itu pada putrinya.
Sejak itu mereka terus mencari keberadaan adik kembarnya tanpa hasil. Selama Stealth belum aktif, mereka tidak akan bisa mengakses kamera di seluruh dunia ini. Jika seandainya ibunya, Chloe tidak mematikan Stealth, maka adiknya pasti sudah ditemukan bertahun-tahun lalu.
"Tuan muda, kami sudah menyiapkan apa yang anda minta." ucap salah seorang pelayan wanita sambil menundukkan kepalanya.
Sang tuan muda segera bergegas ke kamarnya dan mandi untuk membersihkan tubuhnya yang berkeringat akibat latihan tanding tadi.
Setelah mandi, dia mengecat rambutnya ke arah coklat gelap.. nyaris terlihat seperti hitam. Kemudian dia memakai kontak lensa bewarna hitam. Setelah selesai dia memandangi pantulannya di cermin dan merasa puas saat tidak ditemukan tanda kemiripannya dengan Chloe atau anggota Paxton lainnya.
Di waktu yang sama.. di suatu tempat yang sangat jauh dan tak terdeteksi, Tuan Besar yang tadi dibicarakan tuan muda sedang duduk di kursi diatas kapal pesiarnya dengan santai. Di usianya yang sudah lanjut, dia lebih memilih menghabiskan sisa hidupnya menyendiri daripada mengurusi bisnis keluarga. Dia sudah menyerahkan sebagian besar warisannya pada putra tunggalnya sementara adiknya yang menangani usaha di cabang lain. Baginya, sekarang adalah menikmati hidup tanpa terlibat perebutan apapun.
"Tuan besar.. ada pesan penting dari tuan muda." seorang pelayan menghampirinya.
"Pesan apapun itu tidak pernah sepenting yang ingin kudengar. Aku sudah lelah. Aku tidak ingin diganggu lagi."
Benar. Untuk apa dia keluar dari tempat ini jika di dunia ini sudah tidak ada lagi wanita yang dicintainya?
"Tuan muda berpesan.." kalimat pelayannya terhenti ketika melihat Tuan besar melambaikan tangan mengusirnya. Karena itu pelayannya tidak berani meneruskan kalimatnya dan meninggalkan tuannya menikmati harinya... tanpa memberitahu keberadaan putri bungsunya.
-
Begitu mobil ambulans yang membawa pasien tiba di rumah sakit, Catherine dibawa masuk ke ruang ICU untuk diperiksa. Setelah melakukan pemeriksaan selama beberapa menit, sang dokter masuk ke ruangannya diikuti Vincent. Vincent sama sekali tidak tenang selama perjalanan mereka ke rumah sakit. Dia bahkan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak membawa mobilnya. Kalau seandainya dia membawa mobil pribadi dia tidak perlu menunggu lama dan langsung membawanya ke rumah sakit. Tadi dia harus menunggu mobil ambulans membuatnya tidak bisa berpikir jernih dan dari tadi rasa panik yang luar biasa melandanya.
Setelah Cathy menerima perawatan dan melihat dari ekspresi dokter yang menanganinya, barulah dia bisa merasa agak tenang. Seharusnya saat ini dia menghubungi keluarga Cathy.. wali yang merawat West bersaudara. Tapi dia tidak tahu siapa keluarga yang merawat Cathy, sementara adik-adik gadis itu hanya menyebut nama paman Ben saat dia bertanya.
Dia tidak mungkin bisa mencari seseorang dengan hanya Ben saja, kan? Ada begitu banyak orang yang memiliki nama itu. Salah satunya sepupunya, Benjamin, kemudian dua anggota timnya bernama Bernard dan Benny. Yah, meski dia masih menyuruh anggotanya untuk mencari Ben West ataupun anggota keluarga lainnya yang memiliki nama keluarga West. Hasilnya nihil.
Karena itu yang mengurus administrasi dan menjadi wali dari Cathy adalah dirinya sendiri dan dia sama sekali tidak keberatan.
Setelah menanyai apa yang terjadi pada Catherine, telinganya nyaris tidak mempercayainya. Catherine mengkonsumsi obat-obatan terlarang? Dan saat ini dia sedang berhalusinasi? Apa dia sedang bermimpi? Atau jangan-jangan dirinyalah yang sedang berhalusinasi?
"Benar. Didalam darahnya terdapat sesuatu yang bisa membuatnya seperti orang yang sedang kecanduan obat. Dosisnya juga sangat besar, jika dia tidak kuat dia akan mengalami gagal jantung."
Vincent terkesiap mendengar itu dan sadar dirinya memang tidak sedang bermimpi setelah merasakan sakit pada pahanya begitu dia mencubit dirinya sendiri.
"Itu tidak mungkin. Cathy bukan orang seperti itu. Dia tidak mugkin kecanduan obat semacam ini."
"Bukan. Ini bukan obat yang bisa membuat penggunanya kecanduan. Aku tidak pernah melihat sebuah formula seperti ini. Aku juga tidak tahu. Tapi yang pasti formula ini mempengaruhi otaknya sehingga akan membuatnya berhalusinasi atau melihat sesuatu yang dikira nyata dalam bentuk mimpi."
"Apa tidak ada cara untuk mengeluarkannya?"
Sang dokter menggelengkan kepalanya dengan sedih. "Maaf, kami tidak berani mengambil tindakan lanjut sebelum mengetahui formula itu. Kami akan memantau keadaannya dan memastikan dia tidak terancam bahaya."
"Aku mengerti, aku mohon bantuannya." ucap Vincent sama sekali tidak merasa curiga pada penjelasan sang dokter.
Begitu Vincent keluar dari ruangannya, dokter tersebut mengeluarkan tangannya yang disembunyikan dalam saku jubah dokternya, dan di pergelangan tangannya terdapat tato dua singa dengan mahkota di antara kepala singa tersebut. Dokter tersebut bisa saja memberikan obat penawar atau mengeluarkan cairan berbahaya itu dari tubuh Cathy. Namun dia sengaja membiarkannya dan hanya mengawasi Cathy agar tidak mengalami gagal jantung. Dokter tersebut mendesah sambil berharap agar pasiennya bisa bertahan.
Sementara itu Vincent yang baru saja keluar dari ruangan dokter langsung berjalan ke kamar inap Cathy. Dia melihat ketiga adik gadis itu masih menangis di kedua sisi kakak mereka. Dia menghampiri mereka dan duduk di sebelah Cathy sambil mengenggam tangannya. Dia bisa melihat gadis itu mulai mengeluarkan keringat dingin dan bergumam tidak jelas.
Catherine mengalami mimpi buruk. Pikir Vincent gelisah.
"Cathy.. Cathy.." Vincent berusaha menenangkan sambil membangunkan gadis yang sedang ketakutan. Dia bahkan mulai merasakan tangan yang digenggamnya terasa dingin seperti es.
Tidak lama kemudian terdengar suara teriakan yang menyakitkan dan Cathy terbangun... dari mimpi buruknya.
Nah, sekarang sudah tahu kan apa hubungannya antara Chloe dan Cathy
Happy reading!
Jangan lupa kasih vote n review ya