webnovel

Dungeon

suara derapan langkah kaki terdengar cepat. suara serapan diikuti langkah cepat seorang pemuda. pagi itu, Ray sedang melakukan pemanasan pagi. langkah nya terhenti ketika mendengar suara seorang gadis memanggilnya. itu Lily yg sedang lari pagi. ia memang selalu melakukan itu setiap hari. mungkin karena itu ia memiliki fisik yg kuat.

" lari pagi lagi, Lily?" tanya Ray.

" ya begitulah" jawab Lily tersenyum " omong-omong, apa kau sudah mempersiapkannya?"

" tentang perjalanan kita?" tanya Ray.

" tentu saja, memangnya apa lagi?"

Ray diam sebentar dan lanjut berlari bersama Lily. pagi itu, suasana desa terasa begitu asri.

" hei...apa kau yakin soal ini?" tanya Ray lagi. Lily menoleh sejenak.

" kau masih tidak setuju?"

" aku tidak akan pernah menyetujuinya" jawab Ray " rencana ini terlalu beresiko"

" tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa kok " jawab Lily dengan senyumannya, berusaha meyakinkan Ray.

Ray hanya diam tak menjawab, dia tahu kalau Lily pasti akan berkata seperti itu. bagaimanapun juga rencana itu tidak bisa dihentikan. satu-satunya yg bisa ia lakukan hanyalah berusaha sekuat mungkin untuk melindungi diri sendiri sekaligus teman-temannya.

" oh ya Ray, kudengar kalau kemarin kau sakit " ucap Lily " apa kau baik-baik saja?"

" Monica memberitahumu ya.." ucap Ray " aku sudah baikan, setidaknya sedikit lebih baik dari yang kemarin "

" baguslah, kalau begitu aku tidak perlu mengobati mu" ucap Lily tersenyum. Ray menatap heran.

" mengobati?" tanya Ray " tunggu, jangan bilang kalau kau sudah menguasai teknik penyembuhan "

" tidak kok, aku belum menguasai sepenuhnya.." bantah Lily sambil tertawa " tapi setidaknya itu bisa membantu perjalanan kita besok "

" ya...semoga itu berguna "

mereka berdua berpisah ketika hari sudah mulai terang. Lily bilang kalau dia ingin menyiapkan sesuatu dirumah. lagi-lagi Ray tak ada kerjaan. ia tak perlu repot-repot menyiapkan bekal yg banyak, atau perlengkapan yang banyak. ia hanya perlu membeli armor yg dapat melindungi nya. kalau soal senjata, spirit rider punya jalan cara sendiri.

hari ini tepatnya setelah selesai lari pagi, Ray berencana untuk istirahat. ia tahu kalau waktu tidur mereka akan berkurang jika mereka benar-benar pergi. lagipula, Ray butuh istirahat yg banyak agar ia bisa berangkat dalam keadaan vit tanpa masalah. soal perlengkapan dan bekal, itu bisa diurus besok.

[ hari kepergian ]

pagi-pagi sekali, Ray sudah bangun bersiap untuk pergi. kemarin malam, ia sudah memberitahukan yg lain mengenai tempat rahasia yg dikatakan Lily. karena itu ia bisa pergi duluan tanpa khawatir apa mereka bisa sampai kesana atau tidak.

selagi menunggu mereka tiba, Ray melakukan latihan kecil. selama sejam penuh, Ray dan Vixy terus berlatih. ia tak punya banyak waktu sebelum mereka semua memasuki Dungeon itu. ia harus terus berlatih sampai ia benar-benar merasa bisa bertahan dan bisa melindungi mereka.

satu jam berlatih, akhirnya satu persatu dari mereka tiba. pertama tentu saja Lily, diikuti oleh Magus, Monica, dan Zayne. mereka berkumpul dan memeriksa sekali lagi barang bawaan mereka. tujuannya adalah agar tak ada kesalahan ketika mereka sudah masuk kedalamnya. setelah pertemuan singkat itu, mereka berlima berangkat.

Lima belas menit mereka berjalan, pintu Dungeon itu pun terlihat. tapi kali ini pintu itu terbuka lebar. tak heran, soalnya itu pintu Dungeon kuno. sudah pasti ada kekuatan tersembunyi didalamnya.

" sudah kubilang kan? pintu ini pasti telah terbuka " ucap Magus antusias.

" kalau begitu langsung saja, ayo masuk!" seru Lily.

" tunggu dulu..sebelum itu tolong pikirkan sekali lagi..." ucap Ray. ia menoleh ke Magus " apa kau yakin tentang ini, Magus?"

" Ray, tenang saja, semua akan baik-baik saja" ucap Magus. " aku tahu kau khawatir, tapi yakinlah kalau kita pasti bisa..."

" huh... sepertinya aku memang tak bisa menghentikan kalian..." gumam Ray " baiklah, ayo.."

" ayo masuk!!"

lima orang sahabat itu mulai memasuki pintu Dungeon yg memiliki lebar 10 meter dengan tinggi 15 kaki itu. suasana didalam Dungeon terasa begitu suram. udara lembab memenuhi tempat itu. semakin dalam cahaya matahari tak bisa merambat masuk. ruangan ini gelap gulita.

" tempat ini gelap..." Gumam Zayne.

" Monica, tolong cahayanya " pinta ray

" B-baiklah..." Jawab Monica.

Monica mulai merapal sebuah sihir. Dari tangannya, secercah bola cahaya muncul mengambang. Ruangan itu kembali terang.

" terimakasih Monica.." ucap Magus.

Ruangan yg terlihat seperti lorong gua dengan relief-relief kuno itu terlihat jelas. Lorong itu memiliki tinggi sekitar 3 meter dengan lebar 5 meter. Dindingnya dipenuhi lumut yg tumbuh liar. Dari depan, mereka melihat cahaya obor. Sepertinya ada jalan keluar disana. Jalan keluar dari lorong yg menyeramkan ini.

" Tunggu sebentar, aku akan memeriksanya." Ucap Ray.

Ray mulai mengendap kearah cahaya obor itu. Perlahan sebuah jalan keluar terlihat. Hanya saja, itu bukan jalan keluar. Itu adalah pintu masuk ke perkampungan monster. Didalamnya, Ray melihat ada puluhan rumah kotak yg terbuat dari batu. Ruangan itu sangat lebar dan luas. Tak seperti lorong yang tadi. Diatas kotak-kotak itu, ada beberapa goblin berpanah yg siap menyerang siapa saja yang mencurigakan. Tempat ini adalah perkampungan goblin. jika dilihat-lihat, sepertinya ada ratusan goblin yg menghuni perkampungan ini.

Ray menatap tak percaya. Ada ratusan goblin disana. Mereka tak mungkin memang melawan ratusan goblin itu. Magus dan yg lain ikut maju. ketika melihat kedalam lorong itu, mereka tersentak kaget, terutama Magus. sebagai seorang saint, ia tahu pasti kemampuan goblin-goblin itu.

" Ray, kau benar... tempat ini berbahaya" ucap Magus.

" lalu apa yg akan kita lakukan?" tanya Lily.

" kita ambil cara teraman.." ucap Ray " lari!"

setelah aba-aba dari Ray, mereka segera berlari meninggalkan tempat itu. tapi terlambat, goblin-goblin itu menyadari keberadaan mereka dan mulai mengejar.

mereka kembali ke pintu keluar melalui lorong-lorong gelap tadi. Ray memimpin didepan, sedangkan goblin-goblin itu terus mengejar.

" tenang saja, setelah keluar kita akan baik-baik saja!" ucap Magus menyemangati.

tapi takdir berkata lain.

mereka sampai di depan pintu masuk Dungeon. sesuatu yg mengejutkan menghentikan langkah mereka.

" apa...ini?" Zayne terperanjat.

" Ray...apa ini benar-benar pintu masuk yg tadi?" tanya Monica tak percaya.

" ya...tak salah lagi.." jawab Ray

" lalu mengapa..." Magus berkata lirih " mengapa pintunya tertutup?"

" tadi pintunya terbuka kan? lalu kenapa sekarang.."

perkataan Lily terputus setelah mendengar suara langkah kaki goblin. puluhan goblin muncul di depan mereka menutup lorong ke Perkampungan itu. mereka terkepung. tidak ada cara lain, mereka harus melakukan rencana B.

" hanya satu hal yg bisa kita lakukan sekarang " ucap ray.

" ya, kau benar Ray.." ucap Magus. " bertarung sekuat tenaga "

coment kalo ada salah ketik ya guys...

by : Kurofuku_Hotaru

Kurofuku_Hotarucreators' thoughts
下一章