Chisaki dan Kogarashi tetap terdiam dan tidak bergerak selama 15 menit, sampai akhirnya Kogarashi memutuskan untuk memulai pembicaraan diantara keduanya.
"Mi-Miyazaki-san, apa benar kau menyukaiku?"
"I-Iya," Jawab Chisaki. "A-aku sudah menyukaimu semenjak kau menolongku dari keisengan Kozuyu waktu itu."
"Se-sebenarnya aku juga memiliki perasaan yang sama kepadamu Miyazaki," Kata Kogarashi yang merasa bingung kenapa ia bisa mengungkapkan isi hatinya dengan lancar di kafe Honky Tonk, padahal kalau di sekolah atau penginapan sangat sulit baginya untuk mengucapkan rasa sukanya kepada Chisaki dengan berbagai alasan. "Tapi baik di penginapan Yuragi ataupun di sekolah entah kenapa aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku padamu."
Air mata mengalir di pipi Chisaki, ia merasa amat senang pria yang ia sukai menerima perasaannya.
Chisaki lalu berdiri dan langsung memeluk Kogarashi dengan erat, kebahagiaan yang sudah lama ia nantikan pada akhirnya bisa ia rasakan juga. Setelah itu mereka berciuman selama beberapa menit sampai akhirnya mereka berhenti lalu saling memalingkan muka karena merasa malu.
"Kalian berdua benar-benar romantis," Kata Ban. "Aku jadi iri."
Chisaki dan Kogarashi akhirnya menyadari kalau mereka berdua berciuman di tempat umum. Setelah Ban meledek keduanya.
"Ma-maaf," Kata Chisaki. "Ka-kami malah berciuman dan bermesraan tanpa menyadari keberadaan kalian."
"Tak masalah nona," Kata Maria. "Kalau kalian berdua mau melanjutkan bermesraan di kafe kami, aku sama sekali tidak merasa keberatan."
"Ti-tidak," Kata Kogarashi. "Kami kemari untuk belajar bukan untuk bermesraaan."
Satu jam selanjutnya Kogarashi dan Chisaki fokus mengerjakan PR mereka dan terkadang walaupun wajah mereka saling bertatapan, semua itu hanya terjadi selama beberapa detik. Setelah itu mereka berhenti bertatapan dengan wajah yang memerah dan kembali mengerjakan PR.
Sesudah mereka selesai mengerjakan PR dan tamu lain mulai berdatangan, Kogarashi dan Chisaki juga berniat untuk pulang. Tapi sebelum mereka berdua pulang, Ban menghentikan mereka berdua dan bertanya sesuatu pada Chisaki dan Kogarashi.
"Kalian berdua apakah sebelum kemari kalian berjalan bertiga dengan hantu yang memiliki kekuatan roh yang besar?" Tanya Ban.
Pertanyaan Ban membuat Chisaki dan Kogarashi merasa kaget, karena hampir tidak ada manusia yang bisa melihat Yuuna. Sedangkan Ban yang sama sekali belum pernah melihat Yuuna tahu-tahu mengatakan hal yang mengejutkan dan bisa tahu kalau mereka berdua berjalan bersama dengan Yuuna ke penginapan Yuragi.
"Darimana kau bisa mengetahuinya!" Jawab Kogarashi.
"Aura dari hantu itu masih menempel pada tubuh kalian berdua," Kata Ban. "Terutama di tubuhmu, kau sepertinya terbiasa berinteraksi dengan hantu itu. Aku bisa merasakannua dengan jelas."
Wajah Kogarashi dan Chisaki menjadi pucat pasi, mereka tidak mengira kalau ada orang yang bisa merasakan keberadaan Yuuna walaupun Yuuna tidak ada di dekat mereka.
"Hantu yang berada di dekatmu itu sangat berbahaya bocah, karena bisa kulihat kalau dia amat menyukaimu," Kata Maria. "Dan kalau dia tahu kalian berdua sudah berpacaran, reaksi yang akan ditunjukkan akan sangat mengerikan dan bisa-bisa dari hantu penasaran dia akan menjadi roh pendendam yang akan membunuh banyak orang."
"I-Itu tidak mungkin!" Kata Chisaki. "Yuuna-san tidak akan menjadi roh pendendam!"
"Iya benar," Kata Kogarashi. "Yuuna adalah salah satu hantu paling baik yang kukenal!"
"Kau memang memiliki kekuatan roh yang begitu besar," Kata Ban. "Tapi sepertinya pengetahuanmu soal alam roh benar-benar nol besar Yatahagane."
Ucapan Ban membuat Kogarashi terperanjat, ia tidak menyangka kalau Ban bisa mengetahui kelemahan dan identitasnya sebagai Yatahagane.
"Kalau begitu apa yang harus kami lakukan!" Kata Chisaki. "Kami tidak mungkin membiarkan Yuuna-san menjadi roh pendendam."
"Chisaki benar," Kata Kogarashi. "Yuuna adalah teman baik kami kami harus menolongnya."
"Kalau begitu buat dia melupakan hasrat yang mengikatnya di Bumi dan buat dia pergi ke alam baka," Kata Ban. "Karena kalau dia dibiarkan terus itu juga akan sangat berbahaya, karena keberadaanya mengacaukan keseimbangan."