webnovel

Kecurigaan Solution

Bulan Api Bawah (Bulan ke 9), Hari ke 3, 9:48

Sebas membuka pintu kediaman. Dia sedang kembali ke tugas biasanya untuk mengunjungi guild petualang di

pagi hari untuk membuat catatan dari permintaan-permintaan yang dipasang sebelum para petualang

menerimanya.

Dia merekam seluruh informasi dalam kertas, bahkan rumor yang beredar di sekitar kota, dan mengantarkan

semuanya ke Nazarick. Menganalisa isi ternyata sangat sulit dan diserahkan ke para sage di Nazarick.

Dia melewati pintu dan melangkah ke dalam kediaman. Jika ini adalah beberapa hari yang lalu, Solution akan

ada di sana menyapanya. Namun-

"Se..lamat... datang...Seba...-sama."

Saat ini, tugas itu diberikan kepada gadis yang bergumam dengan mengenakan seragam maid yang memanjang

hingga ke bawah kakinya.

Hari setelah membawa Tsuare masuk, mereka melakukan diskusi dan memutuskan untuk membuat gadis itu

bekerja disana.

Meskipun mereka bisa membuatnya tetap tinggal sebagai tamu, Tsuare menolaknya. Dia tidak ingin

diperlakukan sebagai tamu setelah ditolong. Meskipun itu tidak cukup untuk membalasnya, setidaknya, dia

ingin bekerja.

Sebas melihat bahwa motif dari pihak lagi berada pada kegelisahannya.

Dengan kata lain, dia sangat tahu betul bahwa keadaannya yang berbahaya akan segera membawa insiden

merepotkan ke rumah ini. Dia mencoba sebaik mungkin untuk berkontribusi agar dia tidak dilempar.

Tak usah dikatakan, Sebas memastikan Tsuare bahwa dia tidak akan pernah membuangnya. Jika dia akan

melempar seseorang yang tak punya lagi tempat lain, dia takkan pernah membawanya dari awal. Namun,

memang benar juga bahwa dia tidak cukup meyakinkan untuk menyembuhkan luka di hatinya.

"Aku kembali, Tsuare. Apakah ada masalah ?"

Tsuare menggelengkan kepalanya.

Berbeda dari saat mereka pertama kali bertemu, pinggiran topi berwarna putih yang ada di atas kepalanya

membelah rambutnya yang terhuyung-huyung dengan rapi.

"Tidak... ada... masalah."

"Ternyata begitu, bagus sekali."

Suasana di sekelilingnya masih gelap dan ekspresinya yang rumit tetap tidak berubah.

Namun, suaranya terdengar seakan semakin keras, seakan sesuatu yang sedang memakan tubuhnya semakin

terlepas, sedikit demi sedikit.

Lalu satu-satunya masalah yang tersisa...

Saat Sebas berjalan maju, Tsuare mengikuti di sampingnya.

Untuk berjalan di samping kepala pelayan, Sebas -atasan langsung, itu adalah sikap maid yang tidak bisa

diterima. Tapi Tsuare adalah orang yang tidak mengerti etiket seorang maid, karena tak pernah dididik menjadi

sebagai maid. Sebas juga, tidak ada niat untuk mengajarinya gaya hidup seperti itu.

"Apa menu hari ini ?"

"ya. Itu adalah... stew...kentang."

"Ternyata begitu. Aku sangat menantikannya. Lagipula, Masakan Tsuare sangat enak."

Pada ucapan yang dikeluarkan oleh Sebas dengan senyuman, Tsuare semakin merah dan menundukkan

wajahnya sambil menggenggam celemek maidnya dengan kedua tangan.

"I..Itu..tidak...benar."

"Tidak, tidak, tentu saja itu benar. Itu sangat menguntungkan karena aku tidak bisa memasak. Tapi apakah

kamu baik-baik saja dengan bahan-bahannya ? Silahkan kepadaku jika kamu kekurangan sesuatu atau ada

sesuatu yang ingin kamu beli."

"Ya. Saya akan... memeriksanya... nanti... dan bilang... kepada anda."

Meskipun Tsuare bisa bersikap normal di dalam rumah dan dengan Sebas, dia masih menunjukkan reaksi yang

berlawanan di dunia luar. Dia tidak bisa menangani tugas apapun yang membutuhkannya untuk meninggalkan

kediaman itu atau semacamnya, pekerjaan seperti menyediakan bahan-bahan jatuh kepada Sebas.

Tidak ada yang mewah dengan masakan Tsuare. Mereka hanyalah masakah rumahan yang sederhana.

Untuk alasan ini, mereka tidak membutuhkan bahan masakan yang mahal dan berbelanja bisa ditangani dengan

cepat. Begitu juga dengan Sebas, dia bisa mempelajari banyak bahan-bahan berbeda dan berhasil memperoleh

informasi tentang makanan di dunia ini. Dia menganggapnya membunuh dua burung dengan satu batu.

Tiba-tiba, Sebas menawarkan sebuah ide.

"...Apakah kita pergi membelinya sama-sama ?"

Wajah Tsuare tiba-tiba terkejut. Lalu, menjadi ketakutan, dia menggelengkan kepalanya. Air mukanya menjadi

sangat buruk dan dia mulai berkeringat deras.

"Tidak, saya.. baik-baik saja."

Sebas mengira itu adalah hal yang bisa diduga dan tidak membiarkannya terlihat di wajahnya.

Sejak pertama kali dia bekerja, Tsuare tak pernah mencoba melakukan tugas yang membutuhkan dia untuk

pergi ke luar. Dia mengunci terrornya dengan menganggap kediaman ini sebagai dinding kastil yang absolut

yang melindunginya. Dengan kata lain, dia hanya mampu bergerak setelah membuat sebuah garis yang

memisahkannya dan dunia luar - dunia yang menyakitinya.

Namun, jika begini Tsuare takkan pernah berani melangkahkan kakinya ke luar. Dan mereka tidak bisa

menyembunyikannya selamanya.

Mempertimbangkan kondisi mental Tsuare, Sebas tahu bahwa sangat kejam untuk mengatakan kepadanya pergi

keluar hanya setelah beberapa hari. Pilihan yang lebih aman adalah memberinya lebih banyak waktu agar dia

bisa pelan-pelan beradaptasi.

Namun, itu adalah karena ketika mereka mempunyai waktu yang longgar.

Sebas tidak berniat untuk menetap dan menghabiskan sisa hidupnya di ibukota. Dia akan selalu menjadi orang

asing di tanah ini, yang hanya disini untuk mengumpulkan informasi. Jika tuannya memerintahkan untuk

mundur...

Untuk mempersiapkan hari itu, dia harus berpisah dengannya dengan berbagai macam kemungkinan saat dia

masih bisa.

Sebas berhenti dan menatap langsung ke arah Tsuare. Dia tersipu dan mencoba untuk menurunkan tatapannya

tapi dia menutup pipinya dengan tangan dan mengangkat wajahnya.

"Tsuare, aku tahu betul bahwa kamu memang ketakutan. Tapi tenanglah karena aku, Sebas, akan

melindungimu. Aku akan menghancurkan bahaya apapun yang mungkin datang kepadamu."

"...."

"Tsuare, gerakkan kakimu ke depan, jika kamu ketakutan maka aku tidak keberatan meskipun kamu harus

menutup mata."

"...."

Dia menggenggam tangan Tsuare sementara dia masih ragu-ragu dan mengucapkan kalimat yang dia tahu jahat

bagi Tsuare.

"Apakah kamu tidak mempercayaiku, Tsuare ?"

Saat waktu semakin terseret, sebuah kelambu keheningan menggantung dengan berat di lorong. Mata Tsuare

menjadi sedikit basah saat dia bibirnya terpisah, mengeluarkan gigi depannya yang seperti mutiara.

"...Sebas-sama tidak a..dil. Saya tidak bisa menolak jika anda berkata... seperti itu."

"Tolong tenanglah. Meskipun aku tidak kelihatan seperti itu, aku sangat kuat. Hanya ada sedikit dari 41 yang

lebih kuat dariku."

"Bukankah... itu...sangat banyak ?"

Tsuare tertawa kecil dengan angka yang ambigu tersebut, percaya bahwa itu adalah gurauan untuk

menenangkannya. Sebas hanya tertawa kecil dan tidak menjawab.

Sebas melanjutkan langkahnya. Meskipun dia tahu bahwa Tsuare mencuri pandang ke arahnya, dia tidak

mengatakannya.

Dia tahu bahwa Tsuare memiliki perasaan lembut kepadanya, sesuatu yang tidak bisa disebut cinta.

Namun, Sebas merasa bahwa perasaan itu adalah sesuatu yang menancap ke dalam pikirannya, seperti sebuah

perasaan percaya kepada penyelamatnya yang telah menyelamatkan dari neraka.

Sebas juga adalah orang tua dan sangat mungkin jika Tsuare salah sangka dengan cinta keluarga dengan cinta

antara pria dan wanita.

Dan meskipun jika Tsuare benar-benar mencintai Sebas, dia tidak memiliki niat untuk menerima perasaannya.

Tidak ketika dia sedang bersembunyi, tidak ketika keadaan mereka sangat berbeda.

"Kalau begitu aku akan menemuimu setelah mengatakan sesuatu kepada nona."

"Nona..Solu..."

Ekspresi Tsuare sedikit menjadi gelap. Meskipun Sebas tahu kenapa, dia tidak mengatakannya.

Solution tidak mencoba untuk melakukan kontak dengan Tsuare dan ketika dia melakukannya, hanya

memberinya pandangan sekilas sebelum pergi tanpa berkata apapun. Memang bisa dikira jika diabaikan hingga

seperti itu akan membuat sebuah perasaan cemas dan dalam kasus Tsuare, ketakutan yang besar.

"Tidak apa. Nona memang selalu seperti itu kepada setiap orang. Dia tidak secara khusus melakukannya hanya

kepadamu...Dan aku akan mengatakannya disini, lagipula nona memang memiliki kepribadian yang sangat

sulit"

Saat Sebas menjadi lebih suka bicara, ekspresi di wajah Tsuare menjadi sedikit melunak.

"Dia menjadi murung jika dia melihat anak-anak yang manis."

"...saya...tidak...bisa dibandingkan dengan... beliau."

Tsuare cepat-cepat mengibas-ngibaskan dua tangannya.

Meskipun memang benar bahwa Tsuare memang cantik, dia masih tidak sebanding dengan Solution. Namun,

apa yang cantik dan apa yang tidak adalah berbeda bagi setiap orang.

"Jika aku menilai dari penampilan, maka Tsuare lebih merupakan tipeku daripada nona."

"I-Itu...!"

Saat dia dengan lembut melihat ke arah wajah Tsuare yang semakin cerah yang mengarah ke kakinya, alisnya

mengerut dengan perubahan ekspresinya yang tiba-tiba.

"Dan...tubuh saya... kotor..."

Sebas menghirup nafas melihat wajah Tsuare yang benar-benar berubah dari sebelumnya. Dia lalu bicara sambil

menatapnya.

"Permata memang seperti itu. Mereka yang tidak memiliki cacat memang dianggap indah dan bernilai."

Mendengar ucapannya, ekspresi Tsuare semakin gelap dalam sekejap.

"Namun - manusia bukanlah permata."

Kelihatannya Tsuare seakan sedikit mengangkat wajahnya.

"Rasanya Tsuare ingin sekali terus-terusan mengatakan dirinya kotor. Tapi dimana sebenarnya kecantikan

manusia ? bagi sebuah permata, memang bisa diamati dengan tertentu. Tapi keindahan seorang manusia - apa

standarnya ? Apakah rata-rata ? atau kesepakatan umum ? Jika begitu, bukankah opini yang minoritas akan

dianggap tidak berguna ?"

Setelah berhenti sejenak, Sebas melanjutkan.

"Seperti bagaimana orang-orang memiliki definisi tersendiri atas apa yang mereka anggap indah, Aku yakin

bahwa jika keindahan seseorang terpisah dari penampilan mereka, bukan dari masa lalu mereka, tapi hati

mereka. Meskipun aku tidak tahu seluruh masa lalumu, dari yang aku rasakan dari batinmu selama beberapa

hari ini, aku tidak menganggapmu kotor sedikitpun."

Sebas menutup mulutnya dan dunia berubah dimana hanya ada suara langkah kaki mereka. Di tengah itu,

Tsuare berkata dengan sebuah keteguhan.

"..Jika anda bilang saya... indah... tolong peluk.."

Sebas tidak membiarkannya menyelesaikan kalimatnya dan memeluknya.

"kamu memang indah."

Saat dia berkata dengan lembut, air mata yang lirih mengalir keluar dari mata Tsuare. Sebas dengan lembut menepuk punggungnya seakan menenangkannya dan pelan-pelan terpisah.

"Tsuare, maafkan aku. Nona sudah memanggil."

"O..Okay..."

Dengan perpisahan yang sedih dari Tsuare dan mata merahnya, Sebas mengetuk pintu dan membukanya bahkan

tanpa menunggu respon. Saat dia menutup pintu di belakangnya, dia memberikan senyum kepada Tsuare yang

masih menatapnya.

Karena rumah ini disewa, meskipun memiliki banyak kamar, hanya ada beberapa perabotan.

Namun, kamar ini cukup didekorasi untuk tidak membuat malu ketika menerima tamu. Tapi orang dengan mata

yang tajam akan bisa mengetahui kurangnya sejarah dan kedangkalan dari ruangan ini.

"Milady, Saya telah kembali."

"...Kerja yang bagus, Sebas."

Tuan palsu dari kediaman ini berdiri di sofa yang panjang dengan mengeluarkan ekspresi bosan. Pada

kenyataannya itu adalah suatu akting. Karena kehadiran dari orang luar yang bernama Tsuare, dia memasang

topeng bodoh sebagai nona yang memiliki harga diri.

Solution menggerakkan tatapannya dari Sebas ke pintu.

"...Dia pergi."

"keilhatannya begitu."

Sambil memeriksa wajah masing-masing, seperti biasa, Solution adalah yang pertama membuka mulutnya.

"Kapan anda akan mengusirnya ?"

Ini adalah apa yang Solution tanya setiap hari mereka bertemu. Dan seperti setiap kalinya, Sebas memberikan

jawaban yang sama.

"Ketika waktunya sudah tiba."

Jika memang seperti biasa, percakapannya akan selesai. Solution akan menghela nafas dan begitu saja. Namun,

hari ini, Solution kelihatannya tidak ingin pergi dan melanjutkan.

"...Bisakah anda menjelaskan dengan rinci kapan waktu yang anda maksudkan ? Tidak ada jaminan jika

menyembunyikan manusia itu tidak akan membuat insiden yang merepotkan. Apakah itu tidak akan

menghalangi keinginan Ainz-sama ?"

"Masih tidak ada insiden sejauh ini... Tidak kukira kamu akan panik karena ketakutan dengan apa yang

mungkin bisa dilakukan oleh seorang manusia, itu bukan sikap yang tepat untuk orang yang melayani Ainzsama."

Sebuah keheningan meresap di antara mereka dan Sebas menghirup sedikit nafas.

Ini adalah situasi yang berbahaya.

Meskipun tidak ada emosi di wajah Solution, Sebas bisa merasakan bahwa dia marah kepadanya. Meskipun jika

kediaman ini hanyala markas operasi, Solution masih menganggapnya sebagai cabang dari Great Tomb of

Nazarick. Dia tidak bisa membiarkan kehadiran seorang manusia yang tidak memiliki izin dari tuannya.

Solution tidak mencoba untuk menyerang Tsuare sejauh ini karena Sebas dengan tegas menjaganya. Namun,

jika ini berlanjut, itu akan menjadi tidak mungkin baginya untuk mengendalikan Solution di kemudian hari.

Sebas merenungkan kenyataan bahwa dia sudah kehabisan waktu.

"..Sebas-sama. Jika manusia itu menjadi rintangan bagi perintah Ainz-sama maka-"

"Dia akan disingkirkan."

Sebas memastikan kepadanya seakan tidak membiarkannya menyelesaikan sisa kalimatnya. Solution menutup

mulutnya dan menatap Sebas dengan mata yang tak bisa dibaca, lalu membungkukkan kepala.

"Kalau begitu aku tidak ada lagi yang perlu dikatakan. Sebas-sama, tolong jangan lupakan perkataan anda tadi."

"Tentu saja, Solution."

"...Namun."

Emosi dalam gumaman Solution cukup kuat sehingga menghentikan langkah Sebas.

"...Namun, Sebas-sama. Apakah tidak apa tidak melaporkannya kepada Ainz-sama ? Tentang makhluk itu."

Sebas terdiam untuk beberapa saat, lalu menjawab.

"Tidak akan ada masalah. Akan sangat tidak sopan merampas waktu Ainz-sama hanya untuk satu orang

manusia."

"...Entoma dan yang lainnya seharusnya berkomunikasi dengan anda melalui [Message] setiap hari di waktu

tertentu. Tidak bisakah anda mengatakan sesuatu untuk masalah itu?... Aakah anda memang berniat untuk

menyembunyikannya ?".

"Tentu saja tidak. Aku tidak akan melakukan hal semacam itu kepada Ainz-sa-"

"Kalau begitu... anda bertindak berdasarkan kepentingan sendiri ?".

Suasana menjadi tegang.

Sebas menyadari bahwa Solution sedikit mempersiapkan diri dengan sebuah sikap. Dia mengerti seberapa

bahayanya posisi dia berada.

Setiap anggota Nazarick bersumpah setia kepada 'Ainz Ooal Gown' - dan secara umum, Supreme Being.

Dengan Guardian sebagai kemudinya, tidak berlebihan berkata bahwa setiap anggota setuju dengan sumpah itu.

Meskipun asisten kepala pelayan, Eclair, yang ingin menguasai Nazarick sendiri, setia kepada 41 Supreme

Being dan menganggap mereka dengan hormat.

Tak usah dikatakan, Sebas memang salah satu dari mereka.

Namun, dia masih percaya bahwa salah menyingkirkan kehadiran yang perlu dikasihani hanya karena

kemungkinan belaka. Meskipun berkata demikian, dia juga sangat tahu betul bahwa mayoritas dari Nazarick

tidak setuju dengannya.

Tidak, dia mengira dia tahu. Reaksi Solution tadi menunjukkan seberapa dangkalnya pengertiannya terhadap

mereka.

Solution serius. Dia siap bertemu dengan Sebas si kepala pelayan - dengan kata lain, atasannya dalam hal

pekerjaan sehari-hari di Nazarick dan salah satu dari yang terkuat dalam pertempuran jarak dekat, dengan

kekuatan yang tergantung jawabannya. Dia tidak tahu bahwa Solution sudah mempersiapkan sejauh itu untuk

menghapus masalahnya.

-Sebas menunjukkan sebuah senyuman.

Dari senyumannya, mata Solution melihatnya dengan aneh.

"..Tentu saja tidak. Alasan aku tidak melaporkan ini kepada Ainz-sama adalah bukan karena itu adalah

keegoisanku."

"Lalu bisakah anda tunjukkan dasar tindakan anda ?"

"Aku mempertimbangkan kemampuan memasaknya nilai yang tinggi."

"Memasak.. kata anda ?"

Kelihatannya seperti ada tanda tanya yang muncul di atas kepala Solution.

"Memang benar. Dan bukankah akan terlihat aneh kepada orang lain jika hanya ada dua orang yang hidup di

rumah sebesar ini ?"

"...Itu memang memungkinkan."

Solution tidak ada pilihan selain mengakui hal itu. Tidak memiliki pelayan sementara hidup di dalam

kemewahan di rumah yang besar pasti akan terlihat sangat aneh.

"Aku merasa setidaknya, kita harus memiliki satu setidaknya satu pelayan dengan kita. Jika kita mengundang

tamu ke rumah ini, bukankah akan mencurigakan jika kita bahkan tidak bisa menghidangkan makanan kepada

mereka ?"

"...Dengan kata lain, anda menggunakan manusia itu sebagai bagian dari samaran kita ?"

"Benar sekali."

"Tapi tidak perlu secara khusus manusia."

"Tsuare merasa berhutang kepadaku. Itu artinya dia tidak akan pernah membocorkan informasi meskipun dia

berada dalam bahaya. Apakah aku salah ?"

Sangat singkat, Solution memikirkannya lagi, lalu mengangguk sesudahnya.

"Anda benar."

"Begitulah. Seharusnya tidak perlu meminta izin dari Ainz-sama jika masalah ini hanya mengenai samaran kita.

Bukan hanya itu, dia mungkin akan marah dan bilang kepada kita untuk mengurusi masalah itu sendiri."

Sebas bertanya kepada Solution dengan lirih, yang tetap diam.

"Apakah kamu mengerti sekarang ?"

"...Ya."

"Maka ini seharusnya cukup untuk -"

Sebas memotong ucapannya. Dia telah mendengar sebuah suara, seperti dua objek keras yang berbenturan satu

sama lain.

Itu sangat halus sehingga siapapun selain Sebas mungkin akan terlewatkan.

Suara bising yang berulang kali berubah-ubah memastikan bahwa seseorang melakukannya dengan sengaja.

Sebas membuka pintu kamar dan memfokuskan inderanya kepada arah lorong.

Mereka berdua membeku, menyadari bawah suara itu datangnya dari orang yang mengetuk pintu depan.

Karena

sejak mereka tiba di Kingdom, tak ada satupun yang pernah mengetuk pintu itu. Setiap transaksi yang mereka

lakukan selalu diselesaikan di luar dan tak pernah mengundang siapapun ke rumah mereka. Itu adalah tindakan

pencegahan yang nekat untuk mencegah orang lain mengetahui bahwa hanya ada dua orang yang tinggal di

rumah ini.

Tapi hari ini, mereka memiliki tamu. Itu sudah lebih dari cukup untuk menyebabkan insidenyang merepotkan.Sebas meninggalkan Solution di dalam ruangan dan berjalan ke depan. Dia membuka penopang jendela yang

menempel di pintu depan.

Apa yang dia lihat melalui lubang adalah seorang pria dengan bahu yang lebar dikelilingi di kedua sisi oleh

prajurit Kingdom.

Pria dengan bahu yang lebar itu berpakaian sangat baik. Di dadanya, dia memakai lambang berat yang bersinar

dengan kemilau dari logam tembaga. Kulit wajahnya yang sehat dan padat dengan lemak dan dia sangat gemuk,

mungkin karena kebiasaan makanannya.

Dan terakhir - ada seorang pria yang kelihatannya berbeda dari yang lainnya.

Kulitnya pucat, seperti tak pernah terkena paparan sinar matahari langsung. Dengan mata yang tajam dan pipi

yang kurus, dia terlihat seperti burung pemangsa - seperti burung pemakan bangkai yang mencari bangkai yang

sudah busuk. Pakaian hitamnya menggantung longgar di tubuhnya, membuatnya terlihat jelas bahwa dia sedang

menyembunyikan senjata.

Apa yang membuat jengkel indera keenam Sebas adalah aura darah dan dendam yang menggantung di

sekitarnya.

Mereka benar-benar kelompok yang kurang terpadu dan tidak cocok. Sebas tidak bisa menentukan identitas dan

tujuan mereka.

"..Siapa itu ?"

"Saya adalah petugas patroli Stafan Hevish."

Pria gemuk yang ada di depan berbicara dengan suara bernada tinggi dan menunjukkan namanya.

Dia adalah petugas patroli, pelayan publik yang ditugaskan untuk menjaga ketertiban umum. Sebuah posisi

yang mirip dengan bos dari patroli biasa yang sering berkeliling di kota, tugas mereka termasuk cakupan

kategori yang luas. Karena ini, Sebas tidak bisa memprediksi mengapa orang yang bernama Stafan ini

memutuskan untuk mengunjungi dia dan menjadi bingung.

Mengabaikan Sebas, Stafan melanjutkan bicaranya.

"Kingdom memiliki hukum yang melarang membeli dan menjual budak. Itu adalah permulaah dari Putri Renner

yang menggambar rencana agar bisa lolos. Kami menerima laporan bahwa orang-orang di kediaman ini

mungkin saja sedang melanggar hukum ini dan kemari untuk menyelidiki."

Dia lalu menyelesaikan dengan meminta apakah dia bisa masuk ke dalam.

Meskipun Sebas telah memikirkan berbagai macam penolakan, menolak mereka masuk bisa meningkat menjadi masalah yang lebih besar. Juga tidak ada jaminan bahwa Stafan adalah petugas publik. meskipun kenyataannya

bahwa petugas publik Kingdom memang memakai lambang yang sama dengan yang ada di dada Stafan.

Namun, itu masih bukan jaminan yang absolut. Masih ada sebuah peluang - meskipun itu adalah kriminalitas

besar - kejahatan memalsukan.

Dengan berkata seperti itu, memperbolehkan beberapa manusia masuk ke dalam kediaman tidak akan membuat

masalah yang terlalu besar. Jika nantinya Sebas bisa dengan mudah menangani mereka. Kenyataannya, akan

lebih baik jika mereka memang palsu.

Mengumpulkan sedikit demi sedikit data dari keheningan yang terbentuk ketika Sebas berpikir, Stafan

membuka mulutnya untuk yang kedua kali.

"Bolehkan saya berbicara dengan tuan dari kediaman ini ? Tentu saja, jika tuannya tidak hadir mau bagaimana

lagi. Tapi aku tidak mengira petugas penyidik yang kembali dengan tangan kosong adalah hasil yang baik."

Stafan tersenyum dengan wajah yang bahkan tidak membawa sedikitpun permintaan maaf. Dibalik ekspresi itu

ada sebuah ancaman yang didukung oleh kekuatan hukum.

"Sebelum itu, aku punya pertanyaan untukmu. Siapa orang yang berdiri di belakangmu ?"

"Hmm ? Namanya adalah Succulent. Dia adalah wakil dari toko yang sedang melaporkan."

"Namaku adalah Succulent. Senang bertemu denganmu."

Melihat senyum samar di wajah Succulent, Sebas mengerti bahwa dia sudah kalah.

Senyumnya adalah pemburu keji yang mengejek mangsanya karena sudah terjatuh ke dalam perangkap. Bisa

diasumsikan dengan aman bahwa dia kemari setelah melakukan persiapan yang sempurna. Dengan seperti itu,

ada peluang yang bagus bahwa Stafan memang benar petugas publik. Dia kelihatannya juga sudah

mempersiapkan sebuah rencana jika Sebas menolak mereka. Maka setidaknya, Sebas harus mencoba dan

mengetahui niat dari lawan.

"Saya mengerti, saya akan mengirimkan berita ini untuk nona. Tolong tunggu sebentar."

"Tentu saja, kami akan menunggu."

"Tapi tolong dipercepat. Kami tidak punya waktu yang luang."

Succulent tersenyum dan Stafan mengangkat bahunya..

"Mengerti. Maaf permisi."

Sebas menutup pelindungnya dan berputar ke arah ruangan Solution. Tapi sebelum itu, dia harus bilang kepada

Tsuare untuk pergi jauh lebih dalam-.

Dengan pasukan yang tertinggal di pintu, dua orang itu dipersilahkan masuk - Stafan dan Succulent masingmasing melihat dengan wajah takjub setelah melihat Solution.

Mereka tidak menduga bertemu dengan wanita yang cantik. Ekspresi Stafan pelan-pelan melonggar dan

matanya maju mundur antara wajah dan dada Solution. Dia menelan ludahnya, matanya dipenuhi dengan nafsu.

Di lain pihak, wajah Succulent pelan-pelan semakin keras.

Bagi Sebas, sangat jelas siapa yang harus mejadi waspada. Dia menawarkan kedua orang itu sofa di depan

Solution.

Solution yang sudah duduk dan Stafan, yang baru saja duduk, Succulent memperkenalkan mereka.

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?"

Pada pertanyaan Solution, Stafan memalsukan batuk-batuk saat dia berbicara.

"Menurut laporan dari toko tertentu, kelihatannya, seorang individu tertentu menyeret pegawai mereka. Saat dia

melakukannya, individu itu secara mengejutkan menyerahkan uang ke pegawai yang berbeda. Membeli budak

adalah melanggar hukum di negara kami... bukankah apa yang dilakukan orang ini adalah ilegal ?"

Bahu Stafan mejadi semakin tertekan, saat dia pelan-pelan menjadi marah. Solution menjawab dengan suara

bosan.

"Begitukah ?"

Sikap dibalik balasan Solution membuat dua orang itu berkedip. Meskipun mereka menambahkan tekanan,

sikap Solution sama sekali tidak diduga.

"Aku menyerahkan semua hal yang rumit kepada Sebas. Sebas, urusi sisanya."

"A..Apakah anda tidak apa dengan itu ? Tergantung situasinya nanti anda bisa saja akan dicap sebagai

kriminal."

"Wah, menakutkan sekali. Sebas, jika kelihatannya aku akan menjadi seorang kriminal maka bilang padaku. Kalau begitu semuanya, selamat tinggal."

Solution mengucapkan perpisahannya dan meninggalkan mereka dengan senyum yang cerah. Tak ada yang bisa

berkata apapun kepadanya saat dia meninggalkan ruangan itu. Kekuatan dari senyum wanita cantik terbukti saat

itu.

Sebelum suara pintu yang sedang ditutup terdengar, mereka mendengar suara keheranan dari para prajurit

setelah melihat Solution.

"-kalau begitu akan akan mendengarkan apa yang akan kamu katakan sebagai wakilnya."

Sebas tersenyum dan mengambil tempat duduk di depan dua orang itu. Sikap Stafan sangat canggung, masih

terpesona oleh senyum Solution. Namun, seakan melindunginya, Succulent memecah suasana.

"Baiklah, kalau begitu biarkan saya bertanya kepada anda beberapa pertanyaan ? Seperti yang tadi anda dengar

dari Hevish-sama di pintu masuk, kami..., pegawai kami telah hilang, anda tahu. Saya telah menginterogasi

orang tertentu dan dia bilang dia menyerahkannya setelah menerima uang. Meskipun saya tidak ingin

membayangkan bahwa salah satu pegawai kami melakukan hal semacam itu, saya tidak punya pilihan selain

memanggil pihak berwajib."

"Benar sekali. kejahatan kotor seperti perdagangan budak tidak akan ditoleransi!"

Dia memukul meja itu dengan keras.

"Itulah kenapa Succulent-kun disini melaporkannya tanpa takut reputasi buruk tokonya tersebut adalah

penduduk yang patut di contoh!"

"Terima kasih, Hevsih-sama."

Succulent merendahkan kepalanya kepada Stafan, yang sedang berbicara dengan entusias seperti itu hingga

muncrat dari mulutnya.

Teatrikal macam apa ini ?

Berpikir seperti itu di kepalanya, Sebas mulai bertanya-tanya. Dua orang di depannya pasti telah bekerja sama.

Kalau begitu tidak diragukan lagi, mereka telah membuat persiapan sebelum melakukan serangan. Dengan

begitu, kekalahan Sebas sudah dipastikan. Bagaimana caranya meminimalisir kerugian dirinya.

Dan di sisi sebeliknya, apa kondisi Sebas agar bisa muncul sebagai pemenang dalam situasi ini ?

Kondisi kemenangan bagi kepala pelayan Nazarick, Sebas, adalah untuk menyelesaikan masalah ini tanpa harus

menarik perhatian yang lebih jauh. Itu bukan untuk melindungi Tsuare.

Namun-

"Saya curiga bahwa pria yang mengklaim menerima uang bisa saja berbohong. Dimana dia sekarang ?"

"Dia telah ditahan karena telah melakukan jual beli budak dan saat ini sedang dikunci di dalam sel. Dan hasil

dari testimoni miliknya dan penyelidikan kami yang sangat hati-hati adalah-"

"-yang membeli dari kami adalah anda, Sebas-san."

Itu artinya pria tersebut sudah tertangkap dan mengaku atas segalanya. Ada peluang bagus bahwa dia sudah

ditekan dan merubah testimoninya sehingga membuat mereka untung.

Sebas dikoyak antara apakah dia harus pura-pura, berbohong, atau menolaknya seketika.

Bagaimana jika dia bilang saja dia sedang tidak berada di kediaman ? Bagaimana jika dia telah berkata bahwa

dia telah membunuhnya ?

Berbagai macam ide yang mengalir di otaknya tapi kemungkinan dari semuanya yang berhasil sangat rendah.

Mereka tidak akan mundur dengan mudah. Meskipun sebelum itu, dia harus mengetahui satu hal.

"Tapi bagaimana anda bisa memiliki kesimpulan bahwa itu adalah aku ? Dimana bukti anda ?"

Itu adalah bagian dari yang tidak diketahui oleh Sebas. Selama dia tidak meninggalkan apapun yang

menunjukkan nama atau identitasnya, seharusnya tidak ada bukti apapun. Lalu bagaimana mereka mengetahui

lokasi ini ? Dia selalu berhati-hati jika memang diikuti ketika sedang ada di luar. Dia selalu khawatir bahwa ada

seseorang yang bisa mengikutinya kemari tanpa diketahui ada di kota ini.

"Gulungan."

Sebuah kilatan mengalir di otak Sebas.

-Gulungan yang dia beli dari guild Magician.

Gulungan itu memang berbeda dari yang lainnya dengan hasil kerajinan yang menakjubkan.

Seseorang yang

tahu bagaimana bentuknya akan mengenali bahwa gulungan itu dibeli dari guild Magician. Lalu mereka bisa

melacak jejaknya dan mendapatkan sesuatu dari itu. Seseorang yang berpakaian seperti kepala pelayan sambil

membawa gulungan akan sangat mencolok.

Tapi meskipun begitu, itu masih belum merupakan bukti yang cukup untuk meletakkan Tsuare di kediamannya.

Dia bisa memperdebatkan bahwa itu adalah orang yang mirip. Masalahnya adalah keadaan akan semakin rumit

jika mereka memeriksa rumah ini. Benar sekali. Mereka akan dipaksa mengakui bahwa termasuk Tsuare, hanya

tiga orang yang tinggal di rumah besar ini.

Sebas memundurkan badannya.

"..Memang benar aku membawa gadis kemari denganku. Namun, waktu itu gadis itu terluka berat dan hampir

berada di jurang kematian. Aku tidak ada pilihan selain membawanya."

"Dengan kata lain kamu mengakui bahwa kamu menggunakan uang untuk menukarnya dengan si gadis ?"

"Sebelum itu, bolehkan saya bicara dengan orang yang anda tahan ?"

"Sayang sekali itu tidak mungkin. Kami tidak bisa membiarkan kalian berdua mencocokkan cerita kalian."

"Kalau begitu-"

-Aku tidak keberatan jika anda mendengarkan percakapan kami.

Saat dia akan berkata demikian, Sebas menutup mulutnya.

Pada akhirnya, ini adalah balapan yang telah direncanakan sebelumnya. Ada kemungkinan kecil bahwa situasi

ini akan meningkat meskipun jika dia harus pergi ke tempat dimana pria itu berada. Melakukan penyerangan di

dalam sudut pandang ini hanya akan menghabiskan waktu.

"...Kalau begitu anda mengakui kenyataan bahwa gadis itu memang korban dari luka-luka mengerikan itu ?

Dari sudut pandang pemerintah, aku rasa ini akan dinilai lebih buruk-"

"Pekerjaan di toko kami sangat sulit. Mau bagaimana lagi jika dia mendapatkan luka-luka. Anda sering

melihatnya di pertambangan dan semacamnya, sayang sekali."

"...Aku kira itu luka yang anda bicarakan dan luka pada dirinya adalah sama."

"Hahaha, itu adalah usaha hiburan dan kami mendapatkan banyak pelanggan berbeda. Kami mencoba untuk

sangat hati-hati. Yah. aku mengerti poin dari Sebas-san. Kami akan sedikit - ya, sedikit lebih hati-hati."

"..sedikit ?"

"ya, Lagi dan itu membutuhkan uang lebih banyak, untuk disini dan disana."

Terhadap pertanyaan Sebas, Succulent memasang senyum mengejek, semacam senyum dimana sudut bibirnya

melengkung ke atas.

Sebas juga, merespon dengan senyuman.

"-Cukup."

Stafan menghela nafas dalam-dalam, seperti orang yang menghadapi seorang idiot.

"Tugasku untuk memeriksa apa memang ada atau tidak transaksi yang melibatkan budak. Memeriksa

bagaimana pekerja diperlakukan adalah orang lain. Kelihatannya insiden ini tersambung dengan perbudakan."

"..Kalau begitu bisakah anda mengatakan kepadaku nama dari petugas publik yang bertanggung jawab terhadap

kondisi pekerja ?"

"...Hmm, aku ingin memberitahumu tapi itu rumit. Sayangnya, seseorang yang menghalangi pekerjaan orang

lain sangat tidak populer."

"...Kalau begitu silahkan tunggu hingga saat itu."

Stafan menyeringai, seakan dia sedang menunggu kalimat itu.

"...Aku berharap aku bisa melakukan itu, aku benar-benar mengharapkannya. Tapi karena laporan sudah dibuat,

Aku harus menangkap kalian dan menyelidikinya sesegera mungkin, jika perlu dengan paksaan."

Dengan kata lain, dia tidak punya waktu.

"Bahkan sekarang, melihat dari bukti tidak langsung, sudah jelas sekali anda bersalah. Tapi toko ingin

menyelesaikan masalah ini dengan bersih. Tentu saja, ada kompensasi tergantung persetujuan. Dan juga akan

agak mahal untuk menghancurkan laporan palsu yang sudah tertulis tentang perdagangan budak."

"bagaimana penyelesaian yang sebenarnya ?"

"Begini, kami ingin anda mengembalikan pegawai kami bersama dengan kompensasi terhadap kerugian saat dia

tidak ada."

"Ternyata begitu, dan berapa banyak itu ?"

"Dalam koin emas...mari kita lihat. Kami akan memberi diskon, 100 koin emas dan ditambah 300 kompensasi,

membuat totalnya 400. Bagaimana ?"

"...Banyak sekali, bagaimana bisa itu disebut penyelesaian ? Tipe pekerjaan macam apa yang dia lakukan pada

hari-hari biasanya ? Berapa banyak ?"

Saat itu, Stafan menyelanya.

"Ah, tunggu sebentar. Itu seharusnya bukan semuanya, Succulent-kun."

"Benar juga, saya hampir lupa. Anda sudah menyebutkannya karena laporan sudah dipenuhi, menghancurkan

laporannya akan membutuhkan biaya meskipun kita mencapai persetujuan."

"Tentu saja, Succulent-kun. Kamu tak boleh melupakan bagian itu."

Steffan menyeringai.

"...Tapi."

"Hmm ?"

"Tidak, bukan apa-apa."

Sebas menelan ucapannya dan tersenyum.

Succulent membungkukkan kepalanya kepada Stafan dan melanjutkan ucapannya.

"Hmmm, maafkan saya untuk itu, Hevish-sama. Bagaimanapun juga, biayanya adalah sepertiga dari

kompensasinya jadi 100 keping. Totalnya, adalah 500 keping."

"Kamu berkata apa ? Dengarlah, dari saat kamu setuju, kamu tak pernah membeli seorang budak. Dengan kata

lain, uang yang termasuk dalam transaksi itu tidak ada. Kamu mungkin sudah menjatuhkannya di suatu tempat."

Apakah dia mengira Sebas hanya akan pura-pura bahwa dia menjatuhkan ratusan keping emas ? yah, mereka

kelihatannya sudah mengambil separuhnya.

"...Namun, tubuh gadis itu masih belum sembuh sama sekali. Jika kalian mencoba membawanya sekarang, dia

mungkin akan menderita sakit lagi. Ada juga peluang bahwa dia mungkin akan kehilangan nyawa dalam

perawatan nantinya. Aku yakin bahwa akan lebih aman baginya untuk tetap dengan kami sementara."

Mata Succulent mengkilat aneh. Melihat perubahannya, Sebas tahu bahwa dia telah membuat kesalahan. Dia

harus menunjukkan bahwa Tsuare penting baginya.

"Tentu saja, tentu saja, anda benar. Jika dia mati tentu saja anda jelas akan harus memberi kompensasi kembali,

kalau begitu bagaimana kalau anda meminjamkan kepada kami gadis di rumah ini hingga perawatannya

selesai ?"

"Ohhh! Itu ide yang bagus. Tak usah dikatakan dia harus menambal lubang yang menjadi tanggung jawabnya."

Senyum yang menutupi wajah Stafan jelas sekali dipenuhi dengan nafsu. Dia mungkin sudah melucuti Solution

dalam angan-angannya.

Senyum Sebas menghilang dan wajahnya menjadi tanpa ekspresi.

Meskipun Succulent mungkin hanya bercanda, tidak diragukan lagi dia mendorong ide itu jika Sebas

menunjukkan titik lemah. Dari kenyataan saat Sebas menilai Tsuare tinggi-tinggi terbuka, kemungkinan bahwa

insiden menjengkelkan ini akan semakin besar di masa depan tepat di depan matanya.

"...Bukankah kerakusan yang berlebihan hanya akan menjadi masalah ?"

"Menggelikan!"

Wajah Stafan menjadi merah dan dia berteriak dengan keras.

Seperti seekor babi yang akan disembelih.

Berpikir demikian di kepalanya, Sebas melihat Stafan tanpa berucap.

"Apa maksudmu dengan rakus?! Ini lahir dari hatiku bahwa hanya berharap untuk melindungi hukum yang

dikeluarkan oleh Putri Renner yang dijunjung tinggi! Beraninya kamu bersikap tidak sopan!"

"Wah, wah, wah, tenanglah, Hevish-sama."

Saat Succulent menyela, Stafan yang berteriak langsung mengendalikan amarahnya. Perubahan tiba-tiba yang

disarankan itu membuat kemarahannya yang lalu tidak asli, hanya sebuah cara untuk memberikan lebih banyak

ancaman.

Meskipun kamu bersikap janggal.

Sebas memikirkannya di kepala.

"Tapi tetap saja, Succulent-kun.."

"Hevish-sama, karena kita sudah mengatakan semuanya yang perlu dikatakan, bagaimana kalau kita kembali

dalam dua hari untuk mendengar jawabannya ? Apakah itu tidak apa, Sebas-san ?"

"Ya, saya mengerti."

Dengan begitu, diskusi sudah selesai. Sebas melihat mereka keluar pintu masuk.

Sebagai orang terakhir yang pergi, Succulent tersenyum dan mengatakan beberapa kalimat kepada Sebas.

"Tapi aku benar-benar harus berterima kasih kepada pelacur itu. Aku tak pernah menyangka barang dagangan

yang akan dibuang bisa menelurkan telur emas sebesar ini... atau begitulah yang dikatakan orang tertentu."

Meninggalkan kalimat itu di belakang, pintu itu ditutup dengan suara yang keras.Sebas terus menatap pintu tersebut, seakan itu tidak kelihatan. Wajahnya yang tenang, tidak menunjukkan

emosi apapun secara khusus. Namun, ada sesuatu yang jelas-jelas terlihat jauh ada di dalam matanya.

Dia sangat marah.Tidak, kalimat samar seperti itu tidak bisa menjelaskan dengan akurat apa yang dia rasakan.

Mengamuk, murka, itulah yang lebih tepat.

Alasan Succulent menunjukkan maksud dia yang sebenarnya saat pergi adalah karena dia sudah membendung

seluruh jalan keluar, karena Sebas tidak memiliki jalan untuk merespon - kemenangan Succulent sudah pasti.

"Solution, tunjukkan dirimu."

Membalas suaranya, Soluton muncul seperti air yang mengalir keluar dari bayangan. Dia telah menggunakan

skill dari kelas assassinnya untuk melebur ke dalam bayangan.

"Aku asumsikan bahwa kamu telah mendengar diskusi kami."

Kalimat Sebas hanyalah sebuah konfirmasi. Solution menganggukkan kepalanya, seakan itu tidak perlu

dikatakan lagi.

"Jadi apa rencana anda, Sebas-sama ?"

Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Solution secara langsung. Kurangnya balasan menarik tatapan dingin yang

jelas terlihat dari Solution.

"...Akankah dengan menyerahkan manusia itu akan menyelesaikan masalahnya ?"

"Aku ragu masalah itu akan selesai dengan cara itu."

"...begitukah ?"

"jika kita menunjukkan kekuatan maka mereka akan datang untuk menagih lebih banyak lagi. Mereka termasuk

golongan seperti itu. Masalah tidak akan bisa diselesaikan meskipun jika kita harus menyerahkan Tsuare kepada

mereka. Masalah yang lebih besar adalah seberapa banyak informasi yang mereka dapatkan dari hasil

penyelidikan kepada kita. Meskipun kita datang ke ibukota menyamar sebagai pedagang, jika mereka menggali

lebih dalam dan menemukan titik celah - mereka akan tahu bahwa identitas kita adalah palsu."

"Lalu apa yang anda rencanakan untuk dilakukan ?"

"Entahlah. Aku akan pergi ke luar untuk berjalan dan memikirkannya lagi."

Sebas membuka pintu depan dan melangkah keluar.

Solution menatap Sebas tanpa bicara saat punggungnya semakin kecil di kejauhan.

- Tidak masuk akal.

Jika dia tidak membawa manusia itu dengannya, insiden berantai ini tidak akan pernah terjadi. Dengan berkata

demikian, itu semua sudah masa lalu. Apa yang lebih penting adalah apa yang harus dilakukan dari sini.

Sebagai bawahan Sebas, Solution seharusnya tidak boleh bertindak sesuka hati mengabaikan kalimat dari

atasannya. Namun, kelihatannya tidak melakukan apapun dan menyerahkan situasi seperti sekarang akan lebih

berbahaya.

Jika yang termuda dari kami ada disini... jika kita bergerak sebagai Pleiades maka kita tidak akan ada masalah...

Dia ragu-ragu.

Dia ragu-ragu hingga titik dimana dia sendiri berpikir bahwa ini sudah keterlaluan.

Akhirnya, dia menemukan tekad dan membuka lengan kirinya.

Sebuah gulungan melompat keluar dari tangannya, seakan naik ke permukaan. Itu adalah sebuah gulungan yang

dia simpan di dalam tubuhnya hingga sekarang. Saat ini, berkat usaha Demiurge, hari dimana produksi masal

dari gulungan peringkat rendah akan memungkinkan semakin dekat. Namun, itu bukan masalah dulu ketika

Solution dikirimkan dan semacamnya, gulungan 'Message' ini diberikan kepadanya hanya untuk darurat.

Solution telah memutuskan situasi sekarang membutuhkannya.

Dia membuka gulungan itu dan mengaktifkan magic yang terdapat di dalamnya. Setelah dipakai, gulungan itu

rontok menjadi abu dan benar-benar hilang ketika menyentuh tanah.

Bersamaan dengan aktifkan magic, Solution merasakan sesuatu seperti benang yang menyambungkan dirinya

dengan tujuannya dan mengeluarkan suaranya.

"Ainz-sama ?"

[Apakah ini Solution ? Ada apa ? Melihat bagaimana kamu menghubungiku, apakah ada keadaan darurat ?]

"Ya."

Dalam sekejap, Solution terdiam. Saat itu lahir dari ketika dia memikirkan loyalitasnya kepada Sebas,

mempertimbangkan kemungkinan bahwa itu semua adalah kesalahpahaman. Namun, loyalitasnya kepada Ainz

lebih kuat dari apapun.

Dan meskipun mereka selalu bertindak demi Nazarick, dari 41 Supreme Being, bisa dikatakan situasi Sebas saat

ini mengabaikan sumpah ini.

Untuk alasan ini, dia membuka mulutnya untuk mendengar keputusan sang tuan.

"Ada kemungkinan bahwa Sebas-sama telah mengkhianati kita."

[Huh?...Ehhhh?!...Tunggu, tidak mungkin...Hrrmph...cukup dengan candaanmu, Solution. Berkata demikian

tanpa bukti adalah hal yang tidak diperkenankan....Apakah kamu punya bukti ?]

"Ya. Meskipun itu tidak cukup untuk disebut bukti-"

下一章