Momonga merasa agak bersalah ketika dia melihat Mare. Sebenarnya dia mempunyai maksud
tersembunyi memberikan cincin ini. Itu karena ketika Mare mempunyai cincin ini, akan susah bagi orang-orang membedakan apakah Momonga yang berteportasi.
Ketika Mare memakai cincin Ainz Ooal Gown, dimensinya langsung berubah hingga pas di jari Mare yang kurus. Dia tidak henti-hentinya menatap cincin di jarinya, menghela nafas lega. Lalu dia menoleh ke Momongadan membungkuk hormat.
"Momonga-sama, terima kasih atas hadiah yang besar ini.. Saya berjanji mulai hari ini seterusnya akan bekerja keras agar tidak mengecewakan Momonga-sama!"
"Kalau begitu, aku akan mempercayakanya padamu, Mare."
"Ya!"
Tampilan bersungguh-sunggu terlihat di wajah Mare ketika dia memberikan jawaban langsung.
Mengapa Bukubukuchagama-san, yang membuat Mare, menjadikannya berpakaian seperti ini?
Apakah untuk membedakannya dengan Aura, atau adakah alasan lain?
Ketika Momonga memikirkan pertanyaan ini, Mare bertanya kepadanya.
"Ah, permisi, Momonga-sama.. tapi mengapa anda berpakaian sepeti itu?"
"..Ah, kalau itu.."
Karena aku ingin kabur -- tentu saja dia tidak bisa mengatakannya.
Mata Mare terlihat berbinar-binar, dan dia memandang Momonga yang terlihat kalang kabut. Bagaimana dia harus berbohong? Jika dia gagal disini, semua akting yang dia lakukan agar tampak seperti pimpinan yang berwibawa akan menjadi sia-sia. Tidak ada bawahan yang akan menghormati pemimpin yang mencoba untuk kabur.
Hasrat putus asa Momonga tiba-tiba tenang, dan bantuan datang dari sisi yang tak terduga.
"Itu sederhana, Mare."
Momonga melihat ke belakang, dan matanya langsung tertuju kepada orang yang dia lihat.
Seorang wanita yang terlihat seperti perwujudan dari kecantikan semua wanita berdiri di bawah sinar rembulan.
Pancaran biru menerpa seluruh tubuhnya, yang membuatnya berkilauan. Seperti melihat dewi yang turun dari langit untuk memberikan rahmat kepada bumi. Sayap hitamnya terkepak, membuat hembusan angin yang keras.
Dia adalah Albedo.
Meskipun Demiurge berada di belakangnya, kecantikan Albedo yang membuat matanya tidak layak dengan bentuk Demiurge.
"Momonga-sama mengenakan armor ini dan menyembunyikan identitasnya karena dia tidak ingin
mengganggu yang lainnya saat bekerja. Ketika Momonga-sama tiba-tiba, wajah bagi semuanya untuk berhenti dan membungkuk kepadanya.
Namun, Momonga tidak ingin mengganggu semuanya. Itulah kenapa dia menyamar sebagai Dark Warrior agar yang lainnya tidak menghentikan pekerjaannya untuk memberi hormat.
Benar begitu, Momonga-sama?"
Setelah mendengar pertanyaan Albedo, Momonga mengangguk berulang-ulang.
"Se.. seperti yang kuduga dari Albedo, kamu memahami maksudku yang sebenarnya.""Sudah sewajarnya, sebagai pengawas guardian. Tidak, meskipun saya bukan pengawas Guardian, saya
yakin bahwa saya bisa membacam hati Momonga-sama."
Ketika Albedo tersenyum dan membungkuk dengan hormat, ada ekspresi aneh pada wajah Demiurge yang berdiri di belakangnya. Meskipun masih menggantungi pikirannya, dia tidak mengatakan apapun pada penolongnya.
"Jadi, itu alasannya.." Ucap Mare, dengan wajah sadar. Ketika Momonga melihat Mare, dia melihat pemandangan yang bisa dikatakan nyata. Mata Albedo tiba-tiba terbuka lebar, hingga bola matanya seakan mau copot. Dia menunjuk kepada Mare dengan gerakan aneh seperti bunglon.
Ketika Momonga memikirkan hal itu, wajah Albedo kembali ke asalnya, cepat sekali sampai Momonga mengira itu adalah ilusi.
"...Ada apa?"
"Ah, ti, tidak apa, Mare, maaf sudah mengganggumu. Istirahatlah, dan lanjutkan pekerjaan
mengkamuflasekan setelahnya."
"Y.. Ya! Kalau begitu, Momonga-sama, saya permisi."
Ketika Momonga menganggukkan kepala, Mare mengusap cincin di jarinya dan pergi.
"Ngomong-ngomong, mengapa kamu kemari, Albedo?"
"Saya dengar Demiurge bilang Momonga-sama ada disini, jadi saya berharap untuk menyambut anda. Namun, maafkan saya yang menemui anda dalam keadaan kotor seperti ini."
Momonga melihat Albedo lagi ketika dia mendengar kalimat "kotor". Namun, dia tidak merasa kalimat itu tepat. Diterima, ada debu di bajunya, tapi itu tidak membuat kecantikannya berkurang.
"Tentu saja tidak, Albedo, Pancaranmu tidak bisa dikurangi oleh hal sepele seperti debu. Meskipun begitu aku merasa tidak tenang membuat gadis cantik sepertimu berlarian kesana kemari. Namun, karena ini adalah darurat, aku harus memintamu untuk melanjutkan pekerjaan demi Nazarick. Maafkan aku."
"Saya bisa bertahan dari segala kerja keras selama itu demi Momonga-sama!"
"Aku senang dengan loyalitasmu. Ah, ya... Albedo, aku punya sesuatu
untukmu." "..Apa kiranya itu?"
Saat Albedo menurunkan kepalanya dan dengan tenang membalas, Momonga mengeluarkan sebuah cincin. Tentu saja, itu adalah cincin Ainz Ooal Gown.
"Kamu akan membutuhkan item ini untuk posisimu sebagai pengawas Guardian."
"...Terima kasih banyak."
Reaksinya sangat berbeda dari Mare yang membuat Momonga terlihat kecewa. Namun, dia langsung menyadari bahwa dia salah.Sudut bibir Albedo bergetar dan dia berusaha keras mencoba untuk tidak membiarkan ekspresinya berubah.
Sayapnya gemetar karena dia mencegahnya sebisa mungkin untuk tidak membukanya, bergetar dengan kuat. Bahkan seorang idiot pun bisa melihat kegembiraan dari wajahnya.
"Lanjutkan loyalitasmu, Sedangkan untuk Demiurge.. lain kali."
"Saya mengerti, Momonga-sama. Saya akan terus bekerja keras di masa depan untuk membuat diri saya layak atas cincin yang perkasa itu."
"Begitukah. Kalau begitu, aku telah membiarkan tugas yang harus aku selesaikan. Sebaiknya aku kembali ke lantai sembilan sebelum dimarahi."
Setelah melihat Albedo dan Demiurge merendahkan kepalanya untuk menjawab, Momonga
mengaktifkan teleportasi efek dari cincin Ainz Ooal Gown. Sekejap suasana berubah, Momonga mengira dia mendengar seorang wanita berteriak "BAGUS!!!" Namun, dia merasa salah, karena tidak mungkin Albedo membuat suara keras seperti itu, wanita anggun nan cantik bak malaikat kegelapan .