Suasana yang menurutku romantis berubah menjadi kemaluan.
Pandanganku teralihkan kearah pundak cowok itu yang basah.
"Ha, kenapa pundak dia basah? " aku berpikir sejenak dan...
"Jangan-jangan!!.... "
"A.... Gak... "
Aku langsung berdiri dan pergi meninggalkan cowok itu dengan menahan malu.
Ku menuruni tangga bus terburu-buru sampai lupa untuk membayar.
"Hi ya kamu belum bayar " kata supir.
"Ini pak " memberi uang ke supir
"Oh, ya banyak banget cuma... " supir menerima uang itu.
"Itu sama gadis yang tadi " menuruni bus dengan santai.
Di rumah tante Lee Zi
Tante membuka pintu teras lantai dua.
"Udah reda " meliaht sekitar.
Tante masuk kedalam rumah lagi.
For You
"A... Gak mungkin, mungkinkah " batinku
"Yang kusandari waktu tidur.... " membayangkan kejadian waktu tidur.
"Tidak!..... "
"Bodohnya kau Kimi,bodoh bodoh " memukuli kepala.
"Sudah lupakan yang tadi sekarang lebih baik aku langsung ke rumah tante saja " batinku.
"Tapi... Mana ya rumah tante " melihat kanan kiri.
"Oh ya warung samyang sebelah warung ada jalan sempit masuk aja. Diakhiran jalan sempit belok kanan rumah ke tiga baris kanan " batinku.
Melihat sekitar "Tapi disini banyak warung samyang baris sebelah kanan warung ramen, sushi, pizza baris sebelah kiri samyang , samyang, kimbab mana satu samyang baris kanan atau kiri kalau kiri harus milih salah satu dari dua warung samyang. Kalau kanan nanti takut salah " batinku.
"Setiap warung ada gang sempitnya lagi. A.... Bingung....pilih sini apa situ em... " batinku.
"Ah chat ibu aja " melepaskan tas,membuka tas dan mengambil hp.
Chat
"P"
Read
Mengetik
"Ada apa anakku"
"Bu aku udah samapi nih tapi aku lupa jalan ke rumah tante Lee Zi "
Read
Mengetik
"Aduh Kimi sayang masak kamu lupa. Intinya Pakokannya warung samyang "
"Ya tau bu tapi warung ramen yang mana ya "
Read
Mengetik
"Warung samyang baris sebelah kanan "
"Warung samyang baris sebelah kanan. Berarti sini donk " batinku.
"Oke makasih bu "
Read
Mengetik
"Sama-sama sayang "
Mematikan hp memasukannya kembali ke dalam tas.
"Warung samyang baris sebelah kanan " menuju ke warung samyang.
"Jalan sempit " melewati jalan sempit.
"Diakhir jalan belok kanan " belok kearah kanan.
"Rumah ke tiga baris sebelah kanan. Satu, dua tiga " menuju rumah ke tiga baris kanan.
Di depan rumah
"Bener ini rumah tante Lee Zi, gak salah nih, ah semoga aja bener " menuju pintu masuk.
Mengetuk pintu "Tante, tante Lee Zi " kataku.
Seseorang membukakan pintu dan dia adalah....
Tante Lee Zi
"Ha Kimi sayang selamat datang " memeluku.
"Ha basah kamu basah kuyup ya sayang " kata tante Lee Zi.
"Ya seperti yang tante lihat " kataku.
"Kenapa kamu hujan - hujanan sayang? ayo masuk sini biar tante keringkan dirimu " kata tante.
Tante mengajaku masuk kedalam rumah.
Tante menutup pintu "Tunggu disini tante ambilkan handuk " pergi mengambil handuk.
"Aduh Kimi sayang kenapa kamu bisa basah kuyup begini Ha? Kamu hujan-hujannya ya " kata tante.
Tante melepaskan tasku, jas dan rompiku.
"Ya mau bagaimana lagi tante kalau aku tunggu hujan reda lama jadinya aku hujan-hujanan aja " kataku.
"Ya seharusnya kamu lebih baik tunggu hujan reda. Kalau kamu hujan-hujanan begini nanti sakit gimana" kata tante sambil menghandukiku.
"Ya maaf lain kali aku tunggu sampai hujan reda " kataku.
"Anak pintar " mencubit pipiku.
"A.... Sakit tan, tante ini gak pernah berubah dari dulu sampai sekarang selalu saja mencubit pipiku" kataku.
"Makanya jadi orang pipi gak usah cabi-cabi " mencubit pipiku lagi.
"A... Sakit tante, sudahlah " kataku.
"Em... Tapi tangan tante masih gatel ingin mencubit pipimu " kata tante.
"Tante "
"Oke tante berhenti " kata tante.
Mencubit lagi
"Tante sudah berhenti nanti pipiku lama jadi tomat merah kalau tante cubitin terus " kataku sambil memegangi pipiku.
"Benarkah, emmm... Dasar ponakanku..." memberantakan rambutku.
"Hah menyenangkan juga mengganggu ponakanku ini, Kimi kamu ngapain sana dulu. Tante mau siapin air panas dulu buat kamu mandi ya "mengambil tas,jas dan rompiku yang basah dan membawanya pergi.
"Oh ya ni hairdryer keringkan dirimu. Kamu belum kering banget " memberikan hairdryer kepadaku dan pergi.
Aku menghidupkan hairdryer itu dan mengarahkan ke tubuhku.
Saat mengeringkan tubuhku dengan hairdryer. Aku melihat beberapa bingkai foto yang tersusun rapi di atas meja yang membuatku penasaran.
Aku menghapiri meja itu, mengambil satu bingkai foto dan melihatnya. "Hah.... Masa kecilku" menaruhnya kembali.
Mengambil salah satu bingkai foto yang lain. "Ha ini kan waktu ulang tahunku yang ke 5 tahun, tante masih menyimpannya " kataku.
"Ibu, ayah, aku, tante.... Eh, siapa anak laki-laki yang foto di dekatku sambil nangis lagi. Ah, so cute " kataku.
"Kimi"
"Ah, tante "
"Kau lagi apa? " tanya tante.
"Lagi lihati foto² " kataku.
"Tante masih menyimpan semua foto masa kecil aku " kataku.
"Ya tante masih menyimpannya, kau tau Kimi bagi tante suatu peristiwa harus di abadikan dan di kenangan. Dan kenangan itu sangat berharga jadi harus di jaga dengan baik bukan " kata tante merangkulku.
"Ya memang kenangan itu berharga. Karena kenang bisa menghibur kita waktu sedih. Kenangan bisa mengingatkan kita akan peristiwa yang kita lalui waktu dulu entah itu menggembirakan atau sedih. Kenangan bahagia bisa menghibur kita dan kenangan yang sedih bisa memberi pelajaran ke pada kita " kataku.
"Ya benar sekali Kimi. Maka dari itu tante menjaga semua kenangan ini dengan baik " kata tante.
"Kimi "
"Ya tante "
"Sebenernya tante masih ada banyak lagi foto² kamu waktu kecil di buku album foto tante. Kamu mau lihat " kata tante.
"Mau mau tante " kata Kimi dengan semangat.
"Baiklah kamu tunggu disini dulu. Tante ambilkan buku album foto di loteng " kata tante.
"Baik tante " kataku.
"Tunggu ya " kata tante mau pergi ke loteng.
"Ya " kataku.
Tak begitu lama tante kembali dengan membawa sebuah peti besar. Peti yang bisa kalau di flim di jadikan tempat harta karun.
"Kimi bantu tante berat nih " kata tante.
"Oh ya " kataku.
Aku langsung dengan sigap menolong tante membawa peti itu.
"Tante taruh mana nih " kataku.
"Taruh sini aja " kata tante.
Menaruh peti itu di tempat yang diminta.
"Aduh berat banget tante. Ini peti isinya apa sih samapi seberat ini " kataku.
"Peti ini isinya semua kenangan keluarga kita " kata tante.
"Semua kenangan keluarga kita " kataku.
"Ya "
Tante membuka peti itu dan peti itu isinya buku album foto dan beberapa barang2 yang sepertinya ada yang beberapa aku kenal.
"Isinya ini tante " kataku melihat-melihat isi peti dan mengobrak-abrik.
"Ya album foto, barang-barang tante, mainan-mainan masa kecil kamu dan mainannya Minhyun " kata tante.
"Mainannya siapa tan " kataku.
"Mainan masa kecil kamu " kata tante.
"Bukan bagian itu tante. Bagain terakhir. Mainannya siapa? " kataku.
"Mainannya Minhyun " kata tante.
"Minhyun, siapa Minhyun? " kataku.
"Minhyun Minhyun masa kamu lupa Kimi Hwang Minhyun " kata tante.
"Minhyun Hwang Minhyun " kataku.
"Aduh...Kimi masa kamu lupa sama Minhyun " kata tante.
Tante mengobrak-abrik isi peti itu. Tante seperti mencari sesuatu di dalam peti itu yang ingin tante tunjukan ke aku.
"Kamu ingat dengan panggilan Minmin " kata tante.
"Minmin? " kataku.
"Aduh sepertinya kamu memang sudah lupa sama Hwang Minhyun " kata tante.
"Nah ini dia " menemukan apa yang di cari .
"Kamu ingat foto ingat dengan foto ini. Inikan foto pertama kamu sama Hwang Minhyun. Pertama kamu kenal dia dan bertemu dengan dia " kata tante menunjukan sebuah foto padaku.
"O.... Jadi anak ini namanya Minhyun" kataku.
"Kamu sudah ingat " kata tante.
"Gak " geleng-geleng.
"Aduh, ya sudahlah nanti mungkin kamu bakal ingat saat aku tunjukan foto-foto masa kecil kamu bersama dia " kata tante.
"Ya "
"Oh, ya hampir lupa. Kimi bawa berita bagus buat kamu " kata tante.
"Berita bagus apa tante ?" kataku.
"Minhyun bakal datang kesini. Dan dia juga bakal menginap beberapa hari disini " kata tante.
"Benarkah?" kataku.
"Ya jadi kamu mungkin bisa ingat lagi dengan Minhyun saat bertemu dengannya langsung " kata tante.
"Ya "
"Kimi kamu mau lihat buku foto album yang mana dulu nih " kata tante.
"Banyak banget ya buku foto album tante. Yang mana aja boleh tante " kataku.
"Yang mana aja ya. Kalau gitu yang ini gimana? Buku foto album kamu waktu kecil bersama Minhyun " kata tante sambil menunjukan buku album foto.
"Boleh juga " kataku.
"Kimi kita duduk di sofa yuk " kata tante.
Tante berdiri dan berjalan menuju ke sofa. Aku juga berdiri dan menyusul tante.
Tante duduk di sofa.
"Kimi sini " menyuruku duduk di sebelahnya.
Tante membuka buku album foto itu dan terbuka halaman pertama.
"Ini kimi foto kamu waktu main sama Minhyun di ruang tamu " kata tante.
"Ini foto waktu kamu main hujan sama Minhyun di halaman belakang " kata tante.
"Tante kalau ini "menujuk kesalah satu foto.
"Ini foto waktu kamu main lumpur di halaman belakang dengan Minhyun. Ingat waktu ini kamu main sama dia. Yang ngajak Minhyun main kamu.. Minhyun sebenernya gak mau tapi kamu paksa akhirnya mau. Tapi Minhyun kasih syarat ke kamu. Dia mau main tapi aku gak mau sampai kotor. Kalian main seru-serunya sangat serunya Minhyun gak sengaja terdorong sampai jatuh di lumpur. Setelah itu Minhyun nangis gara-gara seluruh tubuhnya kotor kena lumpur" kata tante.
"Makanya di foto dia nangis ternyata penyebab dia nangis gara-gara kena lumpur " kataku.
"Ya"
"Main lumpur ya pasti kena lumpur dasar Minhyun. Tapi dilihat kalau dia lagi nangis lucu juga ya tan" kataku.
"Emang Minhyun itu waktu kecil memang lucu. Kamu aja sangat lucunya Minhyun setiap ketemu kamu pasti mencubit pipinya Minhyun " kata tante.
"Benarkah? " kataku
" Ya tante aja punya fotonya " kata tante.
"Mana tante aku mau lihat "kataku.
"Nih tante carikan, bentar ya, em...buakn ini, ini juga bukan.Mana ya " memcari sebuah foto.
Saat tante sedang mencari sebuah foto di buku album. Tiba-tiba telpon rumah yang ada di sebelah sofa berbunyi.
"Kring, Kiring Kring "
Bersambung....
Jangan lupa vote, komen dan shere ya.
Thx
Jc