webnovel

BAB 20

Arisa yang kini sedang sibuk berfoto dengan sepupunya tak menghiraukan Ilyas yang sedang duduk sendiri di sofa.

Ilyas hanya bisa menatap Ayisa yang berlenggak lenggok dengan gaya Selfi nya.

Kadang ia memasang wajah cantik, wajah imut dan bermacam-macam gaya.

Ilyas merasa sangat bersyukur dengan sikap Ayisa yang sekarang dia tak lagi cuek dan menjadi orang yang ceria.

Dia hanya bisa menatap wajah cantik bidadari surganya yang tersenyum manis.

Wajah Ayisa yang tersenyum sontak berubah saat di terlihat sedang mencari sesuatu.

Menatap kanan kiri dan kesegala arah membuat Ilyas menjadi heran.

"Ayi nyari siapa?? tanya Ilyas.

"kak Ari mana??" tanya balik Ayisa.

Ilyas menggelengkan kepalanya menandakan bahwa dia tidak tau dimana keberadaan kakak iparnya.

***

Arisa adalah kakaknya Ayisa jadi Arisa juga adalah kakak iparnya.

Walaupun Ilyas satu tahun lebih tua dari Arisa tapi tetap saja karena Ayisa adalah istrinya dan Arisa adalah kakaknya Ayisa dia harus menghormati Arisa sebagai kakak iparnya.

***

"kamu nyariin Arisa?? dia lagi di kamarnya mbak! lagi istirahat mungkin dia kecapean!" ucap salah satu kakak sepupu Ayisa.

Ayisa mengangguk kecil."oh yaudah!" ucapnya singkat.

***

Ayisa samasekali tidak merasa bahwa saat ini kakaknya itu sedang terpuruk dengan kesedihan karena pernikahannya dengan Ilyas.

Bahkan dia tidak terlalu menghawatirkan keadaan Arisa yang sedang mengurung diri di dalam kamar yang sangat gelap tanpa cahaya sedikitpun.

Hanya ada Isak tangis yang mengiringi kesedihannya.

***

Ayisa dengan cepat menarik tangan Ilyas dan masuk kedalam kamar, dengan sedikit sedih terpajang di wajah cantiknya.

"kak aku kangen sama Abi!! telfon Abi yah!! ya!! please!!?" ucap Ayisa memohon.

"bukannya Abang nggak mau kamu telfonan sama Abi! tapi dr. Safira bilang kalau Abi Farhan nggak bisa di hubungi dulu! tapi Abang janji!! Abang bakalan terus minta info perkembangan kesehatan Abi Farhan disana! jadi kamu jangan khawatir, tenang ya!!" ucap Ilyas.

Ayisa mengerucutkan bibirnya sedikit kesal dengan ucapan Ilyas, dia sangat merindukan Abi nya tapi dia tidak boleh menghubungi Farhan karena berhubungan kesehatan Farhan yang belum juga membaik.

Dengan kesalnya Ayisa keluar dari kamar dan menemui Omanya yang ternyata ada Uminya juga.

Melihat wajah kesal Ayisa membuat Ani merasa bingung." kenapa nak!?" tanya Ani.

"kak Ilyas! dia ngelarang Ayi buat telfonan sama Abi!!" ucap Ayisa dengan nada suara kekanakan.

"kamu nggak boleh begitu sama Ilyas! kamu harus nurut apa kata Ilyas enggak boleh membantah! kalau Ilyas ngomongnya nggak boleh berarti nggak boleh dilanggar! yah nak!!" ucap Ani sambil membelai pipi anak bungsunya.

"tapi umiii"

"sana minta maaf sama Ilyas! nanti durhaka loh sama suami sendiri!" ucap Ani.

"durhaka sama suami?? bukannya durhaka itu cuman sama orang tua aja ya umi??" tanya Ayisa dengan wajah polosnya.

Oma dan Ani sekejap tertawa dengan pertanyaan Ayisa yang terlalu kekanak-kanakan.

"durhaka itu bukan cuman sama orang tua kalau seorang gadis yang sudah menikah dan tidak mau mendengar perkataan suaminya itu juga bisa durhaka sama suami!! udah sana minta maaf sama Ilyas biar kamu nggak durhaka sama suami mu!!" titah Ani pada Ayisa.

Karena takut durhaka Ayisa dengan cepat menghampiri Ilyas yang masih ada didalam kamar.

"kak Ayi minta maaf ya?? Ayi nggak mau jadi istri durhaka!!" ucap Ayisa

sontak ucapan Ayisa membuat Ilyas tertawa lepas."nggak kok nggak apa-apa Abang ngerti!!" ucap Ilyas.

"tapi kak!!"

"Abang maafin deh!! tapi jangan panggil kakak lagi panggil Abang aja! kalau dipanggil kakak terus nanti banyak perempuan yang bilang kamu adik Abang gimana!! nanti dia bisa suka sama Abang ngiranya kalau Abang ini masih lajang!! mereka bisa godain Abang loh!!!" ucap Ilyas.

Ilyas mencoba menakut-nakuti jika Ayisa tidak memanggilnya dengan sebutan Abang dia akan digoda oleh perempuan-perempuan di luar sana.

Tapi sayangnya Ayisa tidak terpengaruh dengan ucapan Ilyas karena dia belum mengerti dengan perasaannya saat ini, apakah dia mencintai Ilyas atau tidak.

下一章