Tak terasa dua Minggu setelah penetapan hari pernikahan Ayisa dan Ilyas telah berlalu dan sisa seminggu lagi akan dilaksanakan acara pernikahan mereka.
***
"Ayi!! Ayi kamu dimana??" teriak seorang wanita.
Ayisa dengan cepat berlari menuruni anak tangga kemudian menuju ke ruang tamu.
"iya Umi???"
"sini duduk!" ucap Ani.
Ayisa duduk di dekat Ani yang sedang sibuk membaca sebuah majalah pernikahan.
"apaan sih umi!" ucap Ayisa dengan sedikit lemas.
"ini umi lagi liat majalah tentang pernikahan! ini loh baju-bajunya cantik-cantik kamu mau baju pernikahan kamu nanti seperti apa?? kayak gimana?" ucap Ani sedikit mendesak Ayisa.
Ayisa sedikit mendengus." enggak ah! males ngebahas itu!" ucapnya dengan wajah sedikit sedih.
"eh,, iya besok kamu harus kerumahnya Oma!" ucap Ayisa.
"buat apa??" tanya Ayisa.
"beberapa hari sebelum pernikahan, kalian nggak boleh ketemu sampai kalian sudah menikah! jadi besok Mama dan Bagas akan mengantar kamu kerumahnya Oma!" ucap Ani.
"beneran mi? aku nggak boleh ketemu sama kak Ilyas sebelum menikah??" tanya Ayisa sedikit gembira.
Ani mendengung menandakan bahwa iya.
"yaudah nggak usah nikah aja! biar nggak ketemu sama dia?" ucap Ayisa dengan semangat.
Ani menatap jengah anak bungsunya sambil tertawa kecil mendengar ucapannya.
"nggak kayak gitu Yi!! kalian nggak boleh ketemu sebelum kalian menikah tapi kalau nggak jadi nikah ya nggak apa-apa kalau kalian ketemu!" ucap Ani.
Ayisa memanyungkan bibirnya sedikit kesal pada Ani.
"nyebelin banget!!"
Ayisa pergi meninggalkan Ani yang saat ini tidak berhenti menertawai Ayisa yang polos.
Ayisa menaiki tangga dengan berlari kecil dan tak sengaja dia mendengar suara seorang wanita yang menangis.
Dia mencoba mencari sumber suara itu dan dia melihat Arisa yang sedang duduk dengan alunan Isak tangisnya.
Dengan cepat gadis cantik itu menghampiri kakaknya yang sedang menangis.
"kakak!! kakak kenapa? kok nangis!" ucap Atidak sedikit panik.
"kamu ngapain kesini?" tanya Ayisa yang terisak-isak.
"aku kesini karena dengar kak nangis!"
Ayisa menjangkau tangan Arisa tapi Arisa dengan cepat menepis tangan Ayisa. "Kenapa kakak kayaknya benci banget sama Ayi? kakak kenapa sebenarnya??" ucap Ayisa.
Ayisa menangis karena Arisa yang begitu membencinya.
Dengan cepat Arisa mendekap erat Ayisa."Maafin kakak kalau kamu tersinggung dengan sikap kakak, kakak begini karena kangen sama Abi! maafin kakak ya, kalau emosi kakak lampiaskan ke kamu!!" ucap Arisa berbohong.
Arisa masih belum rela jika Ilyas harus menikah dengan Ayisa adiknya sendiri, padahal Farhan sangat tau bahwa Arisa sangat mencintai Ilyas dan menginginkan agar Ilyas mau menikah dengannya.
Ayisa menghapus air mata kakaknya dengan penuh cinta dan mengecup keningnya. "aku sayang sama kakak!" ucapnya sambil tersenyum.
"kakak juga sayaaang sekali sama Ayi!" ucap Arisa sambil mencium pipi adiknya.
***
hari yang begitu cepat berlalu Ayisa harus tinggal di Bandung bersama dengan Omanya.
Dan disana pun akan di langsungkan pernikahannya dengan Ilyas.
Ayisa sudah mempersiapkan semua barang-barang yang akan dibawanya ke sana.
Mereka harus dipisahkan karena tradisi keluarga yang sudah turun-temurun dari orang tua.
Selama beberapa hari sebelum mereka menikah mereka tidak boleh bertemu sampai mereka telah menikah.