Saat ini Kazuya sedang berada di lantai 5 rumah sakit elite yang cukup terkenal di Tokyo, tentu saja ia berada di sini untuk menjenguk neneknya yang sedang sakit.
"Mereka terlalu melebih-lebihkannya, padahal aku hanya tidak enak badan sedikit saja", Protes nenek Kazuya yang bernama Kinoshita Nagomi.
Ibu Kazuya(Kinoshita Harumi) langsung menyangkal perkataan ibunya, "Bukannya begitu bu, bagaimanapun juga kesehatanmu adalah hal yang paling utama"
"Benar perkataannya Harumi, ibu mertua. Kalau soal wi-fi kau bisa menggunakannya di ruangan ini", lanjut seorang pria paruh baya yang diketahui namanya Kinoshita Kazuo.
"Ibu, dimana smartphone mu? Atau kau mau kubelikan makanan?, Majalah juga tidak apa-apa. Bilang saja bila kau butuh sesuatu", Ibu Kazuya menatap khawatir ke arah ibunya yang sudah sangat tua itu.
Kazuya yang kedatangannya tidak di perhatikan hanya bisa memasang wajah pasrah melihat aksi ketiga orang tua di depannya.
"Jangan memperlakukanku seperti orang tua reot!", "Dan yang lebih penting, siapa gadis cantik yang datang bersama Kazuya itu?", Lanjut nenek Kazuya dengan tatapan mengarah kepada Chizuru.
Keadaan menjadi canggung, Chizuru melihat ke arah Kazuya yang sedang kebingungan juga.
Ibu Kazuya berusaha menghilangkan kecanggungan itu, "Apakah kamu teman Kazuya? Atau jangan-jangan? ... yang jelas bukan pacarnya Kazuya kan?"
"Tentu saja bukan, dia itu Kazuya loh!", Potong ayah Kazuya.
Di bicarakan seperti itu membuat Kazuya ingin menghilang saat itu juga dari tempat itu bagaimanapun caranya. Terlebih lagi, sedari tadi Chizuru menatap dengan tatapan membunuh ke arahnya.
"Kazuya?", Nenek Kazuya langsung mengambil inisiatif untuk menanyakannya secara langsung.
"Ghzz...", Kazuya mengepalkan tangannya cukup kuat. "Pacarku!"
"Dia adalah pacarku!!!"
Pengakuan yang dilakukan Kazuya secara tiba-tiba itu membuat ketiga orang tua itu terkejut, tidak hanya ketiga orang tua itu yang terkejut. Chizuru pun ikut terkejut saat mendengar itu.
Chizuru menghela nafasnya, kemudian ia berdiri dari tempat duduknya. Melihat itu membuat Kazuya menelan ludahnya, ia takut kalau Chizuru akan marah dan langsung meninggalkan tempat itu.
"Nama saya Mizuhara Chizuru, senang bertemu dengan kalian semua", Chizuru menyebarkan senyuman manisnya.
Kali ini giliran Kazuya yang di buat terkejut dengan akting yang sempurna dari Chizuru. Sedangkan kedua orang tua Kazuya seakan bisa beristirahat dengan tenang saat itu juga.
Berbeda dengan kedua orang tua Kazuya, air mata sudah membanjiri pipi neneknya. Lalu berkata, "Harumi, cepat pulang kerumah dan siapkan pesta sekarang juga!!"
"Tapi ibu-"
Perkataan Ibu Kazuya di potong oleh nenek Kazuya saat itu juga, "Apa yang kau katakan. Ini tuh si Kazuya, kau mengerti?! Dia sudah membawa seorang gadis! Paham?!".
Ibu Kazuya mengangguk, "Aku tau, tapi...."
"Si Kazuya yang tak punya pengalaman dengan seorang gadis sama sekali di umurnya yang sudah 20 tahun! Dan dia adalah Kazuya kita juga!! Si Kazuya, akhirnya..."
Mendengar semua itu membuat Kazuya ingin menghapuskan ingatannya saat itu juga. Disisi lain, si pembuat keributan ini alias Chizuru juga ikut kelabakan dengan wajah yang merona merah.
Nenek Kazuya tidak bisa membendung kebahagiannya lagi lalu melanjutkan perkataannya, "Kazuya kita sudah...." Ia tidak bisa melanjutkan perkataannya karena terlalu bahagia.
Namun, tiba-tiba Kazuya merasakan tatapan membunuh yang sedang mengintainya. Ia menyadari itu kemudian menatap ke arah kirinya, yaitu tempat Chizuru duduk.
Dan benar saja, saat ini Chizuru sedang menatap Kazuya dengan tatapan dan aura ingin membunuh. Hal itu langsung membuat keringat dingin Kazuya keluar dengan derasnya.
■ ■ ■
"Maafkan aku sudah membuatmu berbohong seperti itu", Kazuya duduk di kursi luar ruangan neneknya.
Chizuru yang masih berdiri langsung berkacak pinggang, "Jangan dipikirkan. Ada banyak pelanggan yang menginginkanku untuk diperkenalkan pada keluarganya"
"O-oh, aku mengerti, kalau begitu yasudah...", Kazuya menyandarkan punggungnya ke dinding belakang kursinya.
"Kau lihat kan? Ini sudah ketiga kalinya nenek masuk rumah sakit..."
"Eh?", Chizuru sedikit bingung.
Kazuya melanjutkan perkataannya, "Waktu yang lalu, dia bahkan harus dirawat lebih lama."
"Kami tidak pernah seoptimis hari ini, kau tau... kami semua terpisah-pisah dan tidak ingin mencemaskan yang lain"
Chizuru mulai antusias mendengarkan penjelasan Kazuya, ia menurunkan tangan kirinya yang sedari tadi berada di pinggangnya.
Kazuya berusaha mengingat kejadian-kejadian penting beberapa tahun lalu.
"Keluargaku membuka toko minuman, namanya Nagomi... Kakekku yang membuka bisnis ini, tapi sekarang sudah diteruskan keluargaku.
Setelah Kakekku meninggal dunia, nenekku menyimpan uang untuk menyambung hidup. Beliau ingin melindungi sendiri apa yang sudah kakek bangun selama ini"
Wajah wanita paruh baya terlintas dalam pikiran Kazuya.
"Selama aku tumbuh, aku sudah menghabiskan banyak waktu bersama beliau, beliau layaknya seorang 'panutan' dimataku... berjuang sampai seperti itu dalam kehidupanku... Aku hanya ingin dipanggil oleh beliau seorang pria yang baik"
Kazuya memberanikan diri untuk menatap Chizuru yang masih berdiri beberapa meter darinya.
"Aku selalu menjadi anaknya nenek... sebelum beliau meninggal, aku ingin mencoba memenuhi apa yang beliau harapkan"
"Tapi aku belum punya... pacar sendiri...", ucap Kazuya sebelum ia berhasil menatap Chizuru yang menatapnya dengan dingin.
"Aku sebenarnya sedang dalam hubungan dengan seorang gadis sebulan lalu... saat aku ingin memperkenalkan dia pada nenekku, dia menolak dan akhirnya kami putus hubungan."
Kazuya menertawakan dirinya sendiri, "Dan di puncak keputusasaanku, aku menggunakanmu... menyedihkan bukan? Aku membuat diriku seperti pengecut, bukan?"
Tatapan Chizuru yang sedari tadi dingin, kini sedikit mencair dan menatap Kazuya dengan tatapan bersimpatik padanya.
"Tidak ada orang yang bisa memanggil diri mereka sendiri kesepian. Hanya ada hal yang perlu disembunyikan saja, karena pada dasarnya setiap orang memiliki lubang di hatinya", jelas Chizuru berusaha membuat Kazuya sedikit tenang
Chizuru kembali berkacak pinggang sambil mengangkat tas kecilnya ke belakang bahunya, "Kita perlu yang namanya usaha, atau orang yang dicintai untuk mengisi lubang kosong itu."
Kazuya sedikit melirik ke arah Chizuru yang terlihat seperti menceramahinya saat ini.
Chizuru sedikit membungkuk kemudian berkata, "Tapi, yang lebih penting lagi, apa yang akan kamu lakukan mulai sekarang? Apa kau berencana untuk menyewaku setiap waktu?"
Mendengar itu membuat Kazuya kembali tertawa, "Tidak mungkinlah!!"
"Jangan khawatir, mereka pasti akan menyadarinya cepat atau lambat. Aku tidak bisa bergantung padamu terus."
"Bahkan sampai sekarang, hanya mantan pacarku yang bisa aku pikirkan. Aku sangat menyukainya, dan apa yang aku dapat sekarang?", Tawa Kazuya saat ini terdengar lebih keras.
"Kupikir aku bisa melupakannya secepat yang kubisa, tapi... aku sudah memutuskan kalau ini hanya sebatas pengalaman pahit semata.", Senyuman Manami Maki tercetak jelas di ingatan Kazuya.
"Aku pasti akan meminta maaf kepada nenekku, suatu hari!! Aku pasti akan membawakannya pacar sungguhan yang bisa aku tunjukkan kepada beliau!", Kazuya mengepalkan tangannya.
"Mulai sekarang, dengan kekuatanku sendiri, aku akan melakukan sesuatu! Dan dengan kekuatanku yang sesungguhnya, aku tidak bisa menggunakan pacar sewaan terus-terusan, bukan?", Kazuya tersenyum pahit sambil menatap Chizuru.
Mata Chizuru berkaca-kaca saat Kazuya mengatakan itu, kemudian ia maju beberapa langkah mendekati Kazuya yang masih duduk dengan santainya.
"Hmm?", Kazuya bingung melihat itu, karena ia tidak merasa mengatakan hal-hal yang bisa membuat Chizuru jadi seperti itu.
*PLAK!!*, Kazuya terlempar ke lantai setelah menerima tamparan cukup keras di pipinya.
Kazuya memegangi pipinya kemudian menatap Chizuru dengan tajamnya, "Apa yang kau lakukan?!!"
"Pengecut sialan!! Bisa nggak kamu tidak melibatkanku pada kisah memalukanmu itu!!?", Pelipis Chizuru berkedut.
"Bahkan aku juga mengikutimu yang sudah kau tinggal di aquarium sana!!"
Melihat itu, membuat Kazuya kembali tersadar akan realita yang terjadi di depannya.
"Itu semua karena yang kamu lakukan itu hanya akting untuk mempermainkan perasaan orang lain!"
"Itu tuh pekerjaanku!! Memang itulah yang seharusnya kulakukan!", Chizuru melepaskan amarahnya begitu saja.
Ia kembali tenang setelah itu dan berkata, "Tapi yah... aku tidak terlalu mengerti apa yang bisa menyenangkan keluargamu."
"Tapi, kalau kamu masih ingin melanjutkannya juga, panggil aku saja", Chizuru mengeluarkan handphonenya kemudian mengarahkannya ke Kazuya.
Saat itu juga Kazuya tersenyum dan pandangannya mengatakan bahwa saat ini dia sedang bertemu dengan seorang dewi.
■ ■ ■
Kazuya sudah membulatkan tekad untuk tidak bertemu lagi dengan Chizuru, ia berfikir kalau ia tidak bisa terus bergantung kepadanya.
Disisi lain. Chizuru yang baru saja selesai mandi, ia mengambil handphonenya dan terdapat sebuah review bintang 5 masuk di layar handphonenya.
' User Kazuya,
sangat menyenangkan!
Sangat manis dan modis!!
Seorang pacar terbaik!! '
Chizuru tertawa setelah membaca review itu, "Haha!, Booodoh!".
"Oh sial! Aku masih punya tugas kuliah yang belum kuselesaikan!!", Chizuru menaruh handphonenya dengan buru-buru.
■ ■ ■
Sinar matahari pagi yang terik menyinari perjalanan Kazuya yang baru saja tiba di kampusnya itu. Ia berjalan sedikit tegang hari ini.
Saat baru beberapa langkah dari gerbang masuk, ia mendengar suara yang cukup familiar di telinganya. Ia memaksakan lehernya untuk bergerak ke arah asal suara tersebut.
Saat menemukan asal suara itu, wajah Kazuya langsung membeku saat itu juga. Tentu saja yang ia lihat adalah mantan pacarnya Manami Maki yang sedang berbicara dengan laki-laki lain disana.
Kazuya bergegas pergi dari tempat itu agar ia dapat melupakan mantannya itu secepat mungkin.
Disaat sedang terburu-buru, sebuah tangan memegang pundaknya, saat itu juga Kazuya langsung menghentikan langkahnya.
"Yo Kazuya! Sudah berapa kali kamu ditolak perempuan sampai sekarang?"
Ternyata orang itu adalah teman laki-laki satu kuliahnya.
Kazuya menggertakkan giginya, "Sudah tiga kali!!!", Kazuya mengatakan itu sambil tertawa terbahak-bahak.
"Wow, keren!"
"Dasar jomblo kau!", Ledek kedua temannya.
Tawa Kazuya terhenti saat seorang gadis berkacamata dengan rambut yang di kepang menjadi dua, lewat di depannya.
"Eh?", Ucap mereka berdua bersamaan.
"Eh?", Mata gadis itu membelalak kaget saat melihat Kazuya.
"Haa?", Kazuya menjauhkan pandangannya, ia berusaha menyakinkan dirinya bahwa dia hanya salah orang.
Kazuya bergumam pelan, "Mizuhara?...."
See you next chapter hihi >_<
———–——————————————————————————
Note:
¹ kepang, itu loh yang rambutnya di bagi tiga terus di selang-seling.
Bonus
Writer: "yah, semoga kalian paham dengan style rambut Chizuru yang gak jelas itu"
Tangan yang putih pucat dan dingin tiba-tiba memegang pundak saya dari belakang,
***: "Writer...-"
Saya langsung pergi saat mendengar suara itu tanpa melihat ke belakang,
Chizuru: "lah kok lari sih. Aku kan cuman mau numpang lewat doang, dasar writer otak korslet...
Ohya!, Pembaca yang setia dan imut-imut. Aku ingin menjelaskan bahwa kata lacur yang dikatakan Kazuya di beberapa chapter sebelumnya itu adalah bukan makna sebenarnya, jadi aku ini masih suci loh. Oke sekian dulu ya. Ehe!"