webnovel

Anak Gunung Fuji

Ryuji panik melihat istrinya lemas dikoyak rasa sakit yang melilit perutnya, hilang sudah hasrat yang tadi menggunung dalam dirinya terhempas ombak yang menyapu bibir pantai.

"Safira tunggu sebentar aku akan memanggil Jacky, dia akan memeriksa mu." Ryuji menyabet ponsel miliknya mencari nama Jacky disana, namun setelah ia menemukan nama itu Safira memekik.

"Tutup telfonya, letakkan telfon itu, jika kamu menelfonya maka aku akan menenggelamkan mu dilautan!!!!"

Ryuji jelas bingung dengan sikap istrinya apa yang ada di kepala Safira hingga ia melarang ku memanggil Jacky?? apa dia ingin tetap merasakan sakit yang menyiksa itu??? atau jangan- jangan Safira hanya bersiasat agar dia tak melahapnya malam ini??? pikir Ryuji

"Jangan menatapku seperti itu.... " Suara Safira kembali melemah

"Aku akan tetap memanggil Jacky kamu harus diperiksa, tenanglah dia selalu membawa peralatan medis sederhana kemanapun ia pergi." desak Ryuji

"sudah ku bilang aku akan mengenggelamkan mu jika kamu memanggilnya kemari??" suaranya masih lemah

" tapi kenapa Safira??"

"lihatlah.... kau dan aku masih telanjang bulat apa kamu akan menghadiahkan Jacky pemandangan tubuhku ini??? Safira kembali memekik pada Ryuji

Ryuji baru menyadari bahwa dirinya dan Safira masih telanjang bulat tanpa sehelai benang yang menutupi kepanikanya membuat linglung dan hampir saja melakukan kebodohan.

"baiklah pakai dulu bajumu.... baru setelahnya aku panggil Jacky."

"Aku masih sangat lemas sekarang bantu aku menutupi tubuhku dengan selimut saja, dan tolong pergilah ke pengurus resort minta mereka buatkan teh tanpa gula" kata Safira, ia meminta itu karena yang dia tahu teh pahit lebih cepat meredakan diare.

"Baiklah ...!!!! tunggu aku akan minta teh tanpa gula."

****

saat dikamar Safira terjadi sebuah tragedi yang cukup membuat mereka panik, di tempat lain Silvi mulai menjalankan permintaan sahabatnya untuk mencari tahu tentang Ryuji dari Jacky.

Silvi berjalan perlahan mengendap - endap ke kamar Jacky, ia mengamati dalam kamar itu mencari sosok pria yang telah membuatnya jatuh cinta tapi nihil.... kamarnya kosong melompong tak ada orang didalamnya.

"hey.... kamu mencariku???" kata Jacky berdiri dibelakang Silvi dan mengagetkanya.

"aw.... kamu tidak bisa berdiri didepanku dan tidak membuatku kaget???" kata Silvi

Jacky merangkulnya dan menggiringnya masuk ke kamar Jacky. " baiklah maafkan aku.... sekarang katakan ada perlu apa mencariku???"

"hari masih sore.... dan aku belum merasa ngantuk. Safira dan Ryuji mungkin sedang menikmati malamnya bersama jadi tidak enak mengganggunya, karena itu aku kesini siapa tahu kamu belum tidur dan kita bisa berbincang sambil menikmati pemandangan." kata Silvi.

"hmmmm ajakan yang bagus.... baiklah kita bicara sana" Jacky menunjuk bagian belakang kamarnya yang langsung menghadap laut lepas.

keduanya duduk santai di balkon kamar Jacky di temani dengan soft drink dan beberapa makanan ringan menikmati indahnya malam.

"waaaah pemandangan malam seperti ini sangat sulit dijumpai, sangat indah." kata Jacky

"iyaaaa.... tempat ini memang indah, tapi di Negaraku pemandangan seperti ini terdapat di sejuta tempat." Silvi mengatakan dengan semangat

"Oh ya??? " Jacky melirik tak percaya

"hmmmmm orang luar Negri hanya tahu Bali tapi sebenarnya kita punya banyak tempat yang indah dan romantis di Negara ini. jika ada kesempatan aku akan mengajakmu mengunjungi beberapa diantaranya." Silvi tersenyum antusias. terlalu asyik ngobrol dia hampir saja lupa akan tugas yang diberikan sahabatnya maka dia mulai memutar otak menjuruskan arah pembicaraan.

"Haaaaah.... aku ingin sekali mengintip sepasang suami istri itu." kata Silvi memasang wajah sebel dan melirik kamar Safira

"ha... ha...ha... jadi benar kata kakak ipar kalau kamu itu otak mesum ya???" Jacky menatapnya dalam membuat Silvi hampir kehilangan kendali.

"eh... eh bukan itu..... aku hanya sedikit khawatir sama Safira, kamu dokter yang menanganinya saat dia pendarahan karena ulah Ryuji kan??? aku takut mereka melakukan hal yang berlebihan dan Safira pendarahan lagi." kata Safira

mendengar itu Jacky mendekatkan dirinya ke arah Silvi membuat mereka berhadapan sangat dekat.

Silvi merasakan sesak tak bisa bernafas dan dia hampir tak bisa merasakan debaran jantung yang terlalu cepat.

setelah menelan ludah yang menggumpal di kerongkonganya Silvi mendorong kasar tubuh Jacky "apaan sih kamu???"

"aku cuma memastikan apa kamu benar- benar kawatir atau ingin mencobanya??? ngomong - ngomong aku bisa membantumu untuk itu." Jacky tersenyum nakal menggoda Silvi

mendengar perkataan Jacky wajah Silvi semakin memerah dia meronta memukul mukul tubuh Jacku " dasar lelaki hidung belang awas kamu ya!!!"

Jacky menangkis setiap pukulan Silvi dan tertawa menang "tenang aku cuma bercanda....ha.. ha..ha... Lagipula kekhawatiran mu pada sahabatmu itu gak berdasar tahu!!! pendarahan yang dialami Safira kala itu dikarenakan ketidak siapan dan kurangnya pemanasan selebihnya pasti akan baik- baik saja." Jacky mulai melepaskan tangan Silvi yang mulai tenang

"tapi Ryuji itu pria tanpa perasaan!!! bagaimanapun aku khawatir pada Safira."

"Sudahlah Ryuji tidak akan mungkin mencelakai orang yang ia cintai melebihi dirinya sendiri itu." Jacky menjawab Silvi sembari meneguk minuman yang ada didekatnya.

"oh ya??? apa Ryuji sangat mencintai Safira??? lalu apakah sebelum Safira dia pernah mencintai orang lain semacam pacaran dengan wanita sebelum dengan Safira???"

"ha...ha...ha.... Ryuji Tanaka dikenal sebagai anak gunung Fuji dia itu dingin, kaku, kuat, dan misterius tak ada yang tahu kapan akan menumpahkan laharnya. kalau di tanya wanita yang berpacaran denganya??? aku bisa memastikan tak ada seorang wanita pun yang mampu menyentuhnya, meski ratusan wanita dari berbagai kalangan berlomba untuk sekedar diliriknya. Ryuji adalah anak gunung Fuji yang meskipun kita lihat sangat dekat tapi nyatanya jarimu tak akan pernah bisa menyentuhnya meski nyatanya kamu sudah berada di kaki gunung Fuji."

Silvi tak berkedip dan sedikit terpelanga mendengar penjelasan Jacky sebelum ia kembali bertanya "Waaaah dia sangat cocok dengan julukan itu sangat sesuai dengan karakternya. lalu apa yang membuat Ryuji jatuh cinta pada gadis seperti Safira??? bahkan sejak dua tahun sebelum kerja sama dengan Imperial Grup??"

Jacky sedikit menyandarkan tubuhnya pada dinding kamarnya, dia terdiam memandang kerlip rasi bintang yang indah malam itu.

"Karena Safira adalah orang yang mampu menyentuh anak gunung Fuji itu bukan ilusi tapi benar - benar menyentuhnya bahkan mengukir jejaknya sendiri disana."

下一章