webnovel

7

Sungjae telah memikirkannya lama, ia berpikir mengapa setiap seminggu ia harus meminum sebuah minuman aneh yang di berikan Pria Hoodie itu, jika ia terlambat meminumnya saja maka ia akan merasakan rasa sakit yang membakar dada kirinya dan itu menjalar ke kepalanya.

Namun anehnya saat ia tidak mendengarkan perintah Pria itu maka ia merasakan sakit, rasanya seperti antara mau mati dan hidup, namun karena Pria Hoodie itu tidak membiarkannya mati sakitan ia selalu menyuntikkan sebuah Cairan yang bisa menetralkan rasa sakitnya.

Dan menjadi pertanyaanya mengapa, ia tidak membiarkan Sungjae merasakan sakit itu hingga Klimaks, Sungjae berpikir bahwa rasa sakit itu sangat-sangat dan benar-benar sakit namun itu tidak membunuhnya, mungkin rasa sakit itu seperti saat terjatuh dari ketinggian 30 meter ke bawah tanah, tapi mengapa itu tidak membunuh apakah dengan sampai pada Klimaks rasa sakitnya ia bisa terbebas? Dan ia bisa menyentuh Pria Hoodie itu dan membunuhnya?.

Sungjae mengambil pakaiannya dan bersiap-siap kabur dari apartemennya karena dua hari lagi Pria Hoodie itu akan menemuinya dan memberikan minuman penahan rasa sakit.

Ia sudah bertekad bulat entah saat ia pergi ia akan membunuhnya jika tidak mengkonsumsi cairan itu lagi. Ia benar-benar ingin terbebas dan membunuh orang yang menghancurkan hidupnya itu.

Sungjae hendak membawa tas punggungnya memakai jaket hitam dan topi juga masker, ia hendak pergi mencari penginapan yang bisa ia tempati, namun saat itu Pria hoodie itu dengan bala anak buahnya sedang mencari Yook Sungjae karena ia terlihat kabur dari Apartemennya saat mereka mengantarkan cairan yang harus di konsumsi oleh Sungjae agar membuatnya menghilangkan rasa sakitnya juga menjadi bawahannya agar tidak terbebas dari jeratan cengkramannya.

Pria Hoodie itu sudah curiga Sungjae kabur karena ia telah tahu bagaimana cara membebaskan diri, Pria Itu sangat depresi karena mengetahui Sungjae sepertinya telah tahu kunci bebas darinya, ia menyuruh orang-orangnya membuat sebuah berita pembunuhan yang terjadi dengan membocorkan si pembunuh adalah Yook Sungjae.

Saat berita itu menyebar dan harus membuat Sungjae semakin berwaspada pada setiap orang yang ia temui, ia harus berpindah-pindah tempat.

Sungjae berjalan sepoyongan menahan sakit pada kelapa dan dada kirinya, karena ia sudah 3 hari ini tidak mengonsumsi cairan penawar rasa sakit itu. Ia berkata pada dirinya bahwa ia tidak boleh tumbang, jika tidak ia akan di tangkap oleh Pria Hoodie itu, ia tidak takut jika di tangkap oleh Polisi karena kasus pembunuhan akan tetapi ia takut jika harus terjerumus terus terus dalam penjara Pria Hoodie itu, ia tak mau lagi menjadi Budak pada orang yang telah menghancurkan kehidupannya.

Sungjae memasukki sebuah persimpangan jalan tanpa arah sambil menahan rasa sakit yang membakar bagian dari tubuh intinya. Sambil meringis menahan sakit itu.

Ia berjalan tanpa arah, sebenarnya Sungjae sedang mencari rumah Sohyun, ia sama sekali tidak bisa mempercayai siapa-siapa pada saat sekarang tapi, ia membutuhkan Sohyun. Saat itu Sohyun sedang keluar, ia meminta masyarakat yang lalu lalang di sana untuk menghubungi pemilik rumah namun mereka sudah pindah dari sana semenjak lama.

Sungjae seakan terlihat putus asa, iapun meninggalkan tempat itu.

Sakit yang ia rasa semakin jadi, ia duduk di halte bus sambil menyadarkannya pada sandaran halte itu dengan menengadakan kepala keatas, ia mengerang kesakitan dan orang yang sedang menunggu di halte itu memerhatikannya dan merasa risih. Saat  bus tiba Sungjae segera menaiki bus, ia duduk sendirian tidak ada yang mau duduk di samping Sungjae karena tampilannya yang menyeramkan dan sering merintih kesakitan tak jelas, semua orang sepertinya sedang berbisik-bisik membicarakannya.

Entahlah ia pergi kemana saat bus berhenti disitulah Sungjae juga ikut turun dari bus, berjalan tanpa arah berharap ia bertemu dengan Kim So hyun dan bisa beristirahat sejenak dengan aman.

Saat itu rasa sakit Sungjae semakin bertambah dan ia berdiri seperti memantung, melihat kearah depannya. Ia melihat seakan Sohyun berjalan kearahnya.

Entah ia berhalusi nasi atau apa tapi sepertinya itu takdir.

"Sohyun-ah!" panggil Sungjae sekuat tenaga.

"Sohyun-ah!!" ia meninggikan suaranya dan berhasil membuat Sohyun mengerutkan keningnya karena ada orang yang aneh memanggil namanya.

"ini aku Yook sungjae" kata Sungjae dengan lemas. Karena mendengar nama itu Sohyun mempercepat langkahnya mendekati Sungjae.

"mengapa kau berada disini?" Tanya Sohyun khawatir.

"bolehkah aku menginap di rumahmu? Aku kehilangan tempat tinggalku" Sohyun langsung menarik Sungjae pergi dari sana.

Ia membawa Sungjae ke apartemennya, Sungjae yang terlihat lemas itu langsung menjatuhkan diri di sofa.

"sepertinya kau terlihat lelah, lebih baik kau tidur di kamarku" usul Sohyun menawarkan kamarnya.

"ani, disini saja" tolak Sungjae memejamkan matanya.  Sohyun merabah jidat Sungjae iya sangat demam dan begitu ia membuka masker Sungjae ia melihat betapa pucatnya wajah Sungjae.

"kau sakit?"

"euhmm".

"mau aku panggilkan dokter atau kita pergi kerumah sakit?" Sungjae langsung tersenyum sinis mendengarnya,

"aku seorang buronan sekarang hehehe" cetus Sungjae masih bisa bercanda.

"benar kau membunuh mereka?" Sungjae menggelengkan kepala.

"aku memang berada di tempat kejadian, dan di perintahkan membunuh mereka tapi aku selalu saja tidak mau, namun jikapun aku membunuh aku di kendalikan oleh pria itu. Terserah kau mau percaya atau tidak" Sohyun terlihat merasa iba dengan Nasib Sungjae sekarang, ia tahu Sungjae memang agak kasr tapi ia tidak mungkin melakukan hal terlarang itu.

"aku percaya padamu" ujar Sohyun tersenyum tipis.

"Mian, semua karenaku kan hiks hiks" tangis Sohyun dan saat Sungjae mendengar itu Sungjae membuka matanya dan memperbaiki posisi duduknya. Ia langsung memeluk Sohyun dan membiarkannya menangis dalam pelukkanya.

"setelah kupikir-pikir itu bukan salahmu, kau tidak bersalah Kim Sohyun" Sungjae berusaha menghibur Sohyun. Sohyun menengadahkan kepala melihat wajah sungjae yang pucat.

"Kau kabur dari mereka?" Sungjae menganggukkan kepala. "sejak kapan, mengapa kau kabur?".

"aku telah menemukan kunci terbebas dari cengkraman pria itu, tapi entahlah apakah itu benar atau tidak karena itu firasatku saja". Jelas Sungjae dengan tersenyum tipis.

"antara aku bisa bebas dan mati kesakitan heheh" Ingin sekali Sohyun menonjok wajah Sungjae karena bisa-bisanya bercanda di suasana menengangkan seperti itu.

"kau lihat ini" Sungjae sedikit menjauhkan tubuh Sohyun yang sangat dekat dengannya dan ia membuka Hoodie yang ia kenakan. Sehingga mengekspos tubuh Sungjae yang terlihat seperti tato urat hitam yang menjalar di seluruh tubuhnya hingga pada leher belakangnya menuju kepala.

"kau lihat benda ini membuatku kesakitan, hingga rasanya seperti lebih baik mati saja" Melihat itu kedua mata Sohyun berair dan meneteskan airmata dengan mudahnya, ia langsung melayangkan tubuhnya memeluk Sungjae erat tanpa takut Urat-urat hitam itu akan tertular padanya.

"Berhentilah menangis aku sudah terbiasa dengan hal ini" Sungjae menjauhkan tubuh Sohyun dan menghapus airmata gadis cantik itu.

"bisakah kau mengizinkan rumahmu untuk ku tinggalin untuk sementara waktu ini?" Sohyun mengangguk.

"aku akan berada di sampingmu Sungjae, jika kau membutuhkanku maka jangan sungkan aku mau membantumu tapi, maaf aku tak terlalu kuat untuk kau andalkan karena aku terlalu lemah maafkan aku" Sungjae tersenyum tipis pada Sohyun dan mengelus rambut Sohyun dengan penuh kasih sayang.

"Kau terlihat tampan walau pucat" Sungjae langsung memutar bola matanya melihat Sohyun yang sedari tadi menatap wajahnya.

"tapi aku jahat, kau tidak ingat hal apa yang pernah aku lakukan padamu saat kita pernah disekolah?" Sohyun langsung cemberut dan menundukkan kepala kembali mengenang masa-masa suram yang ia alami saat itu.

"maafkan aku, dulu aku terlihat sangat kuat. Dan sekarang aku hanya malah meminta bantuanmu heheh".

"kau memang sempat membuatku kesal pada waktu itu, tapi tidak pada waktu yang cukup lama. Aku merindukanmu Yook Sungjae, aku selalu mencari-carimu kemana-mana tapi kau tidak ada, semenjak hari itu duniaku hilang dan rasa bersalah mengelabungiku" Sohyun mulai lagi menangis.

"tapi aku bersyukur setelah sekian lama aku mencarimu dan aku bisa menemuimu ini adalah sebuah keajaiban, aku ingin tetap berada di sampingmu dan membayar apa yang telah kau lakukan untuk menyelamatkan aku Yook Sungjae".

Tobecontinue

V

O

T

E

Ya guys

Udah di update

Tunggu info selanjutnya ya

下一章