Aditya tetap sabar menunggu keputusan Nisa, setelah setahun, akhirnya Nisa menerima lamaran Aditya, pria itu sangat bahagia, ternyata, Orang tua mereka juga saling mengenal dan sangat akrab, hanya saja sejak dulu mereka tak pernah tau dengan anak relasinya itu masing-masing.
Pesta pernikahan mereka sangat meriah, karna pernikahan pertama Nisa dulunya tidak mereka rayakan.
Nisa tak mungkin akan mengundang Andra dalam pestanya, tapi Aditya menemui pria itu dan bertanya apa dia mau menghadiri pesta pernikahan mereka?.
Andra mengatakan kalau dia akan datang, ternyata benar, pria itu datang, meski di wajahnya tergurat kekecewaan.
........
Dua tahun kemudian.
........
Pagi itu, Nisa bersiap-siap seperti biasa, mulai dari mempersiapkan anak-anaknya, Suaminya Aditya... dan sarapan mereka, Nisa tak ingin terlalu membebani Ibu Ina, untuk mengurus anaknya setiap pagi adalah tugasnya, karna walau bagaimanapun, Nisa tetap akan memperhatikan ke tiga putranya, jadi mereka tak merasa terabaikan oleh ibu mereka meskipun ibunya sibuk dengan pekerjaannya. dan apalagi sekarang.. calon adik mereka sudah ada di dalam perut Nisa. usia kandungannya sudah hampir 5 bulan
Elang saat ini sudah kelas 6 Sekolah Dasar, Usianya hampir dua belas tahun, Ranggo duduk di kelas 3, sementara Angga telah duduk di taman kanak-kanak, tak terasa, waktu begitu cepat berlalu.
Semenjak Nisa telah bisa menerima Aditya di hatinya, dan dia tidak merasakan kebencian lagi pada Andra, mungkin karna telah ada Aditya yang mengobati luka hatinya itu.
Ketiga anaknya pun tidak keberatan dengan hubungan Ibu mereka, karna Aditya mengasihi mereka dengan tulus.
Nisa masih belum menerima tawaran ayahnya untuk memimpin perusahaan mereka, dia masih butuh waktu, meskipun Aditya telah berjanji untuk membimbingnya, tapi tak apalah.. usia ayahnya belum genap 60 tahun.
Sementara itu, Orang tua andra juga sering berkunjung ke sana. Mereka tidak membenci Nisa, meskipun telah bercerai dari putra mereka, dan telah menikah dengan pria lain.
Nisa juga tidak melarang Andra jika dia ingin menemui anak-anak mereka, Nisa tetap ingin anak-anaknya tidak kehilangan kasih seorang Ayah, meskipun mereka mendapatkannya dari Aditya, tapi dia tetap ingin ketiga putranya tidak melupakan Ayah kandung mereka.! Apalagi saat ini Andra benar-benar telah berubah, dia bahkan tak menikah lagi setelah bercerai dengan ke dua istrinya itu, meskipun perceraian itu sudah hampir tiga tahun lamanya.
"Boleh kah aku membawa mereka pergi bermain? "Tanya Andra.
"Apa kamu bisa membawa mereka sekaligus?" Tanya Nisa, Andra sedikit berfikir, dia memang agak khawatir jika membawa ketiga putra nya, takut akan kurang terawasi, melihat itu, Aura yang kebetulan juga ada di sana merasa kasihan dan berkata.
" Baiklah, kami akan ikut." Katanya, soalnya dia yakin Nisa tak akan mau ikut dengan Andra, sementara, Andra sangat ingin bersama putra-putranya. Lagi pula Aura juga sering menemani mereka bepergian, karna Nisa tak mau hanya berdua saja dengan Andra.
Karna Aura mau menemani mereka, Akhirnya Nisa ikut, ketiga putranya amat gembira, begitu juga dengan Andra, dia tersenyum seolah mengucapkan terima kasih pada Aura.
Mereka pergi ke sebuah pantai, ketiga anak -anak itu langsung berhamburan mengejar air, Andra buru-buru mengejar mereka, khawatir anak-anak itu akan terseret gelombang.
Aura dan Nisa tak bisa berlari secepat mereka, jadi mereka berdua tertinggal di belakang, mereka memperhatikan Andra yang tengah sibuk dengan ketiga anaknya.
"Dia telah jauh berubah bukan? " Tanya Aura.
" Iya, sangat jauh, mudah-mudahan istrinya yang berikutya tak akan mengalami nasib yang sama denganku. " kata Nisa.
"Apa kamu tak keberatan jika dia menikah lagi? " Tanya Aura sedikit gugup.
"Jika aku tak berjumpa Aditya, mungkin bisa saja aku kembali, karna dia benar-benar telah berubah. Tapi ketulusan Adit meluluhkanku, sekarang aku mencintainya, dan tak ada rasa lagi untuk Andra" Jawab Nisa.
Wajah Aura seketika memerah, entah kenapa dia terlihat malu. Nisa memperhatikan wajah sahabatnya itu.
"Kamu kenapa? Apa kamu menyukainya? " Tanya Nisa hanya menebak.
Aura langsung kaget, dia sedikit gugup , dan tak tau harus menjawab apa.
"Apa itu benar? " Desak Nisa.
"Apa kamu akan marah dan keberatan? " tanya Aura takut.
"Tentu saja tidak , aku sangat senang, jika kamu juga menjadi Ibu dari putra -putraku, Tapi.... kenapa kamu bisa sampai menyukainya? Apa kamu tak berniat mencari pria yang masih lajang dan belum menikah? " Tanya Nisa sedikit khawatir.
Aku tak tau kenapa aku bisa menyukainya, padahal awalnya aku sangat-sangat membencinya karna perlakuannya padamu, tapi... enam bulan terakhir ini, aku selalu memikirkannya, mungkin karna kami sering bertemu di tempatmu, apalagi aku juga beberapa kali menemaninya saat pergi membawa anak-anak mu, karna kau tak mau lagi pergi berdua dengannya. Apa kamu marah padaku? " Tanya Aura takut.
"Tidak... aku tak marah, tapi... apa kamu tak keberatan dengan statusnya? dia seorang duda dengan tiga anak, bahkan dulunya sikapnya seperti itu, apa kamu bisa terima? " Tanya Nisa khawatir, Dia juga ingin pria terbaik untuk sahabat nya ini.
"Tapi.... aku lihat sekarang dia telah berubah, aku juga pernah bertanya padanya apa tak pernah terfikir untuk menikah lagi?. Dia menjawab, dia hanya akan menikah jika ketiga anaknya menyukai calon istrinya itu, dan calon istrinya juga menyayangi ketiga putranya. Sekarang ini... aku yakin dia telah berubah, aku benar-benar yakin.. Lagi pula.. apa masih ada pria yang belum menikah seusiaku? aku sudah 30 tahun saat ini.. " Kata Aura cemberut.
"Ada... Aditya! dia menikah pada usia 31 tahun"Jawab Nisa nyengir.
"Mau tukeran? " Goda Aura.
"Gak.. " jawab Nisa manyun. Aura tertawa melihat temannya itu.
Tak lama kemudian, Aditya menelfon, Nisa mengatakan kalau dia bersama Andra dan Aura sedang membawa anak-anak ke pantai, Aditya mengatakan kalau dia akan menyusul ke sana.
Adit langsung menuju pantai begitu dia selesai memeriksa proyek barunya, tanpa singgah terlebih dahulu ke rumah mereka.
Tak berapa lama kemudian, Aditya sampai di lokasi, dia melihat Aura dan Nisa sedang duduk di pondok -pondok pinggir pantai. Nisa membisikkan sesuatu pada Aditya, Aditya ngangguk sambil tersenyum.
Mereka berjalan ke arah Andra, Aura mengikutinya, karna tak mau duduk sendirian. dan akhirnya mereka gabung bersama, Andra dan Aditya sudah lama bisa akur, jadi mereka terlihat sangat akrab.
"Sudah hampir magrib, kami akan membersihkan anak-anak dulu, kalian tunggu di sini. " Kata Aditya pada Andra dan Aura. Dia mengajak Nisa, untuk menbersihkan anak-anak ke tempat pemandian yang ada di tepi pantai itu.
"Kami akan duduk di pondok itu" Kata Andra, dia mengganggukkan kepala ke pada Aura untuk menuju pondok itu. Dan Aura mengikutinya, gadis itu berdebar.
'Apa ini episode terakhir petualangan cintaku?' Batin Aura .
Entah kenapa hatinya bisa terpaut dengan mantan suami sahabatnya sendiri, padahal dulu dia sangat kesal pada pria itu dan menyuruh sahabatnya meninggalkannya, tapi saat ini malah dia yang terpesona.
Andra begitu dewasa dan sangat berwibawa dimatanya saat ini. 'Apa ini karma? ' Batinnya.
"Aura... terima kasih banyak " Kata Andra sambil tersenyum. Jantung Aura berdebar, sehingga mukanya langsung memerah. Melihat itu Andra kaget, dia sempat mengira kalau gadis ini menyukainya, tapi itu tak mungkin, batinnya.
Pembaca yang budiman... jangan marah ya... jika Aura malah menyukai Andra, semua orang bisa saja khilaf, dan setelah sadar akan memperoleh suatu anugrah..
Tapi... dapat dipastikan kok.. klau Andra benar-benar telah insyaf..
terimakasih banyak atas dukungan... dan mohon maaf atas segala kekurangannya.