Sepanjang jalan Lion terus saja tersenyum dan tidak mampu mengalihkan fikirannya dari Nana, meskipun mereka di mobil yang berbeda tapi Lion tidak bisa berhenti memikirkan Nana.
Sekitar jam 8 malam, mobil mewah yang membawa Nana berhenti di salah satu hotel mewah di Berlin, dari kejauhan Nana melihat Lion keluar dari sebuah mobil mewah bersama seorang lelaki paruh baya yang berkarisma, mereka berjalan beriringan memasuki hotel dan langsung saja semua orang memberikan hormat padanya.
"Yang bersama Lion itu siapa?" Tanya Nana pada Brieta.
"Itu presiden Jerman dan malam ini adalah acara lelang sekaligus amal, dan saya sangat senang bisa di percaya untuk berpartisipasi dalam acara ini karena kabarnya banyak pengusaha muda dari berbagai negara ikut hadir " Jelas Brieta sambil senyum-senyum kegirangan.
Nana terkejut dia teringat kalau Lion pernah bilang dia tidak akan mengajaknya tapi ternyata Lion punya rencana lain.
"Luar biasa, apakah aku sedang bermimpi bisa berada di acara bergengsi ini?, tapi Kenapa Lion nampak begitu akrab dengan presiden Jerman, sebenarnya siapa Lion?" Nana mulai penasaran.
"Tuan Kim Lion adalah pembisnis muda yang terkenal Jenius, itu terbukti ketika dia mampu menyelesaikan S2 dan S3 nya hanya dalam waktu 4 tahun, selain itu dia juga berhasil mengembangkan bisnisnya di berbagai negara termasuk di Jerman, seperti butik dan salon yang Nona datangi itu ada di bawah perusahaannya, oleh karena itu dia mendapat perhatian khusus dari Presiden Jerman, bahkan dia ditawarin jadi menantu, tapi sayang tidak ada satu orang wanita yang bisa mendekatinya kabarnya dia itu terlalu perfecksionis dan sombong"Jelas Brieta.
Mendengar penjelasan Brieta Nana terkejut bukan main, dia tidak menyangka kalau lelaki yang di musuhinya segitu berpengaruh dan hebat.
"Ternyata kamu tau banyak tentang dia" lanjut Nana sambil menunduk sedih karena merasa semakin tidak pantas berdampingan dengan Lion.
Menyadari ekspresi Nana, Brieta menutup mulutnya karena merasa tidak enak dan bersalah telah mengatakan itu tentang Lion, "Maaf Nona, saya tidak bermaksud mengata-ngatain tuan Lion, tolong jangan bilang ke dia ya!"
"Iya, tidak apa-apa kok" ucap Nana dengan lembut.
"Oh ya, bagaimana kamu tau begitu banyak tentang Lion?" Lanjut Nana.
"Berita tentang tuan Lion itu sudah menjadi rahasia umum wajar aku tau, Nona beruntung bisa menjadi calon istrinya secara banyak wanita di luar sana termasuk saya bercita-cita bisa menjadi pasangannya" Jelas Brieta.
Nana menunduk dan bergumam dalam hatinya ketika mendengar cerita Brieta. "Itu kalian bukan aku, Lion mungkin hebat tapi aku bukan fansnya dan tidak pernah berani memimpikan menjadi istrinya"
"Sudah waktunya ayo kita masuk!" ucap salah satu pengawal itu.
"Ah iya" Setelah itu Nana dan Brieta masuk melalui jalur eksklusif yang di khususkan untuk Lion dan Presiden, tapi karena Lion, Nana dan pengikutnya bisa lewat jalur itu juga.
"Gunakanlah kalung berlian ini!" Sesampainya di sebuah ruangan, Nana tekejut lagi ketika melihat beberapa wanita yang masing-masing membawa satu kotak perhiasan, dan Brieta langsung menyodorkan satu buah kalung berlian yang sangat mewah dan cantik.
Nana bertanya dengan bingung, "Sebenarnya untuk apa aku kesini? dan kenapa aku harus berdandan seperti ini, kalung itu juga terlalu mewah untuk aku gunakan?"
"Ny Lion jangan khawatir, ini semua perintah Tuan Lion jadi bekerjasamalah dengan kami jika Ny tidak mau melihat kami di pecat" Jelas Slona.
"Kenapa di pecat?, memangnya kalian di minta untuk melakukan apa?" Tanya Nana heran.
"Kami di minta untuk memastikan penampilan Nona agar terlihat berkelas dan mewah sebab semua yang Nona kenakan akan di lelang termasuk kalung berlian ini" Lanjut Brieta.
"Apa yang harus aku lakukan?" Ekspresi Nana berubah aneh.
"Ny Lion cukup berjalan keluar dan berpose yang sewajarnya dan yang penting apa yang Ny kenakan bisa terlihat menarik" Jelas Slona.
"Berpose di depan orang banyak?, aku tidak bisa jadi maafkan aku jika aku tidak mau melakukannya! "
Brieta memohon kepada Nana, "Sebagai calon istri Tuan Lion, Ny pasti lebih tau sifatnya, jika Ny tidak mau melakukannya maka kami pasti di pecat saat ini juga, jadi tolong kami!"
Nana merasa iba melihat Brieta memohon kepadanya dengan sedih, Nana tau watak gila Lion yang tanpa ampun, akhirnya dengan terpaksa dia mengangguk kearah Brieta.
Melihat Nana mengangguk Brieta dan yang lainnya langsung tersenyum dan bernafas lega.
Sementara itu di aula hotel yang megah sudah di penuhi banyak tamu penting, Lion, Julian serta Mike duduk berdamping bersama pak Presiden dan para menterinya.
"Terimakasih sudah datang!" Ucap Lion pada Julian setelah menyelesaikan obrolannya dengan pak presiden.
Julian tersenyum melihat Lion, "Terimakasih juga sudah mengundang saya!"
"Bukankah kamu asisten tuan David si bongkahan es?" Lion melirik Mike setelah selesai dengan Julian.
Mike mengangguk, "Iya, dia tidak bisa hadir makanya aku mewakilinya"
Lion memicingkan matanya, "Tumben dia melewatkan acara-acara seperti ini, adakah yang lebih penting dari bisnis buatnya?"
"Nampaknya tuan Lion sangat mengenal tuan David" Kata Julian menduga.
Lion sedikit tersenyum, "Dia manusia es temanku waktu S1 di London"
"Mmmm benarkah?" Tanya Mike tidak percaya.
Lion mengangguk, "Itu benar, meskipun aku belum tertarik ke bisnis berlian tapi aku sangat menyukai berlian dari The Diamon "
"Luar biasa, sewaktu SMA dia lebih suka belajar dari pada cewek, tapi sekarang terbalik demi cewek dia meninggalakan bisnisnya dan itu aneh menurutku" jelas Mike.