Bila segera bergegas meninggalkan Edwin yang masih berusaha menjelaskan apa yang terjadi.
Baru beberapa langkah ia bertemu dengan Vita dan Vidi yang memang berencana untuk menyusul mereka.
Vita mendekati Bila sambil menggandeng Vidi, walaupun dengan berat Vita tetap memaksa melangkahkan jakinya, sampai tepat disamping Bila.
"Bila...." suara lembut Vita terdengar lirih.
"Ya" Bila menjawab dengan berat.
"Kita memang belum pernah berkenalan, tapi aku sudah mengenal kamu dari Edwin" Vita berkata dengan suara agak dipaksakan "Bila...."
"Mama aku mau sama dady aja " belum sempat menjelaskan pada Bila tiba-tiba Vidi menyela meminta ibunya untuk mendekat pada Edwin.
"Ya...kamu ke dady dulu, mama mau bicara sama tante ini dulu".
"Vidi mau sama mama" Vidi mulai merajuk.
Hati Bila sesengguhnya terasa begitu sakit, jika bisa ia ingin berlari dan meninggalkan keluarga kecil bahagia itu.
Bila kembali teringat dengan kejadian dimana ia pertama bertemu Vita, saat itu Vita dan Edwin sedang dalam keadaan yang memalukan, berada di dalan kamar sahabat mereka Caca.
Luka itu kembali terasa, terlebih saat ini ada seorang anak yang memanggil Edwin dady dan mana pada Vita, ia semakin sakit hati.
Setelah bertemu Edwin ia sudah beberapa kali dipermainkan oleh laki-laki itu, ia merasa Edwin selalu memberinya harapan kemudian ia hempaskan hatinya ke jurang nestapa.
Beberapa waktu lalu Edwin berjanji akan menjelaskan semua, akan tetapi sebelum Edwin menjelaskan ia sudah lebih dulu tahu kalau Edwin dan Vita telah memiliki seorang anak.
Vita terlihat begitu cantik dan anggun, mereka memang pantas jadi sepasang suami istri Bila berfikir tentang mereka, ia merasa jadi sebutir debu di pinggir pantai ketika berada duantara Edwin dan Vita.
Ia merasa begitu cemburu, karena tak mungkin lagi bisa memiliki Edwin, harapannya seakan punah terhapus kenyataan yang menyakitkan.
Vita tak mampu lagi menolak keinginan anaknya, ia segera bergegas mengantarkan Vidi pada Edwin, namun ia terlebih dulu meminta Bila untuk tinggal.
"Aku anter Vidi ke dadynya dulu, aku mohon kamu tunggu sebentar".
Vita segera mendekat ke arah Edwin untuk menyerahkan Vidi, kemudian ia segera berbalik pada Bila.
"Bila maaf kalau aku mengganggu waktu kamu, tapi sungguh ini demi kamu dan Edwin" Vita mulai memberi penjelasan.
"Maksut mbak Vita?" Bila bertanya dengan heran.
"Sebenarnya aku mau banget menjelaskan semuanya ke kamu Bil, tapi ada seseorang yang lebih tepat menjelaskan semua"
Orang yang Vita maksut adalah Dimas, karena bagi Vita penjelasan Dimas pastinya lebih Bila percayai.
Bila masih terdiam dengan rasa cemburu juga kesal yang bercampur, ia hanya bisa melirik ke arah Edwin dan Vita secara bergantian.
Vidi yang sedang digendong oleh Edwin tiba-tiba berbisik ditelinga Edwin "dady tante itu cantik, Vidi suka sama tante itu"
Edwin kaget mendengar pernyataan Vidi, antara geli dan kesal Edwinpun menjawab "enak aja, tante Bila tuh punya dady".
"Dady turunin aku, aku mau sama tante" Vidi berontak agar Edwin menurunkannya, setelah diturunkan Vidi segera lari ke arah Bila kemudian menggandeng Bila.
Bila teekejut dengan tingkah Vidi "ada apa dek?"
"Tante, tante suka ga sama aku?" dengan nada sok dewasa Vidi bertanya pada Bila.
Tingkah polos Vidi membuat orang-orang disekitarnya tertawa, Bila yang merasa tegang juga ikut tertawa.
"Tante suka sama kamu, tapi tante sebel sama dady kamu, yang tukang bohong" Bila menjawab sembari melirik Edwin.
"Mama, dady aku mau ikut tante cantik" Vidi meminta ijin pada Edwin dan Vita, kemudian menggandeng tangan Bila "tante cantik bolehkan aku ikut tante"
"Tante tuh masih harus kerja sayang, nanti kamu malah bosen lagi kalau ikut tante"
"Jangan sayang, nanti kamu malah ganggu tantenya" Vita memberi pengertian pada Vidi.
"Ga mau...aku mau sama tante cantik" Vidi mulai merajuk.
Edwin melirik arlojinya, jam sudah menunjukan 14.30, kemudian ia mendekati Bila.
"Bila...Vidi biar ikut kamu, nanti aku jemput kalau kamu ga keberatan".
"Tapi Win, nanti malah Vidi ganggu Bila lho"
"Mama boleh ya, aku mau sama tante"
"Ga papa kok mbak, tapi kamu tunggu tante, tante masih harus bekerja" Bila memberi penjelasan pada Vidi.
"Ga papa Bil, kamu pulang dulu aja, nanti aku jemput jam tuju malam, sekalian kami mau menjelaskan semua ke kamu"
"Ya" Bila menjawab singkat, setelah itu ia membereskan tasnya kemudian menjemput Vidi.
Setelah mengambil Bila dari mama dan dadynya, ia menggandeng Vidi keluar kantor untuk mengajak Vidi pulang ke rumahnya.
Bila melirik Vidi yang menggendong ransel kecil berisi baju dan keperluannya, Vidi terlihat lucu.
Mereka pulang ke rumah Bila dengan mengendarai motor, selama tiga puluh menit.
Sesampainya dirumah Vidi disambut oleh ibu Bila yang segera mengajak anak kecil itu bermain.
Jam Enam sore Vidi sudah dimandikan dan sudah bajunya sudah diganti dengan celana katun army dengan kaus berkerah polos berwarna coklat, Bila juga menyisir rambut Vidi dengan model jambul membuatnya semakin terlihat menggemaskan.
Setelah Bila mendandani Vidi, ia berniat mengorek informasi dari anak kecil itu.
"Vidi tuh anaknya siapa sih ganteng amat". sambil mencubit hidung Vidi.
"Anaknya papa Dimas sama mama Vita, tapi aku gantengnya kaya dady Edwin"
"Kok bisa, berarti kalau gantengnya kaya dady Vidi anaknya dady dong?".
"Bukan....kata mama dady tuh oomnya aku, tapi aku manggilnya dady aja"
"Oh....."
Bila merasa anek dengan hubungan Vidi dan Edwin, tapi satu yang jelas ternyata ia sudah salah faham ia menyangka Vidi adalah anak Vita dan Edwin.