Beberapa jam kemudian, mereka telah sampai di Bandara Internasional Minang Kabau ( BIM) , dan ternyata.. seseorang telah menanti mereka di sana, dia adalah sepupu Bayu dari Bukittinggi. Bayu memang jarang pulang ke Bukittinggi, tapi dia sangat mengenal semua sanak saudaranya, dan mereka sangat menyayanginya.
" Bagaimana perjalanannya , Da? "
"Alhamdulillah, lancar..Oh ya kenalkan ini kakak ipar mu" Kata Bayu.
" Salam kenal uni.. nama saya Ari.. " Kata Ari sambil menyalami Claudia. Claudia tersenyum karena di panggil uni.
" Panggil saja dia kak Claudy, sepertinya dia tidak terbiasa dengan panggilan itu" Kata Bayu.
" Tidak apa-apa, panggilan uni bagus juga" Kata Claudia.
Ari membawa mereka menuju parkiran, dan menaikan barang-barang mereka.
"Ayo berangkat? Apa Uni dan Uda ingin mengelilingi kota Padang terlebih dahulu? " Tanya Ari lagi.
" Tidak usah, Ri.. kita pulang saja dulu" Jawab Bayu.
Ari membawa mereka menuju Bukittinggi, setelah melewati kota Padang, Claudy tak bisa berhenti memandang keluar dan bertanya banyak hal pada Ari, pemandangan sepanjang jalan masih sangat asri, Penjual Bengkoang berjejer di sepanjang jalan.
" Ari... bisakah berhenti sebentar?, Uni mau membeli itu.. " kata Claudia. Ari tersenyum, dia tak menyangka kalau Claudia benar-benar mau di panggil uni. Ari menghentikan mobilnya dan ikut turun bersama Claudia.
" Biar aku yang beli" kata Ari lagi.
" Bara sakabek ko uni?" (Berapa harga satu ikat kak?) " Tanya Ari dalam bahasa Minang
" Duo baleh ribu" (dua belas ribu) jawab penjual tersebut..
Claudy yang bisa sedikit memahami bahasa mereka langsung meminta beberapa ikat,.
Dalam perjalanan, mereka juga melihat air terjun.
"Ini air terjun Lembah Anai" kata Ari menjelaskan. mereka berhenti beberapa saat di sana, dan merasakan sejuknya air tersebut. Claudy pergi menyebrang jalan, dan melihat lembah yang ada di sisi jalan.
" Jangan melompat ya Uni.. " Kata Ari bercanda ketika melihat Claudia terpesona memandang keindahan alam tersebut. Claudia tertawa mendengarkannya.
Setelah puas berada di sana, mereka melanjutkan perjalanan, di sepanjang jalan itu masih begitu asri , bukit-bukit yang menghijau menghiasi sepanjang perjalanan.
Tak lama kemudian, mereka telah sampai di Padang Panjang, setelah sampai di persimpangan , mereka belok kiri menuju Bukittinggi.
Claudy melihat beberapa orang yang membawa kantong plastik hitam besar, dan bertanya..
"Apa yang mereka bawa? "
"perkedel jagung. Apa uni mau? " Tanya Ari.
mereka berhenti, Claudy mencicipi sebungkus kecil, dia sangat menyukainya, makan perkedel panas saat cuaca dingin memang sangat nikmat. Dan akhirnya dia juga membeli beberapa bungkus lagi.
"Ari... bisakah kita singgah sebentar nantinya? kami tidak membawa oleh-oleh apapun dari sana" Kata Claudy lagi.
"Apa yang mau Uni beli? "
"Oleh-oleh ... ya meskipun dari sini juga " Kata Claudy malu.
Ari membelokkan mobil ke suatu tempat. Tempat itu sangat sederhana.
" Tempat apa ini? " Tanya Claudy.
" Di sini di jual 'bika' terbuat dari tepung beras dan parutan kelapa, dimasak dengan cara di bakar, dan memakai alas daun. Aku juga tidak bisa menjelaskannya secara detail" Kata Ari tersenyum.
" Apa uni mau membeli? " Tanya Ari lagi.
Claudy mencoba nya, "ternyata enak juga" Dia langsung membeli beberapa kotak.
" Tak lama kemudian, dalam perjalanan Claudy juga melihat penjual sate.
" Aku mau sate" Katanya lagi.
melihat itu, Bayu menghembuskan nafas lelah seraya berkata..
" Sayang... bagaimana cara mu memakan semua ini? perutku menjadi kenyang melihat semua makanan ini. " Kata Bayu yang tak menyangka selera makan istrinya besar juga.
" Ya.. Mas.. sekali kali nggak papa ya! " bujuk Claudy.. Bayu masih cemberut.
" Oh ya Ari? Tadi kamu panggil Mas Buyu Uda? " Tanya Claudia.
" Iya" Jawab Ari heran karna tak mengerti kenapa Claudia tiba-tiba bertanya seperti itu.
" Uda Bayu.. boleh ya! " bujuknya lagi. Bayu tertawa mendengar perkataan istrinya itu.
" Ya sudah kalau begitu. ".
Dan Akhirnya.. mereka masuk ke warung sate itu. Claudy hanya memakan daging nya saja, karna ingin nambah lagi supaya tidak terlalu kenyang.
Melihat itu, Bayu berbisik pada Ari.
" Adakah jalan menuju rumah yang tidak melewati warung makanan? "Tanyanya lagi. Ari tertawa mendengar pertanyaan Bayu.
" Da.. biar saja uni memakan sebanyak-banyaknya, kalau cuma daging, nggak bakal bikin gendut kalau sudah kenyang, dia nggak akan melirik makanan lagi. " Jawab Ari sambil tersenyum.
" Aku nggak menyangka, ku kira tadinya dia ingin melihat pemandangan, ternyata pesona makan lebih kuat menariknya. " Kata Bayu lelah. mendengar itu Ari tertawa, sementara Claudia sibuk dengan makanannya.
" Ari... apa di sana banyak anak-anak? Tanya Claudy.
" Tidak juga uni, hanya kakek, nenek, dan kedua orang tuaku tinggal di sebelah rumah mereka . Kedua adikku bersekolah di pesantren " Jawab Ari.
" Apa kau ingin membeli makanan. lagi? " Tanya Bayu.
" Kita bungkus ini untuk. mereka. " Kata Claudia.
"Tidak usah uni, setiap sore penjual sate keliling lewat" Kata Ari lagi. mendengar itu, mata Claudia berbinar.
Akhir nya, mereka sampai. juga di rumah nenek dan kakek Bayu, sebuah rumah di kaki gunung merapi, udara di sana sudah mulai dingin, karna sudah hampir senja"
Nenek, kakek, dan Orang tua Ari telah menyambut mereka .
"Ayo masuk.. kata Nenek Bayu"
Setah sampai di dalam, mereka berbincang-bincang. Claudia sangat senang mendengar cerita nenek Bayu. Beliau kembali lagi ke Bukittinggi setelah Ibu Bayu, anak pertamanya dan Anak ke duanya yaitu Ibu alma menikah dengan pria di sana. Ibu Ari adalah anak ke tiga dari nenek dan kakek Bayu, dan beliau lahir dipulau Jawa. Karna takut ketiga putrinya akan tinggal di sana, akhirnya nenek dan kakek Bayu membawa putri bungsu mereka kembali ke Sumatra Barat. dan Akhirnya.. Beliau menikah dengan pria dari Sumatra Barat.
" Jadi.. waktu nenek pergi ke sana hanya membawa dua orang putri? "Tanya Claudia.
"Ya.. dan untung saja ibu Ari lahir saat Ibu Alma masih berusia 7 tahun, jika tidak, mungkin kami kembali dengan tangan kosong" Kata nenek itu tertawa. Claudy pun tertawa, ternyata nenek ini asyik di ajak bicara.
Claudy mengeluarkan makanan yang di bawanya. Nenek sangat senang melihat semua makanan itu, karna beliau sangat menyukai makanan itu. terlebih bika.
" Maaf nenek.. kami hanya membelinya di sini, soalnya Uda Bayu mengajak ke sini mendadak, jadi kami tidak sempat berbelanja." Kata Claudia
Bayu tak bisa menahan tawa mendengar istrinya memanggil Uda Bayu. "Ya sudah, jangan berlebihan panggil saja seperti biasa" Jawab Bayu masih tertawa.
" Biasanya manggil apa? " Tanya nenek sambil menggigit bika yang di bawa Claudia.
"Biasanya dia manggil aku 'Mas Bayu' nek. " Jawab Bayu. Nenek tertawa mendengar itu.
Tiba-tiba Claudy mencium aroma wangi dari dapur.
"Wangi sekali.. aroma apa itu Nek? " Tanya Claudia.
" Nenek sedang membuat rendang" Mendengar itu, air. liur Claudy memenuhi mulutnya. Melihat itu Bayu hanya bisa menepuk jidadnya sendiri.