webnovel

Volume II Chapter 1 Part 3

Enjoy gengs..

***

Unedited

Delilah melangkah menuju tempat Alex duduk. Pandangannya tak pernah lepas dari wajah pria itu. Meski di depan suaminya ia terlihat percaya diri, namun hanya Delilah yang tahu bahwa sebenarnya jantungnya sudah dari tadi berdebar-debar tak karuan. Selama hampir tiga tahun mereka menikah, baru kali ini Delilah melakukan hal gila seperti ini. Maksudnya, baru kali ini ia menggoda Alex secara terang-terangan sampai masuk ke ruang kerjanya. Hanya memakai pakaian dalam yang transparan dan sexy seperti sekarang.

Ia memang pernah beberapa kali menggoda Alex. Tapi karena Delilah seorang wanita pemalu, semua itu ia lakukan saat berada di atas ranjang mereka saja. Bukan seperti ini.

Sejujurnya, Delilah sempat merasa bingung dengan kejutan apa yang harus ia berikan untuk ulang tahun Alex kali ini. Untung saja kemarin ketika ia sedang berada di Pondok Indah Mall, sebuah tokoh pakaian dalam menangkap perhatiannya.

Ia ingat ketika mereka sedang berbelanja di PIM, suaminya itu tiba-tiba menariknya masuk ke dalam tokoh tersebut. Sebagai pria, bukannya merasa malu, Alex malah dengan antusias mulai memilih berbagai jenis underwear dan lingerie untuknya. Kalau saja Delilah tak memaksanya keluar, mungkin sekarang lemari kamarnya sudah dipenuhi dengan pakaian dalam tersebut.

Putus asa, akhirnya dengan memberanikan diri dan setengah malu, Delilah pun masuk ke dalam tokoh tersebut dan membeli beberapa jenis lingerie untuk ia pakai buat kejutan ulang tahun Alex.

Balik lagi ke waktu sekarang, sesampainya Delilah di belakang kursi putar yang diduduki Alex, ia menarik nafasnya panjang-panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. Merasa cukup tenang, Delilah lantas mengangkat tangan mungilnya, meremas pundak suaminya dan mulai memijatnya dengan lembut.

"Em, babe... Kamu ngapain? Kamu—"

Delilah membungkuk dan berbisik di telinga Alex. "Sshhhh..." Melarangnya berbicara.

Seketika itu juga Delilah merasakan  tubuh suaminya bergetar karena merinding. Melihat reaksi Alex, bibirnya tersenyum kecil.

Alex merasa bingung dengan apa yang sedang terjadi. Terlebih, ia kaget dengan apa yang sedang dilakukan istrinya saat ini.

"Ahhh..." Alex tanpa sadar mengerang kecil begitu Delilah menyentuh bagian punggungnya yang sensitif.

Semakin lama Delilah menyentuhnya, semakin Alex merasa tersiksa. Tak tahan lagi, Alex memutar kursinya hingga menyebabkan Delilah mundur beberapa langkah darinya.

Delilah yang kebingungan karena perbuatan Alex yang mendadak dibuat  terkejut begitu Alex menarik lengannya sampai menyebabkan ia terduduk di pangkuan suaminya.

"Hmph..."

Baru saja Delilah ingin bertanya, bibir dingin Alex sudah terlebih dulu menempel di bibirnya. Alex menciumnya dengan penuh hasrat sampai Delilah tak bisa bernafas.

Merasakan Delilah mendorong tubuhnya, Alex mau tak mau  melepaskan bibirnya dari bibir istrinya itu.

"Kamu–"

Melihat istrinya sudah cukup mengambil nafasnya dan sudah bertenaga lagi, Alex pun kembali menempelkan bibirnya lagi di bibir Delilah. Kali ini ciumannya berbeda dengan ciumannya yang tadi. Alex menciumnya lembut sampai membuat Delilah meleleh.

Tangan Alex Dari yang semula hanya mengelus paha istrinya, kini mulai bergerak nakal, menggerayangi tubuh istrinya.

Tiba-tiba wajah Delilah merona merah begitu merasakan sesuatu yang keras menusuk bokongnya. Hal tersebut membuat Delilah malu, hingga menyebabkan ia bergerak-gerak gelisah di pangkuan Alex.

Delilah tak tahu bahwa perbuatannya tersebut semakin membuat nyala api di tubuh Alex terbakar. Kali ini, Alex sudah tak bisa menahannya lagi. Dengan tergesa-gesa ia menarik ujung lingirie yang dipakai Delilah. Ingin cepat-cepat melepaskan pakaian tersebut dari tubuh istrinya.

Saat Alex ingin membuka pakaian Delilah, istrinya itu tiba-tiba  menghentikannya.

"Babe," ujar Delilah menjauhkan wajahnya dari Alex.

"Kenapa, babe? Kamu gak mau?" tanya Alex sedikit bingung sembari mengelus lembut pipi istrinya.

"Enggak. Aku cuma pengen ngucapin, happy Birthday. Selamat ulang tahun." jelas Delilah mengecup bibir Alex sayang.

Ucapan Delilah membuat hati Alex senang luar biasa. Ternyata istrinya tak melupakan hari ulang tahunnya.

"Thank you, babe. Aku pikir kamu lupa." balas Alex pura-pura mencebikkan bibirnya pura-pura cemberut.

"Aku gak mungkin lupa sama ulang tahun kamu, babe. Cuma pengen kasi kejutan aja. Gimana? Kamu suka gak kejutannya?"

Alex mengangguk. "Mm, suka." Ia menatap Delilah dengan penuh cinta. "Kado aku mana, babe?" tambahnya bercanda.

"Kado kamu?"

"Iya, kado aku."

Delilah tiba-tiba mengangkat tangannya dan melepaskan pita putih  yang melingakari lehernya.

Alis Alex terangkat. Ia sudah melihat pita tersebut di leher istrinya sejak tadi istrinya masuk ke ruang kerjanya.

Ingin menggoda istrinya, Alex pun bertanya. "Maksud kamu, kamu kado aku, babe?"

Delilah mengangguk malu.

Gemas dengan tingkah istrinya, Alex tersenyum tipis. "Kalo kamu kado aku, aku untungnya apa? Kamu bisa ngapain aja, babe?" tanya Alex masih pura-pura bodoh. Menggoda istrinya.

"Kamu bisa ngelakuin apa aja ke aku dan aku bisa ngelakuin apapun yang kamu mau, babe." balas Delilah cepat dengan polosnya. Sadar jawabannya itu sedikit terdengar tak pantas, Delilah menunduk malu.

Namun, begitu ia teringat bahwa mereka berdua sudah resmi menikah dan jawabannya sama sekali tak ada yang salah, Delilah mengangkat kepalanya lagi menatap Alex.

Alex ingin tertawa. Tetapi ditahannya, takut istrinya marah.

"Kalo gitu, aku pengen kamu nyanyi. Kamu bisa dong ya, babe?"

F*ck. Delilah memaki dalam hati. Ia sadar Alex sedang menggodanya.

Suaminya itu tahu betul bahwa Delilah tak bisa bernyanyi dan tak suka bernyanyi.

Paham sedang dipermainkan, Delilah memukul Alex pelan. "Ah, kamu..."

Alex terkekeh. "Sorry, babe. Soalnya kamu ngegemesin banget. Akunya jadi gak tahan pengen godain kamu."

Delilah mendengus sebel.

Tak berapa lama, Alex yang tadinya sedang tersenyum menggoda tiba-tiba  tersenyum licik.

Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Delilah lantas berbisik di telinga istrinya itu. "Gimana kalo kita terusin aja apa yang kita lakuin tadi? Kita berdua juga kan gak pernah ngelakuinnya di ruang kerja aku. Gimana, babe?"

Delilah mengernyit mempertimbangkan saran Alex. Sementara Delilah sedang berpikir, Alex yang sudah tak sabar mulai mencium leher Delilah. Memberikannya kecupan-kecupan kecil di leher istrinya. Ciuman tersebut berakhir dengan mereka berdua tidur di ranjang mereka. Delilah tak mengijinkan Alex melakukannya di ruang kerjanya.

***

Kalo ada salah dalam penulisan, harap dimaklumi. Selamat menyambut tahun baru buat semuanya.

下一章