Saat ini adam telah berada di Lombok, dia kembali menikmati suasana pantai dan pulau-pulau kecil disana, adam sama sekali belum berpikir untuk pulang ,dia tahu ayah dan ibunya pasti sedang sangat sibuk mencarinya, namun dia juga yakin ayahnya tidak akan sembrono dengan melaporkan soal kehilangan dirinya ke kantor polisi karena itu akan berdampak pada perusahaan.
Pikiran licik adam bermain disana. "Ayah pasti sedang sangat bingung dan cemas karena aku tidak juga kunjung datang, biar dia tahu apa rasanya jika aku benar-benar pergi dari kehidupannya, aku sudah terlalu menjadi anak penurut selama ini, sedikit saja aku berbelok tidak apa-apa, aku akan tetap kembali dan menjadi bonekanya setelah ini, aku tahu itu mungkin memang takdirku".
Malam semakin larut, adam sendirian di kamar hotel dan menatap gerimis kecil di luar dari jendela kamarnya.
"Ini suasana yang sangat romantis jika aku bersama dengan seseorang yang aku cintai, kenapa aku tidak pernah beruntung soal cinta, cinta pertamaku telah pergi dan menemukan kebahagiaannya bersama pria lain, aku memang bukan yang terbaik untuknya, tapi apa yang terjadi padaku sekarang???? aku seperti tidak bisa menerima kenyataan itu, kenyataan bahwa dia ternyata bisa mencintai pria lain selain diriku, aku sempat berpikir bahwa kita berdua tidak akan bisa hidup tanpa satu sama lain, tapi ternyata tidak, dia bisa bahagia tanpaku, dan lebih mengejutkannya lagi aku bisa tetap hidup meskipun tanpa dia, apakah itu artinya aku mungkin telah rela dengan kebahagiaan yang dia sedang jalani sekarang bersama pasangan barunya???".
Adam kemudian mengambil ponselnya dan yang sudah dari beberapa hari kemarin ia ganti kartu SIMnya. Dia menekan satu persatu nomor telpon yang tidak lain adalah nomor telpon Kinan.
"Hallo" di ujung telpon terdengar suara yang tidak asing bagi telinganya, suara itu terus terngiang di telinga adam selama hampir 8 tahun hidupnya dari semenjak Ia mengenal Kinan di masa SMAnya dulu.
"Hallo, siapa ini???" Kinan hampir menutup telponnya saat kemudian dia mendengar desah nafas adam yang berat terdengar jelas olehnya.
"Adam????? Apa ini kamu" Firasat Kinan benar, adam menelponnya malam itu di saat semua orang sedang menunggu kabar darinya.
"Dimana kamu sekarang??? apa liburanmu menyenangkan??? aku tahu kamu akan baik-baik saja, cepatlah selesaikan masa liburanmu dan kembali ke sini, semua orang sedang menunggumu". Kinan berbicara dengan santai tanpa menunggu jawaban pasti bahwa yang menelponnya malam itu adalah adam.
"Aku tahu bahwa hanya kamu yang mengetahui tentang aku sepenuhnya, kamu tahu???? aku disini seperti seorang lelaki pengecut yang lari dari semua masalah di hidupku, padahal ada kenyataannya masalah itu ada dalam diriku sendiri yang akhirnya kemanapun aku pergi dia akan ikut terus bersamaku.
"Disini aku terus ingat tentang kamu dan tentang kenangan kita selama ini, saat kita masih sama-sama muda dan menjadi gila karena cinta, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri,,, apa sekarang aku benar-benar telah menjadi pria dewasa???? bagaimana semua masalah ini begitu berat bagiku dan merasa seperti tidak sanggup untuk lepas dari semua ini.
"Selama bebarapa hari ini aku terus menguras isi hati dan pikiranku dengan hal-hal lain, mencoba untuk melupakan segalanya. Aku sempat berpikir bahwa aku tidak akan bisa bertahan tanpa kamu, namun ternyata aku salah, aku bisa sampai hari ini karena bertahan dan berusaha melepaskanmu dari pikiranku.
"Kinan,,,,,, aku merasa perlu mengatakan ini agar bisa menguatkan hati kita masing-masing di masa depan. Aku merasa, aku telah bisa melepaskanmu sepenuhnya dari dalam hatiku, aku ingin kamu bahagia dan aku bisa melanjutkan hidupku tanpamu, tanpa kenangan pahit kita, aku hanya akan menyisakan kenangan indah dan manis yang pernah kita lewati berdua, agar bisa membuat hatiku tetap senang, meskipun tidak lagi bersamamu, setidaknya aku bisa ingat, bahwa aku pernah menjadi orang paling bahagia di dunia ini, karena mencintai kamu dan juga di cintai olehmu.
"Aku ingin kamu berjanji akan hidup bahagia di masa depan dengan pasanganmu kelak, berjanji padaku bahwa kamu tidak akan lagi menengok ke belakang, dengan mengingat kembali kenangan pahit yang aku torehkan di hatimu, aku mohon maafkan aku!!!!! aku ingin kamu terus menatap ke depan dan berbahagia sepanjang hidupmu, aku telah benar-benar rela dengan semua yang terjadi dengan hubungan kita, Kinan,,,,, kamu adalah cinta pertamaku dan akan terus menjadi bagian dalam perjalanan kisah cintaku, kamu tidak perlu khawatir tentangku, aku hanya berlibur dan akan segera kembali kepada keluargaku, selamat tinggal".
Kinan hanya diam mendengar semua pengakuan adam, air mata tak tertahan terus menetes di matanya membasahi pipinya, dia tahu betul adam sedang sangat bersedih sendirian di suatu tempat yang ia tidak tahu dimana.
Kemudian adam mematikan sambungan telpon dan langsung menonakifkan kembali ponselnya. Dia tidak tahan mendengar tangisan kinan di telpon dan juga dirinya sendiri sudah tidak sanggup menahan air matanya.
Adam tidak ingin terdengar menyedihkan dengan menangis di telpon tadi, namun setelah sambungannya mati, air mata mulai menetes tak terkendali, ia keluar dari kamarnya dan berdiri di balkon depan kamar hotelnya membiarkan air hujan mengguyur dirinya di tengah malam yang dingin itu.
Itu yang ia harapkan dari kemarin, air hujan menyembunyikan tangisan menyedihkannya sehingga dia tidak merasa malu pada dirinya sendiri karena menangisi kesedihannya seorang diri.
Air mata mengalir di pipinya dan ikut terbawa air hujan yang terus mengguyurnya. Ia berharap semua kesedihan ikut terbawa air hujan malam itu dan meresap ke dalam tanah.
"Tuhan, aku mohon berikan hatiku kekuatan yang jauh lebih kuat dari apapun, aku tidak ingin merasa sedih atas kebahagiaan kinan, aku ingin ikut bahagia bersamanya" adam berlutut disana sambil berteriak berusaha melepas semua kesedihannya.