"Jika kau bukan seorang janda dan anak-anakmu bukan anak yatim, aku takkan membantumu, Bibi Yunying!"
"Lihat ini! Lihat apa yang telah kau perbuat pada mantel bulu ini! Kau telah merusaknya!"
"Aku tak menyalahkanmu, tetapi kau sudah sangat tua. Tidak bisakah kau lebih bertanggung jawab dan berhenti menimbulkan masalah?"
Luo Yunyang merasakan amarah muncul dari dalam dirinya saat mendengar cercaan-cercaan tersebut. Ternyata Cheng Bapi yang mampir ke rumahnya.
Cheng Bapi merupakan julukan yang adik perempuannya berikan untuk pemilik tempat cuci baju di mana ibunya bekerja. Nama aslinya Cheng Daren. Namun, keluarga Luo telah terbiasa menggunakan julukan tersebut untuk menyebut atasan ibunya itu.
Orang jahat itu selalu memiliki banyak cara untuk membuat ibu Luo Yunyang bekerja lebih keras dan mendapat bayaran lebih sedikit dari seharusnya.
Itu sebabnya ia dijuluki Cheng Bapi.
Tanpa berpikir panjang, Luo Yunyang membuka pintu rumahnya dan masuk ke dalam. Terlihat kepala ibunya tertunduk di ruangan remang-remang yang hanya diterangi sebuah lampu itu sementara adik perempuannya tampak seperti seekor burung puyuh yang terluka di sudut ruangan.
Pemandangan itu membuat Luo Yunyang sangat sedih.
"Yunyang, kau sudah pulang! Ada makanan di atas tungku. Makanlah terlebih dahulu!" ujar Shen Yunying dengan lembut. Ia sedikit malu saat melihat anak laki-lakinya itu.
Bukannya makan, Luo Yunyang malah melangkah menghampiri Cheng Daren. Cheng Daren merasakan ketakutan di hatinya ketika ia melihat Luo Yunyang berjalan berjalan ke arahnya.
Bagaimana mungkin aku takut kepada anak remaja? Ini sangat konyol…
Walaupun Cheng Daren bukanlah orang yang berpengaruh di kota ini, ia memiliki sebuah toko dan kakak laki-laki yang ahli bela diri. Oleh karena itu, eksistensinya di Kota Donglu tak dapat disepelekan.
"Luo Yunyang, kau sudah pulang. Aku dengar kekuatanmu lebih rendah 100 kilo dibandingkan tuan muda Lian. Hah… Kalau aku menjadi dirimu, aku takkan menghambur-hamburkan uang ibuku."
Sambil mengatakan hal tersebut, Cheng Daren menegakkan tubuhnya dan melihat ke arah Luo Yunyang dengan penuh penghinaan.
Mimik wajah Shen Yunying berubah, ia mengkhawatirkan anak laki-lakinya yang melihat kondisinya saat ini.
"Kau berbohong!" Luo Dong'er tak terima. "Di uji kekuatan sebelumnya, Lian Yubi kalah 100 kilo dari kakakku!"
"Itu cerita lama. Apa kau tak tahu kalau Bos Lian memberi anaknya obat pembentuk tubuh? Obat tersebut harganya 100.000 dayuan!"
Secara tak sadar, suara Cheng Daren semakin keras. "Status seorang ahli bela diri itu sangat tinggi. Bocah miskin sepertimu mana mungkin bisa melewati pelatihan itu. Kau bahkan tak memiliki figur seorang ayah!"
Luo Yunyang tersenyum licik ke arahnya dan berkata, "Itu bukan urusanmu apakah aku mampu melewati pelatihan itu atau tidak, Cheng Daren!"
Cheng Daren gemetar ketakutan saat Luo Yunyang menyebut namanya dengan blak-blakan.
Harga diri lelaki itu sangat tinggi. Beraninya bocah ini memanggilnya tanpa sopan-santun?
Orang lain boleh saja menyebut namanya dengan cara yang seperti itu, tapi Cheng Daren ingin menjadi sosok yang ditakuti penduduk desa saat ia berjalan di hadapan mereka.
Apa hakmu untuk menyebut namaku dengan tidak sopan seperti itu, bocah? Kau…
"Jangan tersenyum seperti itu, Luo Yunyang. Ini tak ada hubungannya denganmu." Ia menunjukkan mantel yang ada di tangannya. "Kau harus memberi ganti rugi sebesar 1.000 dayuan, Bibi Yunying. Bayarlah besok."
"Jika pelanggan itu tak mengasihanimu, dia mungkin sudah menyuruhmu untuk membayar sesuai harga asli mantel ini, yaitu 10.000 dayuan!"
Shen Yunying khawatir setelah mendengar hal tersebut. 1.000 dayuan merupakan jumlah yang sangat besar. Ia harus mencuci pakaian selama setahun penuh untuk mengumpulkan 2.000 dayuan. Dengan jumlah sebesar itu, ia harus membayar setara dengan 6 bulan pendapatannya.
"Kondisi matelnya sudah seperti itu sebelum aku mencucinya, Tuan. Anda… Anda tak bisa menyuruhku membayarnya!"
"Jika kau tak mau membayarnya, maka aku yang harus ganti rugi. Dengarkan aku, Shen Yunying. Ada banyak orang yang mengantri ingin bekerja di tempatku!" Chen Daren mendongakkan kepalanya dan berkata dengan bengis, "Jika kau tak membayarnya besok, jangan salahkan aku jika aku berbuat jahat terhadapmu!"
"Anda bilang ibuku yang merusak mantel bulu ini. Berikan mantel itu padaku, aku ingin melihatnya." Tanpa menunggu ibunya berkata apa-apa, Luo Yunyang berjalan mendekati Cheng Daren.
Meskipun Cheng Daren tak ingin menyerahkan mantel bulu itu kepada Luo Yunyang, secara tak sadar ia mengulurkannya. Luo Yunyang mengamati mantel yang ada di tangannya dan menemukan sebuah lubang sebesar jari di bagian atas mantel berbahan bulu cerpelai berwarna ungu tersebut.
Ia tak tahu lubang apa itu.
Sejak memiliki alat pengatur atribut yang dapat memperbaiki masa depannya, ia tak merasa bahwa 1.000 dayuan adalah jumlah yang besar.
Namun, menilik ekspresi ibunya, Luo Yunyang merasa ada sesuatu yang janggal dengan situasi ini.
Dia yakin dirinya takkan bisa menahan amarahnya dan membayar 1.000 dayuan.
Dia ingin sekali menghajar Cheng Daren yang telah menuduh ibunya melakukan kesalahan, tetapi ia tetap harus mematuhi peraturan dasar dari Lembaga.
Apa yang harus ia lakukan?
Tiba-tiba Luo Yunyang teringat sesuatu. Dengan cepat ia memunculkan alat pengatur atribut dan meningkatkan Atribut Kecerdasannya.
Ini pertama kalinya ia meningkatkan Atribut Kecerdasannya setinggi ini,
Kecerdasan : 3.5!
Luo Yunyang merasa takjub. Ia tiba-tiba teringat akan kekuatannya yang mencapai 500 kilo setelah berlatih jurus Kera Iblis Pembelah Bumi.
Sekali lagi ia mengarahkan pandangannya ke mantel bulu yang berlubang itu. Ia tersadar bahwa yang ia lihat tak lagi sama. Lubangnya terlihat jauh lebih besar, begitu pula bulu-bulu di sekitarnya.
"Siapa pemilik mantel bulu ini, Pak Tua Cheng? Siapapun dia, katakan padanya kalau dia adalah seorang penipu. Ini belum berakhir. Mereka akan berurusan denganku!"
Luo Yunyang kemudian menunjuk ke lubang tersebut dan berkata, "Lubang ini disebabkan oleh sebuah panah. Bekas pada bulu mantel ini dan kulit pemiliknya dapat dijadikan bukti."
Tubuh Cheng Daren gemetar. Dia memang mengetahui penyebab lubang pada mantel tersebut, dan karena kini Luo Yunyang sudah mengetahuinya, ia pun merasa gugup.
"Dasar sampah… Hentikan omong kosong ini! Sudah sangat jelas mantel ini dirusak oleh ibumu. Aku tak peduli, kau tetap harus memberikan ganti rugi kepada pemiliknya!"
Meskipun jauh di dalam lubuk hatinya ia kebingungan, Cheng Daren tetap mempertahankan sikap yang sama.
"Enyahlah!" teriak Luo Yunyang. Matanya memerah dan ia merasa dirinya seperti singa yang mengaum.
Ketika mendengar teriakan tersebut, Cheng Daren merasa jantungnya seperti dipukul dengan palu yang berat. Pandangannya menjadi gelap, dan hampir saja ia terjatuh ke tanah.
"Luo… Luo…"
Hanya dua kata itu yang bisa terucap dari mulut Cheng Daren. Kemudian, ia langsung berbalik dengan panik dan berlari menuju pintu.
Ruangan itu gelap dan lantainya licin. Cheng Daren terlalu panik untuk memperhatikan langkahnya, sehingga ia terpeleset dan terjatuh.
Laki-laki yang seakan-akan dikejar setan itu segera bangkit dan lari keluar dengan ketakutan.
"Ha ha… Sombong sekali dia! Mengapa bajingan itu tidak jatuh dan mati saja?" Luo Dong'er tertawa terbahak-bahak, kuncir kecilnya yang ikut bergoyang.
Luo Yunyang mengelus rambut adiknya itu dengan penuh kasih sayang dan melemparkan senyuman padanya.
Shen Yunying juga tersenyum, namun senyumannya sedikit dipaksakan, sehingga terlihat lebih buruk dibandingkan air mata.
Cheng Daren yang licik itu sudah pergi dengan ketakutan, sehingga mereka tak perlu lagi membayar 1.000 dayuan itu. Tetapi mereka telah mempermalukan Cheng Daren. Shen Yunying tak akan bisa kembali bekerja di toko itu lagi. Tanpa memiliki penghasilan, bagaimana ia dapat membesarkan kedua anaknya?
"Aku telah menjadi seorang ahli bela diri, Ibu. Mulai saat ini, biarkan aku yang menanggung seluruh biaya!" Luo Yunyang tahu apa yang ibunya pikirkan. Ia mengenang kembali semua masa-masa pahit dan kerja keras yang ia alami tanpa berani melawan. Luo Yunyang berusaha menghibur ibunya dengan menepuk bahunya.
Mendengar perkataan kakaknya, Luo Dong'er tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa menatap kakaknya dengan ternganga.
Ia tahu betul apa itu ahli bela diri. Hidup mereka pasti terjamin dengan baik di Kota Donglu.
Dia selalu berandai-andai kelak kakaknya akan menjadi seorang ahli bela diri, namun ia tak pernah menyangka impiannya itu akan terkabul secepat ini. Ia merasa sedang bermimpi.
"Apakah itu benar? Ini…" Shen Yunying sangat bahagia mendengar berita itu. Ia tak percaya akan apa yang didengarnya.
Sama seperti anak perempuannya, Shen Yunying juga sadar akan kekuatan putranya itu. Akan tetapi, dengan keadaan keluarga mereka yang miskin ini, ia tak mampu memberikan makanan yang layak untuk anak leakinya yang berbakat itu.
Tolak ukur untuk menjadi seorang ahli bela diri adalah 500 kilo. Putra kesayangannya itu bahkan belum mencapai 300 kilo.
"Hari ini, aku mempelajari jurus Kera-Naga dan kekuatanku meningkat hingga 500 kilo!" Ketika melihat ekspresi tak percaya pada wajah ibunya, Luo Yunyang menceritakan kembali apa yang terjadi sebelumnya.
Kemudian, ia mengulurkan tangannya dan mengambil sebuah bola dari meja rusak yang salah satu kaki penyanggahnya hilang entah ke mana.
Yang baru diambilnya itu adalah grip ball, alat termurah yang diciptakan oleh federasi untuk mengukur tingkat kekuatan, harganya pun hanya 10 dayuan. Bola ini merupakan hadiah dari Luo Dong'er di ulang tahunnya yang ke-15.
"Merah, jingga, kuning, hijau, biru!"
Lima warna muncul pada alat tersebut hingga akhirnya berhenti pada warna biru yang berkilauan dan terlihat mempesona di bawah cahaya lampu.
"500 kilo? Kekuatan kakakku sudah mencapai 500 kilo. Hore! Kakakku kini seorang ahli bela diri!" Luo Dong'er bersorak dengan keras, suaranya penuh sukacita.
Shen Yunying menatap bola yang berwarna biru itu dengan lega. Ia tak sanggup menahan air matanya.
"Yunyang, Dong'er! Tunggu sebentar! Ibu akan menyiapkan makanan yang lebih enak untuk merayakan momen ini!" Shen Yunying menghapus air matanya dan berjalan ke dapur di luar rumah kecil itu.
Beberapa saat kemudian, ia membawa masuk empat jenis makanan.
Walaupun ibunya telah berusaha keras untuk memperbaiki kehidupan mereka, hati Luo Yunyang tersayat saat melihat sayuran yang terbatas itu.
Aku ingin memberikan hidup yang lebih baik untuk ibu dan adikku!
Setelah makan, Luo Yunyang menggelar tempat tidurnya di ruang tamu. Rumah kayu mereka yang hanya berukuran 20 meter persegi telah berdiri sejak 50 tahun yang lalu, sehingga banyak kayu yang kini telah lapuk.
Ketika mereka tidur, sesekali akan terdengar suara retakan kayu.
Prioritas Luo Yunyang adalah membeli rumah yang lebih besar. Dengan demikian, ibu dan adiknya tak perlu bersempit-sempitan di rumah yang kecil seperti ini.
Saat memikirkan hal ini, Luo Yunyang teringat kembali akan pengalamannya hari ini saat ia tiba-tiba mendapatkan alat pengatur atribut itu. Ia tak tahu dari mana alat itu berasal, namun ia menyadari betapa pentingnya alat itu.
Alat ini dapat menjadi senjata terhebatnya.
Saat ia hendak tertidur, ia memikirkan kejadian saat ia menaikan Kecerdasannya hingga angka 3.5.
Ia tak hanya dapat memperhatikan hal-hal kecil dengan jelas, tetapi juga merasa seperti mendapat kekuatan yang tak dia sadari sebelumnya.
Dia mencoba menaikan Atribut Kecerdasannya lagi!
Luo Yunyang menyetel Atribut Kecerdasannya itu menjadi 3.5 lagi.
Dalam sekejap, ia merasa hal-hal di sekitarnya menjadi lebih jelas. Ia bahkan dapat mendengar suara nyamuk yang berdengung dan mengarah ke lengan Luo Dong'er.
Ketika ia memikirkan kemungkinan lengan adik perempuannya itu akan bengkak keesokan harinya, secara naluriah ia ingin mencegahnya.
Ia baru saja memikirkannya.
Ia bahkan tak tahu kalau kekuatan pikirannya dapat bekerja seperti itu, tapi saat nyamuk itu semakin dekat, tiba-tiba saja seakan ada sesuatu yang menghalangi gerakan nyamuk itu.
Bang!
Luo Yunyang merasa ada sesuatu yang hancur. Tiba-tiba saja penglihatannya kabur dan ia nyaris pingsan.