" Mulut kamu benar-benar bagai busur panah yang tidak bisa dikendalikan. Menyebalkan. Perkataanmu selalu berputar-putar membuat Aku bingung. Berikanlah Aku penjelasan agar Aku paham bukannya malah mengejek. " Alena merenggut kesal. Cyntia tersenyum mungkin para pria menyukai Alena bukan hanya kecantikannya saja tetapi mungkin saja karena kenaifannya.
"Alena.. Kamu mencintai orang asing yang bahkan lebih asing Edward atau Justin. Nizam berasal dari daerah yang sangat tertutup secara adat istiadat. Negara itu mungkin membuka diri untuk berinvestasi secara ekonomi. Tetapi tidak untuk yang lain. Yang Aku pelajari kebudayaan mereka juga lebih mirip budaya India daripada Arab. Mungkin pencampuran keduanya. " Cyntia menguraikan Penjelasannya.
"Negara itu tidak seketat negara Arab lainnya sehingga pergaulan antara pria dan wanita masih bisa ditolerir. Mereka juga berpakaian biasa tanpa bercadar kecuali anggota kerajaan. Nizam berasal dari negara yang kaya raya dimana pendapatan perkapita negaranya sangat tinggi. pendapatan utamanya berasal dari minyak bumi. Yang lainnya adalah berasal dari komoditi seperti hasil bumi alam, para pengrajin perhiasan, kerajinan tangan dan lainnya. " Cyntia benar-benar berhasil membuat Alena terkejut. Selama ini Alena cuma bisa menangis sementara Cyntia malah terus mempelajari negara Nizam.
"Sungguh Cyntia Kamu sangat luar biasa. Bahkan Aku tidak pernah berpikir untuk mempelajari negaranya kecuali sedikit saja. Cuma yang membuat Aku tak mengerti apa hubungannya dengan impoten."
"Alenaku sayang maksud Aku adalah bahwa kita tidak pernah tahu siapa Dia sebenarnya. Dia bukan berasal dari negara yang didalamnya menjalankan hukum agama yang terlalu ketat. Negara itu lebih banyak menjalankan adat istiadat dalam menjalankan kehidupannya. Jadi ketika dia menolak untuk menyentuhmu apa mungkin dia impoten?? Dulu Aku mengira dia suka dengan sesama jenis. Tetapi ketika dia menyatakan bahwa dia mencintaimu maka perkiraanku menjadi salah. Tetapi ketika dia sama sekali tidak menyentuhmu maka Aku menjadi berpikir lain"
" Cyntia Aku mencintainya bagaimanapun kondisinya. Berada disampingnya, menyentuhnya, menciumnya sudah cukup bagiku"
"ALENA... Kamu tahu apa artinya impoten itu?"
Alena menaikan alisnya dengan gaya sok tahu lalu Ia menjawab.
"Aku tidak sebodoh itu sampai tidak tau apa maksud dari impoten. Impoten artinya Dia tidak bisa bercinta. Memangnya kenapa kalau tidak bisa bercinta? "
Cyntia benar-benar tercengang. "Apa kamu benar-benar tidak mengerti rasanya bercinta?? "
Alena menggelengkan kepalanya. "Jangankan bercinta, berciuman saja tidak pernah. "
"yaah.. Aku maklumi kalian Sebagian besar orang Asia memang selalu menjaga kegadisan sampai kalian menikah nanti"
"Memang Kamu sudah tidak gadis lagi? Katanya kamu belum pernah punya pacar" Tanya Alena.
Cyntia tertawa lalu berkata "Tidak perlu ada cinta untuk melakukan itu asalkan suka sama suka. Aku melakukannya pada saat pesta dansa di SMA. Aku menyukainya dan dia menyukaiku tapi Kami tidak pernah saling bertemu lagi. Kamipun berpisah begitu saja tanpa saling menyatakan cinta. " Cyntia bercerita dengan nada yang tanpa beban. Alena sangat takjub mendengarnya. Ia sungguh tidak mengerti dengan gaya hidup temannya.
"Bagaimana rasanya? " Alena bertanya ingin tahu.
"Aah.. sulit untuk dikatakan. Nanti juga kau akan merasakan sendiri kalau sudah melakukan."
"Tapi bagaimana kalau Nizam benar-benar impoten maka mungkin Aku benar tidak akan pernah bercinta. " Kata Alena dengan polosnya. Membuat Cyntia hampir terkikik-kikik geli. Ini bocah serius amat sama cintanya sampai-sampai tidak perduli kalau yang dicintainya impoten.
"Maka dari itu Kau harus menyelidikinya dengan benar. Jangan pernah mau kalau dia impoten. Jangan terbawa emosi sendiri."
"Tapi bagaimana Aku mengetahuinya, Kalau dia tidak pernah menyentuhku? Apa perlu Aku tanyakan langsung padanya? "
"Bila perlu tanyakan saja.. "
"Baiklah Aku akan tanyakan langsung tapi bagaimana? Kapan Aku akan bertemu lagi dengannya? " Alena kembali muram.
"Bersabarlah mungkin beberapa hari lagi. Oh ya jam berapa temanmu mau datang? Kita sudah menunggunya cukup lama. " Tanya Cyntia.
"Oh ya Sisca. Aku bahkan lupa kalau kita kesini mau bertemu dengan temanku. " Baru saja Alena berhenti dari arah pintu datang sudah datang Sisca dan teman dekatnya.
"Ah.. itu dia.. Sisca!! " Alena melambaikan tangannya ke arah temannya. Seorang wanita cantik dan berpenampilan sangat sexsi menghampiri Alena dan Cyintia.
"Hallo Alena.. senang sekali akhirnya kita dapat bertemu disini. Perkenalkan ini Andre teman dekatku. " Kata Sisca sambil memperkenalkan temannya pada Alena.
Pria jangkung berkulit putih dan terlihat sangat tampan itu mengulurkan tangannya pada Alena. Alena menjabatnya seraya tersenyum. Andre tampak terkesima melihat Alena. Ia sama sekali tidak menyangka kalau teman yang akan diperkenalkan Sisca sangat cantik jauh dari perkiraannya. Selama ini Ia merasa Sisca adalah wanita yang paling cantik yang pernah Ia temui. Sekarang ternyata ada yang jauh lebih cantik. Alena melepaskan tangan Andre yang sedari tadi terus menjabatnya. Alena memegang tangan Cyntia dan memperkenalkan pada Sisca dan andre.
Mereka kemudian ngobrol berempat. Sisca tidak terlalu lancar berbahasa Inggris sehingga kadang-kadang Alena menerjemahkannya Untuk Cyntia.
"Jadi Alena ini sangat disukai hampir oleh seluruh pria di sekolahanku. Dia bagai artis saja di sekolah." Kata Sisca sambil tertawa.
"Tidak terlalu heran karena Alena sangat cantik." Kata Andre sambil mengerling genit. Ada percikan aneh dimatanya. Cyntia yang cerdas langsung bisa menangkapnya. Ia menjadi sangat tidak suka. Sangat tidak sopan untuk menatap dengan jalang pada wanita yang baru pertama ditemuinya apalagi dia datang bersama dengan wanita lain.
"Hmm maaf. Apakah kalian memiliki hubungan yang istimewa? " Tanya Cyntia pada Andre. Andre yang sedang mencuri-curi pandang pada Alena menjadi tergagap.
"Eum.. mm.. Kami hanya berteman biasa. " Jawab Andre sambil mengangkat bahunya. Sisca melihat Andre dengan pandangan tidak suka.
"Lho bukannya kalian sedang saling berhubungan? " Alena menatap Cyntia dan Andre berganti-ganti. Terlihat bahwa Sisca sangat tidak suka dengan pembicaraan ini.
"Sisca.. bukankah kemarin Kau mengatakan di sini bersama dengan teman dekat. Bukannya dia Andre?? "
Sisca menatap Andre. Andre tersenyum tipis. "Yaa.. Kami sedang saling menjajaki. Kalau cocok mungkin Kita akan melanjutkan hubungan ke tahap berikutnya. Jikalau tidak maka mungkin Kita belum jodoh. " Andre menjawab dengan berbelit-belit. Alena sampai mengerutkan keningnya.
"Jadi hubungan Kalian sekarang apa? pacaran? ke jenjang lebih serius itu maksudnya pernikahan?"
"Ah. Sudahlah Alena jangan membicarakan hal itu terus. Sekarang Aku mau bertanya. Apa Kamu sudah mempunyai pacar? Jangan katakan padaku kalau Kamu belum mempunyai pacar. Karena yang mau jadi pacar Kamu pasti antri.. " Andre bertanya sambil terus menatap Alena dengan tak berkedip. Seakan harimau yang kelaparan menatap seekor kijang calon mangsanya.
Alena malah menggigit bibirnya membuat dada Andre semakin bergemuruh. Jantungnya berdetak kencang. Jakunnya turun naik. Sisca dan Cyntia menatap dengan geram pada Andre. Cuma Alena yang tidak mengerti kondisi Andre yang sedang menahan hasrat pada dirinya.
"A... aku Eumm.. mm mungkin sekarang belum punya tetapi Aku sedang menunggu seseorang untuk menyatakan cintanya." Mendadak muka Alena menjadi muram lagi. Mata indahnya mengerjap cantik. Bulu matanya yang panjang dan lentik asli dari lahir itu mulai sedikit basah. Cyntia memegang tangan Alena. "Kendalikan dirimu Alena.. " Katanya.
Alena mengusap matanya sambil tersenyum getir. "Maaf Aku jadi emosional. Bolehkah Aku permisi sebentar." Alena bangkit dari duduknya dan setengah berlari ia pergi ke toilet. Cyntia, Andre dan Sisca menatap dengan pemikiran masing-masing.
Alena berdiri didepan wastafel mengeluarkan telepon selulernya dan menelpon. "Ya Tuhan, Nizam angkatlah.. Aku mohon. jangan siksa Aku seperti ini. Kalau kamu menghindariku karena Kamu impoten Kamu salah Nizam. Aku tidak perduli kamu impoten atau tidak asal Kamu ada disampingku Aku sudah senang... " Alena bicara sendiri sambil menunggu jawaban dari telepon Nizam.
Dan Ia hampir meloncat ketika ada jawaban dari handphonenya.
"Assalamualaikum Alena...."