webnovel

Chapter 37; Case 2: Perdagangan organ bagian 25

Semua bagian tubuh manusia tersebut tampak Aileen potong satu persatu dengan sangat rapi dan di periksa satu persatu secara teliti. Aileen tampak mengatakan sesuatu dan Robot lain yang ada di sana tampak menulis semua yang Aileen suruh tulis di sebuah laptop, satunya lagi juga tampak membantu Aileen memberikan peralatan yang di butuhkannya untuk memotong satu organ dan organ lainnya.

Mereka juga melihat Robot terakhir tampak membantu Aileen untuk memotong bagian tengkorak kepala mayat perempun tersebut dan dengan hati-hati Aileen tampak mengeluarkan otak itu dan memeriksanya secara detail untuk memastikan adanya kemungkinan pendarahan pada otak karena benturan atau semacamnya.Melihat semua yang Aileen lakukan Aksa dan Angga terdiam. ini untuk pertama kalinya mereka melihat proses otopsi secara langsung. Mereka semua merasa ngilu melihat apa yang Aileen sedang lakukan kepada mayat itu sementara Aileen tampak sangat tenang dan tampak mengatakan sesuatu kepada asisten robotnya yang bertugas menulis laporan tadi. Mereka kagum dengan Aileen yang bisa dengan santai melakukan otopsi kepada mayat itu, mereka mungin sudah terbiasa melihat berbagai macam kondisi mayat tapi melihat otopsi secara langsung seperti ini beda cerita.

Melihat Aileen bisa dengan santainya melakukan hal ini seakan hal ini adalah rutinitasnya tanpa sedikitpun rasa jijik terlihat di wajahnya membuat mereka merasa kalau melakukan otopsi ternyata tidak semudah kelihatannya. Setelah selesai mengambil beberapa sample dari tubuh korban Aileenpun menuup kedua kelopak mata perempuan perempuan tersebut. Ada rasa sakit yang tampak terlihat jelas di wajahnya namun karena kedua mata perempuan itu tidak ada mayat tersebut makin tampak menakutkan. Tidak seperti sebelumnya Samantha tampak tidur dengan tenang tapi wanita ini berbeda. Ia bersyukur Samantha meninggal tanpa harus merasakan lebih banyak rasa sakit lagi tidak seperti perempuan ini.

Ailen memasukkan prosthetics eye full kedalam lubang di kedua bola mata mayat. Alat ini dapat menambal mata seseorang yang telah meninggal, sehingga bisa terlihat seperti mata asli dan menutup kelopak mata jenazah tersebut. Setelahnya Aileen beralih menjahit semua organ yang ia keluarkan sebelumnya dan membuang arung tangan karet yangdi gunakannya sebelum kemudian mencuci tangannya dan keluar dari ruang otopsi setelah melepas pakaian khusus oprasinya sementara para android itu sibuk membersihkan tubuh mayat untuk di kembalikan ke keluarga korban sementara android yang bertugas menulis laporan tadi tampak mengirimkannya lewat email begitu juga yang merekam dan memotret semua yang Aileen lakukan tadi.

Saat keluar ia melihat Aksa dan Rei tampak sudah menunggunya di depan pintu. Rei memberikan minuman botol kepada Aileen, Aileenpun duduk di sebuah bangku panjang. Iapun meminumnya dan

"Jadi, apa yang kamu temuin Aileen?"

Tanya Aksa sambil memeriksa email yang masuk kedalam tabletnya, aileenpun menjelaskan.

"Korban kali ini bernama Sindi. Siswi jurusan keperawatan. Dia kehilanga ginjal, kedua mata dan pankreasnya. Seperti sebelumnya semuanya di potong dan di jahit dengan rapi juga tidak di temukan sidik jari di tubuh korban karena mayat yang basah. Aku tidak tahu apa dia dengan sengaja merendam tubuh mayat itu di suatu temapat tapi bagian yang kotor cuma bagian yang terkena tanah saat zenazah di temukan."

Jelas Aileen kepada keduanya, mereka berdua tidak terkejut dengan adanya organ yang hilang namun tetap saja pembunuhan ini benar-benar aneh.

"Kalau dia bener cuma mengincar uang dia bisa mengambil semua organ yang bisa di jual, itu jantung, hati, sama ginjal mahal banget lho. Tapi kenpa dia cuma gambil sebagian dan ngebiarin sisanya kayak sebelunya?"

Pertanyaan Rei di balas anggukan oleh Aileen. Aksa juga memikirkan hal yang tidak jauh berbeda dengan Rei.

"Aku juga ngerasa aneh, dari hasil otopsi kedua korban ini orang yang bener-bener sehat dan mereka juga gak punya kebiasaan jelek kayak ngrokok atau makan makanan cepat saji. Itu artinya semua organ keduanya bener-bener sehat dan berfungsi sangat baik. Bukannya ini rasanya makin aneh?"

Aksa mengangguk setuju mendengar perkataan Aileen. Makin kesini pembunuhan ini semakin terasa Aneh. Ia heran, apa sebenarnya motif Mahesa? Dia sudah susah-susah memilih orang yang sangat sehat untuk di bunuh dan dia malah menyia-nyiakan organ lain yang yang ada di tubuh kedua korbannya.

"Ini semua makin terasa janggal."

Makin kesini kasus yang mereka tangani ini terasa semakin aneh, dan Aileen mulai berpikir kalau mahesa mungkin bukan hanya pelakunya. Mengingat Rei bilang ada orang yang mengirimi mahesa uang dengan jumlah yang besar selama beberapa kali hal ini meyakinkannya. Jangan-jangan Mahesa cuma kaki tangan orang yang membayarnya ini. Tapi kenapa orang itu menginginkan beberapa organ dari dua tubuh perempuan ketika dia bisa mendapatkan semua organ itu di sebuah tubuh yang sama? Terlebih keduanya memiliki tubuh yang sehat. Kalau hanya untuk di jual tidak mungkin juga Mahesa hanya mengambil beberapa organnya. Lalu untuk apa? Dan apa sebenarnya yang di pikirkan oleh orang itu?

"Mas Aksa, kok firasat aku gak enak ya?, bukan soal Mahesa tapi orang di balik ini semua."

"Maksud kamu orang yang waktu itu transfer banyak uang ke rakening Mahesa? Masih belum tentu dia orangnya kan?"

Aileen menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan Rei.

"Iya tapi gak ada salahnya buat jaga-jaga kan? kita harus cari tahu lebih banyak lagi, kita gak tahu apa yang orang itu rencanain dengan semua organ yang dia beli dari Mahesa."

Merasa perkataan Aileen tidak ada salahnya Reipun menganggukkan kepalanya.

"Mending kita pulang sekarang, kita harus urus."

***

Sesampainya di apartemen Aileen, Aksa dan Rei langsung pergi ke lantai X. Rei tampak langsung berjalan ke arah super komputer yang biasa dia gunakan untuk bekerja dan duduk di kursinya sambil menyilangkan satu kakinya.

"Biar aku yang urus soal orang itu, Aileen kamu yang periksa mini cam ya? Bisa kan?"

Ujarnya tanpa menoleh dan mulai melakukan pekerjaannya. Seharusnya tidak terlalu sulit mencari orang yang sudah melakukan transaksi lewat ATM pada Mahesa. Dia tidak melakukannya sebelumnya karena dia terlalu sibuk memperhatikan mini camnya karena Mahesa bisa saja melakukan tindakan kejahatan lainnya saat ia sedang sibuk mengerjakan hal lain.

"Oke, lagian aku juga udah minta izin pake luka di leher aku sebagai alesan. Aku di kasih waktu bebas seminggu."

Jawabnya dengan santai sambil mendorong sebuah kursi lain ke sebelah Rei dan iapun mulai memperhatikan mini cam dan CCTV yang terpasang di seluruh penjuru kampusnya.

"Tapi gimana sama Mahesa? kita harus menangkap dia secepat mungkin sebelum ada korban lain lagi kan?"

Aksa ada benarnya, Rei hampir lupa dengan laki-laki itu. Iapun berhenti sebentar dan mulai memikirkan rencana di otaknya. Mereka bisa saja langsung menangkap Mahesa di kediamannya dan rekaman mini camnya bisa menjadi bukti yang sangat bagus namun mengingat keluarganya cukup terpandang hal ini tidak akan cukup untuk menjebloskannya ke penjara. Mereka punya uang dan mengingat seperti apa pengadilan saat ini mereka tidak akan bersikap terlalu adil. Sekalipun dia di penjara dia mungkin akan mendapatkan fasilitas setara dengan hotel bintang lima dan itupun mungkin hanya sekitar beberapa bulan. Itu tidak adil iyakan? Tapi apa mau di kata? Orang bilang kasih sayang orang tua sepanjang masa. Mau se sakit jiwa apapun anak mereka orang tuanya sudah pasti akan membelanya dan mencari pengacara yang sangat bagus. Ah... apa itu artinya T.I.M harus turun tangan dan membunuhnya tanpa ketahuan? Toh ia tahu 'sang ratu' akan sangat senang satu dari sekian banyak orang yang hanya bisa menyusahkan negara ini.

"Menangkap Mahesa itu mudah, yang penting kita harus menangkap sumbernya dulu. Jadi Rei kamu harus cari keberadaan orang itu secepat mungkin."

Rei berhenti berpikir, ia menaikkan sebelah alisnya dan beralih menatap Aileen.

"Aileen apa yang kamu rencanain?"

"Pepatah bilang kalau mau menangkap ikan yang besar harus menggunakan umpan yang bagus."

Rei entah mengapa merasa jika ia tidak akan suka dengan rencana ini begitu pula Aksa yang menatap Aileen dengan tatapan sengit.

"Pake aku sebagai umpan."

Beri, vote coment dan review kalau kalian suka cerita ini dan kalau ada kekurangan tolong beri tahu juga, kalau ada yang mau ngasih gift juga juga boleh. Makasih buat semua dukungan kalian dalam bentuk apapun itu see you :)

LynKuromuno707creators' thoughts
下一章