Suara Meng Hao bergema ke sisa-sisa dimensi. Karena wilayah yang menahan bintang kedelapan telah runtuh, seluruh dunia hancur berkeping-keping.
Tanah itu tenggelam, dan raungan besar memenuhi udara. Petir menerjang terus-menerus, seolah-olah kiamat telah tiba.
Adapun Meng Hao, dia melayang di sana perlahan di udara, tidak menyentuh tanah atau naik tinggi ke langit. Rambutnya melayang di sekitarnya, dan pakaiannya menari. Pada saat yang sama, cahaya aneh bersinar di matanya.
"Sudah waktunya untuk mengumpulkan… Qi dan darah yang aku bangun ketika memadamkan Lampu Jiwa-ku!" Dia mengayunkan lengan jubahnya, lalu mengetuk dadanya dengan jari telunjuk kanannya.
Gerakan itu sepertinya membuka lubang yang terhenti dari Qi dan darah di dalam dirinya. Gemuruh bergema keluar, bersama dengan lautan Qi dan kekuatan darah yang meledak dengan ganas.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者