webnovel

Yo, Yo Bucin Amat Lau!!!

Semua orang tentu tau kalau Mario Aditya Haling atau yang biasa disapa Rio itu galak, Badboy. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Ify, dan untuk pertama kalinya Rio si Macan belang berubah menjadi Buciners

Serbuk_Nutrisari · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
14 Chs

Date?

Ify dan Rio masih berada di halte menunggu driver mereka datang "Gak usah ditungguin gitu kali nanti juga dateng" tegur Ify yang melihat Rio tak henti-hentinya celingak-celinguk menatap jalanan.

Rio menoleh sepenuhnya kearah Ify "abisan lama bener!"

"Lo baru juga mesen, gak langsung dateng gitu aja kali emangnya kutu loncat"

"Siapa tahu kayak yang ada di sinetron yang tukang ojek itu, baru pesen langsung dateng"

"Tontonan lo tuh sebenernya apa sih?"

"Ya Tv lah, yutup mah mahal pake kuota"

Ify hanya memutar bola matanya malas, cape juga ladenin si Rio ini. Disekolah aja sok garang bener sampe ditakutin, padahal aslinya sih bikin keki setengah mati.

Tak lama sebuah mobil berhenti dihadapan mereka, sang driver membuka kaca mobilnya "atas nama Ify Alyssa?"

Ify mengangguk "Iya, Mas" mereka pun masuk kedalam mobil.

Hening selama diperjalanan, sampai si driver bertanya "kalian gak sekolah?"

Rio dan Ify saling lirik "Oh itu, kita bukan anak sekolah, Mas!" Kata Rio asal

"lho saya kira kalian masih sekolah" kata driver itu terkekeh

"Bukan Mas, kita ini sales panci" sahut Rio makin asal membuat Ify menyikut perutnya

"Terus pancinya mana?" Tanya si Driver yang malah meladeni ucapan asal Rio

"Diborong guru-guru disekolahan tadi Mas!"

Si driver itu tertawa mendengarnya, sedangkan Ify? Ya meskipun terlihat kesal namun tak urung juga dia tersenyum geli. Ada-ada saja akal Rio buat nyeletuk aneh. Gak ada penyamaran lain kali ya? Kenapa harus sales panci coba

"Diem lo, bikin malu aja!" Bisik Ify pada Rio

"Udah diem aja, daripada kita dikira bolos"

"Ya kan emang bolos gobloooo" rasanya Ify ingin berteriak kencang ditelinga Rio

"Biar gak ketahuan banget lah bolosnya!" Kata Rio kalem

Ify menghela nafasnya kasar, terserah deh maunya si Rio ini gimana. Tak lama mereka sampai ditempat tujuan yang Rio maksud. Setelah Rio membayar ongkosnya mereka berdua turun.

"Wah beneran ini tempatnya?" Gumam Ify setelah memasuki restoran itu.

Rio tersenyum tipis, sebenernya ia tidak terlalu suka pedas sih, tapi demi Ify Rio bela-belain deh. Mereka berdua duduk, lalu memanggil waiters "lo mau yang kuah atau goreng?" Tanya Rio ketika waiters itu datang

"Gue mie gorengnya aja deh"

"Gorengnya satu, kuahnya satu Mbak, es teh 2"

Waiters itu mengangguk"ada tambahan?"

Rio menoleh kearah Ify "Sei Sapi sambal merah!" Ujar keduanya mendadak kompak

Waiters tersebut tersenyum kecil melihat kekompakan keduanya "ditunggu ya Mas, Mbak!" Ify dan Rio mengangguk

Rio mengedarkan pandangannya memperhatikan suasana restoran, ternyata hanya ada mereka berdua ditempat ini. Ya karena masih terlalu pagi untuk orang-orang makan-makanan pedas seperti mereka ini "sepi juga ya" celetuk Rio

Ify yang tadi sibuk dengan hpnya karena spam chat dari teman-temannya, kini menoleh kearah Rio "masih pagi kali, orang mah masih waras"

"Secara gak langsung lo ngatain diri lo gila dong!!"

"Lo aja yang gila, gue kagak yee!!"

Rio mencibir"sesama gila gak usah saling hujat!"

"Lo tuh emang pantes dihujat tau"

"Lo doang yang demen bener hujat gue, yang lain pada muji-muji tuh" kata Rio dengan percaya dirinya sambil memamerkan senyum khasnya apalagi ditambah gingsulnya

Ify yang melihat itu hanya mencibir "sumpah yaa, kek drakula tau gak lo!!"

Rio mendelik"lo tuh ya!!! Gingsul ini tuh, norak bener sih!!"

"Dih apaan itu mah bukan gingsul, tapi nasi yang nyempil"

Si Ify tuh ya mulutnya lemes banget "gue curiga kayaknya lo nih yang sering comment hate di Ig atau jangan-jangan lo itu admin akun lambe"

"ENAK AJAAA.."

"Abisnya nyinyir bener!!" Ujar Rio sambil berdecak sebal

Baru saja Ify akan menyahut, pesanan mereka datang "Selamat menikmati" setelah keduanya mengucapkan terimakasih, waiters itu pergi.

Ify dan Rio langsung menyantap santapan yang menggugah selera dihadapannya kini. Sambil sesekali saling nyinyir entah karena Ify yang merasa kepedasan atau Rio yang sudah merasa lidahnya panas.

"Buset kek elo ini Fy rasanya!!" Celetuk Rio membuat Ify mendelik

"Ngapa jadi kek gue, Sat?"

"Kurang ajar soalnya!!" Sahut Rio santai

Ify tak menyahut, dan tetap melanjutkan makannya. Sampai kini mereka berpindah ke sei sapi yang daritadi sudah menunggu.

"Anjir ancaman banget ini mah" celetuk Ify membuat Rio mengernyit heran "jadi mau lagii huhu" kini Ify malah merengek

"Kapan-kapan lagi, perut lo sakit berabe entar"

"Iya iyaaaaa" Ify hanya menurut saja, karena memang perutnya sudah terasa panas.

Setelah dari restoran tadi, kini mereka sedang berjalan-jalan dijajaran ruko-ruko yang berada dekat restoran itu dengan segelas minuman kemasan ditangan masing-masing.

Tak terasa waktu sudah siang "mau kemana lagi nih?" Tanya Rio

"Gue masih pengen jalan-jalan. Lo kalo mau balik sono duluan aja"

"Yaudah gue temenin"

"Terserah lo aja lah"

Mereka terus saja melanjutkan jalan-jalan tak jelas mereka itu. Rio diam-diam memperhatikan Ify yang asik menikmati jalanan dengan senyum tipis dibibirnya

Ify sebenernya sadar sih akan tatapan Rio itu, namun ia mengacuhkannya.

"Lo ternyata mancung juga ya!" Celetuk Rio tiba-tiba

Ify menoleh "iyalah, emangnya lo pesek!!" Kata Ify dengan songongnya

Rio mencibir "baru aja di puji belagu langsung!!"

"Ya lagian lo ngapain liatin gue? Gue bukan soal ujian yang harus diperhatiin!!"

"Kenapa jadi ke soal ujian sih?"

"Gak tahu, diotak gue adanya itu"

"Untung cantik lo"

"Hidih baru sadar mas?"

Rio mendengus "dari awal juga sadar, makanya gue suka!" Ujar Rio jujur tanpa beban

Ify jadi terdiam, mendadak jadi malu sendiri "becandaan lo garing!!" Ketus Ify menutupi rasa malunya

"Gue gak ahli becanda soal beginian"

"Nih ya yang enteng bilang suka biasanya cuma becandaan, termasuk kek lo gini nih"

Rio mendelik "persepsi dari mana tuh?"

"Meneketehe, pokoknya gue pernah denger"

"Lo percaya aja sama gue, kalo gue beneran suka mungkin lambat laun jadi sayang bahkan cinta"

"Gas terus sampe ambyar" sahut Ify asal

Rio mencibir "padahal dalem hatinya ambyar beneran tuh"

"Gak akan!!"

"Lo kalo baper, ambyar atau apalah itu bilang sama gue"

Ify melirik Rio sinis "dih ngapain?"

"Lah udah nurut aja!"

Bodoamat deh, Ify males ngeladenin Rio yang omongannya itu kebanyakan ngasal.

Dan tanpa mereka sadari, sejak itulah mereka tanpa sadar menjadi dekat. Ya walaupun tak sedekat apa yang kalian pikir hehe (: