webnovel

Perkara Jam Hilang

Milea pagi ini dibuat kelimpungan karena jam tangan kesukaannya yang hilang di dalam kamar, padahal selama ini kalau diingat-ingat kembali ia tak sampai menaruh barang berharga di sembarangan. Mencarinya ke sana ke mari, bahkan tempat tidur dibuat berantakan hanya untuk mencari jam tangannya tersebut.

"Ah sialan! Padahal lagi buru-buru banget, tapi jam tangan pakai ilang segala? Ke mana sih itu jam tangan?" gerutu Milea bahkan sampai tidak perduli melihat seisi di dalam kamarnya berantakan.

Mencoba mengingat-ingatnya kembali, di mana ia meletakkannya dan terakhir kali ia berada di mana. Karena tidak bisa mengingatnya, ia mencoba untuk mencari mamanya dan meminta bantuan untuk mencarikannya.

"Mama? Kemarin ada ke kamarku enggak? Lihat jam tangan kesukaanku enggak? Soalnya aku lupa narohnya." Milea menghampiri orang tuanya yang tengah bersantai di depan televisi.

"Kenapa perempuan itu selalu saja ribet? Padahal jam tangan kamu itu lebih dari satu, kenapa tidak memakai yang lain kalau yang satu itu belum ketemu?" heran Anthony.

"Ish walaupun aku punya jam tangan lebih dari satu, tapi kan aku lebih suka sama jam tangan yang itu. Rencananya mau aku pakai karena hari ini aku mau ikut Yasmine lihat fashion show di Citayam," ujar Milea membuat sang papa memutar bola matanya dengan malas.

"Daripada kamu cuma melihat fashion show abal-abal kayak gitu, mendingan kamu pelajari berkas-berkas perusahaan yang akan kamu kelola nantinya," saran sang papa.

"Ah malas banget, kalau itu biar nanti Karel saja yang mempelajarinya. Pokoknya aku mau pergi ke fashion week tersebut, ayo bantuin aku nyari jam tangan," pinta Milea sembari menarik tangan mamanya untuk dibawa menuju ke kamarnya.

Sahara seketika dibuat geleng-geleng kepala melihat seisi kamar anaknya sangat berantakan, kalau sudah seperti itu ia sangat malas untuk mencarinya karena nanti ujung-ujungnya ia juga yang akan membantu merapikannya. Di rumah ini tidak ada pembantu atau pekerja yang lainnya, karena sang anak hanya menyewa tukang bersih-bersih satu minggu sekali.

2 jam kemudian.

"Ah sudahlah, Mama udah lelah mencarinya dari tadi enggak ketemu-ketemu. Udah kamu pakai jam tangan yang lainnya aja atau kalau enggak mau, kamu pakai jam tangan punya mama di kamar itu ada banyak juga," saran sang mama membantu merapikan kamar anaknya yang tadi sudah diberantakkan.

"Yahhh padahal cuma jam tangan itu yang mecing sama pakaianku sekarang," keluh Milea.

"Ya sudah kalau begitu pakaian kamu saja yang diganti dan disesuaikan dengan jam tangan yang ada," ujar sang mama membuat Milea mendengus kesal.

Mau tidak mau Milea bergegas mengganti pakaiannya, karena sebentar lagi sahabatnya akan datang untuk menjemputnya dan tidak mau kalau sahabatnya menunggu terlalu lama, dan berujung mereka akan terlambat menonton fashion show.

Sedangkan Karel sudah ada di kampus sejak pagi, karena akan ada kuis yang mengharuskannya untuk mengikutinya sebagai tambahan nilai. Di kampus ia belum mempunyai teman baru yang bisa dikatakan dekat dengannya, namun ada beberapa perempuan yang sering sekali mencuri-curi pandang ke arahnya namun tidak menyapanya sama sekali.

"Karel? Tolong kamu kerjakan soal yang saya tulis di papan tulis, kalau kamu bisa mengerjakannya dan menjelaskannya kepada semua teman-temanmu kamu akan mendapatkan poin lebih," perintah sang dosen.

Beruntung karena Karel semalam sempat belajar sebelum diadakannya kuis, sehingga memudahkannya untuk menjawab soal yang diberikan oleh dosen. Karel memang belum ada satu bulan masuk kuliah, akan tetapi ada beberapa dosen yang sudah mengakui kemampuan cepat tanggapnya dalam menyerap mata pelajaran.

"Karel? Ngomong-ngomong apa kamu bisa bernyanyi atau memainkan alat musik?" tanya sang dosen begitu pelajaran sudah selesai dan hanya tinggal mereka berdua saja di dalam kelas, karena yang lainnya sudah pada ke kantin.

"Sepertinya saya tidak bisa ke duanya," jawab Karel sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Wahh sayang sekali kalau kamu tidak bisa ke duanya, maksud saya adalah sebentar lagi di kampus akan mengadakan sebuah acara musik dan ada beberapa kelas yang mempunyai kewajiban untuk ikut serta di dalamnya dan saya melihat, kamu memiliki paras yang good looking jadinya saya berpikir kalau kamu bisa mengikuti acara tersebut," jelas sang dosen.

"Kalaupun disuruh saya sepertinya tidak bisa mengikutinya, karena sebelumnya saya tidak pernah berada di atas panggung jadi saya kurang tertarik untuk mengikutinya," ujar Karel.

"Iya, setiap orang memang memiliki pendapat yang berbeda-beda, ya sudah kalau begitu hanya itu yang ingin saya tanyakan sama kamu. Akan tetapi kalau nanti kamu berubah pikiran ingin mengikutinya, kamu bisa langsung bilang sama saya nanti akan saya urus semuanya. Baiklah kalau begitu saya keluar dulu," pamit sang dosen.

Milea dan Yasmine kini sudah dalam perjalanan menuju ke acara fashion show di Citayam, sepanjang perjalanan Milea tidak berhenti ngedumel karena ceroboh menaruh jam tangannya.

"Memangnya yang boleh masuk ke dalam kamar kamu itu siapa aja? Coba ingat-ingat lagi, kemarin kamu pergi ke mana? Kamu pasti lupa menaruh di salah satu tempat yang kamu kunjungi kemarin atau memang ada orang yang sengaja mencuri jam tangan kamu?" tebak Yasmine membuat Milea menolehkan kepalanya.

"Mencuri?" tanya Milea.

"Iya kan siapa tau aja, kamu lupa menaruhnya di suatu tempat dan orang yang menemukannya langsung mengambilnya tanpa mengembalikannya sama kamu," ujar Yasmine membuat Milea bertanya-tanya.

"Kalau yang dari kemarin-kemarin bisa bebas keluar masuk di kamarku itu Karel, karena cuma dia yang tidur sama aku." Apa yang dikatakan Milea seketika membuat Yasmine melebarkan matanya.

"Seriusan dia tidur sama kamu? Berarti kalian sudah pernah melakukannya dong?" tebak Yasmine membuat Milea memutar bola matanya dengan malas.

"Walaupun kita tidur satu kamar tapi bukan berarti kita melakukannya, kita juga terpaksa tidur satu kamar gara-gara orang tuaku masih belum balik ke Korea lagi," ujar Milea yang tidak mau sahabatnya berpikiran yang macam-macam.

"Halah boong, kalian sudah tidur bersama masa iya belum pernah bersentuhan sama sekali?" cibirnya.

"Kenapa dah dibilangin enggak percayaan banget? Lagian walaupun kita tidur satu kamar, tapi dia tidurnya di bawah bukan di ranjang sama aku," elak Milea walaupun pernah beberapa kali mereka tidur bersama, namun tetap saja mereka tidak melakukan apapun.

"Hilih, bisa-bisanya kalian tidak melakukan apapun padahal ada kesempatan? Kalau aku jadi kamu, aku bakalan mulai duluan buat ngajakin main kuda-kudaan hahaha," ujar Yasmine membuat Milea ingin sekali membungkam mulut lebar sahabatnya dengan lakban.

"Memangnya kamu suka dengan brondong?" tanya Yasmine.

"Cuma cewek bodoh yang enggak mau sama Karel, dari segi fisik dia itu sempurna walaupun isi dompetnya pas-pasan," ujar Yasmine sengaja memanas-manasi sahabatnya, untuk melihat bagaimana reaksinya jika ia dengan sengaja ingin mendekati Karel.