webnovel

VOLDER

Tác giả: ceciliaccm
Kỳ huyễn
Đang thực hiện · 1M Lượt xem
  • 415 ch
    Nội dung
  • 5.0
    59 số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Volume I: Eleanor Heather menyukai hidupnya yang biasa-biasa saja. Ia menikmati pekerjaannya sebagai akuntan sambil menyelesaikan cicilan pinjaman uang kuliah dan hidup berbagi apartemen bersama sahabatnya, Lana. Hingga suatu malam, pertemuannya dengan seorang pria aneh yang tiba-tiba menyerang dan menggigit lehernya membuatnya trauma untuk keluar sendirian lagi. Tapi itu hanya titik awal perubahan hidupnya. Saat Ia bertemu Nicholas Shaw, pengacara sekaligus pemilik Law Firm yang kebetulan sedang diaudit olehnya, hidupnya berubah drastis. Banyak hal gelap dan mengerikan tentang Nicholas yang Ia sembunyikan dari dunia. Walaupun begitu Eleanor tidak bisa berhenti memikirkannya, dan Nicholas Shaw tidak ingin melepaskannya begitu saja. Volume II: Untuk yang kedua kalinya dalam hidupnya... wanita itu berhasil kabur darinya. Gregory Shaw tidak pernah berpikir Lana akan meninggalkannya lagi. Dan kali ini Ia akan memburu wanita itu, bahkan hingga ke ujung dunia sekalipun. Bahkan jika hidup atau mati taruhannya.

Thẻ
2 thẻ
Chapter 1Chapter 1

Ini ide yang buruk.

Untuk yang kesekian kalinya kalimat itu terngiang di dalam kepalaku. Sedikit rasa menyesal terselip di dalam hatiku karena menolak tawaran Oliver untuk mengantarku pulang.

Yah, sebenarnya sebagian harga diriku yang mencegahku untuk menerima tawaran itu.

Kami baru saja mengakhiri hubungan dua minggu yang lalu. Setelah dua tahun bersama dengannya, akhirnya beberapa minggu yang lalu seorang perempuan datang ke apartemenku dan menamparku begitu saja sebelum berteriak padaku untuk menjauhi Oliver.

Ia mengaku sebagai pacar Oliver, dan mengaku mereka sudah berpacaran selama satu tahun lebih.

Oliver sialan, Ia bahkan tidak terlalu tampan. Tapi si sialan itu sudah berselingkuh di belakangku selama satu tahun lebih.

Aku menoleh ke belakang lagi untuk yang ketiga kalinya, sementara kakiku masih terus melangkah. Instingku mengatakan sesuatu sedang mengikutiku, atau seseorang.

Semua ini karena Mr. Newman yang memaksa beberapa staffnya untuk lembur selama tiga hari belakangan ini.

Dan hari ini adalah yang paling parah, kami baru bisa pulang pukul setengah dua belas malam. Aku, Oliver, dan beberapa staff lainnya.

Sialnya tidak ada bus yang beroperasi di jam selarut ini, sedangkan menunggu taksi akan memakan waktu lebih lama. Jadi dengan bodohnya aku memutuskan untuk berjalan kaki.

Sekarang, ide berjalan kaki ke apartemenku seorang diri pukul 12 malam terdengar sangat bodoh.

Aku kembali menoleh ke jalanan sepi di belakangku. Daerah ini terlalu sepi.

"Ini benar-benar ide yang buruk, Ella." Gumamku pada diriku sendiri. Seharusnya aku bersabar dan menunggu taxi saja.

Aku pernah melewati jalan ini beberapa kali karena ini adalah rute paling cepat menuju apartemenku dengan berjalan kaki.

Jalanan ini dipenuhi dengan toko makanan dan barang-barang dari meksiko yang seingatku selalu ramai di siang hari. Sayangnya suasana saat siang hari sangat kontras dengan malam ini.

Seluruh toko sudah berhenti beroperasi dan ditutup rapat-rapat. Aku hanya bisa melihat cahaya dari beberapa etalase toko dan dari lampu jalan. Sisanya gelap gulita.

Suara heelsku yang tidak terlalu tinggi terdengar samar saat mengetuk trotoar yang kulalui. Entah kenapa bulu halus di tengkukku sedikit berdiri sejak memasuki jalanan sialan ini.

Kupaksa kedua mataku untuk menatap lurus ke depan, tinggal seratus meter lagi hingga aku keluar dari jalan mengerikan ini. Dan aku berjanji tidak akan pernah melewatinya lagi saat malam.

Tiba-tiba suara jeritan yang melengking memecah kesunyian di sekitarku membuat langkahku terhenti di tempat. Suaranya terdengar menyayat, seakan-akan pemilik suara itu benar-benar kesakitan.

Sangat kontras dengan keheningan yang sebelumnya kudengar.

Seluruh bulu halus ditubuhku kini berdiri bersamaan dengan insting di dalam kepalaku yang berteriak untuk lari. Tapi sebagian hati nuraniku menyuruhku berbalik dan menolong pemilik suara itu.

Inilah salah satu kelemahan manusia; terlalu mempercayai hati nurani daripada otaknya. Jika ini film horror, aku pasti jadi yang pertama mati mengenaskan.

Jantungku berdebar keras di dalam rongga dadaku saat aku berbalik lagi. Tidak peduli betapa keras instingku berteriak di dalam kepalaku, aku melangkah ke arah sumber suara itu.

Suara lengkingan itu kembali terdengar kali ini terputus-putus. Sambil berjalan, tangan kananku yang sedikit gemetar menyusup ke dalam tas tanganku, mencari handphone.

Langkahku terhenti dengan ragu-ragu di depan sebuah gang gelap yang kemungkinan jadi tempat sumber suara itu. Kini teriakan itu sudah berhenti total dan kembali menyisakan kesunyian.

Kusipitkan kedua mataku ke arah gang gelap itu, berharap bisa melihat lebih jelas. Gang ini tidak terlalu besar, persis seperti gang-gang di dalam film horror dimana Jack the Ripper keluar dari balik kegelapan dengan pisau berdarahnya sehabis menjagal korbannya.

Dengan tangan masih sedikit gemetar jari-jariku menekan 911, lalu dari sudut mataku aku bisa melihat sebuah bayangan bergerak di antara kegelapan.

"Halo?" tiba-tiba suara seorang pria menggema di gang itu, hampir membuatku menjatuhkan handphoneku dari tanganku karena terkejut.

Aku mendongak menatap siluet seorang pria yang sedang berjalan ke arahku. Kali ini aku menuruti instingku, kakiku melangkah mundur beberapa meter.

Pria itu mengenakan kemeja berwarna putih dengan jaket kulit hitam dan celana jeans. Yang jelas ia tidak terlihat seperti Jack the Ripper.

"Kau tidak apa-apa?" tanya pria itu sambil tersenyum kecil. Senyuman di wajahnya terlihat sedikit aneh, jadi aku kembali melangkah mundur.

"Suara apa itu?" tanyaku dengan suara sedikit panik. Jantungku berdebar sangat cepat hingga aku hampir bisa mendengar debarannya di telingaku.

Pria itu berhenti beberapa meter di depanku tepat di bawah lampu jalan, cahaya menyinari wajahnya dengan jelas.

Rambut hitamnya yang sedikit panjang menyentuh kerah kemejanya. Kedua mata hitamnya yang janggal menatap ke arahku, Ia masuk ke dalam kategori tampan.

Atau sangat tampan jika kami bertemu dalam situasi yang normal.

Tapi ada sesuatu yang aneh—sesuatu yang salah darinya. Pria itu kembali tersenyum saat melihat ekspresi wajahku.

"Suara apa yang kau dengar?" Ia menelengkan kepalanya ke kanan sedikit, suara beratnya terdengar hampir menyenangkan.

Seperti suara Santa Claus sewaan yang biasa dipajang di mall-mall untuk berfoto dan memberikan bingkisan Natal pada anak-anak.

Hanya saja yang ini terdengar seratus kali lebih berbahaya dari suara Santa Claus.

Mulutku terbuka untuk menjawabnya, lalu kututup lagi. Jika Ia pembunuh, maka memberitahunya bukan ide yang bagus. Tanganku menggenggam handphoneku erat-erat.

"Ummm, kurasa aku salah mendengar." Gumamku sambil bersiap-siap berbalik.

"Tunggu dulu, Nona." Suara itu terdengar memerintah saat memanggilku, membuatku kembali terpaku di tempat.

"Apa seseorang sedang mengikutimu?" tanyanya dengan nada khawatir sambil melirik ke belakangku.

Refleks, kepalaku menoleh ke belakangku juga untuk melihat, tapi tidak ada apa-apa disana.

"Ah, kurasa aku salah melihat." Tiba-tiba suara itu terdengar sangat dekat, hingga membuat jantungku terlonjak di dalam dadaku. Saat aku menoleh kembali, Ia sudah berada tepat di depanku.

"Tsk. Nona manis, aku sedikit menyesal harus melukaimu." Ia mengucapkannya dengan suara malas sebelum menyeringai sedikit, sepasang taring muncul dari balik bibirnya.

Tangannya bergerak bersamaan dengan mulutku yang terbuka untuk berteriak. Dan hanya dalam satu detik, bibirnya yang hangat dan basah menyentuh leherku.

Sepasang taring yang tajam merobek kulit leherku dengan sangat menyakitkan. Mulutku terbuka untuk berteriak, tapi tidak ada suara yang keluar dariku.

Hal terakhir yang kuingat adalah cahaya terang dari lampu jalan dan suara tegukan keras yang mengerikan.

***

(6 bulan kemudian)

"Aku sudah meminta Oliver untuk memesankan tiket pesawat untukmu, Eleanor." Suara Mr. Newman terdengar final. Aku hanya bisa memandang managerku dengan tatapan putus asa.

"Tapi Sir, saya benar-benar tidak bisa-"

"Kau adalah salah satu auditor terbaik di perusahaan ini. Seharusnya kau merasa senang karena aku menganggapmu sebagai salah satu karyawan terbaik disini." Mr. Newman mengalihkan pandangannya ke dokumen di mejanya, isyarat untuk mengusirku dari kantornya dengan halus.

Aku berdiri dari kursiku dengan tenang. Bagaimanapun juga aku tidak akan berbuat kekanak-kanakan seperti memohon pada Mr. Newman lagi. Satu kali sudah cukup.

Tanpa memandangnya lagi aku berjalan keluar dari ruangannya, lalu berjalan menuju meja Oliver.

Oliver Sheldon Wright adalah mantan pacar sekaligus asisten manager di perusahan akuntan tempatku bekerja. Aku ingat saat pertama kali bertemu dengannya, saat aku masih sebagai pegawai magang dan Oliver adalah akuntan junior.

Aku pernah berpikir aku benar-benar mencintai pria ini, sebelum selingkuhannya datang ke apartemenku dan menamparku.

Si sialan itu. Dasar laki-laki brengsek!

Kukepalkan kedua tanganku erat-erat lalu berhenti di depan meja asisten manager. Oliver sedang fokus menatap layar komputernya, beberapa helai rambut coklat terangnya jatuh ke dahinya yang berkerut, lalu dengan perlahan Ia mendongak ke arahku dan tersenyum kecil.

"Ada yang bisa kubantu, Els?"

Els. Ia selalu memanggilku dengan nama menyebalkan itu saat kami berpacaram.

"Mr. Newman bilang kau yang mengurus tiket pesawatku." Aku berusaha memaksa suaraku agar terdengar senetral mungkin.

Kami sudah mengakhiri hubungan lebih dari 6 bulan yang lalu, walaupun aku masih ingin meninju wajahnya setiap kali melihatnya tapi aku harus bersikap profesional di kantor.

Ia mengambil sebuah amplop dari laci mejanya lalu menyerahkannya padaku, masih sambil tersenyum. "Sorry, Els. Sebenarnya Mr. Newman memintaku untuk pergi tapi aku tidak bisa, jadi terpaksa kau harus menggantikanku. Well, selamat bersenang-senang, kudengar di Manhattan akan ada festival besar."

Aku menatapnya dengan pandangan tidak percaya. Ia hanya membalas tatapanku dengan senyuman menyebalkannya.

Kedua matanya coklatnya menatapku, seakan menungguku untuk bereaksi. Aku menahan keinginanku untuk melemparkan vas porselen di depanku ke wajahnya lalu berbalik menuju mejanya sambil menggumamkan terimakasih.

Aku tidak akan bersikap kekanak-kanakan lagi. Kata-kata Oliver, setelah aku memberitahunya tentang wanita yang datang ke apartemenku dan menamparku, kembali terngiang di dalam kepalaku.

'Kau terlalu mendramatisir, Els. Jangan kekanak-kanakan.'

Kubuka amplop di tanganku dengan marah. Isinya dua helai tiket dan reservasi hotel, kedua mataku menatap tanggal berangkatnya dan tujuannya; Manhattan.

Aku benci Manhattan.

Kumasukkan tiketnya kembali ke dalam amplop lalu menarik nafas dalam-dalam. Sebagai auditor, sebenarnya aku tidak keberatan dengan perjalanan bisnis seperti ini.

Hanya saja biasanya Mr. Newman mengirimkan tim, jika Ia hanya mengirimkan satu auditor seperti ini maka pekerjaannya bisa dipastikan akan menyebalkan. Pekerjaan seperti ini biasanya akan memakan waktu paling cepat 2 minggu. Tergantung pada besar kecil perusahaan yang akan diaudit.

Kuhembuskan nafasku lagi, aku benci pergi seorang diri. Tepatnya sejak 6 bulan lalu aku benci jika harus sendirian. Pikiranku kembali lagi ke malam itu, jalanan sepi dan suara jeritan kesakitan yang tiba-tiba memecah keheningan.

Bulu-bulu halus di leherku kembali berdiri. Walaupun aku tidak terlalu mengingat wajah pria itu, tapi aku masih mengingat suaranya. Dan aku ingat kedua mata hitamnya yang aneh.

Perutku terasa mual ketika mengingatnya lagi. Aku tidak bisa mengingat apa yang terjadi setelah pria itu mendekatinya, tapi anehnya aku terbangun keesokan harinya di apartemenku seperti biasa.

Satu-satunya tanda yang membuatku yakin itu bukan mimpi hanya dua titik merah dan lebam di leherku, hingga saat ini luka itu belum sepenuhnya menghilang.

Tentu saja aku sudah melaporkannya ke polisi, tapi mereka tidak menemukan mayat atau pun laporan orang hilang jadi mereka menghentikan penyelidikan.

"Ella, kau mau ikut makan siang?" sebuah suara membuyarkan pikiranku.

Aku mendongak ke arah Christine yang berdiri di depan mejaku sambil mengapit dompet di lengannya, tangannya sibuk mengetik sesuatu di handphone. Salah satu sudut mulutnya mengulum ujung rambut pirangnya.

"Oh, okay." Balasku sebelum mengambil dompet dan berjalan di sebelahnya. Christine memasukkan handphonenya ke sakunya kembali.

"Mr. Newman menugaskanmu sendirian?" tanya Christine tiba-tiba. Aku mengerang mendengar pertanyaannya.

"Ouch. Kukira Ia akan memberi tugas itu ke Oliver." Lanjutnya. Kami berhenti di depan lift.

"Seharusnya memang seperti itu, tapi Oliver melemparnya padaku." Balasku sambil melipat kedua tanganku di dada. "Aku bahkan belum tahu siapa kliennya."

"Kau belum tahu? Shaw&Partner. Aku mendengar Mr. Newman dan Paul membicarakannya. Mereka sendiri yang menolak untuk dikirim tim dan meminta satu auditor. Kurasa Shaw&Partner ingin melakukan audit rahasia." Balas Christine sambil menaikkan kedua bahunya.

Aku kembali mengerang. "Apa perusahaannya besar?" tanyaku sambil melangkah ke dalam lift yang kosong.

Christine menoleh ke arahku dengan kening berkerut, "Kau tidak tahu Shaw&Partner?"

Yah, aku hanya familiar dengan nama bank dan perusahaan keuangan, jadi aku menggelengkan kepalaku padanya.

Ia memutar bola matanya, "Kau harus lebih sering menonton berita. Kau yakin tidak pernah mendengar nama Nicholas Shaw? Gregory Shaw?"

Aku kembali menggeleng.

"Tentu saja, aku lupa seleramu sekelas Oliver." Gerutu Christine, "Ia dan saudaranya adalah pengacara. Mereka mendirikan Shaw&Partner. Beberapa tahun belakangan perusahaan mereka melesat, sekarang Nicholas dan Gregory Shaw adalah pengacara dengan bayaran termahal. Kau harus membaca wawancara mereka di majalah GQ. Ya Tuhan."

"Apa mereka sehebat itu?"

"Mungkin. Tapi mereka berdua sangat..." Christine berhenti sejenak, seolah-olah mencari kata yang tepat, "Sangat yummy."

Keningku sedikit berkerut mendengar deskripsinya. Yummy terdengar menjijikan bagiku.

"Tapi kau harus menjauhi Nicholas Shaw. Beberapa tabloid mengatakan Ia gay, Ia memang tidak pernah terlihat dengan wanita. Sangat berbeda dengan saudaranya, Gregory." Lanjutnya.

Kuputar kedua bola mataku saat mendengarnya, aku tidak pernah peduli dengan pilihan seksual seseorang, lagipula kemungkinan besar aku tidak akan bertemu dengan mereka.

Auditor hanya akan berurusan dengan manager keuangan dan sebangsanya. Bukan bos. Dan aku benar-benar tidak peduli jika klien ini sangat amat tampan, pekerjaan tetap pekerjaan.

Satu hal yang aku tahu dengan pasti, pekerjaan yang sedang menungguku di Manhattan akan menjadi sangat menyebalkan.

Bạn cũng có thể thích

Javanese Freislor

"Sadarlah, Breckson! Kau tidak akan bisa hidup bersamaku! Sekalipun aku mencintaimu, tapi aku tahu kedudukan kita berbeda!" pekik Freislor. "Aku tidak peduli itu, Freis!" Breckson menjawabnya dengan nada tinggi. Freislor, sosok perempuan yang memiliki tugas tersendiri untuk menemukan sosok Grendolfin, seorang dewi yang diutus ke bumi untuk mengadili suatu perkara. Ia bertemu dengan sosok Breckson, salah satu pemimpin Negara Zavrainz yang digadang-gadang menjadi pusat peradaban dunia. Pertemuan mereka diawali dengan kejadian tragis. Di mana Freislor merupakan salah satu kaum buangan dari beberapa negeri. Ia memperjuangkan para penduduknya untuk diberikan tempat tinggal di Negara Zavrainz sekalipun dia mendapat hinaan dan pembulian dari para warga. Beberapa tahun setelahnya, dia melanjutkan misi untuk mengalahkan Tuan Reos. Pada akhirnya, Breckson, Freislor dan Tuan Krapolis berkelana ke masa lalu, masa depan dan kematian untuk menemukan Grendolfin. Di sana, mereka mendapatkan beberapa pengetahuan baru mengenai Hasta Brata yang berasal dari kaum Jawa. Tak hanya itu, dia mendapatkan teka-teki baru yakni dengan permainan angka dan waktu yang terdiri dari satu, tiga dan juga lima. Hal itu diperjelas dengan sebuah puisi yang dibuat oleh ayahnya. Satu kali satu, aku berlari Dua kali satu, aku berputar Tiga kali dua, aku berhenti Tunggu dulu, sepertinya aku salah langkah Ku putar langkahku sebesar tiga puluh derajat ke kiri Ku dapati sebuah garis panjang yang mengarah ke suatu tempat Dihiasi cahaya bermandikan gemerlap bintang Aku dan kamu menjadi kita Selama perjalan, mereka juga mendapatkan kunci untuk mengalahkan Tuan Reos dari adanya petunjuk Serat Joyoboyo. Tak hanya itu, dia juga menemukan jati dirinya sebagai pemimpin di sebuah negeri. Breckson akhirnya sempat menyatakan cinta kepada Freislor. Namun, kisah cinta itu berubah setelah bertemu dengan Poresa. Ditambah lagi, beberapa kitab kuno menyebutkan bahwa hidup Freislor hanya sebatas hitungan angka dan waktu. Lantas, bagaimanakah dengan misi mereka? Akankah mereka berhasil membunuh Tuan Reos? Bagaimana dengan kisah cinta Freislor? Siapa yang akan dia pilih?

Rainzanov_words · Kỳ huyễn
5.0
351 Chs

Young master palsu mempelai wanita dan sistem keberuntungannya

[Manis, memuaskan, memanjakan, banyak tamparan muka.] Era Zhang Caishen telah berakhir dan dia tidak akan bisa bangkit lagi, begitu kata mereka. Tapi mengapa dia tampak menjadi lebih kaya dan lebih berkuasa meski kini dia cacat dan ditinggalkan tunangannya? Mengapa dia tiba-tiba menjadi sangat beruntung secara tidak wajar? Jawabannya sederhana; istri barunya!! Lin Alix tidak beruntung dalam hal keluarga. Dia adalah yang lebih tua, kurang disayangi, dan kurang berbakat dibandingkan adik perempuannya yang merebut segalanya darinya. Tapi takdir berpihak dan dia beruntung dalam hal suami, tidak hanya dia kaya tapi dia juga suka memanjakannya. Atas saran dari sistem permainan keberuntungan tak terbatasnya, Alix menikahi suami cacat yang tidak diinginkan adiknya dan melangkah di jalan pemenang dalam hidup. Dia menyapu bersih penghargaan musik, mendapat pengakuan internasional, dan mendapat balas dendam pada keluarganya yang kejam sambil menjadi istri yang paling dicemburui di Beijing. "Kamu gila, kamu dengan sukarela menikahi pria cacat?" teman-temannya bertanya. "Ya, tapi sudahkah kamu melihat betapa dia memanjakanku?" tanyanya balik. "Dia pasti akan selingkuh darinya, dia cacat dan dia tidak bisa melaksanakan tugas suami." yang lain bergosip. Alix melihat pria yang disebut cacat itu yang naik ke ranjangnya malam demi malam dan tertawa. Maaf, dia lebih dari mampu. "Sayang, aku di sini untuk melaksanakan tugas suamiku." dia selalu berkata genit saat dia membalikkannya. Buku ini berpartisipasi dalam WSA dan penulis akan merasa terhormat atas semua dukungan Anda. Penafian: Ini adalah karya fiksi, tidak ada yang harus dibandingkan dengan dunia nyata tidak peduli seberapa miripnya. Anda juga bisa cek karya-karya saya lainnya di sini di Web novel.

1cutecat · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
397 Chs

Hasrat Wanita Bayaran

Namanya adalah Choon-Hee, Perempuan cantik yang tubuhnya Molek dengan bokong besar yang seksi. Memiliki arti nama, perempuan yang lahir di musim semi. Wajah Choon-Hee memang teduh seperti musim semi, namun daya pikatnya mampu membuat banyak laki-laki rela menghabiskan banyak uang, hanya untuk menyewa Choon-hee Satu malam.. Ya.. Choon-Hee adalah wanita bayaran di sebuah Bar mewah di kota JD. Salah satu Bar yang pemiliknya merupakan pengusaha Sukses yang tampan dan rupawan, Sudah lama Choon ingin bisa bertemu dengan pemilik Bar ini. Bar yang diberi nama 'Horsesky' memang patut di acungi jempol. Siapapun yang pulang dari Bar ini, mereka akan terbang kembali dan menghabiskan uangnya lagi dan lagi.. Siapa yang tidak mengenal Pria tampan Bernama Edwards Salvador? Pria itu menjadi incaran banyak wanita di seluruh dunia. Walaupun Edwards telah memiliki Seorang istri, namun tersiar kabar bahwa istri Edwards adalah penyuka sesama jenis. Tentu itu adalah kabar baik bagi seluruh wanita, yang ingin sekali bisa bersanding dengan Edwards dan merasakan mandi uang setiap hari.. Memangnya apa yang wanita inginkan dari laki laki tampan dan kaya? tentu saja uang.. uang.. dan Uang.. Begitupula Choon-Hee, menanti setiap saat kedatangan Bos besar itu dan berusaha untuk menarik perhatiannya. Akankah Tubuh Choon-Hee bisa menarik perhatian Edwards Salvador? Kita akan lanjutkan kisahnya di bab-bab berikutnya!!!! Jangan lupa berikan komentar positif dan beli koin gratis untuk membuka Bab terkunci, satu koin gratis dari kalian. akan membuat Author semakin bersemangat menulis! Happy Reading!!! [My Instagram: Silvaaresta]

silvaaresta · Kỳ huyễn
4.9
357 Chs
Mục lục
Âm lượng 1 :Volder: The Beginning
Âm lượng 2 :Revenge Is Sweeter Than Honey
Âm lượng 3 :Truth Or Dare
Âm lượng 4 :Debt or Future

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá
đã thích
Mới nhất

HỖ TRỢ