webnovel

Pegal

Mendengar hal itu membuat Julian terdiam sejenak lalu tersenyum tipis.

"Kau pikir semua ingatan ku hilang begitu saja?" ucap Julian dengan santai yang membuat Evelyn memasang raut wajah serius.

"Hmm memang nya Xavier lupa ingatan ya?" tanya Evelyn yang berpura-pura tidak tau apa-apa.

"Memang nya ibu tidak diberitahu bahwa beberapa hari lalu, Xavier mengalami kecelakaan?" tanya balik Floryn yang membuat Evelyn terdiam.

"Wah ibu gak tau tuh. Kebetulan akhir-akhir ini, ibu sedang sibuk," jawab Evelyn yang membuat Floryn terdiam lalu tertawa kecil.

"Ah begitu ya, Bu. Wajar saja sih kalau ibu sibuk, kan ibu guru hehehehe," ujar Floryn seraya tertawa. Evelyn menggapai nya dengan tersenyum tipis. Julian memperhatikan mereka berdua yang asyik mengobrol hingga akhirnya...

"Xavier, kau diam saja?" tanya Evelyn sembari menoleh kearah Julian.

"Iya, saya diam menyimak saja Bu. Mendengarkan, memperhatikan jauh lebih baik dibandingkan ikut bicara seperti nya," jawab Julian yang membuat Floryn memasang wajah datar.

"Bilang saja kau malas bicara karena takut ditanya-tanya kan? hayo ngaku!" ucap Floryn yang membuat Julian geleng-geleng kepala.

"Hmm bisa-bisanya kamu berpikiran seperti itu. Aku saja tak memikirkan itu tadi! memang ya cewek itu..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba saja Evelyn membanting kacamata nya yang membuat Floryn dan Julian terkejut. Tak hanya mereka berdua, namun murid-murid sekeliling mereka juga terkejut.

"Kau mau kaum perempuan ya? kau berani menghina kami para perempuan ya?!" ketus Evelyn sembari menatap sinis Julian.

"Bu-bukan begitu. Aku tidak bermaksud menghina kaum perempuan! maksud ku tadi, memang nya cewek itu pintar banget! pemikiran nya sampai sejauh itu," ucap Julian namun Evelyn tidak mempercayai nya.

"Ibu, maaf sebelumnya tetapi apakah anda tidak sadar bahwa diperhatikan murid-murid lain atas apa yang Bu guru lakukan sebelum nya?" ujar Floryn yang membuat Evelyn terdiam. Evelyn menatap sekeliling nya dan melihat murid-murid yang memperhatikan nya. Ia menghela nafas lalu setelah nya mengenakan kacamata nya kembali.

"Saya tidak peduli. Lagipula memang saya sering diperhatiin oleh banyak orang karena saya cantik, cerdas dan juga dingin! banyak orang yang suka dengan saya hanya saja saya menolak mereka karena tidak ada yang sesuai dengan selera saya," kata Evelyn yang membuat Julian tertawa.

"Pfft! masa? yang bener?" singkat Julian yang membuat Floryn menegur nya.

"Ish Xavier, kau tidak boleh bersikap begitu! bagaimanapun Bu Evelyn adalah seorang guru dan dia jauh lebih tua dari kita," tegur Floryn.

"Aku hanya bertanya, apa salahnya?" ucap Julian. Sedangkan Evelyn terdiam menatapi Julian dan Floryn yang sedang membicarakan nya.

"Kalau bukan karena tuan Dylan, aku tidak ingin bersama anak ini!" batin Evelyn yang amat jengkel dengan Julian. Di sisi lain, Dylan yang mendengar isi hati Evelyn pun tertawa terbahak-bahak karena lucu.

***

Setelah istirahat selama tiga puluh menit, murid-murid kembali ke kelas nya sedangkan para guru pergi ke kantor sejenak untuk mengambil beberapa barang lalu ke kelas yang sudah ditentukan untuk mengajar pelajaran.

~Di kelas Julian ~

Julian bersama Floryn masuk ke dalam kelas nya lalu duduk di bangku nya. Mereka berdua sempat terdiam lalu setelah nya...

"Aduh pegel kaki ku," ucap Floryn yang membuat Julian menatap nya.

"Pegel?" tanya Julian. Floryn menganggukkan kepala nya lalu memejamkan kedua mata nya. Pada saat memejamkan kedua mata nya, tiba-tiba saja Julian menarik kaki kanan nya yang membuat Floryn sontak membuka mata. Julian meletakkan kaki Floryn di atas paha nya lalu memijat-mijat nya.

"Mungkin dengan ini, rasa pegel nya bisa menghilang untuk sementara," ucap Julian dengan tenang. Floryn cukup tercengang, dirinya tak menyangka bahwa Julian akan melakukan ini.

"K-kau serius? ini Xavier kan? Xavier temanku? gak salah nih? kau benar-benar berbeda semenjak kecelakaan ya?!" ujar Floryn. Julian yang mendengar hal itu, tersenyum tipis.

"Hmm tentu saja aku Xavier yang kau kenal. Kau kenapa terlihat aneh begini sih? apa kaki mu tidak mau dipijat olehku?" tanya Julian.

"Bu-bukan begitu. Soalnya ini pertama kalinya kau melakukan hal ini padaku, maka dari itu aneh rasanya," jawab Floryn sembari menundukkan kepala.

"Tak perlu sungkan, sama sahabat sendiri ini. Meskipun berbeda kelamin, bukan berarti selalu menjaga jarak. Lagipula apa salahnya memijat kaki mu? memang saat ini kaki mu juga sedang pegal jadi cocok nya dipijat. Aku gak peduli bahwa orang-orang akan membicarakan kita, menganggap kita sepasang kekasih, aku tidak memperdulikan nya! mereka hanya bisa menggibah kita saja! tidak membantu sama sekali!" ucap Julian yang membuat Floryn terdiam

"Hmm iya sih tetapi entah kenapa aku merasa bahwa yang ada di hadapan ku sekarang bukan seperti Xavier yang ku kenal dulu. Sedekat apapun kita tetapi kau tidak sampai begini," ujar Floryn.

"Sudah, tidak perlu membicarakan masa lalu. Pikiran aja masa sekarang dan dan masa depan! masa lalu biarlah berlalu," kata Julian.

"Hmm tetapi Julian...kenapa setiap aku membahas masa lalu, tidak ada reaksi apapun dari mu? setahuku kan jika seseorang amnesia terus dia diceritakan sedikit bagian masa lalu nya, pasti ada reaksi. Misalnya kepala dia tiba-tiba sakit gitu, sedangkan kau! kau sama sekali tak bereaksi justru kau tidak terlihat amnesia," cakap Floryn yang membuat Julian membatu.

"Hmm mungkin karena amnesia yang ku alami tidak terlalu parah sehingga aku tidak bereaksi saat kau menceritakan salah satu peristiwa yang terjadi di masa lalu," jawab Julian namun Floryn tak percaya.

"Gak mungkin! seharusnya anda reaksi nya walau misalnya hanya pusing sebentar atau sakit kepala ringan," singkat Floryn. Julian terdiam lalu memegangi kepala nya.

"A-aduh, kepala ku sakit Floryn," ucap Julian yang membuat Floryn memasang wajah datar.

"Kau ini, orang lagi bicara serius malah pura-pura sakit kepala. Telat woy! seharusnya kau sakit kepala saat aku menceritakan peristiwa kita di masa lalu," ujar Floryn yang membuat Julian tersenyum tipis.

"Hehehe setidaknya aku sakit kepala walau hanya berpura-pura," jawab Julian dengan santai yang membuat Floryn geleng-geleng kepala.

"Terserah kau saja deh, capek aku ngomong nya. Kau benar-benar aneh deh!" ketus Floryn yang membuat Julian tertawa kecil. Disaat mereka sedang bercandaan, tiba-tiba saja Arziki mendatangi mereka berdua.

"Kalian, Xavier! kenapa kau memijat-mijat kaki nya Floryn?" tanya Arziki ya membuat Julian memasang wajah datar.

"Floryn merasa pegal di kaki nya, makanya aku memutuskan untuk memijat nya! pake nanya lagi," ketus Julian yang membuat Arziki terdiam sejenak.

"Kenapa gak bawa Floryn ke UKS aja daripada kau melakukan ini?!" tegas Arziki yang membuat Julian kesal.

"Sebaiknya kau tinggalkan kami, jangan ngatur-ngatur hidup orang mulu," ketus Julian.