webnovel

|2| The Fairy Tales Tree - 2

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku bosan. Tak ada abang. Tak ada mama. Sungguh menyedihkan sekali hidupmu, Rena, hhh" Gadis yang telah berumur 19 tahun itu berjalan menuju lantai dua rumahnya dan tujuannya adalah ke koridor kamarnya.

"Haahhh... Segar sekali. Pohon disana, pohon disini. Bunga disana, bunga disini. Hihi sangat teduh dan rindang." Rena melakukan peregangan dengan merentangkan tangannya dan menghirup udara segar di koridor kamarnya.

Ia mengambil kursi,buku diari, pulpen dan jari-jemarinya mulai menari-nari di atas lembaran putih tak bergaris.

𝐻𝑖 𝑑𝑖𝑎𝑟𝑦.

𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑎𝑗𝑎 𝑘𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎𝑛𝑦𝑎.

𝐴𝑘𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔𝑖 𝑚𝑎𝑚𝑎.

𝐵𝑖𝑠𝑎 𝑠𝑖ℎ 𝑐𝑢𝑚𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑎𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑖𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑘𝑢.

𝑃𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑖𝑛𝑑𝑢 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑎𝑚𝑎.

𝑅𝑖𝑛𝑑𝑢 𝑐𝑢𝑟ℎ𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑎𝑚𝑎, 𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑘𝑢 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑎𝑚𝑎.

𝐻𝑎ℎ...

𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑔𝑖𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑔𝑖.

𝐴𝑘𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑎𝑝𝑎.

𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑢𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑙𝑢𝑘 𝑚𝑎𝑚𝑎 𝑒𝑟𝑎𝑡-𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑢 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ𝑖 𝑏𝑎𝑗𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑘𝑢 𝑖𝑛𝑖, ℎ𝑖ℎ𝑖.

𝐴𝑘𝑢 𝑟𝑖𝑛𝑑𝑢 𝑚𝑎𝑠𝑎-𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑎𝑚𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑚𝑜𝑛𝑖𝑠.

𝑇𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎ℎ𝑎𝑚𝑎𝑛.

𝑇𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑛𝑐𝑖𝑎𝑛.

𝑇𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛.

𝐻𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎, 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑎𝑛.

𝐴𝑘𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝 𝑝𝑎𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑚𝑜𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑢𝑙𝑢. 𝐴𝑚𝑖𝑛.

Yah, untuk kesekian kalinya lagi-lagi air mata keluar dari sumbernya. Menetes, membasahi buku diarinya. Untung saja tinta pulpennya tidak cair, jadi tidak menyebar kemana-mana.

Tangisannya itu ia akhiri dengan senyuman berharap semua keinginannya terwujud.

Tak lama setelah membaca ulang apa yang ditulisnya, Rena menutup buku diarinya, melipat tangan ramping miliknya pada pagar di koridor kamar dan membaringkan kepalanya.

Aku harap semua yang kuinginkan terjadi. Misalnya pun itu hanya sekedar mimpi tidak apa-apa. Setidaknya aku bisa sedikit senang memimpikan kehidupan kami jika kembali harmonis.

Mata itu tertutup secara perlahan dan sang empunya mata tertidur nyenyak.

_________________

"Papa? Ini bekal untuk di kantor nanti ya? Jangan lupa dimakan.", ucap Chika pada suaminya sambil memberikan sebuah kotak bekal. Tak lupa ia lukiskan senyuman diwajahnya yang tetap glowing walaupun sudah memiliki 2 orang buah hati.

Keno yang melihat senyuman manis sang istri pun langsung meraih kotak bekal yang diberikan istrinya.

"Baiklah. Tidak akan terlupakan. Apalagi masakan mama kan yang paling the best bagi papa." Keno menarik Chika kepelukannya dan mengecup kening istrinya tersebut.

"Hmm..." Sahut Chika sambil tersenyum. " Hati-hati ya pa. Jangan lupa sebelum nyetir berdoa dulu." Sebagai seorang istri, ia tak boleh lupa mengingatkan suaminya untuk selalu berdoa.

"Iya, sayang. Papa pergi dulu."

"Ya" lambaian tangan diberikan Chika kepada Keno.

Di lain tempat, tepatnya di balik dinding dapur. Kedua buah hati dari pasangan Keno-Chika sedang senyum-senyum cekikikan melihat pemandangan romantis kedua orangtuanya.

Ditambah wajah sang ibu yang memerah dengan senyuman lebar, tak kunjung padam setelah perbuatan yang dilakukan suaminya terhadap dirinya. Ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sembari mengelap meja dapur. Kalau ditebak, mungkin ia sedang memikirkan tingkah laku suaminya tadi.

"Cie cie mama"

"Eakk!"

"Co cwit deh, mama dan papa."

Reno dan Rena menjahili ibu mereka yang hatinya sedang berbunga-bunga.

"Ish... Papa kalian memang sering kek gitu koq." kata Chika kepada anak-anaknya dengan wajah makin memerah.

"ehem..."

Mereka bertiga tertawa lepas dan terlihatlah kegembiraan di keluarga itu.

Di lain lokasi, seorang pria akan memakan bekal yang diberikan oleh seseorang yang sangat istimewa baginya.

Saat membuka kotak bekal itu, tercium aroma khas masakan sang istri. Ia lalu mencicipi makannya itu. Dan bergumam, "Masakan mama memang ter the best. Selalu enak." Keno pun mulai makan dan merasakan kasih sayang istrinya padanya lewat makanan itu.

Semua beban pikiran yang ia dapatkan dari pekerjaannya hari ini sudah tak terpikirkan lagi olehnya. Semua sudah terbuang jauh-jauh.

Chương tiếp theo