webnovel

The Danish Boss

Kana jatuh cinta pada Fritdjof Moller, atasannya yang meninggalkan Denmark demi menyembuhkan luka atas pengkhianatan calon istrinya, dan Kana bertekad akan menunjukkan bahwa Kana dan negara ini adalah obat yang tepat. *** Fritdjof Moller melakukan sebuah perjalanan panjang, lebih dari 11.000 kilometer, untuk melupakan cinta dan semua rasa sakit yang timbul karenanya. Siapa yang menyangka di negara baru yang dituju, Fritdjof menemukan matahari yang menerangi jiwanya yang gelap pada sosok Kana. Dengan cintanya, pelan-pelan Kana bisa meruntuhkan tembok di sekeliling hati Fritdjof. Ketika Fritdjof sudah siap melupakan sumpahnya—untuk tidak lagi memberi tempat pada wanita dalam hidupnya—Fritdjof mengetahui rahasia besar yang disembunyikan Kana. Haruskah Fritdjof terus percaya—dan berharap—bahwa Kana tidak akan menghancurkan hatinya sebagaimana calon istrinya dulu? Atau pergi meninggalkan negara ini, sebelum dirinya terlalu dalam mencintai Kana, untuk menyelamatkan keping hatinya yang tersisa?

IkaVihara · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
31 Chs

Kata Cantik Terlalu Sederhana Untuk Menggambarkan

"Fritdjof Møller!" teriakan Kana mungkin bisa meruntuhkan gedung ini.

"Yes, Ma'am." Fritdjof menjawab dengan patuh, meski Fritdjof ingin tertawa karena Kana tidak melafalkan namanya dengan benar.

"Kamu pikir lucu becandaan kamu itu?! Aku nggak suka! You'd better leave now!" Kana mengentakkan kakinya dan meninggalkan Fritdjof di dapur.

"Kana, sunshine, I was just kidding. Sorry. Forgive me?" Fritdjof mengejar Kana.

"Pergi!" Kana menepiskan tangan Fritdjof, masuk ke kamar dan mengunci pintunya.

Apa laki-laki itu tidak bisa memilih waktu lain untuk bercanda? Sudah hilang akal sehat? Kana sudah menahan kantuk karena ingin bertemu Kira dulu sebelum tidur. Ketika Fritdjof datang, Kana berharap dicium. Atau diberikan ucapan selamat tidur. Kana tidak sedang berada dalam mood baik untuk bisa diisengi oleh kekasihnya sendiri.

***

Keesokan paginya, di kantor Kana menemukan kotak berwarna merah marun dengan pita putih di sebelah komputernya. Sogokan Fritdjof agar dimaafkan atas candaannya yang membuat Kana kesal setengah mati. Tadi pagi Kana ogah-ogahan masuk ke mobil Fritdjof. Sepanjang jalan laki-laki itu terus saja meminta maaf. Membuat Kana ingin menyumpal telinganya dengan tisu. Atau mulut Fritdjof dengan kaus kaki.

Dengan cepat Kana membuka kotak di tangannya dan menemukan sebuah mug besar berwarna putih polos. Tulisan di badan mug membuat Kana menggeleng-gelengkan kepala.

Hey, I said the words. By law, you're not allowed to be angry at me any more.

Ide-ide Fritdjof benar-benar di luar dugaan. Kana berpikir Fritdjof akan membawa cokelat atau bunga untuk meminta maaf. Merayu Kana sedikit agar Kana mau memaafkan. Tetapi Kana harus puas dengan mug putih polos dengan kata-kata yang menggelikan itu. Sampai mati pun Fritdjof tidak akan pernah meminta maaf dengan cara yang diinginkan Kana.

Kana memasukkan kembali mug tersebut ke dalam kotaknya. Bisa-bisa Kana tersedak kalau menggunakan mug itu untuk minum. Karena tertawa mengingat candaan Fritdjof yang tidak penting semalam dan usaha konyol yang dilakukan Fritdjof untuk mendapatkan maafnya. Kana mengambil ponsel dan mengetik pesan.

Wanna know something?

Begitu pesannya terkirim, ponsel Kana langsung berbunyi. Fritdjof meneleponnya. Namun Kana memilih mendiamkannya.

What, Sunshine?

Huh! Kana mendengus. Kalau sedang dalam masalah begini Fritdjof baru memanggilnya dengan panggilan-panggilan sayang seperti itu. Kana mengetik balasan.

You are forgiven. Come here now!

Tidak tampak keberadaan Fritdjof sejak sebelum makan siang. Mungkin Fritdjof ada urusan di luar kantor. Kana meraih post-it dan menuliskan sesuatu di sana. Tersenyum puas, Kana menempelkan post-it berwarna merah muda itu di layar komputer Fritdjof.

This coupon is good for a candle light dinner and lots of love.

Venue and Time:

Your home, tonight

This coupon can be redeemed by

Fritdjof Møller

***

Kana tersenyum riang ketika masuk ke apartemennya. Rencananya Kana akan memasak dulu di sini, baru membawa semua makanan ke unit Fritdjof. Tidak mungkin masak di apartemen Fritdjof, sebab peralatan di sana tidak lengkap. Tadi malam Kana sudah merebus daging sapi dalam air dan garam sehingga bisa digunakan untuk hari ini.

Sore ini Kana tinggal meniriskan daging tersebut dan merebusnya kembali dengan air bersih. Tidak terlalu sulit, walaupun Kana baru memasak makanan ini untuk pertama kali. Kalau masakannya gagal, Kana punya rencana B. Yaitu mengajak Fritdjof makan di luar. Fritdjof pasti tidak tega menolak karena melihat Kana sudah bersusah payah mencoba memasak untuknya.

Karena masih harus dibiarkan satu jam sebelum daging tersebut diiris tipis-tipis, Kana menggunakan waktunya untuk mencampur terigu dengan butter dan mengaduknya menggunakan garpu. Setelah menambahkan telur dan gula, Kana mengistirahatkan adonan tersebut di kulkas. Selanjutnya membuat saus. Dan, ah, memanaskan kentang. Makanan yang wajib ada setiap kali Fritdjof makan.

Kana mengambil rolling pin untuk memipihkan adonan kuenya lalu melapisi dengan selai rasberi dan melipatnya. Sehingga selai tersebut berada di tengah adonan. Setelah itu Kana merapikan pinggiran adonan menggunakan pisau. Kemudian Kana memanaskan dalam oven. Bahan-bahan pelengkap makan malam sudah siap di kulkas. Untung sudah mencicil dari tadi malam, Kana mendesah lega.

Sebenarnya semua ini disiapkan bukan untuk makan malam bersama Fritdjof. Kana ingin memasak makan malam spesial untuk Kira, namun Kira mengirim pesan kalau hari ini pulang terlambat. Karena pergi dengan keluarga Alen.

Setelah beres urusan dapur, Kana mandi dengan cepat. Kana ingin tertawa ketika memutuskan untuk memakai gaun merah selutut yang baru dibelinya minggu lalu.

"Astaga, ini hanya makan malam di unit Fritdjof." Kana menggumam, bertanya kepada dirinya sendiri kenapa dia bertingkah seperti akan makan di hotel bintang lima.

Tetapi biarlah, sesekali Kana memanjakan mata kekasihnya. Karena sudah terlanjur pakai gaun, Kana memutuskan untuk memakai make up di wajahnya. Lalu mengeluh ketika tahu dia harus melakukannya dengan cepat. Sebab semua makanan belum dibawa ke apartemen Fritdjof.

Setengah jam kemudian Kana menatap puas meja di depannya. Tidak terlalu buruk. Kana memasang taplak meja berwarna putih dan menghias meja seadanya. Gelas susu disulap menjadi vas bunga. Kana hanya mengikatkan pita merah di badan gelas. Tempat lilin menggunakan mangkuk saus, yang juga dihias dengan pita. Kana tertawa pelan. Ini terlalu sederhana untuk makan malam bersama kekasihnya.

***

Fritdjof membuka pintu dan dihadapkan pada suasana remang. Hanya ada cahaya lilin, yang menyala berjajar panjang dari pintu, ruang TV, terus hingga ke dapur. Sepertinya Kana tidak sadar kalau semua ini bisa menyebabkan kebakaran. Atau mungkin itu bukan lilin sungguhan? Belum habis keheranan Fritdjof akan lilin-lilin itu, kini Fritdjof terpaku melihat Kana yang tengah berjalan menghampirinya. Gaun merah membuat Kana terlihat berbeda. Seksi. Sangat seksi. Ditambah Kana memakai sepatu setinggi Himalaya di dalam rumah. Sepasang kaki Kana tampak semakin jenjang dan panjang tak berkesudahan. Bahu Kana terbuka, memperlihatkan sepasang tulang selangka yang tidak kalah seksinya. Rambut hitam Kana, yang mengikal di ujungnya, jatuh sempurna di sisi kepalanya. Wajah Kana bersemu merah. Dalam hati Fritdjof bersyukur hari ini mereka hanya makan malam di rumah. Kalau di luar, bisa lepas semua bola mata para laki-laki yang melihat Kana.

"Hai." Kana mencium pipi kanan Fritdjof.

Fritdjof menyerahkan satu buket besar bunga mawar kepada Kana. Untung saja Fritdjof cukup pintar untuk membeli sesuatu sebelum pulang, jadi tidak terlalu memalukan ketika bertemu dengan Kana yang sudah bekerja keras menghadirkan makan malam istimewa untuk mereka. Dengan cepat Fritdjof menarik tubuh Kana merapat. Sudah menggoda Fritdjof dengan seperti ini, Kana hanya mencium pipi Fritdjof? Tidak akan pernah terjadi. Detik berikutnya bibir Fritdjof telah bersatu dengan milik Kana. Selama beberapa saat Fritdjof membiarkan Kana kehabisan napas di bawah kendalinya.

"You are beautiful. Very beautiful. Aku tidak pernah melihat wanita secantik dirimu, sepanjang hidupku." Fritdjof mengelus pipi Kana. Bahkan kata cantik terlalu sederhana digunakan untuk menggambarkan Kana malam ini.

Pipi Kana merona dan Kana menundukkan kepalanya.

Fritdjof merangkul pinggang Kana dan membimbingnya berjalan menuju dapur. Semua yang tersaji di meja membuat Fritdjof takjub dan tak bisa berkata-kata. Ada Sprængtoksekød[1] lengkap dengan peberrodssauce[2]. Hindbærsnitter[3]. Kentang. Semuanya makanan khas Denmark. Fritdjof tidak menyangka Kana akan memasak makanan-makanan dari negara asal Fritdjof. Tentu tidak mudah membuat ini semua.

Fritdjof mengambil garpu dan memasukkan selembar daging tipis ke mulutnya. Rasanya luar biasa. Nanti Fritdjof akan mengajari Kana cara membuat hasselbach[4]. Akan lebih sempurna untuk dimakan bersama dengan semua makanan buatan Kana ini.

---

[1] Makanan terbuat dari daging sapi yang diiris tipis.

[2] Saus berwarna putih pelengkap sprængtoksekød.

[3] Raspberry slices/

[4] Kentang berlumur bumbu.

(Bersambung)