"Kawan, Lu benar-benar tahu ini giliran gua dengan Clemens," tuduhku. "Lu bisa dengan mudah mengenakan jersey Jeter dan baik-baik saja."
"Persetan dengan Lu. Ambilah kembali," kata Bryan, berpura-pura memelototiku sampai kami berdua tertawa terbahak-bahak.
"Yang tidak gua dapatkan adalah mengapa ayah gua tidak hanya angkat tangan dan menawarkan kepada kami masing-masing untuk memakai yang Clemens dan dia bisa memakai yang Jeter sendiri. Bagaimanapun, itu miliknya. Bukannya dia tidak mendukung pria itu, dia mencintai Jeter."
Bryan bergeser untuk meregangkan kakinya. Aku melihat senyumnya berubah menjadi senyuman nostalgia.
"Dia mencoba memberi kami pelajaran," katanya. Tentang kompromi.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com