webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Jangan Pergi

Pada suasana yang terkesan romantis itu, hanya ada keheningan sekarang. Anna menolak ajakan Billy untuk menjadi kekasihnya, itu membuat Billy dan Orion yang sedang menghilang terkejut serta bingung.

"A-Apa kau sudah menjadi kekasih orang lain?" Billy memberanikan diri untuk bertanya.

"Tidak, aku belum menjadi kekasih siapapun"

"Lalu, kenapa?"

"Hanya saja...."

"Kau tidak terlalu baik untuk ku"

"Hah?" Billy yang mendengar itu hanya bisa berkata itu dengan spontan.

'....' Orion saat ini sedang menahan tawanya.

'Apa-apaan ini? "Kau tidak terlalu baik untuk ku"? Aku tidak menyangka Anna akan mengatakan itu....'

'Aku dulu pernah melihat, kalau seseorang menolak ajakan untuk menjadi sepasang kekasih. Maka mereka pasti mengatakan "Maaf, kau terlalu baik untuk ku" Tapi tidak dengan kakak ku' Orion langsung menenangkan diri, meski rasa lucu masih ada di pikirannya.

"Maksud ku bukan benar-benar begitu, sungguh" Anna memperjelas.

"...." Billy diam.

"Aku memiliki orang yang ku sukai" Anna berkata.

"Orang yang kau sukai? Siapa?"

"Rahasia" Anna tersenyum.

'Oh, jadi Anna memiliki orang yang dia sukai...' Orion berkata.

Billy yang sudah tertolak, hanya bisa menerima itu. Dia kemudian pergi, Anna kembali duduk di bawah pohon. Orion menampakkan dirinya dan duduk di samping Anna, Anna menyandarkan kepalanya ke bahu Orion.

"Jadi, kau menyuruhku untuk menghilang dan menghabiskan Mana ku. Hanya untuk melihat mu menolak seorang laki-laki?" Orion berkata.

"..." Anna diam.

"Ya, begitulah"

"Hah, kenapa kau tidak menemuinya sendiri saja? Apa kau takut, kak?"

"Tidak, aku sendiri tidak tahu kenapa dia mengajak ku untuk bertemu. Aku mengajak mu untuk berjaga-jaga"

"Dari?"

"Entahlah, mungkin pembunuhan"

"Mana mungkin ada pembunuhan di sini dan kenapa pembunuh itu harus membunuh mu"

"Benar juga" Anna tertawa.

"Orion, apa kau mendengar semuanya tadi?"

"Tentang orang yang kau sukai? Ya, kenapa?"

"Bukan apa-apa"

"Aku yakin, orang yang kau sukai itu adalah laki-laki yang beruntung. Dia bisa memikat hati kakak ku yang cantik dan manis ini, dia pasti juga menyukai mu"

"..." Anna hanya diam.

"Kak? Ada apa?" Orion melirik ke Anna.

"Orion, bisakah kau menggendong ku ke rumah? Aku merasa tidak enak badan"

"Tentu, apa kita kembali sekarang?"

"Boleh"

Orion berdiri, dia menggendong Anna dengan meletakkannya di atas punggungnya. Orion merasa malu jika membawa Anna dengan pose pengantin, karena Anna adalah kakaknya.

Matahari sudah hampir tenggelam, cahaya-cahaya rumah mulai menerangi desa. Orion dan Anna sampai di rumah mereka, May juga baru sampai setelah mereka masuk.

"Orion, ada apa dengan kakak mu?" May melihat ke Anna.

"Kakak merasa tidak baik, Bu. Aku akan mengantarnya ke kamarnya..."

Orion naik ke atas sambil menggendong Anna, Orion sampai di kamar Anna. Dia membaringkan Anna dan duduk di sampingnya, dia meletakkan tangannya ke dahi Anna.

"Syukurlah, kau tidak demam. Apa ada hal lain yang kau rasakan, kak?"

"Tidak, aku hanya merasa lemas saja" Anna menggeleng.

"Apa ada yang mau ku ambilkan?"

"Tidak"

"Baiklah, kalau begitu. Aku akan turun dan mengambilkan makan malam untuk mu" Orion berdiri dan pergi keluar.

"..." Anna hanya diam, melihat adiknya pergi.

"Orion, bagaimana? Apa kakak mu demam?" Sol bertanya.

"Tidak, kakak hanya lemas"

"Apa dia bisa turun dan makan malam bersama kita?" May yang sedang menata meja makan bertanya.

"Kurasa tidak, Bu. Aku akan mengantarkan makanan untuknya dan makan bersamanya di kamarnya, agar kakak tidak merasa kesepian"

"Kalau begitu, ibu akan siapkan makan malamnya" May pergi ke dapur.

"Biar ku bantu, bu" Orion menyusul.

Orion membantu May menyiapkan makanan untuk Anna dan dirinya, setelah itu dia langsung membawa makanan itu ke kamar Anna.

"Kakak, aku masuk" Orion berkata setelah mengetuk pintu beberapa kali.

Anna masih berbaring, dengan di tutupi oleh selimut. Orion menutup pintu dan mendekat ke kasurnya, dia meletakkan makanan itu di meja.

"Ini makan malamnya, makanlah sebelum dingin" Orion menyodorkan makanan itu ke Anna.

"Orion...."

"Ya?"

"Maukah kau menyuapi ku?"

"Tentu, apa kau tidak bisa bergerak?"

"Kurang lebih, begitu"

Orion kembali meletakkan makanannya sendiri ke meja, dia mulai menyuapi Anna. Anna makan dengan perlahan, Orion terus melakukan itu hingga makanan yang ada di piring Anna benar-benar habis.

"Minumlah, kak" Orion memberikan segelas air ke Anna dan Anna langsung meneguknya.

"Terima kasih, Orion"

"Tidak masalah, memang begitulah harusnya saudara"

"..." Anna hanya diam.

"Kalau begitu, aku akan pergi untuk meletakkan ini...." Orion berdiri.

TAP

Anna menahan tangan Orion dan menariknya untuk turun hingga Orion kembali duduk, Orion melihat ke Anna dengan aneh serta tampak bingung.

"Ada apa, kak? Apa kau membutuhkan sesuatu?"

"Tidak...." Anna melihat ke meja, makanan Orion belum di sentuh sama sekali.

"Orion, biar aku menyuapi mu"

"Eh? Untuk apa? Aku tidak sakit"

"Apakah kau harus sakit, agar aku bisa menyuapi mu? Ini bentuk rasa sayang ku pada mu, jangan menolaknya. ya?"

"..." Orion diam sejenak.

"Baiklah, tapi jangan memaksakan diri mu"

"Jangan terlalu mengkhawatirkan ku, aku hanya sedikit lemas saja. Bukannya sekarat" Anna terkekeh.

"Benar juga, aku terlalu khawatir" Orion tersenyum tipis.

Anna duduk di kasurnya, dia menyuapi Orion. Dengan perlahan, lembut dan hangat. Orion menikmati itu dan begitu juga dengan Anna, mereka saling menatap dan sama-sama tersenyum lepas.

"Bagaimana, apa enak?"

"Ya, tentu saja. Masakan ibu adalah yang terbaik"

"..."

"Ada apa, kak?"

"Bukan apa-apa"

"Yang benar saja, ada apa?" Orion kembali bertanya.

"....."

"Kak, katakanlah. Ada apa?"

"Ku dengar, kau memilih akademi Anfield untuk pergi bersekolah"

"Ya, itu benar. Lalu, kenapa?"

"Tidakkah kau berpikir bahwa itu terlalu jauh?"

"Mungkin kau benar, kak. Tapi di Anfield, aku akan mendapatkan banyak sekali pengetahuan dan akan banyak hal-hal hebat lainnya"

"Tapi, kau juga bisa mendapatkan itu di akademi lainnya. Bagaimana dengan akademi Oliee? Aku yakin, tuan Sert masih akan menawarkan mu undangan itu"

"Sebenarnya, apa yang ingin kau katakan kak?"

"Jangan pergi...." Anna berkata dengan suara yang sangat kecil.

"Apa?" Orion tidak mendengar itu.

"Jangan pergi!!"

"....." Orion diam, dia sedikit terkejut dengan Anna yang tiba-tiba meninggikan suaranya.

"Maaf, aku tidak bermaksud membentak mu. Hanya saja, jangan pergi Orion"

"Maaf kak, tapi aku tidak akan merubah keputusan ku"

"..." Anna tampak sangat sedih dan kecewa.

"Keluarlah, Orion..." Anna berkata, dia memalingkan wajahnya.

SRET

"Beristirahatlah, kak" Orion berdiri dan mengambil piring yang ada di tangan Anna, dia kemudian pergi keluar.

"Ada apa, Orion? Kenapa ibu mendengar teriakan di kamar Anna?" May yang sedang di dapur bertanya.

"Kakak...Dia....Dia melarang ku untuk pergi ke Anfield" Orion meletakkan piring itu di meja.

"Ibu juga sudah dengar dari ayah mu, bahwa kamu akan memilih Anfield sebagai tempat untuk sekolah mu" May duduk di depan Orion.

"Apa ibu juga akan melarang ku?"

"Tidak, ibu tidak akan melarang mu. Kamu sudah besar, pasti sudah tahu mana yang baik untuk mu dan mana yang tidak....."

"Hanya saja, ibu sedikit menyayangkan keputusan mu itu. Maksud ibu, jaraknya. Itu sangat jauh, ibu ragu apa kami bisa mengunjungi mu"

"Jangan khawatir, Bu. Aku yang akan mengunjungi kalian, ketika waktu liburan"

"Ibu harap juga begitu"

"Ayah dimana, Bu?"

"Ayah sedang berkumpul bersama beberapa kepala keluarga lainnya, untuk membahas mengenai akademi kalian semua"

"Sudah berapa lama, ayah pergi?"

"Sekitar 30 menit yang lalu, kenapa?"

"Tidak, bukan apa-apa" Orion mulai makan, dia memang sedikit lapar.

"Ibu akan melihat kondisi Anna sebentar, kamu makan saja" May berdiri dan pergi ke kamar Anna.

......

Orion sedang di kamarnya, dia menatap bulan dari jendela kamarnya sambil merenung. Tentang hal-hal yang sudah terjadi padanya sejak pertama kali datang ke dunia ini, dia tersenyum.

TOK TOK TOK

"Siapa?" Orion berbalik dan melihat ke pintunya.

"Ini ibu" Suara May terdengar dari balik pintu.

"Oh, masuk saja bu. Pintunya tidak ku kunci"

"Tidak, ibu hanya ingin memanggil mu"

"Hah? Memanggil ku?" Orion berkata pelan, dia membuka pintu.

"Memanggilku untuk apa, bu?"

"Turunlah, ada yang ingin ibu dan ayah bicarakan"

"Baik" Orion mengikuti May dari belakang.

Di ruang tamu, Sol sudah menunggu mereka. Orion duduk di sebuah sofa sendirian, sementara May dan Sol duduk di sofa yang ada di depannya.

"Orion, mungkin kamu sedikit bingung. Kenapa ayah memanggil mu"

"Iya"

"Ayah akan langsung saja, kamu harus berangkat besok"

"Hah?"

"Seperti yang ayah katakan, besok kamu harus pergi ke Anfield"

"Tidak, aku bukannya ingin ayah mengulangi perkataan ayah. Itu spontan saja keluar, aku sedikit terkejut serta bingung"

"Ayah mengerti, terlalu mendadak kan?"

"Ya, itu benar. Terlalu mendadak"

"Mau bagaimana lagi, jarak desa kita dengan kerajaan Anfield sangatlah jauh. Menurut perkiraan, waktu pendaftaran murid baru akan di buka kurang lebih 2 minggu lagi...."

"Jadi, kamu harus secepatnya ke sana. Karena pendaftaran itu hanya berlangsung selama 1 hari"

"..." Orion diam, dia masih terkejut dengan berita yang mendadak begitu.

"Jangan khawatir, Orion. Kamu tidak akan pergi sendiri, ada Ray yang menemani. Dia akan menemani mu dan kamu juga tidak akan sendirian di akademi itu"

"Maksud ayah, ada orang lain yang juga bersekolah di akademi Anfield?"

"Ya" Sol mengangguk.

"Siapa? Apa itu Zealot?"

"Bukan, tapi Kiana dan Kiara"

"Mereka berdua? Untuk apa mereka pergi ke Anfield?"

"Kalau soal itu...." Sol hanya tersenyum sambil terkekeh.

"Umm...Ada apa, ayah?"

"Mereka berdua pergi ke Anfield, untuk bisa bersama dengan mu"

"..." Orion yang mendengar itu, hanya terdiam. Dia tidak menduga alasan itu.

"Wah, sepertinya anak ibu akan memiliki seorang kekasih..."

"Kiana itu gadis yang sangat ceria, baik dan bersemangat. Kiara juga gadis yang baik, meski terlihat sedikit pendiam dan lesu. Tapi yang manapun itu.... "

"Tetap baik, kok" May berkata

"Apa yang ibu katakan, mereka pasti hanya bercanda"

"Tidak, mereka bersungguh-sungguh" Sol berkata.

"Bagaimana ayah bisa bilang begitu?"

"Mereka mengatakan itu tanpa keraguan sama sekali, bahkan semua orang terdiam ketika mendengar itu"

"..." Orion diam.

"Oh, atau dua-duanya saja. Mereka pasti mau" May kembali bicara.

"Apanya yang dua-duanya, Bu?"

"Kekasih mu, kamu bisa menjadikan mereka berdua sebagai kekasih mu secara langsung"

"Memang mereka menyukai ku?"

"Oh, anak ku....." May menggeleng dengan perlahan.

"Kamu itu adalah idaman para gadis di desa ini, apa kamu tidak menyadarinya?"

"Kurasa, tidak"

Orion adalah orang yang memiliki tingkat kepekaan yang sangat rendah kepada orang-orang yang menyukainya, tapi dia akan dengan sangat cepat mengetahui bahwa adanya orang yang membencinya.

Tapi bukan berarti, Orion tidak di kelilingi oleh para wanita. Dia mendekati mereka hanya untuk memenuhi apa yang dia inginkan dari mereka, secara fisik ataupun hal lainnya. Dia hanya memanfaatkan mereka sebagai alat.

"Lagi pula, aku tidak yakin dengan apa yang ibu katakan itu"

"Tidak yakin soal apa? Apa kamu punya rencana lain tentang kekasih?"

"Bukan soal itu"

"Oh, bagaimana jika kamu membuat Harem saja?"

"Ibu bilang, Harem?" Orion terkejut, dia pernah mendengar istilah itu di dunia lamanya.

"Ya, apa kamu tidak tahu apa itu Harem?"

"Tidak, tapi aku pernah mendengarnya sekali"

"Harem adalah istilah untuk seseorang yang memiliki banyak istri atau kekasih, biasanya para raja memiliki itu"

"Oh begitu"

'Sudah ku duga, pasti di dunia ini berpoligami adalah hal yang wajar. Seperti aku tertarik untuk memiliki Harem, tapi....'

"Sudah, jangan membahas itu. Orion, kamu tidak usah memikirkan apa yang ibumu katakan. Fokus saja pada apa yang ingin kamu lakukan" Sol berkata.

"Baik" Orion mengangguk.

"Kalau begitu, segeralah pergi tidur. Untuk menyiapkan barang-barang mu, biar kita lakukan sama-sama besok" Sol berkata.

"Baiklah, aku akan ke kamar" Orion berdiri.

"Oh, Orion. Ayah dan ibu harus pergi ke rumah Ray untuk membahas keberatan mu, pintunya di kunci saja...."

"Kami akan membawa kunci cadangan, sepertinya sebentar lagi akan hujan. Lebih baik kami segera ke sana" Sol dan May juga berdiri.

Sol dan May pergi, Orion segera mengunci pintu itu. Setelah itu, dia mematikan hampir seluruh penerangan yang ada di lantai 1. Lalu dia naik ke kamarnya dan tepat setelah itu, hujan mulai turun dan semakin deras.