webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Doex

Sebuah gulungan terdapat di tangan Argus, Orion sedikit penasaran tentang gulungan apa itu. Gulungan itu terlihat tua dan kotor, Argus melihat ke Orion.

"Tuan, aku tidak tahu harus membalas kebaikan mu dengan apa. Karena tidak banyak yang bisa ku berikan pada mu"

"Kau tidak perlu memikirkan itu, kesetiaan mu sudah cukup untuk ku"

"Itu tentu saja, tuan. Tapi, izinkan aku membalasnya dengan memberikan mu harta berharga ku" Argus menyodorkan gulungan itu ke Orion.

"Baiklah, kurasa tidak ada salahnya jika menerima ini" Orion mengambil gulungan itu.

"Itu adalah gulungan yang berisi sebuah skill, skill itu di berikan oleh guru ku. Dia memberikan gulungan itu sebagai salam perpisahan ketika aku meninggalkan rumah, hanya itulah yang mengingatkan ku kepada rumah…"

"Tapi, sekarang…Kau adalah rumah ku, tuan"

"Rumah, ya…." Orion tersenyum tipis, dia membuka gulungan itu secara perlahan.

'Bahasa apa ini?'

"Eee….Argus, kurasa bahasa yang kita anut cukup berbeda" Orion kembali menggulung gulungan itu.

"O-oh, benar juga. Saya lupa, tuan. Guru ku membuat itu menggunakan bahasa Zephis"

"Itu mengingatkan ku, bagaimana kau bisa mengerti bahasa Alter?"

"Saya dulu mempelajari beberapa bahasa yang ada di perpustakaan, bahasa Alter salah satunya"

"Ah, begitu. Itu luar biasa…" Orion melihat ke gulungan yang ada di tangannya.

"Argus, apa aku bisa meminta mu untuk mengajari ku bahasa Zephis?"

"Dengan senang hati, tuan. Suatu kehormatan bagi ku untuk memberikan pengetahuan ku untuk membantu mu" Argus mengangguk.

"Kalau begitu, apa kita bisa mulai?" Orion menyerahkan gulungan itu ke Argus.

Argus dan Orion duduk di bawah pohon, Argus memulainya dengan memperkenalkan huruf-huruf dasar yang ada pada bahasa Zephis. Argus juga menjelaskan bahwa bahasa Zephis, berbeda dengan bahasa ras iblis.

Menurut Orion pribadi, bahasa Zephis sedikit lebih rumit dari bahasa Alter. Untuk 1 makna yang ada di bahasa Alter, bisa memiliki beberapa kata yang berbeda dalam bahasa Zephis.

...…

"Benalu Alter" Orion berkata.

"Salah, tuan. Yang benar, benua Alter" Argus berkata dalam bahasa Zephis.

"Hmm….Ini cukup membingungkan"

"Tapi kau benar-benar luar biasa, tuan. Hanya dalam waktu singkat, kau bisa mempelajari bahasa Zephis dan hanya salah sedikit. Bahkan kakak ku yang paling cerdas pun membutuhkan beberapa bulan untuk itu"

"Ya, meski kau berkata begitu. Aku juga masih salah dalam beberapa kata, mungkin dengan sedikit pendalaman lagi aku akan terbiasa"

"Itu benar, tuan…" Argus mengeluarkan beberapa buku dari penyimpanannya.

"Ini adalah beberapa buku tentang sejarah-sejarah besar yang terjadi di benua Zephis selama beberapa tahun yang lalu, mungkin dengan membaca bisa membuat diri mu terbiasa"

"Terima kasih, Argus. Aku akan membaca ini" Orion mengambil buku-buku itu.

"Sudah kewajiban ku untuk membantu mu, tuan" Argus membungkuk.

"Baiklah, kurasa aku akan pergi. Waktu sarapan sudah dekat, kembalilah Argus"

Argus kembali ke bayangan Orion, Orion menyimpan pedang dan buku yang ada di depannya ke penyimpanannya. Orion keluar dari lapangan dan berjalan kembali ke asrama, dia melihat Alvin dan Dale yang sedang berbicara di dekat asrama.

"Hai, Orion. Baru kembali dari lapangan?" Alvin berkata.

"Hai, senior. Iya dan apa yang sedang kalian lakukan di sini? Jika aku boleh tahu"

"Aku sedang memberitahu senior-Dale tentang sesuatu yang penting"

"Sesuatu yang penting?"

"Ya, tentang Unity. Ketika kau kembali ke kamar mu kemarin, 10 Takhta kembali mengadakan pertemuan dan pertemuan itu membahas tentang Unity lebih jauh lagi"

"Berarti hal penting itu ada hubungannya dengan Unity, kan"

"Iya" Alvin mengangguk.

"Lalu, apa itu?" Orion kembali bertanya.

"Untuk setiap pemimpin dari Unity, memiliki kendali penuh atas anggotanya"

"Apa!!!" Orion dan Dale terkejut.

"Itu terdengar gila dan kejam, kan" Alvin berkata.

"Bukan hanya itu, itu juga sangat tidak bermoral dan tidak berperi kemanusiaan" Dale berkata.

"Senior-Dale benar, bukankah itu berarti nasib setiap anggota Unity ada di tangan pemimpin mereka"

"Aku sendiri tidak habis pikir, tapi keputusan sudah di buat dan peraturan itu juga sudah di sahkan untuk setiap pemimpin Unity"

"Senior, apa selain kau. Masih ada 10 Takhta lainnya yang menentang itu?"

"Ya, sebagian besar menentang itu"

"Tapi kenapa bisa terjadi?" Dale bertanya.

"Tapi dewan guru setuju tentang itu, keputusan 10 Takhta pun tidak bisa menang melawan dewan guru"

"Dewan guru setuju tentang itu, ini gila" Dale tampak bingung.

"Tentu saja mereka setuju, ide itu pasti datang dari dewan guru sendiri" Orion berkata.

"Eh, dari mana kau tahu Orion?" Alvin tampak terkejut.

"Hanya intuisi saja, aku pasti benar"

"Ya, itu benar….Ide itu datang dari ketua dewan guru, guru Fanir Erem" Alvin mengangguk.

"Tapi, kita tidak bisa menolak itu. Karena itu peraturan akademi, yang bisa kita lakukan hanyalah menerima itu" Orion berkata sambil pergi dari sana.

Orion kembali ke kamarnya, Kiana sudah tidak ada di sana dengan kamar Orion yang terlihat baru saja di rapikan. Orion duduk di kasur, dia memikirkan apa yang dikatakan oleh Alvin.

'Kalau memang begitu, aku harus menjadi salah satu dari murid-murid pilihan. Agar aku bisa menjamin kebebasan ku dan orang-orang terdekat ku' Pikir Orion.

Orion pun pergi ke kamar mandi, menghabiskan beberapa waktu di sana dengan menikmati air hangat yang mengerpa dirinya.

Setelah mandi, Orion memanggil Kiana dan Kiara untuk turun sarapan. Namun kedua gadis itu tidak ada di kamarnya, Orion pun turun untuk sarapan.

"Orion, disini" Kiara melambaikan tangannya ke Orion.

Orion duduk di antara kedua kekasihnya dan tak lama setelah itu, waktu sarapan pun datang dan orang-orang mulai makan. Selama makan, Orion bisa melihat bagaimana Alvin dan Ellina terlihat ingin memberitahu yang lainnya sesuatu.

Orion tahu apa itu, tapi dia merasa bahwa itu bukanlah waktu yang tepat. Menurutnya lebih baik jika pengumuman itu datang dari akademi sendiri, agar lebih jelas dan pasti. Alvin dan Ellina juga memikirkan hal yang sama dan melupakan ide itu.

Setelah sarapan, Orion kembali ke kamarnya. Dia ingat bahwa dia melupakan sesuatu yang penting, Orion mengeluarkan sebuah kotak hitam dari penyimpanannya.

.

{Creator box}: Sebuah kotak yang bisa membuat apapun berdasarkan material yang tersedia, tidak peduli sebesar apapun itu. Menciptakan apapun berdasarkan pengetahuan pengguna.

Kelas: -

.

'Aku melupakan benda ini, {Creator box}. Dengan ini aku bisa menciptakan apapun selama materialnya cukup dan sesuai, mungkin'

'Dan item ini adalah pemberian system, itulah kenapa tidak memiliki kelas khusus'

"Mari kita coba sesuatu" Orion mengeluarkan beberapa batang besi dan Core.

'Meski menciptakan perlengkapan dari Core memang hebat, tapi tidak ada salahnya jika aku menggabungkan 2 bahan yang baik menjadi 1. Agar hasilnya lebih baik'

Orion menyentuhkan 1 batangan besi dan Core itu ke {Creator box}, kedua benda itu masuk kedalam kotak itu dan sebuah panel system muncul di kepala Orion.

Panel itu menampilkan batangan besi dan Core yang tadi di masukkan kedalam {Creator box}, Orion menyatukan kedua bahan itu. Kotak hitam itu di tutupi oleh cahaya biru transparan dan akhirnya cahaya itu menghilang.

.

[Menciptakan Item….Beri nama]

[Memperoleh +1.000 (+50%) poin pengalaman]

[Keahlian: {Blacksmith} memperoleh +300 (+50%) poin pengalaman

[Keahlian: {Blacksmith} naik ke tingkat 3

[Keahlian: {Blacksmith} naik ke tingkat 4

.

Item yang di maksud pun keluar, sebuah batangan besi. Namun berwarna putih seperti warna Core yang Orion masukkan kedalam {Creator box}, Orion mengambil batangan besi itu.

'Nama yang cocok untuk benda ini….' Orion berpikir sambil membolak-balik batangan besi itu.

'{Core batangan}'

.

{Core batangan}: Campuran antara Core dan bijih, memiliki ketahanan yang tinggi dan mengandung kekuatan khusus berdasarkan kemampuan dari Core yang di miliki.

Kelas: Spesial

.

'Ini hebat, tapi kelas yang di tentukan oleh system itu ada berapa banyak?'

Orion membuat beberapa {Core batangan} lainnya, notifikasi kembali mengisi kepalanya. Namun Orion menghiraukan itu, meski keahlian {Blacksmith} miliknya naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Sekarang 10 {Core batangan} berbaris di depannya, Orion memasukkan semua {Core batangan} itu ke {Creator box}. Orion membuat beberapa senjata dari bahan itu, tak butuh waktu lama baginya untuk merubah semua bahan itu menjadi senjata.

.

[Keahlian: {Blacksmith} naik ke tingkat 8]

[Memperoleh +1.000 (+50%) poin pengalaman]

.

Orion menatap ke arah senjata-senjata yang baru saja dia buat tanpa keringat, bentuk senjata-senjata itu sama seperti senjata yang banyak di jual secara murah di luar sana. Kecuali 1 hal, yaitu warna putih yang hampir keseluruhannya.

Orion mengambil sebuah belati, bilahnya berwarna putih dengan gagang hitam. Orion menatap belati itu sebentar dan bilah belati itu terbelah menjadi 2, seperti sebuah tanduk. Orion tersenyum tipis melihat itu.

'Dengan senjata ini yang memiliki kemampuan khusus dari Corenya, aku bisa menjual ini dengan harga yang pantas'

Orion menyimpan semua sentaja itu, dia melihat keluar jendela. Matahari akan mencapai puncaknya, Orion pergi keluar. Dia ingin menjual senjata buatannya kepada Qin, berharap bisa mencukupi kehidupannya di kota ini.

"Orion" Suara Kiara terdengar dari belakang, Orion berbalik.

"Ya, ada apa?"

"Apa Kiara boleh ikut?"

"Tentu, tapi dimana Kiana?"

"Kiana sedang berkebun dengan nona Elizabeth"

"Um…Aku tidak tahu bahwa Kiana suka berkebun dan bukannya kau yang suka berkebun, Kiara"

"Kami kembar, jadi hal yang kami sukai terkadang sama. Seperti Orion"

"Oh, begitu. Kalau begitu, kali ini hanya kita berdua saja. Ayo" Orion menarik tangan Kiara dan keluar dari gerbang asrama.

Mereka berdua berjalan sambil pegangan tangan, Orion mengatakan bahwa dia harus ke tempat Qin terlebih dahulu. Karena ada hal penting yang harus dia katakan kepada Qin, Kiara tidak keberatan. Karena dia memang hanya ingin mengikuti Orion saja.

KRING

Orion membuka pintu toko Qin, memicu suara lonceng yang ada di atas pintu berbunyi. Qin yang mendengar itu, refleks melihat ke arah pintu. Dia tersenyum begitu melihat siapa yang datang, Orion dan Kiara mendekat ke meja kasir.

"Kenapa murid ku datang hari ini? Kurasa pelatihan kemarin akan di lanjutkan besok, apa kau tidak bisa menunggu?"

"Selamat siang, guru. Apa salahnya jika aku datang ke sini, hari ini?" Orion berkata sambil tersenyum.

"Tidak ada salahnya, kok. Aku hanya penasaran saja, apakah salah jika aku penasaran?"

"Kau memang selalu bisa membalas ku, guru. Aku kalah" Orion terkekeh.

"Hahahaha, kau tidak akan bisa mengalahkan guru mu ini" Qin tertawa.

Setelah basa basi kecil itu, Orion menjelaskan tujuannya. Orion menunjukkan apa yang dia miliki, Qin yang awalnya tidak tahu dengan itu. Terlihat bingung, Orion pun menjelaskan apa sebenarnya senjata-senjata itu.

Orion menutupi kebenaran tentang {Creator box} dan merahasiakan caranya membuat senjata-senjata itu, Qin yang mendengar itu hanya bisa terkejut. Dia tidak percaya dan langsung menguji senjata itu sendiri, setiap senjata mengeluarkan kemampuan yang berbeda-beda.

"I-ini seperti senjata yang memiliki inti Core!!!"

"Kurang tepat, guru. Itu adalah senjata hybrid Core, jika kau tanya aku. Karena senjata itu adalah campuran dari bijih dan Core, dari atas hingga bawah" Orion tersenyum memperjelaskan senjata buatannya.

"O-Orion, bagaimana kau membuat ini?"

"Maafkan aku, guru. Aku tidak bisa memberitahu mu, kuharap kau tidak keberatan"

"…." Qin diam sesaat.

"Ya, aku mengerti. Setiap orang memiliki rahasia" Qin mengangguk.

Orion mulai menjelaskan alasan kenapa dia menunjukkan senjata hybrid Corenya kepada Qin, Qin tertarik untuk membeli senjata-senjata itu. Orion pun menawarkan harga yang wajar untuk 10 senjata itu, Qin tidak keberatan dengan harganya dan membeli 10 senjata itu.

"Ini, 20 koin emas dan 80 koin perak" Qin menyerahkan sebuah kantung yang berisi koin-koin itu.

"Baik, ini pas. Aku terima" Orion berkata setelah menghitung jumlahnya.

"Aku akan menjual ini dengan harga 1 koin emas dan 50 koin perak, dan aku hanya akan menjual ini kepada pelanggan tetap terlebih dahulu"

"Ah, begitu. Jadi guru ingin membuat mereka menyebar luaskan senjata-senjata ini dan memasang harga yang tinggi setelah itu, aku benar?"

"Dasar anak cerdik, kau membaca pikiran ku" Qin menyeringai.

"Tapi, guru. Aku mohon agar kau menyembunyikan identitas ku, apa boleh?"

"Tentu"

"Dan, aku juga ingin mengajukan kerja sama"

"Kerja sama?"

"Ya, daripada aku bekerja di bawah mu. Bagaimana jika kita memulai bisnis saja?"

"Bisnis? Ah, begitu. Aku setuju"

"Tapi, aku mengajukan beberapa syarat"

"Syarat? Apa itu?"

"Pertama, aku ingin identitas ku di rahasiakan….

"Kedua, aku ingin bahannya di sediakan di sini. Tapi tentu saja biaya yang harus guru bayar hanyalah biaya jasa ku saja…"

"Ketiga, semakin tinggi tingkat Core atau bijih yang ku olah. Maka biayanya akan semakin tinggi…

"Keempat, aku tidak ingin senjata ini di beli dalam jumlah yang besar. Entah itu bangsawan atau keluarga raja sekali pun, jadi aku hanya akan membuatkan sekitar 20 hingga 30 senjata…"

"Dan yang terakhir, aku tidak akan membuatkan senjata yang khusus untuk siapapun…."

"Apa kau setuju dengan syarat ku ini, guru?"

"….." Qin diam sejenak.

"Aku pikir semuanya bisa di penuhi, apa kita berdua sudah sepakat?" Qin mengulurkan tangannya ke Orion.

TAP

"Ya, kita sepakat" Orion dan Qin bersalaman.

"Dan Orion, sekarang kau sudah lulus sebagai murid ku. Kau seorang {Blacksmith} sekarang, selamat" Qin tersenyum kepada Orion.

"Aku tidak menyangka bahwa aku bisa lulus hanya dalam sehari" Orion terkekeh.

"Kau menyerap semua pengetahuan yang ku berikan kepada mu sama seperti sebuah spons yang menyerap air, sangat cepat. Sehingga aku pun bingung harus mengajari mu apa lagi, jadi kupikir. Meluluskan mu adalah pilihan yang bijak"

"Wah, kemampun ku dalam menyerap pengetahuan sangat berbahaya" Orion berkata sambil tersenyum.

"Cih, dasar menyebalkan. Kau besar kepala jadinya..." Qin berkata sambil mengusap kepala Orion dengan tangannya yang kasar.

"...Tapi, meski kau memiliki kemampuan yang setara seorang Blacksmith sekalipun. Akan sulit bagi orang-orang untuk percaya, jadi..."

"...Kalau kau punya waktu, datanglah ke kota Besi. Pusatnya Organisasi Blacksmith di benua ini, di sana kau bisa mendapatkan sertifikat mu dengan melakukan ujian tertentu" Qin melihat ke Orion.

"Baik, guru. Aku mengerti, akan ku lakukan jika benar-benar memiliki waktu luang" Orion mengangguk.

Orion pun berpamitan kepada Qin, dia dan Kiara keluar dari toko itu. Mereka berjalan sebentar, hingga melihat sebuah stand makanan. Orion melihat ke Kiara, gadis itu terlihat penasaran dengan apa yang ada di sana.

"Kiara, bagaimana jika kita makan itu?"

"Benarkah?"

"Ya, tentu saja. Ayo…" Orion membawa Kiara ke stand makanan itu.

"Selamat siang, paman. Apa yang kau jual ini?" Orion berkata kepada penjual itu.

"Selamat siang juga, tuan muda. Ini adalah Doex, permen dari campuran madu dan beberapa sari buah"

'Tuan muda? Kenapa dia memanggil ku begitu?' Orion merasa sedikit aneh.

"Kiara, kau mau yang mana?" Orion melihat ke Kiara.

Orion tersenyum begitu melihat betapa takjubnya kekasihnya itu melihat beberapa tangkai permen yang ada disana, dalam berbagai bentuk, ukuran dan warna. Kiara terlihat bingung, dia mengambil satu yang berbentuk bunga.

"Kiara, apa yang kau lakukan?"

"Eh? Kiara akan membayar"

"Tidak perlu, aku yang akan membayar itu. Simpan koin mu…." Orion mengambil beberapa tangkai Doex itu.

"Apa bisa di bungkus?" Orion berkata.

"Tentu, tuan muda. Sebentar…." Pria itu mengambil Doex Orion.

"Ini dia, selamat menikmati" Pria itu menyerahkan bungkusan yang berisi Doex itu.

"Terima kasih, berapa semuanya?"

"Semuanya, 10 koin tembaga"

"Ini" Orion menyerahkan sebuah koin perak.

"Kembal-"

"Tidak perlu, simpan saja kembaliannya. Sampai jumpa lagi, paman" Orion berkata sambil pergi bersama Kiara.

"Terima kasih, tuan muda" Pria itu melihat ke punggung Orion yang semakin menjauh, Orion hanya melambaikan tangannya.

"Sungguh anak yang baik dan dermawan, jarang bertemu anak bangsawan yang sebaik dia. Semoga dewa selalu di lindunginya dari hal-hal buruk"

Pria itu menyatukan kedua tangannya sambil melihat ke langit, setelah itu dia kembali mengurus stand makanannya. Berharap bahwa hari ini seluruh Doex yang di jualnya laku hingga tanpa sisa.