webnovel

kemajemukan buthak

Oleh: Misbachul munir

Mendaki gunung adalah sebuah hobi sangat rekomended banget bagi orang-orang ingin mencari refresing disuasana baru dan menambah pengalaman baru. karena dalam mendaki kita akan disuguhkan dengan alam liar. yang mana ditempat ini, disituasi ini kita mendapatkan suatu pengalaman baru yang mungkin akan menjadi suatu bahan cerita saat kita santai setelah menjalankan kepenatan dari pekerjaan, perkuliaahan atau kesibukan-kesibukan lain. Dengan mendaki kita juga akan mendapatkan pelajaran-pelajaran baru, salah satunya rasa bersyukur atas nikmat Tuhan berupa keindahan alam yang merefresing mata kemudian ditranferkan ke otak.

Sebelumnya perkenalkan namaku Misbachul munir, mahasiswa semester 4 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Aku berangkat mendaki bersama 6 temanku, Rafi, Toni, Sihab, Hafez, Putri, dan Ida. Semuanya juga dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Mendaki ini sudah terencana 2 bulan yang lalu, yang awalnya kita ingin mendaki ke gunung Lawu. Rencana kita akan berangkat 4 orang: Rafi, Toni, Ida, dan aku. Rencana itu sudah mau terlaksana, tetapi kita mendaki berinisiatif untuk mencari tambahan anggota lagi agar lebih rame-rame gitu. Tak butuh waktu lama kita mendapat tambahan anggota 3 orang yaitu Putri, Hafez, dan Sihab. Kemudian kita membuat grub WhatApp agar kita komunikasinya enak, soalnya saat kita mau mendaki ini sudah keadaan liburan kuliah. jadinya, ada sudah pulang dikampung halamannya masing-masing. Setelah membuat grub WA, aku ngajak mereka kumpul semua untuk membahas tempat dan kapan kita berangkat mendaki. Diputuskan kita kumpul di tempat nongkrong biasa lah di Black opal(warkop samping UINSA). Sembari sambil ngopi-ngopi kita membahas kapan dan dimana kita rencakan ini,

aku yang usul pertama soal tempat " rek, gimana kalau kita ke Gunung Lawu?".

Toni nyahut "iya, setuju aku. Soalnya aku juga belum pernah kesana".

"tapi, kalau Lawu aku bosen. Sudah balik-balik kesana". Sanggahan Ida.

Kemudian aku tanyain Putri sama Hafez, "gimana put, fez? Mau nggak kalian ke Lawu?"

"kalau aku sih, terserah yang penting mendaki" Jawab Putri.

"dan juga yang penting menghilangkan jenuh di rumah" tambahan hafez.

"ada opsi lain lagi nggak selain lawu temen-temen?" Tanyaku.

"Gunung Buthak kelihatannya asik kesana. View nya bagus, jalurnya juga gak lumayan berat". Ujar Ravi sambil browsing gunung-gunung di google.

"gimana temen kalau Buthak?" aku membuka voting.

"kalau aku sih. Yes" tanggapan Ida.

"menarik juga. Okelah" sahut Sihab yang dari awal diam aja.

Yang lainnya juga setuju termasuk aku juga. Soalnya aku juga belum pernah ke Gunung Buthak.

" ya udah ke buthak aja, meskipun aku sudah kesana bulan lalu. Demi kebersamaan" . story Toni. Eh Jawab Toni maksutnya. Hehehe.

Sebenernya sih pengennya ke LAwu, meski sudah pernah kesana dulu tapi aku remidi. Kenapa masih remidi? Kayak UAS aja. Dulu pas aki ke Guning lawu, saat aku sudah berada di camp tepatnya hargo dumilah. Itu puncaknya gunung lawu terjadi kebakaran dan akhirnya, dengan berat hati harus menggugurkan untuk menakhlukan gunung lawu. Tapi gak papa suatu saat nanti akan ku daki lagi gunung ini.

Malah curhat aku, ya udah lah kita lanjut ceritanya.

Setelah diputuskan dimana kita akan mendaki, tinggal mencari kapan waktu yang tepat dan semua temen-temen punya waktu. Mulailah kita rapat lagi, gak cuma Dewan aja yang suka rapat kita suka rapat biar seperti anggota dewan hehhehe.

Usul pertama dari Toni " gimana kalau kita berangkat tanggal 25 Desember?"

"tanggal 25 desember aku masih uas gaes" tanggap Ravi.

Kemudian aku nyahut " gimana kalau tanggal 31 desember? Sembari kita mendaki, kita juga malam tahun baruan didunung".

"wah ..tepat sekali itu. Tumben otakmu cerdas nir hehehe". Kata Sihab sambel muka ngeledek menatapku.

"ngeledek kamu hab, gini pernah menang lomba makan krupuk lo." Balasku.

"apa hubungannya dengan cerdas njir?". Tanya Sihab

" gak ada…wkwkwk." Jawabku sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"udah-udah bercanda mulu kamu hab, nir. Gimana rav? Kamu bisa nggak tanggal 31 desember." Pak Toni meluruskan pembahasan.

"kalau tanggal itu aku siap ton" jawab Ravi.

"gimana yang lain?" tawaran dari Toni.

"oke. Siap". Seretak semua menjawab.

Diputuskanlah tanggal 31 Desember kita berangkat mendaki Gunung Buthak. Dan untuk persiapan perlengkapan kita juga dibahas disini, perlengkapan alat maupun logistic. Kemudian disepakati semua kita iuran untuk nyewa perlatan, beli logistic, dan keperluan yang harus dipenuhi untuk mendaki ke Gunung Buthak mulai dari SIMAKSI ( Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi), parkir motor dan Ojek pulang pergi. kenapa digunung Buthak ini ada ojek? Jadi gini, adanya ojek di gunung Buthak ini adalah suatu kebijakan dari pemerintah Desa setempat. Yaitu terutama yang memakai motor matic diharuskan parkir bawah pos perizinan karena dikhawatirkan nanti terjadi kecelakaan soalnya jalan menuju pos perizinan itu nanjaknya parah dan panjang yang mengharuskan untuk memakai motor yang bergigi.

H-1 hari keberangkatan, kita berinisiatif untuk mengumpulkan barang-barang di kosku. Setelah barang-barang terkumpul kita membuat janjian, besoknya kita sebelum berangkat berkumpul di warung Black opal. Sambil ngopi-ngopi dan ngecek barang apakah ada yang kurang atau tidak. Dirasa peralatan untuk mendaki dan dan logistic sudah lengkap, kita ngecek perlengkapan pribadi masing-masing.

Aku tanyain satu-satu perlengkapannya "ton, perlengkapan pribadimu sudah lengkap jaket, sepatu mantel(jas hujan), obat-obatan, dan baju ganti?"

"sudah lengkap nir" jawab Toni.

"kalian?" kutanya Putrid an Ida.

"sudah kak" jawab mereka.

"oh ya udah. Barang kali kalian butuh barang khusus bila belum. Missal pembalut wkwk" candaku.

"ih apaan sih kak. Gak diusah disebutin kali malu lah aku". Sahut Putri.

"oke selanjutnya kalian, Ravi, Hafez?"tanyaku.

"kalau aku udah lengkap kak" jawab hafez.

"aku gak perlu lengkap-lengkap nir. Cuma gunung Buthak aja kok lengkap-lengkapan segala. Cukup bawa jaket sama sepatu udah cukup". Jawab Ravi yang meremehkan Gunung.

"loh kok kamu gitu rav? Ini gunung yang belum pernah kita daki lo. belm tau nanti medannya seperti apa dan juga ini sudah musim hujan, gimana kalau nanti kehujanan dan kamu nanti kedinginan?" tegasku ke Ravi.

"santuy aja nir, udah terbiasa aku hujan kayak gitu" ravi masih dengan pendiriannya.

"terserah deh kalau itu mau mu nanti kalau terjadi apa-apa, kita gak mau tau" jawabku karena gak mau debat. Contoh seperti ini jangan ditiru ya temen-temen, karena gunung adalah alam liar yang penuh misteri. Kita tidak tahu apapun yang akan terjadi, akan terjadi buruk atau baik kita tidak tahu, maka dari itu kita harus mempersiapkan semaksimal mungkin. Karena Tujuan mendaki bukanlah puncak tetapi berangkat dan pulang dengan selamat.

Kita kumpul di warkop black opal tadi sudah sore, rencana akan berangkat menuju bescamp pendakian jalur panderman jam setengah 8 malam dari Surabaya. Tetapi... "yang namanya waktu yang tepat untuk kita adalah sebuah kefanaan yang hakiki". Jadinya kita berangkat jam berapa? Jam 9 malam, ini sampek Penderman jam berapa coba.. hedeeeh

Jam setengah 9 kita udah siap-siap mau berangkat. Eh ternyata, setelah dicek kembali lupa belum beli tisu basah. Ya udah kita putuskan nanti kita beli diperjalanan.

kita berangkat menuju Panderman Batu Malang lewat jalur Cangar. Sebenernya kalau aku pribadi pengen lewat kota malang. kita kan pakek motor matic semua, lha takutnya nanti gak kuat nanjak tanjakan Cangar gitu. Tapi berhubung kita ngejar waktu juga, terpaksa kita lewat Cangar karena lebih cepat dan deket ke Panderman. Ketika perjalanan sudah sampai di perbatasan Cangar dan Mojokerto, kita dihadapkan dengan tanjakan panjang. Pas waktu itu kita saling beriringan setelah naik tanjakan itu, aku paling belakang sendiri karena motor yang ku pakek gak kuat naik dan aku ditinggal sama temen-temen. Kemudian aku klakson "tin tin tiiiiiin" untungnya mereka denger kalau tidak ya.... aku sendirian dibelakang. Setelah aku klakson dan mereka berhenti kemudian tak suruh untuk istirahat dulu sambil mendinginkan mesin motor. Sembari istirahat dan santuy-santuy kita dikagetkan dengan orang dari belakang yang jatuh saat naik tanjakan tadi...

"groobyaaak".

"Ada apa tu tadi? Eh ada jatuh temen-temen. Ayo kita samperin" Toni kaget. Melihat sesorang tersebut jatuh, langsung saja kita samperin dan kita tolongin.

"Gak apa-apa mas? Ada yang luka gak?" Tanyaku ke seseorang yang jatuh tadi.

"Gak apa-apa kok mas, tadi cuma mau minggir mau istirahat juga. Eh kok jalannya licin saya kehilangan keseimbangan dan jatuh saya mas" jawabnya.

"Ya udah mas alhamdulillah kalau gitu. Mas dari mana mau kemana mas". Ravi basa-basi sama mas nya.

"Ini saya dan 2 temen saya dari Tuban mas mau mendaki ke gunung Buthak". Jawab mas nya.

"Beneran mas? Kalau gitu barengan mas kita juga mau ke gunung Buthak" Sahutku

Setelah menolong masnya yang jatuh tadi, kita berbincang-bincang sampai lupa waktu. Untungnya diingetin sama Ida sama Putri "kak, ayo ini udah jam berapa?!". "Ooh iya², ayo mas kita bareng biar rame-rame hehehe". Ajakku ke mas nya.

Alhamdulillah kita sudah sampai di perbatasan kota Batu dan Cangar. Sampai di Batu kita buka Google map soalnya yang pernah kesini lupa jalannya yang di ingat sampai Kota Batu aja untung nya ada Google map. Setelah mencari jalan di google map akhirnyaa ketemu arahnya kita mau kemana. Tak mau berlama-lama kita lanjutkan perjalanan kita yang hampir sampai ini. Ini gak tau ada apa dengan Google map, lagi eror atau gimana kita tidak tau. Setelah kita jauh berjalan,apa yang telah terjadi saat itu?? tanpa sadar kita disesatkan sama google map... Allah kariiiiim. Gak nyangka selama kita jauh berjalan kita tersesat. Tanpa berfikir panjang kemudian kita langsung balik arah ke jalan raya kembali dan sampai di jalan raya kita buka google map lagi, dan gak habis fikir google map ini langsung berubah jalannya. Kita jadi bingung ini yang bener yang mana jalannya, ya udah kita putuskan untuk nurut sama google map lagi, nanti apabila salah lagi? kita tanya sama warga sekitar aja, dari pada tersesat lagi hedeeeh...

Alhamdulillah google map yang ini menunjukan alamat yang bener gak palsu lagi sampai lah kita di parkiran sebelum ke bescamp perizinan Gunung Buthak via Panderman. Sampai diparkiran kita langsung memesan ojek menuju ke bascamp.

Setelah dibescamp kita ada bersih-bersih ada juga yang buat kopi buat penghangat tubuh soalnya dari perjalanan sampai bescamp hawanya dingit banget. Oke setelah habis bersih-bersih dan ngopi kita langsung tidur buat menyiapkan tenaga buat esok harinya.

Ketika mata ini belum puas terpejam suara ayam berkokok dengan merdunya yang membuat mata ini terbuka dan disambut sinar emas sang mentari pagi dari ufuk timur yang membuat langsung bersemangat buka matanya. Ku pikir yang bangun duluan itu soalnya gak biasa bangun se pagi ini hehehe... Eh, ternyata temen-temen masih memanjakan mata mereka "bangun,bangun,bangun udah pagi ini, apa gak malu tu diketawain ayam!?" Ku bangunin semua temen-temen. Tanpa pakek lama, setelah mereka bangun semua tak suruh cepetan cuci muka atau mandi(bila kuat dingin). Sembari mereka mandi aku langsung pesen tu sarapan di warung-warung pinggir bascamp yang sudah buka. "Hai, sini sarapan. Ini udah aku pesenin semua" ku panggil mereka setelah mandi dan bersih-bersih. Setelah sarapan kita cek lagi peratan-peratan kemudian kita persiapan mendaki sebelum naik kita berkumpul dulu dan berdo'a agar perjalan kota dari naik sampai turun selamat dan tidak terjadi apa-apa.

Usai berdoa kita langsung memulai berjalan, kita mulai pada pukul 8 pagi dari bescamp. Sambil berjalan kita ngobrol-ngobrol nge ghibahin tetangga kos wkwkkw. Nggak-nggak cuma ngobrol-ngobrol bahas masalah tentang kehidupan masing-masing. Kalau aku sendiri sih diam aja dan mendengarkan mereka ngobrol soalnya gak paham apa yang mereka bahas...

Perjalanan belum berapa lama kita disambut dengan pepohonan dan kebun-kebun milik warga yang menyegarkan mata, yang sehari-hari diperlihtakan carut marutnya kota kini dilihatkan dengan hijaunya dedaunan yang sangat menyejukkan.

"Ayo lah temen-temen cepet masih pagi kok sudah lelet amat" kata Ravi dengan bersemangatnya.

"Hai kamu ni, jangan sok-sok an kamu ni? Awas aja kalau nanti ngeluh kecapek an!" Sahut Ida dengan muka kesel.

"Udah-udah baru berjalan kok udah ribut aja kalian ni" teguran Toni ke mereka.

"Itu tu Ravi, sombong amat!" Balas ida.

"Udah berjalan santai aja jangan gugup. Hemat tenaga, perjalanan masih jauh" selinganku.

Saat setelah perbincangan itu, aku sempet ingat quote yang pernah ku baca website "ketika kita mendaki watak pribadi seseorang akan muncul dengan sendirinya". Memang kalau kata itu bener, ingin ku tau sifat-sifat pribadiku seperti apa untuk ku catat.

Setelah 45 menitan kita berjalan, jumpalah kita dipos 1. Di pos ini kita istirahat sebentar sambil mengisi air ke botol kosong yang kita bawa dari bawah. di pos 1 ini. Selain ada sumber airnya ada warungnya juga lo... Tepat sekali, sambil istirahat bisa menikmati makan dan minuman yang dijual di warung ini. Dikira istirahat kita cukup kemudian siap-siap untuk berangkat lagi soalnya kita mengejar waktu, estimasi kita sampai ke safana tempat kita nge camp sebelum gelap. Biar gak kesusahan kita saat berjalanan nanti gak kegelapan. Oke kita mulai berjalan sambil ngobrol-ngobrol kembali biar capeknya tidak kerasa.. hehehe

Ada yang menarik perjalanan dari bescamp tadi. Ku perhatikan ada lagi PDKT diantara kita ber tujuh ini, pengen tahu siapa yang lagi pdkt?? Yaitu Ravi ke Putri wkwkwk. Dari awal kita berjalan tadi ku lihatin kok ada slentingan-slentinganmodus gini di Ravi. Tawarin minuman kek, basi-basi kek pokoknya perhatian banget deh. Tapi gan tau sih, ini Ravi pdkt apa enggak, apa mungkin cuma fikiranku aja. Ravi yang ngebet mulu sedangkan Putri yang cuek, kan lucu dan seru ngelihatnya wkwkwk. Setelah melihat drama perjuangan tadi tanpa sadar kita sudah hampir sampai di pos 2 dengan ditandai tanjak an PHP di depan kita. Kenapa kok disebut "tanjakan PHP"? Karena setelah kita ngelewatin tanjakan yang cukup curam ini ada dataran yang landai. Itu kan sama aja PHP tanjak memudian landai, kayak cinta mu aja "datang memberi harapan terus hilang sebelum ada kenangan" hiya hiya hiya. Dan akhirnya kita udah sampai diujung tanjakan ini yang tepatnya di pos 2. Di sini kita istirahat buat mengumpulkan tenaga lagi untuk ke pos 3 nanti, kita estimasi istirahat 15 menit agar tidak kelamaan keburu gelap jadi masalah nantinya. Di pos ini, aku pribadi sedikit miris dengan pendaki yang membuang sampah sembarangan. Disini buanyak banget sampah dipinggiran-pinggiran pos, jangan di tiru ya temen-temen. Padahal, sudah ada tulisan dilarang buang sampah dipapan peringatan dan tulisan "bawalah turun sampahmu" tapi masih banyak aja pendaki-pendaki yang nakal membuang sampah sembarangan. Sabaiknya jika mau mendaki sebelum naik sediakan trasback atau kresek buat tempat sampah untuk kita bawa turun kembali dan buang ke tempat yang semestinya. Gitu...ingat ya temen-temen kalau berada di alam liar khususnya gunung atau pantai, ingat kata-kata ini "Jangan mengambil apapun selain gambar, jangan meninggalkan apapun selain jejak, Jangan membunuh apapun selain ego."

Tenaga telah tekumpul lagi dan kita bersiap-siap kembali berjalan. Trek menuju pos 3 ini cukup enak karena banyak jalurnya yang landai. Seperti biasa saat kita berjalan selalu sambil ngobrol-ngobrol agar lelah ini tak terasa. Ditengah perjalan menuju pos 3 kita digugupkan dengan ada tetesan air yang jatuh dari langit dan membuat kita harus berhenti sejenak untuk membuka jas hujan dan rain cover untuk tas carier kami. Tak butuh waktu lama kita memakainya, kita lanjutkan kembali perjalanan. Kita berjalan agak sedikit diperlambat, soalnya jalannya mulai licin dan kita harus hati takutnya nanti terpeleset jatuh. Dari pos 2 ke pos 3 kita memakan waktu hingga kurang lebih 1 jam sedikit molor sih sebenarnya karena ada hujan. Dan sampailah kita di pos 3, kita istirahat kembali dipos 3, karena menguras tenaga banyak dan ditambah kehujanan. Sembari istirahat kita buka cemilan untuk sedikit mengisi perut karena hujan sudah mulai reda saat kita udah sampai di pos 3 ini. Tak lama kemudian hujan kembali turun dan ini datang lebih deras. Hampir aja kita tadi mau buka jas hujan, eh kok turun lagi hujannya. Mana tubuh udah mulai capek semua lagi, nikmatin aja deh kalau gitu. Sangking menikmatinnya hujan Toni sama Ida sampai-sampai ketiduran sambil diguyur hujan. Aku ngerasa kok aneh dan gak habis fikir, kok bisa gitu lo orang tidur sambil hujan-hujan. Sumpah baru kali ini aku ngelihat orang kayak gini. Heran aku..hemmz.

Kita putuskan untuk lanjut perjalanan nunggu hujan ini reda baru berjalan lagi. Setelah dirasa cukup reda meski masih gerimis, aku ajakin temen-temen bergegas siap-siap untuk lanjut perjalanan ke safana soalnya ini jam sudah menginjak pukul 14:45 WIB takutnya nanti gak sampek safana sebelum gelap. Oke temen-temen juga mau untuk lanjut, kita siap-siap dan mulai perjalanan kembali. Diperjalanan menuju safana ini kita tak lagi banyak ngobrol karena sudah kedinginan habis hujan-hujan tadi. Berhubung sepatuku basah dan berat dikaki, ku lepas aja sepatuku biar sedikit ngurangin beban(jangan ditiru ya temen-temen lebih baik dipakai aja sepatunya naik sampai turut takutnya nanti kalau ada apa-apa dengan kaki kalian.oke!).

Perjalanan melewati pepohonan yang menjulang tinggi dan ilalang dibawahnya menandakan bahwa safana sudah dekat fikirku, tapi ternyata sampai di safana masih 1 setengah jam lamanya hedeeeeh. 1 jam kita berjalan kita sudah sampek batas vegetasi gunung Buthak dan dihadang dengan kabut yang tebal, yang memaksa kita untuk berhenti nunggu kabutnya hilang dulu. Sekitar 15 menitan akhirnya kabutnya mulai hilang dan kita bergegas untuk berjalan kembali dan jam mununjukkan 16:00 WIB. Berjalan pelan-pelan melewati bukit dan jurang yang dalam, akhirnya kita disambut dengan suara pendaki lain yang bersorak-sorak "safana sudah dekat" bersorak berulang kali. Kita mendengar suara itu makin bersemangat jalannya dan mempercepat agar cepet-cepet bangun tenda dan makan-makan disana. "Semangat!!!"

Tak lama kemudian sampai lah kita di pelataran datar yang luas dan dipenuh rumput-rumput ilalang, sampailah kita di safana. Dengan senang dan semangat kit bergegas mencari tempat dan membangun tenda.

Setelah tenda berdiri, kita langsung ganti pakaian karena basah terkena air hujan tadi. Badan sudah bersih pakaian sudah ganti yang kering, langsung kita masak-masak karena perjalanan tadi sungguh melelahkan dan menguras tenaga sangat banyak.

Jam menunjukan sudah larut malam dan kita harus tidur lebih awal karena besok sudah harus summit ke puncak pagi-pagi agar tidak terkena hujan lagi kalau siang-siang. "Selamat tidur temen-temen, semoga tidurnya nyenyak". Tidur nyenyak digunung itu kefanaan yang hakiki, lha gimana? Mata ini sesekali ingin terpejam, dingin datang dan memaksa kita untuk bangun. Jam menunjukkan pukul 23:50 kita belum bisa tidur meski mata ini sudah ngantuk banget, tak berapa lama ada suara kembang api dilangit "looh digunung kok ada kembang api, kok heran aku?!" Dengan aku mencoba menbuka sedikit pintu tenda dan melihatnya ternyata benar itu kembang api. "Oh ya aku lupa kalau malam ini, bertepatan dengan Tahun baru pantesan ada yang nyalain kembang api" kataku dihati. Temen-temen jadi bangun semua tu akibat kaget dengan suara kembang api. "Udah lah, malam sudah larut kita tidur aja jangan keluar besok kita summit ke puncak soalnya" ujar Toni sambil tiduran. Ya udah kita lanjut tidur meski sedikit agak terganggu.

"Ini bau apa kok enak?" Ngocehku sambil buka mata perlahan. Ku kira ini mimpi bangun-bangun udah ada sarapan didepan mata. "Bangun,bangun kak ini sarapan sama kopinya udah jadi" ajakan Putri sambil masak lauknya. Wah baru kali ini aku mendaki bangun-bangun tidur udah ada makanan dan kopi mantaaaaab.

Bergegaslah aku bangun dan Toni langsung sarapan. Setelah sarapan kita langsung siap summit ke puncak.

kita summit tidak bawa tas carrier lagi agar tidak berat berjalannya toh nanti kita tidak akan berlama-lama dipuncak, jadi cukup bawa air minum secukupnya saja.

Sarapan selesai, bersih selesai ganti baju selesai, kita langsung berangkat summit ke puncak " I am coming puncaaak".

Dari safana menuju puncak estimasi kita setengah jam, jadi kita berjalan cukup santai dan menikmati keindahan dedaunan dijalan yang kita lewati. Tak terasa apa yang kita cita-citakan setelah malalui perjalanan yang cukup melelahkan dan dihantam medan yang bengitu curam ditambah hujan yang menerpa, akhirnya kita sampai dipenghujung gunung ini. Puji syukur betapa emosional rasa ini terbayar lunas dengan hamparan lautan awan dibawah kita dan cahaya terang sang mentari pagi. Tak ada yang sia-sia jika kita terus berjuang apa yang kita impikan, semuanya pasti akan ada balasannya. Terima kasih Tuhan engkau telah memersilahkan kami untuk menginjakkan kaki disalah satu dataran tinggiMu. Terima kasih bapak ibu kami, telah menyuport dengan doa. Terima kasih alam semesta, telah memberi banyak pelajaran kepada kami. Terima kasih kepada semua yang telah men support perjalanan kami. Semoga apa yang kalian lakukan kepada kami akan dibalas oleh Sang pemberi balasan. Amiiin

Sekian dari saya, semoga bermanfaat bagi semua yang membaca. Dan mohon maaf jika ada salah kata dipenulisan ini, karena ini juga masih belajar menulis.

Dipendakian ini banyak sekali pembelajaran. Mulai dari kerja sama tim, mengerti keadaan dan perasaan seseorang, kesederhanaan, perjuangan, masih banyak lagi deh, pokok semua tentang kehidupan.

Pesan saya, bukan berarti saya berpesan adalah seseorang yang sudah mampu memberi yang terbaik. Bukan...

Cuma saya ingin berbagi kebaikan.

Jadilah orang yang sederhana untuk mencintai dan menikmati apa yang kalian lakukan jangan muluk-muluk atau sombong."

Dan untuk kepenulisan. Sebenernya saya juga baru suka menulis di akhir-akhir ini, meski masih banyak kekurangan. Jadi mohon kritik dan sarannya agar saya bisa memperbaikinya.

Motivasi saya untuk menulis ini, pengen sekali berbagi cerita apa yang saya alami ke semua orangi, dan mengasah kemampuan saya untuk bisa menulis.

*Foto kami bersama pendaki lain.

"Travelling—it leaves you speechless,then turns you into a storyteller."—Ibnu Batutah.

"Menulislah!!! karena dengan menulis kamu akan abadi" - Pramoedya Ananta Toer.

Salam lestari

Salam aksara

Salam pendaki amatir

Misbachul munir

Malang, 31 Desember2019 - 2 Januari 2020

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA....😁

semua yang kita lakukan itu pasti ada timbal baliknya kepada kita. jadi, berbuatlah sebaik mungkin agar yang kembali ke kita juga baik.

mbangelcreators' thoughts
Chương tiếp theo