webnovel

Komplotan pemberontak

Selama seharian, Sam, Erick Bill, Joe, Eliot dan juga Lucas berusaha untuk mencari sang penyembuh namun mereka tidak kunjung mendapatkan hasilnya. Bahkan ketika Ayah, Ibu dan Daisy datang, mereka tidak menyambut kedatangan ketiga orang itu dan terus saja mencari si penyembuh dari ponsel mereka masing-masing.

"Adakah dari kalian yang ingin pizza?" Ayah Sam bertanya kepada mereka berenam yang kini mengangguk tanpa sedikitpun menoleh untuk menatapnya yang berdiri di ambang pintu ruang tv itu.

Diliriknya sang Istri yang kini mengedikkan kedua bahunya karena melihat reaksi yang diberikan oleh anak-anak di hadapan mereka itu terkesan sangat flat. Mereka terlalu fokus dengan misi mereka sehingga makanan favorit mereka pun tidak di jawab dengan reaksi yang senang oleh mereka semua.

"Hahh … baiklah, aku akan memesankannya untuk kalian, apakah kalian ingin yang penuh dengan keju??" Ayah Sam kembali memberikan sebuah pertanyaan kepada mereka yang kembali membuat mereka mengangguk tanpa menjawab pertanyaan tersebut, dan akhirnya Ayah Sam merasa menyerah kemudian memesan menu tersebut, sesuai apa yang diinginkan oleh mereka berenam atau sesuai dengan apa yang ia tawari pada mereka.

Mereka sangat fokus dengan pencarian mereka, "Ketemu!" sebuah teriakan yang dikeluarkan oleh Bill, membuat mereka semua secara serempak menoleh menatapnya yang kini menunjuk ke arah pencarian Youtube yang kini menayangkan sebuah adegan di mana ada seseorang yang memiliki kekuatan super power, yang sedang menyembuhkan orang-orang yang sakit.

"Eum … Bill, kita tidak mencari adegannya, namun kita mencari orang yang benar-benar melakukannya." ucap Erick kepada Bill, yang membuat Bill mengerutkan dahinya seraya menunjuk ponselnya dan berucap,

"Bukankah itu juga adalah orang yang menyembuhkan??" gumam Bill,

"Di kehidupan nyata Bill! Dan yang kau perlihatkan pada kami adalah scene dari sebuah film!" ucap Eliot kepadanya yang kini terkekeh mendengar protesan tersebut dan Lucas hanya menggelengkan kepala seraya tersenyum, mengerti bahwa Bill sengaja melakukannya agar setidaknya mereka semua merasa terhibur dan tidak jenuh.

"Aku menemukannya!" kali ini Sam berucap demikian, dan membuat mereka menoleh menatapnya dengan ragu, merasa bahwa ia ditatap dengan ragu oleh kelimanya, Sam pun segera menggelengkan kepala dan berucap,

"Tidak … tidak … bacalah terlebih dahulu artikelnya!" ucap Sam seraya menyerahkan ponsel miliknya kepada Eliot yang kini memulai membaca artikel yang ditemukan oleh Sam itu,

Judul Artikel: Devil rebel (Komplotan pemberontak yang tidak pernah terluka sedikitpun).

Isi Artikel:

Devil rebel, adalah sebutan bagi para pemberontak pemerintahan di negara timur yang tidak pernah teluka sedikit pun hingga para tentara merasa kewalahan dalam membasmi mereka.

Seperti yang telah di sampaikan oleh X selaku perwakilan dari pihak para pemberontak melalui siaran Tv Nasional yang sengaja mereka bajak, mereka memiliki sang pelindung yang tidak akan pernah mereka ketahui. X mengatakan bahwa mereka akan terus memberontak dan mendesak pemerintahan untuk mundur agar Devil rebel bisa menggantikan pemerintahan yang baru dan bahkan berniat untuk menaklukan dunia.

Diketahui bahwa Devil rebel sudah banyak sekali membuat ulah di negara tersebut, mereka juga tidak akan segan menyerang warga yang tidak bersalah hanya karena Devil rebel menganggap para warga itu sebagai hama yang mengganggu jalan mereka untuk melangkah dalam menguasai seluruh wilayah pemerintahan.

Itulah isi yang dibacakan oleh Eliot kepada anak-anak itu dan Lucas yang kini saling beradu pandangan satu sama lain, "Apakah kau yakin jika dia ada di dalam tim itu?" sebuah pertanyaan muncul dari Joe pun membuat Sam mengedikkan bahunya tidak yakin dengan hal tersebut.

"Entahlah, aku juga tidak yakin dengan artikel itu." jawab Sam membalas pertanyaan dari Joe, namun Eliot dengan segera menggelengkan kepalanya,

"Tidak … Tidak … dari isi yang ada di dalam sini, kemungkinan besar orang yang kau cari adalah orang yang mereka sebut sebagai pelindung itu, Lucas." terang Eliot seraya menoleh menatap Lucas yang menganggukkan kepalanya. Mengetahui ke mana dia harus pergi selanjutnya.

Malam itu, Lucas tengah bersiap-siap untuk keberangkatan dirinya di hari esok. Yang tentunya ia pun sudah menceritakan dan meminta pengertian kepada Ayah serta Ibu dari Samuel.

Tok … tok … tok …

Suara pintu yang di ketuk di dalam kamar Lucas, membuat dirinya menoleh dan mendapati Ayah Sam lah yang mengetuknya. Melihat bahwa Ayah Sam lah yang mengetuk, membuat Lucas tersenyum kepadanya, "Bolehkan aku masuk?" Ayah Sam bertanya kepada Lucas yang kini menganggukkan kepalanya mempersilahkan Ayah Sam untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Kau sedang bersiap-siap, Lucas?" Ayah Sam kembali bertanya kepada Lucas yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya,

"Iya, besok pagi aku tidak akan sempat untuk bersiap-siap." ucap Lucas kepada Ayah Sam yang kini mengangguk dan tersenyum, ia menepuk bahu Lucas dan kemudian berucap,

"Jangan lupa berbicara dengan Sam dan Daisy terlebih dahulu ya … aku rasa ia sangat sedih mendengar bahwa kau akan pergi meninggalkan rumah." ucap Ayah Sam yang membuat Lucas teringat akan hal itu. Atas ketidak setujuan Sam dan juga Daisy ketika ia berbincang dengan kedua orang tua mereka mengenai niatnya untuk pergi dari rumah untuk menemui si penyembuh yang ada di dalam komplotan Devil Rebel.

Sam bahkan berteriak kepadanya dan segera mengurung diri setelah ia menolak dengan keras kepergian dari Lucas. Beruntunglah keahlian dari sang Ibu yang bisa memberikan pemahaman kepada Lucas dan juga Daisy, membuat kedua anak itu pada akhirnya mengerti dan menyetujui kepergian dari Lucas di hari esok.

Pandangan Lucas saat ini menoleh menatap Sam yang tengah membaca buku cerita di dalam kamarnya yang pintunya sengaja di buka setengah, yang pada akhirnya membuat Lucas pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Samuel yang saat ini beralih menatap pada Lucas.

"Aku boleh masuk?" Lucas bertanya kepada Samuel yang menganggukkan kepalanya dengan pelan, raut wajahnya kini terlihat sangat sedih ketika Sam duduk di dalam kamarnya itu dan menatap pada Lucas.

"Masuklah, Lucas." Sam menutup buku cerita miliknya dan menatap Lucas yang masuk ke dalam kamar, berjalan menghampiri kasur Sam dan duduk kasur tersebut.

"… "

Sunyi, kesunyian menguasai kamar Sam saat ini, dan kesunyian yang terjadi saat itu membuat Lucas pun menghembuskan napasnya dan hendak berucap, namun ternyata Sam terlebih dahulu membuka suaranya yang akhirnya membuat Lucas pun menoleh menatapnya,

"Apakah kau memang harus pergi Lucas??" Samuel bertanya kepada Lucas, dan dari suara serta raut sedih yang diperlihatkan oleh Samuel kepada Lucas, membuat Lucas merasa tidak tega melihat Samuel seperti itu.

Lucas tahu, Samuel menyayanginya dan Lucas pun menyayangi Samuel seperti adiknya sendiri, namun Lucas tidak bisa berhenti begitu saja. Ia merasa bahwa ia harus menemui sebelas bintang lainnya.

Tidak menjawab dengan kata-kata, Lucas hanya mengangguk untuk memberikan jawaban itu kepada Sam yang kini mulai menangis, "Jangan pergi, Lucas." Samuel memohon kepada Lucas yang terdiam mendengar dan melihatnya menangis.

Pagi itu, Keluarga Sam, Eliot, Joe, Bill dan Erick mengantar kepergian Lucas. Dengan penuh rasa kesedihan Sam, Joe, Bill, Erick dan Daisy memeluk Lucas dengan erat dan kemudian bergantian dengan Eliot.

"Terima kasih karena kau telah banyak membantuku, Eliot." ucap Lucas kepada Eliot yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Jangan sampai lengah menjaga mereka lagi, Ok." pesan yang diberikan oleh Lucas kepada Eliot membuatnya tertawa dan menganggukkan kepala.

Pandangan Lucas saat ini menoleh menatap Sam yang masih menangis di samping teman-temannya yang bahkan kini berusaha untuk menenangkan dirinya dengan menepuk-nepuk bahu dari Samuel. Lucas tersenyum dan memberikan topi miliknya kepada Sam, "Berjanjilah untuk pulang ke mari setelah kau selesai, Lucas." isak Sam meminta sebuah permintaan kepada Lucas, mendengar pesan tersebut membuat Lucas menganggukkan kepalanya menanggapi itu.

Lucas kini beralih menatap pada Ayah dan Ibu Sam yang tersenyum sedih melihat dirinya, seolah mereka juga menyayangkan kepergian Lucas dari rumah mereka hari ini, "Rumah ini selalu terbuka untukmu, Lucas. Ingatlah itu!" ucap Ayah Sam yang kini menepuk bahunya sebanyak dua kali, dan sang Ibu yang kini memberikan coat hitam panjang yang bagus untuk dirinya.

"Jangan pernah melupakan kami, ya." ucap Ibu Sam kepada Lucas, Ibu Sam memeluk Lucas dengan penuh kasih sayang. Dan pesan dari Ibu Sam lah yang membuat Lucas menganggukkan kepalanya, ia juga menjadi merasa sedih jika harus meninggalkan orang-orang ini yang sudah ia anggap sebagai keluarganya selama satu bulan lamanya ia berada di sana.

"Aku akan datang jika aku sudah menemukan mereka." ucap Lucas kepada mereka setelah pelukan dari Ibu Sam terlepas, dan Lucas pun melangkah mundur untuk kemudian menghilang setelah ia merasa bahwa ia tidak bisa menundanya lagi.

Ia harus segera menemukan kesebelas bintang itu, agar ia bisa kembali menemui mereka yang menunggu dirinya di rumah.