webnovel

1

Raja beranjak dari singgah sananya setelah menutup surat terakhir tugasnya. ia bergegas pergi menuju tempat yang ingin segera di kunjunginya.

Dari arah berlawanan Permaisuri Diana yang sehabis menyelesaikan tugasnya. memutuskan untuk beristirahat di kediamannya. Dan saat itu Yang Mulia Raja dan Permaisuri tidak sengaja di pertemukan.

Permaisuri Diana segera memberi hormat pada Suaminya yaitu Raja Stefan, Stefan membalasnya dengan sebuah anggukan dan tanpa berniat untuk menghentikan langkahnya. Saat itu semua orang dapat menebak bahwa Yang Mulia Raja tidak ingin di ganggu apa lagi hanya untuk sekedar basa basi walaupun itu istrinya sendiri.

Diana tidak merasa sakit hati karena ia dan seluruh orang yang tinggal di istana harus bisa menerima watak Raja yang keras dan irit dalam berbicara. Lagi pula Diana Sangat tau mengapa Raja Stefan bersikap seperti itu padanya.

Dan terlintas di pikirannya untuk bisa menghapus kesedihan Yang Mulia. Dengan keberanian yang ada Diana menghentikan langkah Suaminya.

" Yang Mulia, adinda ikut bersedih atas semua yang telah di lalui hari ini.. Ananda berharap bisa mengurangi kesedihan Yang Mulia, jika berkenan adinda siap menemani Yang Mulia sepanjang malam ini" semua kata yang keluar dari bibir merah itu diucapkan secara spontan karena Diana tau ini adalah kesempatan bagus untuk mendapat perhatian Stefan.

Stefan terdiam sejenak dan mulai merespon dengan tatapan tajam menatap Diana. Raut wajah yang tadinya tenang berubah menjadi sebuah kemarahan.

kepercayaan Diana seketika runtuh karena tatapan itu dan kata kata yang keluar dari Sang Raja selanjutnya adalah hal yang terburuk.

" Diana, taukah engkau bahwa yang kau lakukan ini telah menurunkan harga dirimu sebagai calon ratu" ucap Stefan sambil terus menatap Diana.

" perlu kau tau Diana, wanita yang akan menjadi pendampingku sekaligus ratu di Kerajaan ini tidaklah boleh bertindak melebihi batasannya. Di manapun aku akan menghabiskan malam ku itu adalah hak ku, bertindak lah sebagai ratu jika kau benar benar mengingikan posisi itu dengan tidak bertindak seperti seorang gundik!" kilat marah ada di mata Stefan saat ucapan terakhir keluar dari bibirnya.

Kalimat yang di lontarkan Stefan bagaikan cambuk untuk Diana. Saat ia sadar atas kelancangan nya Diana segera bersimpuh dibawah kaki Stefan. di ikuti Pelayan berserta pengawal Raja.

Pelayan dan pengawal tau kalo dirinya tidak boleh sejajar dengan Permaisuri maka mereka harus mengikuti ratu yang memohon ampunan Raja.

tidak ada sepatah kata pun yang berani keluar dari bibir Permaisuri Diana. kepercayaan dirinya seketika luntur takbersisa yang ada hanya penyesalan yang mengerogotinya.

" Diana pertahankan posisimu di Kerajaan ini. jika ingin tetap mempertahankan posisi ratu karena aku mulai ragu padamu." selepas kalimat itu Stefan berbalik dan segera berjalan meninggalkan Permaisuri Diana yang masih bersimpuh.

Diana duduk terlemas meratapi kelancangannya ia menatap punggung yang sedikit demi sedikit itu menghilang.

'Tidak' Diana terus merapalkan kata itu berulang ulang kali didalam hatinya. karena ia tidak akan menyerahkan kekuasan itu kepada siapapun. menjadi ratu adalah ambisinya dan ia tidak akan melepasnya.

Diana mendapatkan posisi seperti sekarang ini tidaklah mudah butuh sebuah perjuangan. puluhan Selir telah ia kalahkan untuk berdiri di istana emas kediaman Raja ini dan ia tidak akan menyerahkan posisi ratu itu pada siapapun apalagi pada Selir Selir lain yang telah ia kalahkan. ia tidak akan memberikan kesempatan lagi kepada wanita wanita jalang itu 'tidak akan pernah'.

" ini semua karena gadis bodoh itu, sialan!!" umpat Diana kesal, ia menghancurkan barang barang di sekelilingnya untuk mengeluarkan segala emosi di kepalanya.

Sebetulnya ia tidak akan melakukan hal bodoh ini jika rasa cemburu itu tidak mengerogotinya, Ella lah penyebabnya jika puluhan Selir lain dapat dikalahkan dan dipermalukan tapi hanya satu Selir yang tidak bisa ia kalahkan ia lah Ella Selir kesayangan Sang Raja.

Diana kalah telak jika dibandingkan Ella jika soal perhatian Raja dan Diana tidak suka itu.

ia berjanji akan menyingkirkan Ella dengan tangan nya sendiri.

" Ella kau harus mati ditanganku" umpat Diana

***

Di puri kediaman Ella, Ella telah dirias sedemikian cantiknya oleh Pelayan pribadinya.

" nyonya anda begitu cantik, tidak bosan bosannya hamba mengatakan itu pada nyonya, kecantikan nyonya adalah anugerah dewa dewi bumi ini yang hadir ditengah tengah Kerajaan Kentrelle. beruntung hamba bisa mengagumi nyonya secara langsung" senyum tulus Pelayan yang selalu mendampingi Ella.

Ella yang mendengarnya menatap sendu Nina Pelayan nya ia mencoba membalasnya dengan senyum tipis di bibirnya. Ella tetaplah wanita yang lembut ia tidak akan mampu menyakiti siapapun bahkan Pelayan sekalipun.

Sebenarnya Ella merasa sedih karena kecantikannya lah yang telah membuat semua orang buta. bahkan Ella sempat menyalahkan dewa karena kecantikannya ini. ia rapuh meratapi nasib yang telah digariskan dewa untuknya.

" saya permisi nyonya, tugas saya telah selesai." Nina mundur beberapa langkah setelah mendapatkan anggukan dari Selir Ella.

'Maafkan saya nyonya karena takdapat mengurangi kesedihan anda' ungkap hati Nina yang begitu mendalam.

Ella menatap kepergian Nina dalam diam. ia terduduk di tepian ranjang menunggu kedatangan seseorang.

Gaun berwarna putih seputih susu itu melingkupi tubuhnya. gaun yang mewah menurutnya dengan renda renda yang indah menghiasinya. riasan di wajahnya pula begitu indah semakin mempercantik dirinya.

Pundak Ella itu tiba tiba bergetar karena isakannya. Ella benar benar merasa takut pada sosok yang sebentar lagi ditemuinya.

Rasanya Ella ingin berlari pergi jauh dari tempat ini namun sayang rantai berbulu yang mengikat tangan dan kakinya tidak bisa mengabulkan keinginannya. Tapi itu tidak mungkin terjadi karena Ella juga ragu akan keberaniannya. Karena jika tidak di ikat pun Ella tetap takut untuk pergi dari sini karena banyak nyawa yang bergantung hidup padanya.

Ella mencoba menghentikan tangisannya. karena ia tau seseorang itu tidak akan suka melihatnya seperti ini.

Ella membaringkan tubuhnya dan mulai memeluk lututnya untuk memberhentikan sesegukan nya. ia harus bisa memberhentikanya segera mungkin sebelum seseorang itu tiba disini.

tidak selang beberapa lama. Raja sampai di kediaman Selir Ella ia memerintahkan para penjaga untuk beralih berjaga di depan pintu utama puri karena ia tidak suka di usik jika sedang bersama Ella.

Stefan segera masuk untuk menemui wanitanya. saat tiba di tengah kediamannya. matanya langsung tertuju ke arah wanita yang tengah berbaring meringkuk.

Ella menyadari kedatangan seseorang itu. ia tahu bahwa Raja Kentrelle itu tengah menatapnya tajam.

Ella menenggelamkan wajah nya semakin dalam dan sesegukan yang coba dihilangkanya tadi bukan menghilang tapi malah semakin kencang.

Stefan berjalan menghampiri Ella. selepas membuka pakaian kebesarannya dan meninggalkan kain putih yang melekat di tubuhnya.

Stefan naik keatas ranjang yang melingkupi tubuh mungil Ella di bahwa kukungannya. ia menghirup rambut yang begitu di rindukannya.

Tubuh Ella bergetar karena ketakutan dan Stefan tidak berusaha untuk menghilangkan ketakutan Ella terhadap dirinya.

" rambut ini milikku " Stefan berbisik pelan di telinga Ella sambil menghirup dalam dalam wangi rambutnya. selepas itu telapak tangannya berusaha beralih memutar kepala Ella agar menghadapnya.

SepaSang mata di pertemukan. Ella menatap mata tajam itu dan kilat kemarahan nampak jelas di di wajah pria di depannya ini.

Stefan menatap wajah Ella dengan detail. ada air mata membendung di kedua mata biru miliknya. hidung mancung nan mungil itu kian memerah diselingi isak tangis dari bibir merahnya yang bergetar takut.

Ella merunduk mengalihkan tatapannya ke arah lain. saat itu pula Ella kaget karena menerima sebuah kecupan di kedua matanya.

" tatap aku el" Ella segera membuka kedua matanya menuruti perintah Stefan.

"aku tidak mengijinkanmu mengeluarkan air mata karena mata ini milikku juga, mengerti " Stefan berbicara tepat di depan bibir Ella ia menyatakkan kepemilikannya, Ella mengganggu gugup mendengar itu.

" dan bibir ini pula adalah milikku.. Ella !!. " Stefan memagut bibir merah Ella selepas penekanan nama Ella dia akhir kalimatnya itu dengan rakus, ia menghisap dan membawa lidahnya nya menari nari di mulut Ella. Stefan begitu menikmati setiap jengkal bibir Ella hingga saliva menetes di sepanjang leher Ella, Stefan benar benar menguasai Ella dan membuatnya lemas tidak berdaya. Ella hanya mampu terdiam dan mengikuti permainan Stefan tanpa tau bagaimana cara membalasnya.

"Ngh..." Ella mencengkram baju Stefan kuat karena darah mengalir di sudut bibir Ella akibat sebuah gigitan. Ella merasakan perih yang menyengat dan Stefan tidak menghentikan ciumannya. rasa asin dan bau amis itu di secap lidah nya.

Ciuman itu berangsur lama dan Ella mulai memberontak karena kehabisan nafas. Stefan melepas ciuman panjangnya dengan enggan. Deru suara nafas keduanya tersengal sengal. Stefan benar benar menikmati setiap jengkal bibir merah milik Ella yang Selalu menjadi candu baginya.

tidak menunggu lama Stefan menurunkan tangan nya untuk mencari sesuatu. tangan itu turun dari leher, dada menuju tangan Ella.

"Krek" rantai yang membelenggu Ella seketika lepas dan hancur untuk kesekian kali nya.

Stefan kembali terfokus ke arah Ella dan ia mengucapkan sesuatu kepada Ella.

" malam ini aku ingin menumpahkan semua cairan milikku dan menandai mu seperti serigala yang haus birahi Ella" ucap Stefan dengan nafas yang memburu. Ella seketika lemas tidak berdaya mendengarnya. ia tahu bahwa kini ia akan menerima semua kegilaan Stefan lagi.

"kutentukan peranmu malam ini el kau berperan menjadi seekor betina.kau harus bersembunyi betina kecil karena Sang jantan ini ingin memilikimu seutuhnya."

Stefan menarik Ella untuk jatuh ke bawah ranjang. ia akan memulai perannya dan Ella harus mengikuti alurnya.