Dua Sisi Perasan Hiro

Hiro tak benar-benar tidur malam itu. sebab dia masih memikirkan perkataan Raga beberapa waktu yang lalu.

Apakah Hiro harus bertindak kurang ajar, diam-diam melakukan tes DNA di belakang ayahnya. Tetapi bagaimana kalau sampai Raga tahu dan kecewa? Lagipula uang yang ia miliki masih pemberian dari Raga. Jadi apa haknya untuk mengungkap semua yang ingin disembunyikan oleh Raga.

Jika saja Hiro tidak terusik dengan perkataan teman-temannya di masa lampau. Mungkin dia tak akan diam-diam memikirkannya seperti ini.

"Bokap lo sama lo kok gak mirip, Ro."

"Mata lo sipit amat, bokap lo belo."

"Iya kulitnya juga beda."

Meskipun itu hanyalah kelakar dari teman-temannya. Tapi tak urung membuat Hiro merasa kecewa dan meragukan hubungan mereka berdua. Apakah mereka benar satu darah atau bukan.

Hiro malam ini tidur di ruang televisi, berbaring di sofa sambil memandangi langit malam yang terlihat dari tirai yang sedikit terbuka.