webnovel

Really, Can I Sleep?

Oh sungguh terimakasih tuhan! "Tapi ... Bolehkah aku tidur sebentar?" Raia tertidur dan terbangun kembali sebagai individu berbeda. Hidup sehari-hari di keluarga yang aneh adalah kehidupan terbaik, makan, berlatih, tidur, bermalas-malasan. Itu adalah hal yang Raia sukai, tetapi pada suatu hari. Raia harus berpisah dari orang-orang tersayang [Ibu] [Ayah] [Nita] [Sany] [Rindou] [Belut listrik bajingan!] Terpisah di dunia yang penuh Naga, penyihir, Titan bahkan Raja Laut. Raia memandangi semua monster adidaya dunia ini dan berkata, "Fuck For You!!! Jangan ganggu waktu tidur ku!!"

_Strawberry_Fresh_ · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
39 Chs

Chapter 11

Chapter 11. The Lust of Mom

...

Sudah beberapa hari berlalu sejak Raia mengalami terobosan, ia merasakan bahwa tubuhnya berbeda dari sebelumnya, ai merasa seperti tubuh ini sangat sehat dan kuat untuk anak 2 tahun.

Yah, setidaknya saat ini Raia sekitar 73 cm. Entah kenapa, setiap Raia bertemu ibunya, ibunya selalu meneguk ludah.

Apakah aku menakutkan?

Dengan pikiran yang kacau, Raia terbangun di tengah malam yang sunyi, ia menoleh dan tidak melihat Sany ataupun ibunya.

Akhir-akhir ini Sany sibuk dengan bermacam-macam tugas, saat aku bertemu dengannya ia akan berada di tempat penyucian baju atau yang lain.

Sungguh, entah kenapa pekerjaan Sany tiba-tiba meningkat, saat aku akan membantunya, Sany akan menggelengkan kepalanya dan memarahiku jika aku terus memaksanya agar aku untuk ikut membantu.

Kasihan ... Seperti kisah cinderella.

Ya, melihat wanita cantik bekerja begitu banyak membuatku merasa sakit karena tidak berdaya, mungkin ini adalah pertama kalinya Raia merasa sangat menjijikan karena ia memiliki tubuh kecil.

Tidak! Tubuh kecil sebenarnya tidak berpengaruh, ia hanya merasa marah pada dirinya karena tidak bisa melakukan apapun untuk Sany.

Raia pergi ke Nita untuk membantunya, tetapi ia tidak menemukan Nita dimanapun.

Huh~ tubuh kecil sangat menjengkelkan ...

...

Hhmm?

Tunggu.

?!

JADI BISA SEPERTI ITU?!

YA, AKAN KUGUNAKAN TEKNIK ITU!

Teknik mata anjing yang imut!

Tubuh kecil! Sangat bermanfaat!

Saat ini mari kita sebut Rencana Shota!

Huahahahahahah~

Memikirkan ini Raia tertawa, ia tertawa di ruang bawah tanah yang misterius, menambahkan kesan bahwa ia adalah seorang antagonis yang merencanakan rencana jahat.

Mari kita mulai berakting!

Raia pergi kelantai satu melalui tangga dan pergi ke kamar ibunya.

Kamar ayah dan ibu adalah dua kamar yang berbeda, ayah pecinta pekerjaan dan hanya sedikit meluangkan waktu untuk ibu.

Dan jika mereka berada dikamar yang sama, ibu akan segera menolaknya karena ia tidak ingin membawa kertas pekerjaan yang kaku ke ruangannya yang santai.

Dan setelah berjalan sedikit lebih lama, aku telah tiba tepat di depan kamar ibu.

Kamar ibu tidak berbeda dari kamar lainnya, pintunya terbuat dari kayu tetapi itu berwarna coklat, ditambah dengan beberapa ukiran bunga mawar tercetak dipintunya.

Raia mengangguk, mawar melambangkan keberanian, dan ibunya jelas memiliki sifat untuk itu karena ia sendiri adalah seorang S.

Jangan tanyakan apa itu kepanjangan dari S.

Raia mengetuk pintu tiga kali, tetapi tidak ada jawaban dari ibu. Ia menunggu sejenak dan mengetuk pintu kembali, tetapi saat Raia baru mengetuk pintu sekali, ia merasakan sesuatu mengetuk bagian belakang kepalanya.

Karena terkejut, ia berbalik untuk mengetahui siapa yang mengetuknya, tetapi pandangannya buram dan semakin buram kemudian kehilangan kesadaran, ia hanya mampu melihat siluet hitam diakhir kesadarannya yang tersisa.

Dunia jatuh dalam kegelapan ... Setidaknya itulah yang Raia alami.

...

Waktu berlalu entah berapa lama.

Raia terbangun di ruangan serba putih, ubin putih, atap putih dan kulit putih ...

Tunggu, hei! saya telanjang tanpa atasan!

Kenapa tidak kamu lepaskan saja semuanya jika kamu hendak menelanjangiku, setengah-setengah seperti ini terasa menjengkelkan.

Huh~ tapi baiklah, setidaknya celana masih aman dan berguna sebagai sensor.

Ruangan ini mencurigakan, aku harus pergi.

Hm?

Nani?!

Aku terikat! Atas dan bawah!

Kedua tangan Raia borgol dan bagian tengah borgol di tancapkan di dinding.

Hei siapa yang mengikatku seperti ini?

Anda berbakat dalam bondage!!

Tapi saya tidak suka perasaan diikat.

Hei, apa yang mengikatku adalah ibuku?

"Ibu dimana kamu?"

Tidak ada jawaban, ruangan masih hening seperti biasa.

"Ibu ... Jika kamu mencoba bertingkah misterius maka itu percuma."

Setelah Raia mengatakan itu, pandangan didepannya terdistorsi dan sosok wanita perlahan terlihat.

Dari kaki, paha, pantat, pinggang, dada, dan kemudian kepala.

Wanita itu mengenakan pakaian kulit ketat berwarna hitam, membawa cambuk hitam di tangan kanannya yang terseret di lantai.

Sosoknya langsing dengan kurva yang besar, dalam sekali pandangan, ia tahu siapa itu.

Sosok itu mendekat dan berhenti 2 meter dari Raia.

"Ibu, akhirnya kamu muncul."

Ibu mengangguk, "seperti yang diharapkan dari anakku, kamu bisa tetap tenang dibawah tekanan."

"Terimakasih." Raia menunjukan senyum canggung pada ibunya, "Tetap tenang ndasmu! Pikiran ku kacau beberapa saat lalu!" Raia berteriak dalam benaknya.

"Kuberi satu pertanyaan dan kamu akan menjawabnya tanpa berbohong!" Ibu yang biasanya menampilkan sosok yang dewasa dan hangat, sekarang berubah menjadi dingin, tetapi sosoknya menjadi sangat menawan dan menggoda dengan pakaian ketatnya.

Aku rasa, inilah salah satu hal yang ayah sukai dari ibu. Hmm ... Jangan tanyakan! Aku juga sepertinya jatuh cinta pada ibu yang berada dalam mode sadisnya.

"Untuk apa?"

*pak!*

Raia tidak mendapatkan jawaban, tetapi mendapatkan cambukan di pinggang kanannya.

Ugh!!

Raia meringis! Tempat dimana ibunya mencambuknya terasa sakit dan perih, aku kagum pada ayah yang menyukai rasa seperti ini.

"Saat ini kamu adalah budak! Jawab saja pertanyaan yang kuberikan dan panggil aku nyonya!"

"Tapi ib—"

*Cpak-Cpak!*

Raia ingin mengatakan sesuatu lagi tetapi dipotong oleh ibunya yang mencambuk pinggang kiri dan kanannya dengan cepat!

Sakit dan perih terasa ditubuhnya, terutama di pinggang kanannya yang sudah mengalami 2 kali cambukan.

Hei FBI atau apalah siapapun itu, hentikan ibuku tolong! Hubungan kami sudah menyimpang terlalu jauh!

"Sudah kubilang! Jawab aku dan panggil aku nyonya!"

"?! Baik Nyonya!" Raia terburu-buru berkata saat ibu bersiap untuk mencambuknya lagi.

"Good! Sekarang jawab aku! Siapa kamu cintai!"

"Sany!"

*Cpak! Cpak! Cpak!*

UGHH!!

Cambukan lain di tubuhnya.

"Jawaban yang salah! Sekarang, jawab lagi, siapa yang kamu cintai!"

"Itu masih Sany!"

"Hoo~ setia sekali kamu ... Tapi sayang sekali, jawaban yang salah."

*Cpak! Cpak! Cpak! Cpak!*

Kemudian serangkaian suara cambukan terdengar di dalam ruangan, Raia menjawab berbagai pertanyaan dengan jujur tetapi tetap saja dicambuk.

Waktu berlalu entah berapa lama, tubuh Raia penuh dengan memar, ia berada diambang batas kesadarannya.

Ia kelelahan karena setiap tubuhnya dicambuk ia selalu menahan teriakan, sarafnya tegang dan otot-otot di tubuhnya keram, ia merasa kelelahan dan ingin ambruk saja.

Ia mendengar ibunya mengatakan sesuatu, tapi ia tidak tahu apa yang ibunya katakan. Pandangannya memudar dan ia berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kesadarannya.

Ah, sudah tidak kuat, "I-bu ... S-ilahk-an siksa ... Aku sesukamu selama ... Kamu senang ... Ibu, aku masih mencintaimu ... Walaupun kam-u me-nyik-saku."

Suara Raia terpatah-patah karena ia sudah merasa sangat lelah.

...

Sudut pandang ibu.

Saya membawa Raia kedalam ruangan ini, karena merasa kesal bahwa anakku satu-satunya berkencan dengan seseorang tanpa pengetahuanku.

Ibu normal seharusnya senang tetapi tidak dengan saya. Perasaan sakit hati terus menjalar dalam pikiran saya dimanapun, kapanpun.

Saya berniat membiarkan Raia untuk jujur siapa yang ia cintai, tetapi saat mendengar nama Sany. Saya merasa sangat geram ... Berulang kali, dia terus memberikan jawaban yang sama, Sany, Sany dan Sany.

Apakah mengatakan bahwa yang kamu cintai adalah Saya, ibumu sendiri sesulit itu? Hei katakanlah yang kamu cintai adalah ibu.

Saya menjadi geram dan bahkan lebih geram lagi karena Raia selalu memberikan jawaban seperti itu.

Saya berhenti karena lelah dan hanya bertanya padanya hal-hal lain. Tetapi ia tidak sama sekali medengarkan saya.

Dia menggerakan bibirnya, dia akhirnya mengucapkan sesuatu!

Saat kata-kata berakhir, saya merasa lemas dan pikiran saya tiba-tiba kacau. Ya, mau bagaimanapun dia adalah anakku yang berusia 2 tahun yang masih polos, dia mencintai ibunya karena dia masih polos. Sementara ini, saya menyiksanya dan bahkan pikiran untuk bunuh diri sempat terlintas.

Saya menangis, saya tanpa sadar menyiksa putra saya sendiri. Tubuhnya yang halus sekarang penuh memar, dan itu semua salahku.

"R-Raia ... Mwwaaff." saya menangis dengan betapa kejamnya tangan saya ini, di depan saya adalah putra yang saya besarkan sendiri. Saya membuang cambuk itu dan mulai menangis.

Tangan kecil dan rapuh milik Raia terlintas dipikiran saya, saya merawatnya dari bayi, tetapi sekarang?

Kantung mata Raia yang gelap, matanya memerah dan tubuhnya penuh memar.

Saya sangat kejam.

Saya mendekati Raia, membuka borgol yang mengikat tangannya, dan membuka pengikat dikakinya juga.

Tubuh Raia yang bergelantung di dinding, jatuh. Tetapi saya menangkapnya terlebih dahulu. Saya menurunkannya perlahan dan ekspresi Raia perlahan terlihat.

"Ibu, aku cinta kamu." Raia mengatakan itu dengan senyumnya yang cerah, melihat itu saya merasakan hati saya sakit.

Melihat Raia yang tertidur dipelukan saya, saya tidak berani memeluknya terlalu erat dan saya tidak memiliki untuk ini. Saya tidak pantas untuk menjadi seorang ibu.

...

Raia berada di pelukan ibunya, wajahnya yang kesakitan terlihat damai sekarang, tetapi ia masih belum tertidur.

*PLAAKK!!!*

FUGYYYUUUUU!!

Tubuh si ibu menggelinjang karena merasakan sesuatu menampar pinggangnya.

Ibu melihat Raia yang juga melihatnya dengan mata mengantuk, "jangan merasa bersalah."

Kemudian Raia terjatuh kedalam pelukan ibunya dan tertidur sepenuhnya ...

...

"WOOOAAAHHH!!"

Raia tiba-tiba terduduk di tempat tidur sambil berteriak.

"Apa! Apa!?" Ibunya yang tertidur disebelahnya juga terburu-buru bangun karena teriakan Raia.

"Ibu?"

"Ada apa?"

Raia terdiam melihat ibunya memiringkan kepalanya dengan bingung.

Ia terkejut menyadari ibunya yang tidur sambil telanjang bulat dan hanya ditutupi selimut. Walaupun ditutupi selimut, itu tidak menghentikan puting merah muda untuk mengintip keluar.

Ia juga terkejut menyadari bahwa ia juga telanjang bulat. Tetapi ia tidak terkejut melainkan bingung saat melihat tubuhnya yang sebelumnya dipenuhi memar tetapi sekarang tidak ada luka sama sekali, ia bahkan tidak merasakan rasa sakit sedikitpun.

Melihat Reaksi Raia, ibu mengernyitkan dahinya dan berkata, "mungkinkah kamu bermimpi buruk?"

Mimpi buruk?

Hahaha mungkinkah ...

"Ya, mungkin aku bermimpi buruk, tetapi dibandingkan mimpi buruk, mungkin ini lebih bisa dikatakan sebagai mimpi indah."

"Mimpi indah?"

"Ya, itu mimpi indah yang akan memperpendek jarak antara kita berdua, apa kamu ingin tahu ibu?"

Raia bertanya dan tersenyum, tetapi ia tidak menyangka bahwa ibunya memiliki pendapat lain.

"Tidak, tidak perlu. Mimpi akan lebih bermakna jika kita menyimpannya. bukankah lebih baik seperti itu?"

Raia mengangguk, "ya, mungkin lebih baik seperti itu."

Ibu tersenyum dan memberikan ciuman di pipi Raia dan kembali tidur.

Raia melihat ibunya dan menganggap apa yang terjadi adalah mimpi, lagipula tidak mungkinkan seorang ibu menyiksa anaknya?

Haha lucu.

Baik kembali tidur dan menikmati kehangatan suhu tubuh ibu.

Karena masih mengantuk, Raia dalam sekejap tertidur kembali.

Tanpa ia ketahui, ibu membuka kedua matanya perlahan, dan setelah ia memastikan Raia tertidur, ia menyentuh pinggangnya yang terdapat bekas tamparan telapak tangan, kemudian dengan tangan satunya yang menyelinap diantara sela-sela pahanya.

"Raia~"