webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
273 Chs

171.) Hufft

Jam 6, enam murid kembali pulang.

Jam 7 malam, warung ku tutup.

Jam 7.30 makan malam bersama dengan keluarga kecil kami.

.

Saat makan.

"Ayah kamu menikah dengan ibu umur mu berapa?" tanya Karen

"21"

"22 sayang" Mei mengingatkan

"Ya itu maksud ku"

"Ayah dan ibu lebih tua ibu bukanya?" tanya Ryuki

"Yap, jika tidak di paksa oleh ibumu pasti aku tidak akan menikah saat itu, bayangkan saja aku di buat pingsan olehnya, lalu saat sadar aku sudah berpakaian Kimono untuk pernikahan" ucap ku

"Itu salahmu, kenapa juga tidak mau mau, sebenarnya ibu sudah mengajukan lamaran di umurnya ke 16, tapi ia melarikan diri"

"Wow ibu barbar" pikir mereka berdua

"Ibu mengajak seorang remaja menikah?" tanya Karen

"Ayah mu itu remaja hanya umur, sifatnya sudah sangat dewasa, bertanggung jawab dan kaya, ibu tanya dulu, kalian di umur 16 nanti kira kira bisa tidak menyumbangkan uang sebesar 100 juta ryo lebih pada desa yang tidak kalian kenal?" ucap Mei

"Ya jika mengumpulkan mungkin bisa, tapi jika di suruh menyumbang segitu aku up pastinya" ucap Ryuki

"Aku juga"

"Nah ayahmu tidak begitu, ia pdkt dengan ibu selain dari kekuatan ia juga menunjukkan sisi dermawanya, bayangkan saja uang 100 juta saja di sumbangkan, berapa coba kekayaannya, tentunya ibu kepincut dong ya, wanita mana juga yang menolak orang seperti itu, sudah kuat, kaya tampan lagi" ucap Mei

"Aku jadi malu" komentar ku pada kata katanya

"Ayah keturunan orang kaya?" tanya Ryuki

"Tidak, ia hanya gelandang waktu kecil" ucap Mei

"Heh kenapa ibu tidak cerita"

"Ya dengan kekayaannya yang di tinggalkan mana bisa ibu cerita ayah yang miskin, tidak akan mungkin percaya bukan, coba dengarkan saja sendiri ceritanya"

Aku menceritakan kisah ku, untuk tidak lupa ingatannya.

.

"Hidup ayah berat ya" ucap Karen

"Tidak, ayah krempeng jadi ringan" balas ku

"Maksudku beban yang harus di tanggung"

"Ayah tidak punya beban tanggungan berat"

"Hmm..." balas Karen

"Loh ya benar, ayah itu anak jalanan, hidup di jalan tidur di jalan, makan di jalan, tapi untuk mandi di sungai loh ya, jadi tidak ada beban yang berat menurut ku selain cari uang untuk makan" ucap ku

"Ayah sampai sekarang belum tau orang tuamu?"

"Belum, tapi ya sudahlah aku sudah punya kalian dan otw 7 anak lagi" ucap ku

"Jangan banyak begitu ayah, kasian ibu yang hamil" ucap Ryuki

"Ibumu kan yang punya idenya" balas ku

"Sebagai pemimpin keluarga, tolong ingat juga umur ibu itu bukan lagi muda, anggap saja hamil sampai melahirkan dan mengurus anak 1 tahun, jika tambah 7 jadinya, 7 tahun, saat itu umur ibu sudah 47 tahun, lalu masalah lain muncul, siapa yang mengurus mereka"

"Bagaimana sayang, sewa istri baru?" tanya ku

"Jangan coba coba cara itu sayang" balas Mei dengan tatapan horor

"Baik!!!" aku takut

.

Jam 9 malam di kamar ku.

Hanya tiduran biasa dengan tangan ku yang mengelus perut Mei.

"Kenapa kamu tidak buat perusahaan saja sayang?" tanya Mei

"Aku malas mengurusnya, warung depan sudah cukup untuk masa tua agar tidak mulu mulu diam saja, lagian sudah bukan jamannya kita berusaha tapi anak muda sekarang yang harus kreatif, andaikan aku tidak menghilang waktu itu, aku pasti sudah membangun perusahaan besar di sini, lalu perusahaan ku akan jadi penggerak industri, tapi ya sayangnya aku menghilang, jadi ya sudah tidak bisa ku bangun sekarang juga, aku tidak ada waktu lagi mengurus seperti itu, lebih baik fokus padamu, membahagiakan kamu"

"Oh, benar juga selain aku ada seorang wanita yang menangis histeris saat kematian mu juga, namanya Tsunade, ada hubungan apa kamu dengannya selain hubungan pertemanan karena pernah jadi pemimpin desa"

"Kami teman baik"

"Dia itu nenek nenek, bagaimana kamu bisa berteman baik?"

"Dia teman judi ku"

"Dia kaya juga?"

"Semenjak bertemu aku ia kaya"

"Oh begitu"

.

9 bulan berlalu.

Dokter mengatakan bahwa hanya ada satu anak di perutnya Mei, lalu kelaminnya dikatakan adalah perempuan.

Sekarang di rumah sakit.

"Ayahmu kemana?" tanya Mei pada Ryuki dan Karen (ia sedang menahan rasa

"Sedang bikin kue bu" ucap Karen

"Panggil dia kemari, ibu rasa sebentar lagi mau lahir"

"Sebentar bu akan ku panggilkan"

.

Di rumah.

"Ayah segera ke rumah sakit, ibu mau melahirkan" ucap Karen

"Masa, baru satu jam ku tinggal loh ini"

"Ayo ke sana, ayah kenapa bikin kue juga sih"

"Kan hari ini ulang tahun kalian"

"Kan bisa beli, sudah sekarang temani ibu!!"

"Tinggal 15 menit lagi matang ini"

"Sudah tinggalkan saja, biar karyawan ayah yang mengerjakan" ucap Karen

"Tidak jadi special lagi dong"

"Bairlah, daripada ibu marah marah"

.

Aku langsung ke rumah sakit.

Disana Mei masih belum siap melahirkan juga sebenarnya.

"Hmmm"

"Jangan hmm, istrimu mau lahiran, kamu malah bikin kue" ucap Mei

"Kan untuk ulang tahunnya kedua anak kita"

"Tunggu saja di sini, jangan banyak omong"

.

Ku tunggu selama 2 jam.

"Kalian pulang saja dulu, makan kuenya, antar kemari jika tidak habis" suruh ku

"Ayah tidak masalah menunggu sendiri?" tanya Ryuki

"Aman" balas ku

"Aku menunggu saja di sini" ucap Karen

"Pulang dulu saja, siapa tau saat kalian pulang bayinya tidak malu untuk keluar"

"Itu malah lebih gawat ayah!" Karen marah

"Hehe tenang saja pokoknya, makan dulu kuenya habis itu kemari" suruh ku pada mereka

.

Mereka berdua keluar dari rumah sakit, sementara aku kembali ke kamar rawat Mei.

.

Jam 2 siang, Ryuki dan Karen kembali membawakan aku makanan.

.

Menunggu bersama lagi.

.

Jam 5 mulai kontraksi.

.

Di ruang persalinan.

"Ingat jangan di cakar oke, aku tidak punya chakra lagi, jika kamu mencakar ku mungkin otot ku bisa tercabik"

"Diam!!" teriak Mei marah

Aku diam.

"Ambil napas, dorong" instruksi bidan

"Awww!!!" teriak ku karena tangan ku di remat

"Hey tulang ku mungkin hancur jika kamu seperti itu Mei"

"Diam dulu!!!" teriak Mei

.

Jam 6.00 petang akhirnya anak ke tiga lahir.

"Akhirnya penderita ku selesai, terima kasih bu" ucap ku pada bidannya

"Iya sama sama" balas bidannya (si bidan tau penderita Haruka)

.

.

Berbeda menit kemudian kakaknya datang.

"Kalian mau menggedongnya?" tanya ku

"Tidak usah, ayah yang pro saja yang gendong" ucap Ryuki

"Yeh, kalian nub"

"Aku mau coba yah" ucap Karen

"Jangan di coba coba jika tidak bisa" ucap Mei

"Jangan judes sayang, biarkan di coba" ucap ku

.

.

"Pelan pelan, agak datar tidak masalah, yang penting rata tangan mu" ucap ku menyerahkan si dedek pelan pelan

Karen menggendongnya perlahan.

"Siapa namanya?" tanya Ryuki

"Kana" balas ku

"Ututut Kana cantik" ucap Karen

"Apa bagus?" tanya ku

"Loh memang belum fix?" tanya Ryuki

"Belum, aku ngarang tadi" balas ku

"Hmmm" ucap mereka

.

.

Kerabat terdekat Mei datang menjenguk, teman temannya pun juga.

3 hari setelah melahirkan, Mei di bawa pulang dengan Kana.

.

Jam 8 pagi.

"Ayah tidak buka warung?" tanya Karen

"Kamu bukakan dulu tolong, ayah mau memandikan adik mu"

"Karyawan datangnya nanti?"

"Jam 9 datangnya"

.

.

1 minggu kemudian.

Sekarang Mei sudah bisa merawat Kana, seperti biasa juga tiap malam kami berdua harus bangun karena tangisan bayi.

Di warung toko, sendirian.

"Misimu sebenarnya sudah selesai Haruka, mau kembali?" tanya Peri baik

"Kalian sudah tidak threesome?" tanya ku

"Masih, kadang main juga bersama" balas peri jahat

"Kalian gila ya"

"Tidak, kami cuma cinta peri yang sama" ucap Peri baik

"Hmm, kalian parah sih, tapi gokil wkwkwkwk" komentar ku

.

"Kamu mau kembali tidak ini atau mau pergi ke tempat lain?" ucap peri jahat

"Sebentar, jika ku jawab ya kapan aku di pindahkan?"

"Saat kamu jawab ya"

"Lalu apa hadiah ku?"

"Untuk setelah dari sini ada dua permen" balas peri baik

"Apa gunanya?"

"Jika beruntung bisa dapat hadiah bebas pergi ke dunia yang pernah kamu datangi"

"Lalu jika tidak beruntung?"

"Jika tidak beruntung paling kamu dapat permen biasa"

"Hmm sistem gacha memang bikin susah" pikir ku

.

Ku pilih ya sebab aku tidak mau juga berlama lama di sini sebenarnya.

"Kenapa tidak pindah?" tanya ku

"Kamu makan dulu permennya" ucap peri baik memberikan aku dua permen

"Hadiahnya ada di mana?"

"Di dalamnya ada kertas" ucap peri jahat

"Oh"

.

Ku hancurkan dulu keduanya, ada dua kertas, sementara permennya ku makan, lumayan dapat permen rasa jeruk.

Kertas pertama.

"Transfer ke dunia iblis (Kimetsu no Yaiba)"

Kertas ke dua

"Misi bagaimana jika kamu jadi aku, aku seorang otaku, kelas 2 sma, orang terbodoh di kelas, punya seseorang yang di sukai tapi ia di ewe oleh teman sekelas, punya keluarga tapi sudah berpisah, sekarang aku ikut ibuku"

Note : dilarang judi, nikmati hidup mu sebagai otaku.

.

"Jancuk kenapa di suruh misi lagi, katanya hadiah bangke!!!"

"Itu hadiah" ucap Peri baik dengan senyuman jahat

"Hmm pusat pengaduan peri di mana?" tanya ku

"Tulis di sini" ucap peri baik menyerahkan kertas padaku

"Jangan di berikan bego, kita akan di skors lagi!" teriak peri baik

"Eh, serahkan kertas itu!" teriak peri jahat

"Hus hus aku mau komplain ke pencipta kalian"

.

Ku tulis komplainku pada mereka.

"Cara kirimnya bagaimana?"

"Tidak tau" balas peri baik

Aku kepikiran anime Noragami.

Ku buatlah kertas itu menjadi pesawat.

"Hey dia tau" ucap peri jahat

"Haruka ku peringatkan, jangan kamu kirim surat itu" ucap peri baik

Aku keluar dari warung lalu menerbangkan pesawat kertas ke langit.

"Tidak!!!" teriak kedua peri itu

Note : mereka tidak bisa mencegah ku sebab aturannya peri tidak bisa berinteraksi secara fisik jika tidak ada keperluan yang di inginkan manusia.

.

Dua detik kemudian, kedua peri menghilang.

Clap!

"Huh paling malas ini" pikir ku

.

1 jam kemudian.

"Gila lamanya, gelap lagi!" teriak ku

.

3 jam kemudian.

"Apa aku sudah meninggal ya?" pikir ku

.

Clap!

Cahaya menyinari wajah ku.

"Ugh dimana diriku" ucap ku

Aku duduk untuk melihat keadaan.

Note : sebenarnya ada kode, tapi lupa di catet.

.

Diriku sekarang berada di belakang sekolah, dengan baju seragam SMA khas Prefektur mana aku tidak tau, yang terpenting sekarang adalah diriku kotor, bonyok di muka, memar di tangan dan kaki.

.

Srittttt!!!!!!.

Memori orang ini masuk ke otak ku.

"Hmm punya orang tua kok ya sukanya kaya seperti anak muda, sex sembarangan lagi" pikir ku

.

Aku masuk kembali ke gedung sekolah, sebab masih pagi, sekitar jam 10 mungkin atau sehabis istirahat.

Masuk di kelas 11 B, kelas ter keren tergokil, minus diriku.

Sambil berjalan ke kelas.

"Hmm jadi nakal saat sekolah boleh juga sepertinya" pikir ku

"Tapi masalahnya aku orangnya cupu"

"Dekil, kacamata, jerawatan, gak punya uang lagi"

.

Tok tok

Ku ketuk pintu kelas.

"Masuk" ucap guru

Ku buka pintunya.

"Maaf pak saya terlambat, saya habis di buli" ucap ku

"Ya sudah duduk" ucap gurunya

"Bapak tidak mau tau siapa yang membuli saya?"

"Tidak perlu, kamu duduk selesaikan nanti di bk, atau sekarang keluar dan langsung lapor ke bk"

"Baik pak saya keluar saja" balas ku

Aku mengambil tas.

"Hey hey mau kemana?" tanya Guru tadi

"Ke bk pak"

"Kenapa bawa tas"

"Saya perlu ke rumah sakit pak, daripada bolak balik saya mendingan bawa sekalian tasnya"

"Oh ya sudah sana"

Teman teman ku tidak peduli sebab di kelas ini aku hanya pendiam sebenarnya, aku di kucilkan sebab ya aku orang termiskin di antara mereka semua.

Pengenalan tokoh :

Nama : Haruka Hamiya

Umur : 17 tahu.

Tinggi : 157 cm

Berat : 40 kg

Atribut : kacamata

.

Aku pergi ke Bk.

"Ini uang tutup mulut" ucap pengurus bk padaku setelah aku melaporkan pembulian tadi

"Terima kasih pak" ucap ku

"Ingat jangan sampai ada laporan darimu ke polisi ataupun ke perlindungan remaja, aku sebagai bk sebenarnya tidak mau ini terjadi, namun siswa yang memukuli mu adalah anak menteri di Jepang"

"Iya pak tidak masalah" balas ku

.

Aku pergi dari sana dan langsung pergi ke minimarket.

"Sedikitnya, hanya di beri 30 rb yen babi" teriak ku sambil berjalan

.

Di dalam minimarket.

Ku ambil whiskey 3 botol, bir satu kardus isi 6, vodka 2 botol, cocacola, sprite, dan pepsi, ah tak lupa soju 4 botol dan amer 5 botol.

"Anak muda, jika kamu mau mabuk jangan seperti ini juga" ucap kasirnya padaku

"Tidak masalah ini hanya titipan kok, rokok Seven starsnya 2 dan korek" ucap ku

"Hmm kamu beruntung sudah punya ktp, totalnya 25.400 yen"

Ku bayarkan senilai itu.

.

Selanjutnya pergi ke bawah jembatan, untuk menikmati racikan minuman.

"Nak mau apa dirimu, pergi dari sana!" teriak Polisi padaku saat aku membuka botol coca cola

"Mau minum cocacola pak"

"Keluar dari sana"

"Hmm"

Aku pergi dari tempat itu menuju ke rumah.

.

"Kamu kenapa sudah pulang?" tanya ibuku yang sangar

"Di suruh pulang"

"Itu apa di plastik"

"Miras" balas ku tanpa ragu

"Kamu mau jadi pemabuk seperti ayah mu, lihat beli sebanyak ini juga!" teriak Ibuku saat mengeledah plastiknya

"Aku peminum bukan pada mabuk, jika ibu mau ambil saja" ucap ku

"Jika begitu ibu ambil semua"

"Ya jangan semua juga, ini belinya pakai uang loh"

"Kamu dapat uang dari mana juga"

"Kompensasi pembulian padaku"

"Ohh, jika begitu kamu teruslah di buli, uang akan mengalir terus padamu"

"Sedeng nih orang tua" pikir ku

.

Ku berikan ibuku masing masing satu biji, lalu pergi ke kamar.

"Hahaha kondisi kamar seorang wibu bersih ya" ucap ku saat melihat kamar orang ini bersih, tapi yang bikin aku jijik adalah kenapa waifunya Rem

Crak!!

Ku robek poseternya.

"Waifu paling tidak emilia yang di buff ttnya lah anjeng!"

Setelah semua barang rem ku hapuskan, ku mulai meracik minuman.

Aku turun dari lantai atas untuk mengambil gelas.

"Ibu ngapaib telanjang?" tanya ku

"Kamu diam saja, sudah sana pergi" ucap ibuku lalu masuk ke kamarnya, ku lihat sekilas ada 4 laki laki di sana

"Hmmm mau ku luruskan tapi kok sudah putar balik" pikir ku

.

Di kamar ku.

Racikan black mamba ku selesai.

Sruput

"Huh nikmat juga walaupun menu sederhana" ucap ku

Ku nyalakan rokok.

Hufff huhh

Nikmati hidup seperti itu dengan nonton anime One Piece di ponsel.

Baru beberapa menit.

"Huhhh baru minum segelas sudah mabuk ya" pikir ku

"Mantaplah" ucap ku

.

5 menit kemudian aku tertidur.

.

Jam 6 malam aku baru bangun.

"Hmmm tubuh orang ini lemah, baru minum sedikit sudah ko"

Krutuk²

"Makan dulu sajalah"

.

Turun ke lantai bawah namun ibu dengan 3 orang sedang ngewe di dapur.

"Hadeh sinting sih ini" pikir ku

Tapi hot juga sih melihat mereka.

Aku keluar rumah saja jadinya, pergi ke kedai ramen.

Note : baca manga Satanofani, ceritanya keren cuma yang gak kuat adegan berdarah jangan di baca.

.

"Pak ramen biasa satu" suruh ku

"Oke harganya 800 yen"

Ku serahkan uangnya, beberapa menit kemudian ramen siap di makan.

Ku coba rasanya.

"Pak ini terlalu asin, apa aku benar?"

"Maaf aku sepertinya memasukkan garam kebanyakan, mau ku ganti saja?"

"Tidak perlu, tapi tolong tambah gula sedikit"

Ia menambahkan gula, ki coba lagi dan hmmm lumayan lumayan.

.

Makan selama 30 menit.

Sebelum selesai makan aku pesan ramen lagi, namun di bungkus.

.

Kembali ke rumah dengan membawa ramen di bungkus.

Jam 6.40 sampai rumah.

Sudah tidak ada suara orang mendesah jadi aman.

Masuk ke dalam lalu pergi ke dapur.

Terlihatlah ibu yang terbaring di lantai, keadaan telanjang, dan tubuhnya kotor.

"Ibu masih sadar?" tanya ku

"Masih, kamu pergi saja dulu biarkan aku istirahat"

"Ibu jangan kebanyakan sex apalagi dengan laki laki yang berbeda dalam sekali waktu, kamu bisa terkena penyakit kelamin jika seperti ini" ucap ku sambil membantunya duduk

"Aku perlu uang untuk hidup, kamu juga perlu uang untuk sekolah, aku sudah jadi sampah masyarakat susah cari pekerjaan yang baik" balasnya

"Hmm jangan main lagi, nanti ibu bisa menyesal di akhir, mari ku bantu ke kamar mandi" ucap ku

"Hmm"

.

Ku antar ibu ke kamar mandi lalu ku bantu memandikannya.

Ganti baju juga ku bantu, lalu ku suruh makan ramen.

Note : Haruka tidak ada perasaan terangsang dengan ibunya loh ya, jadi anti milf.

"Jangan pernah mengundang laki laki lagi ke sini, aku diam tadi sebab aku sadar pasti malah akan kena marah"

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan ku, kamu sekolah saja"

"Ibu, sampai aku sekolah tinggi pun cv ku tetap akan jelek jikalau ibu masih seperti ini, aku akan cari uang, tapi ibu tolong sekali lagi jangan mengulangi perbuatan yang nantinya akan ibu sesali"

"Kamu tidak tau kesulitan orang dewasa, tapi terima kasih atas bantuannya"

"Hmm, besok akan ku bawakan uang jika itu yang membuat ibu senang, tapi apa ibu yakin ibu senang karena uang?"

"Tidak, ibu bahagia dengan keadaan ibu sekarang, ibu suka di buat mainan oleh laki laki banyak"

"Hmm jangan berkata begitu, ibu tak beda dengan hewan jika seperti itu, setiap orang punya masalah, aku sebagai anak tidak paham banyak sebenarnya soal masalah ibu, tapi ya lebih baik benahi jangan malah menambah masalah, aku naik dulu, ibu habiskan makannya"

Aku berjalan.

"Kamu menceramahi ibu apa dirimu sendiri sudah jadi orang yang benar?" ibu bertanya dengan air mata yang mengalir

"Tidak" balas ku

"Dasar anak tidak tau diri!"

Ku dekati dirinya lalu ku peluk.

"Aku akan berubah ke arah yang lebih baik, jadi tolong ibu juga"

"Jangan bicara lagi" suruh ibu

"Baiklah"

.

Jam 8 di dalam kamar.

"Apa aku tidak di masukan ke grup kelas ya ini" pikir ku saat melihat wa

"Huh maklum saja jika aku jadi siswa terbodoh jika seperti ini"

Ku browsing di internet soal novel novel, ataupun manga.

"Huh balik ke dunia awal ya" pikir ku

Ku cari lowongan pekerjaan sebagai ilustrator.

"Dibutuhkan ilustrator, lulusan tidak penting, gaji di sesuaikan dengan persetujuan, gambar bagus gaji meningkat yang pasti"

Cp : 0000..

Ku wa nomor itu.

"Selamat malam, saya Haruka Hamiya mau tanya apa lowongan pekerjaan sebagai ilustrator masih ada"

30 menit pesan ku baru di balas.

"Kirim gambaran anda dulu ku beri tema keluarga, saya tinjau nantinya jika lolos anda akan langsung saya terima"

"Emm gambaran berwarna atau hitam putih?"

"Berwarna saja"

"Baiklah mohon di tunggu"

Aku segera pergi ke toko seni, beli kuas cat dan kanvas tapi yang paling murah, totalnya 3400 yen.

Sampai rumah ku ambil papan ujian ku untuk ku jadikan pallet.

Ku bayangkan dulu gambarannya.

Setelah mendapatkan imajinasi barulah ku lukis langsung menggunakan cat air.

Cret cret cret.

Tambah lengkungan tambah garis.

"Perfecttoo" ucap ku

Langsung ku foto lalu ku kirimkan padanya.

.

"Anda berbakat, selamat anda saya terima jadi ilustrator saya, untuk tanda tangan kontrak sekaligus perkenalan silahkan datang ke alamat ini..."

"Baik" balas ku

Note : alamatnya lumayan dekat dengan rumahnya jadi Haruka membalas baik atau aliasnya setuju.

Jam 7 pagi.

"Ibu minta uang 1000 yen, aku mau berangkat naik kereta"

"Ibu tidak ada uang, jalan kaki saja ke sekolahnya"

"Hmmm baiklah" balas ku

.

Ku jalan sejauh 7 km menuju kantor orang kemarin.

Janjiannya jam 8 sebenarnya, namun aku sudah bilang akan telat paling lama jam 9, ia memaklumi jadi aku santai saja berjalannya.

.

Jam 8.20 aku sampai sana.

Ku lapor dulu ke resepsionis.

"Mau cari siapa?" tanya resepsionis itu padaku

"Mau cari Bu Mina, aku Haruka Hamiya, aku di suruh datang jam 8 - 9" balas ku

"Silahkan tunggu dulu, akan ku panggil Bu Mina dulu"

"Baik"

.

10 menit kemudian, aku di antar resepsionis itu menuju ke ruangannya Bu Mina.

"Hati hati ya jika bicara dengannya ia tegas pada pelamar baru" saran resepsionis itu padaku

"Baik aku akan hati hati"

.

"Silahkan duduk Hamiya san"

Aku duduk di depannya.

"Perkenalkan aku Yui Miname, orang orang menyebut ku Mina, aku pemilik perusahaan ini, sebenarnya aku tidak bertanggung jawab soal lowongan kemarin, orang itu namanya Daeko jika mau tau, ia mengirimi aku gambaran mu yang bagus, mulai saat itu aku jadi tertarik padamu, aku mau menawarkan mu pekerjaan jadi ilustrator light novel terkenal jika mau, tentunya akan ada tes tambahan"

"Aku mau, tapi peralatan apa dari perusahaan?"

"Tentu saja dari kami kamu tinggal pilih mau tes lewat komputer atau secara manual peralatan lukis"

"Siapa penulis yang akan ku ilustrasikan ceritanya?" tanya ku

"Di sini kami punya aturan, ilustrator bisa mengambil kerja lebih dari satu penulis, namun kami batasi minimal satu, maksimal 4 dalam sekali job, lalu penulis yang ku ajukan adalah Aoi Tohru, Ume Yanagi, Rakujo Mai dan Shin Yume dengan novel yang kamu ilustrasikan adalah Jujutsu Kaisen, Sword art online, Timing Monster, dan Mushoku tensei"

"Bukanya satu dan kedua sudah di mangakan?" tanya ku

"Memang, tapi ada seri lanjutan dengan tokoh baru, penulis tidak cocok dengan ilustrator kami, jadi siapa tau kamu beruntung dan itu tempat mu"

"Baiklah saya terima"

"Baguslah, langsung saya tes boleh?"

"Boleh" balas ku

"Mau lewat digital atau manual?"

"Digital saja agar warnanya lebih banyak"

"Baiklah, ini alatnya, duduk di sofa itu, gambarkan tokoh menurut cerita ini" ucapnya lalu menyerahkan aku novel Jujutsu Kaisen

Aku duduk membaca cerita itu dulu.

Yang perlu ku gambar adalah tokoh ketika adegan yang di tuliskan, seperti contohnya, Megumi ketika tercabik tangannya, Itadori dan Maki saat bertarung bersama dan lain lain.

Totalnya ada 4 ilustrasi.

Aku menutup buku.

"Sudah siap?" tanya Bu Mina

"Apa di berikan waktu?" tanya ku

"Tentu saja, tiap ilustrasi 30 menit, hitam putih tidak masalah, jika di warna lebih baik"

"Baiklah aku siap"

"Waktu di mulai dari tunggu biar jam 9 sekalian saja, hadi selesai mu jam 11 nanti"

"Oke"

.

Jam 9 aku mulai menggambar dengan pen, membuat semua gambar dengan hitam putih dulu.

Jam 10 aku mulai mewarnai.

Karena pakai fitur blok mewarnai jadi lebih mudah, akhirnya jam 10.45 pekerjaan ku selesai.

Ku serahkan pada ibu Mina.

"100 untuk mu Hamiya san tapi kamu yakin bisa membagi waktu nantinya?"

"Bisa, aku jika menggambar ilustrasi tidak butuh waktu banyak, tidak seperti menggambar manga"

"Jika kamu bisa membuat cerita tuangkan juga di gambaran, di sini juga menerima pembuat manga loh"

"Saya tidak tertarik, membuat manga itu membuat ku pusing, serta pengerjaannya sulit"

"Hahaha kamu memang benar, maka dari itu sekarang banyak muncul manga ampas, ini silahkan tanda tangan kontrak, selama 2 tahun kamu di wajibkan menerima job dari kami atau memilih penulis yang akan kamu ilustrasikan, semakin banyak gambaran yang kamu buat semakin besar gajimu"

Ku baca kontraknya dulu.

Inti soal perincian gaji.

1 buku dengan gambaran 30 - 50 gambaran di hargai 0,6 % dari tiap penjualan buku.

51 - 60, 0,9%

61 - 70, 1,2%

71 - 100 (maksimal), 1,5 %

Lalu ada gaji bulanan yang di bayarkan perusahaan, yaitu sebesar 250 rb yen.

Bonus tunjangan transport dan alat tulis di sediakan oleh perusahaan dalam bentuk barang bukan uang.

.

Ku tanda tangani kontrak itu.

.

.

Next...