webnovel

Perfect Marriage : The CEO's Scandal

(WSA_2022) Mature Romance, perhatikan batas usia anda. Sinopsis. Meet Crystal Richard, sang berlian yang terbuang dari istananya pasca seorang wanita jahat menghancurkan pernikahan suci kedua orangtuanya. Reagan West. Hidupnya yang begitu sempurna tiba-tiba terusik akan permintaan sang kakek yang memaksanya untuk segera menikah. Dan pilihannya saat itu jatuh pada Crystal, gadis yang dia tolong didepan club. Virgo Kane adalah seorang profesor muda yang memilih pindah ke Amerika Serikat untuk tinggal dan berkarir disana pasca terjadi kesalahpahaman dengan Reagan. Dan kepulangan Virgo ke Inggris kali ini menjadi titik balik dimana semua masalah besar dimulai saat dirinya terlibat cinta segitiga dengan Reagan, sahabat baiknya. Lantas siapa yang pada akhirnya Crystal pilih? Reagan atau Virgo, lelaki yang membuatnya merasakan cinta untuk pertama kali atau laki-laki yang membuatnya mendapatkan cinta untuk pertama kalinya? *** "Semuanya akan baik-baik saja jika aku tidak tergoda untuk mencintaimu, Reagan," ujar Crystal lirih memberikan pengakuan jujurnya. "Cinta? Kau percaya pada kata-kata sampah itu?" Crystal menyeka air matanya dengan tangan gemetar. "Ya dan aku kini menyesalinya." “Apa? Menyesalinya? Tidak salah? Bukankah kau dan Virgo sudah berselingkuh dibelakangku?! Jangan kira aku tidak tahu Crystal, aku tahu semua rahasia busukmu bersama Virgo sahabat baikku itu!!”

nafadila · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
459 Chs

First warning

Kabar pernikahan Reagan West dan Crystal menyebar sangat cepat, puluhan artikel di beberapa platform menampilkan jelas rekaman wawancara Roman West yang dengan bangga memperkenalkan cucu menantunya pada publik.

"Apa tidak bisa di take down?" Reagan kembali bertanya dengan suara tertahan pada Jarvis yang sedang duduk di sampingnya, kalau biasanya Jarvis yang menjadi driver kali ini Reagan mengambil alih tugas Jarvis karena tidak sabar untuk sampai ke rumah.

Jarvis menghela nafas panjang. "Hampir semua stasiun televisi dan surat kabar sudah menayangkan kabar pernikahanmu dan Crystal, rasanya tidak akan mungkin bisa untuk menurunkan kabar itu dalam waktu dekat."

"Fuck," Reagan mengumpat untuk kesekian kalinya. "Kakekku benar-benar sudah keterlaluan dan perempuan itu terlihat begitu senang, aku masih mengingat jelas senyuman jahatnya saat para wartawan memberikan ucapan selamat padanya. Sialan."

"Reagan…"

"Lihat saja pembalasanku, aku akan membuat hidupnya bagai di neraka."

"Tapi ini bukan salah Crystal, ini juga bukan salah kakekmu yang…"

"Aku tidak sedang meminta pendapatmu, Jarvis." Reagan memotong perkataan Jarvis dengan suara serak. "Lebih baik kau diam dan lakukan tugasmu, minta mereka menurunkan kabar tidak berguna itu."

Jarvis menghela nafas panjang, berbicara dengan Reagan yang sedang marah ini adalah suatu tindakan tidak berguna dan Jarvis lupa akan hal itu. Karena tidak mau membuat Reagan kembali mengoceh tidak jelas, Jarvis pun memutuskan untuk kembali menyibukkan diri dengan tablet pintarnya. Sementara Reagan kembali fokus pada mobilnya.

Karena Reagan memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi dalam waktu kurang dari empat puluh menit akhirnya dia sampai dirumah, dengan langkah tergesa Reagan melewati beberapa pelayan yang menyapanya dengan penuh rasa hormat. Yang ada dalam kepala Reagan saat ini adalah segera bertemu dengan Crystal dan kakeknya.

"Dimana kakekku?!"

Crystal yang baru saja duduk di sofa tersentak kaget mendengar teriakan Reagan.

"Kau tidak tuli, bukan? Dimana kakekku?" Reagan mengulangi pertanyaannya dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.

"Kakek dan James baru saja pergi bersama dokter Theo."

Reagan mengangkat satu alisnya. "Dokter Theo, untuk apa dokter Theo datang?"

"Dokter Theo mengambil darahku," jawab Crystal jujur. "Aku juga tidak tahu untuk apa."

Air muka Reagan semakin terlihat mengerikan, Reagan tahu apa tujuan dokter Theo mengambil darah Crystal. Sepertinya sang kakek benar-benar ingin menjadikan Crystal istrinya seumur hidup, memikirkan hal itu amarah Reagan pun menjadi semakin meluap. Dengan kasar Reagan mencengkram lengan kanan Crystal, tempat dimana dokter Theo sebelumnya mengambil satu tabung kecil darah Crystal.

"Ouchhh…"

"Ikut aku," geram Reagan kesal, setelah berkata seperti itu Reagan menarik Crystal dengan kasar ke dalam kamarnya.

Reagan tidak memperdulikan ucapan Jarvis yang melarangnya berbuat kasar pada Crystal, yang ada dalam pikiran Reagan saat ini adalah ingin memberikan peringatan lagi pada Crystal. Reagan tidak mau jika Crystal sampai besar kepala karena mendapatkan dukungan penuh dari kakeknya.

Dengan kasar Reagan mendorong tubuh kurus Crystal ke lantai, tidak sedikitpun rasa iba tergambar di wajahnya saat ini. Reagan sama sekali tidak memperdulikan rintih kesakitan Crystal yang terdengar begitu jelas di indra pendengarannya.

"Heh wanita!" Reagan langsung mencengkram rahang Crystal dengan kasar. "Sadari posisimu, kau adalah istri bayaran. Pernikahan kita bukanlah pernikahan yang sebenarnya, jadi jangan besar kepala dan jangan pernah muncul lagi di media apapun. Hindari wartawan dan jangan berikan jawaban apapun pada mereka karena kau dilarang keras melakukan itu, apa kau mengerti!!!"

Crystal langsung menutup kedua matanya saat Reagan bicara tepat di depan wajahnya, hela nafas Reagan yang panas langsung menyentuh seluruh kulit wajahnya dan hal itu semakin membuat Crystal ketakutan.

"Jika kau masih mau menikmati kebebasan maka patuh padaku, karena jika tidak aku akan mengirimkanmu ke club itu lagi dan kali ini aku sendiri yang akan memastikan dirimu tidak bisa keluar dari tempat itu seumur hidupmu."

Air mata Crystal langsung membanjiri wajahnya. "J-jangan kirim aku kembali ke tempat itu, aku tidak mau."

"Jika kau tidak mau berakhir di tempat itu maka jaga sikapmu," sahut Reagan kembali dengan keras. "Dan jangan coba-coba bermimpi untuk bisa menjadi istriku yang sebenarnya karena perempuan sepertimu sangat tidak pantas untuk mendampingiku, bekas pelacur sepertimu tidak pantas menyandang gelar Nyonya West."

Dada Crystal langsung terasa sesak, ucapan Reagan bukan hanya menginjak-injak harga dirinya tapi juga menghancurkan harkat martabatnya sebagai seorang wanita sampai tidak bersisa.

Melihat air mata Crystal yang mengalir deras tidak membuat Reagan iba sama sekali, dia justru terlihat sangat menikmati kesedihan Crystal yang begitu mendalam itu. "Menangislah sampai buta, aku sama sekali tidak peduli."

Karena merasa urusannya sudah selesai, Reagan lantas mendorong Crystal dengan kasar dan meninggalkannya begitu saja menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri. Berita yang tersebar hari ini benar-benar membuat kepalanya terasa begitu sakit. Reagan pun bertekad untuk berbicara pada kakeknya dalam hal ini, dia harus memberikan peringatan pada kakeknya untuk tidak ikut campur dalam urusan pribadinya bersama Crystal.

Dengan tubuh gemetaran Crystal berusaha bangun dari lantai, dia tidak mau jika ada orang yang melihat keadaannya meskipun hal itu tidak akan mungkin terjadi mengingat dirinya saat ini ada di dalam kamar Reagan yang tidak bisa dimasuki sembarang orang.

"Aku tidak boleh membuat Reagan marah, aku tidak mau kembali ke tempat menyeramkan itu lagi. Aku tidak mau," ucap Crystal serak dengan air mata yang mengalir begitu deras diwajahnya.

"Ouchhhh…" Crystal langsung menunduk, berusaha mencari sumber penyebabnya merasa tidak nyaman. Kedua mata Crystal terbelalak saat melihat pergelangan kakinya yang kini berwarna merah, Crystal yakin luka memar itu akan segera berubah warna keunguan dalam waktu yang tidak lama.

"Its ok Crys, its ok. Kau akan baik-baik saja, kau pernah melewati masa-masa yang lebih berat sebelum ini."

Bersambung