webnovel

Mengakhiri kekacauan

'Baguslah, aku hanya tinggal mengikuti alur dari mereka. Maka mereka-lah yang akan terperangkap dalam alur mereka sendiri,' batin Lui tersenyum miring.

Lui memperkuat efek singularitas dan daya hisap dari POWER miliknya. Rupanya mereka tidak belajar dari kesalahan yang sudah mereka lakukan sebelumnya. Bagi Lui ini adalah kesempatan besar untuk mengalahkan mereka semua.

Melelahkan, bukan lelah dalam artian sudah melakukan aktivitas yang menghabiskan tenaga dan semangat seseorang. Namun melelahkan dalam artian Lui sudah merasa muak, dan juga bosan dengan situasi penjebakan yang lumrah dia temui di berbagai kesempatan. Kembali disaksikan dan dihadapi Lui dalam momen yang suasana nya tidak jauh berbeda dari biasanya.

Gemuruh terdengar, daya hisap yang muncul di permukaan tubuh Lui menghasilkan perlawanan dan penolakan pada setiap serangan yang mengenai Lui. Bukannya berhasil, serangan mereka tidak berdampak sama sekali. Hilang tertelan begitu saja layaknya sebuah objek yang masuk ke dalam penghisap debu.

Mata Lui berkilat serius, memancarkan percikan cahaya tak berwarna. Cahaya, namun kelabu. Ini bukan cahaya yang biasa dilihat oleh orang-orang. Apakah itu cahaya? Bahkan pertanyaan itu terbesit di dalam pikiran orang-orang di sana, menuduh Lui dan menitikberatkan kesalahan pada Lui.

Tidak dipermasalahkan oleh Lui, dia biasa saja dan santai saja. Menjadi pahlawan bukan untuk mendapatkan cinta, tapi menyelamatkan cinta. Menyelamatkan cinta yang ada dan rapuh di dunia ini, tatkala sebuah keluarga yang sedang berkumpul dalam kehangatan hancur karena serangan Villain maka itu adalah salah satu kegagalan terbesar bagi seorang pahlawan.

Whusshh

Lui melompat dengan satu kaki sebagai tumpuan, garis tolakan Lui sudah dilewati begitu jauh. Dalam satu kali lompatan, Lui dapat melampaui jarak sejauh lebih dari lima meter. Satu kali gerakan saja, Lui tidak dapat dilihat oleh tatapan mata biasa. Keadaan berbalik jauh, Lui sudah menunjukkan sedikit dari kehebatannya yang sangat mengagumkan itu mencengangkan setiap insan yang menyaksikan pertarungan itu.

BRAKK

BRUKK

BUAGHH

Lui tidak mau menunda-nunda lagi, dia sudah paham kalau keputusannya tidak salah. Ini bukan akar dari permasalahan yang besar, melainkan hanya sebuah masalah perundungan dari oknum premanisme yang menginginkan keuntungan. Kalau sudah seperti itu, Lui tidak akan ragu lagi. Bukan karena musuh yang lemah dan mudah dikalahkan, tapi Lui juga merasa tidak ada risiko bila dia bertindak melawan mereka. Tidak akan ada masalah berkepanjangan yang muncul atau mengganggu penyamaran Lui.

Dalam waktu beberapa detik, keempat orang penyerang yang menyerang Lui sudah ditumbangkan oleh Lui. Mereka dengan POWER yang mereka miliki tidak dapat mengalahkan Lui, batas kesabaran Lui memang masih banyak namun bukan hanya karena kesabaran saja Lui mengalahkan mereka.

Teriakan kesakitan terdengar dari mereka berempat. Ini memang bukan serangan yang menghancurkan puluhan gedung atau membelah bukit sekaligus, juga bukan serangan POWER yang berhasil membuat cahaya berkilat; dan bersinar sangat terang layaknya lampu mercusuar atau sinar matahari. Tapi dengan serangan tanpa bentuk dan fisik seperti itu saja sukses menghancurkan semua musuh yang menghalangi Lui.

bruk

bruk

Semua lawan Lui sudah ambruk, tidak baik berlama-lama di sini. Namun menghindari publik dan kepolisian akan semakin menitikberatkan Lui pada kesalahan yang semu. Kesalahan yang tidak seharusnya Lui terima.

Tidak mengikuti permintaan dan aba-aba dari petugas keamanan, para warga sipil yang ada di sana berbondong-bondong semakin memadati kawasan yang menjadi tempat bertarung Lui dan keempat pria tersebut.

"Dasar penjahat! lihat dia! dia sudah melukai orang tak bersalah!"

"Benar! pemuda zaman sekarang tidak melakukan hal yang bermanfaat. Mau jadi seperti apa ketika tua nanti?"

"Kasihan sekali para pria tua itu, mereka dihajar habis-habisan oleh pemuda tidak tahu diri."

Cemoohan dan juga sumpah serapah didapatkan Lui dari para warga sipil yang mengamati pertarungan antara Lui dan para preman tersebut.

Lui tidak mau menyalahkan mereka, sakit hati memang sudah pasti, tidak bisa dibohongi kalau perasaan Lui cukup terluka dengan perlakuan orang-orang yang malah menyalahkan Lui. Tidak bisa Lui kendalikan arus pola pikir masyarakat yang sudah terdoktrin dengan adanya paham bahwa generasi yang ada di bawah generasi mereka adalah generasi yang buruk.

Ada polisi yang menghampiri Lui, tidak melawan dari permintaan polisi, Lui segera dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan tentang perkelahian yang terjadi antara dia dan para preman tersebut.

'Aku dijebak. Siapa perempuan itu? dia terlihat seperti guru di sekolah itu. Namun dia menjebakku dan membuat aku terjebak dalam situasi ini. Kalau aku tidak lebih berhati-hati lagi, maka aku akan kesulitan mempertahankan penyamaran ku ini.'

Lui menatap tajam para pihak kepolisian, menoleh lagi ke tempat bekas pertarungan tadi.

Tak jauh dari sana, ada siluet bayangan yang mengamati tempat yang dipenuhi reruntuhan bangunan dan kekacauan tersebut. Siluet itu kemudian menghilang seiring menjauhnya Lui dari sana.