webnovel

Pangeran Milenial

Tác giả: Om_Rengginnang
Thành phố
Hoàn thành · 12.9K Lượt xem
  • 6 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • N/A
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Rehan Kurniawan. Lelaki 27 tahun. Model majalah yang sangat tampan dan oleh teman-temannya dijuluki 'Pangeran Milenial'. Dia adalah seorang mahasiswa yang baru saja lulus S3. Siap kerja jadi Supervisor sebuah perusahaan besar dan menikah. Tiga foto gadis diberikan oleh sang ayah dan ibu kepadanya. Fifian, Cantika, dan Katly. Rehan disuruh memilih salah satu setelah melakukan kencan buta. "Aku ini belum ingin menikah!" teriaknya saat menggila di sebuah bar dengan mengangkat gelas wine ke udara. "Apa enaknya menikah?! Aku kan baru saja lulus dari masa-masa jadi mahasiswa abadi! Harusnya senang-senang dulu ya kan?!" Rehan ditemani Alex melepas untuk melepas stress setelah melakukan kencan buta. Mereka berdua mengabiskan berbotol-botol wine keras malam itu. Lalu menari sepuasnya dengan lagu DJ yang menghentak-hentak hingga lupa segalanya. Tahu-tahu sudah pagi. Tahu-tahu Rehan bangun di sebuah hotel dengan seorang gadis di sampingnya! Sama-sama telanjang! Ya ampun! Siapa gadis itu?! Dan apa yang telah mereka lakukan?!

Thẻ
3 thẻ
Chapter 1Tiga Foto Gadis Cantik

Siang, matahari terik, dan Rehan baru saja mendapatkan kabar bahagia sebagai Mahasiswa yang lulus S2 dengan nilai cumlaude di Institut Teknologi Bandung. Dia ada di Program Studi Jurusan Aministrasi Bisnis. Dan sebulan sebelum hari wisuda, seorang kenalan sudah memberi jalan untuknya kerja di sebuah perusahaan bergengsi di Jakarta sebagai supervisor. Haha! Masa depan cerah benar-benar menanti dirinya.

 

"Selamat, Rehan!"

 

Senyum Rehan merekah sepanjang hari. Dia menerima begitu banyak ucapan selamat dan buket bunga dari berbagai macam kalangan. Pertama orangtua, kedua teman dekat, ketiga kenalan, dan seterusnya adalah adik kelas, bahkan gadis-gadis dari jurusan lain ikutan menyerbu.

 

Kata Alex, "Biasa lah… Pangeran Milenial gitu lho! Model kita yang paling tampan dan keren sepanjang abad! Cewek-cewek dateng mah udah biasa!" ledek sahabatnya itu.

 

Rehan hanya tertawa. Dia juga tak lelah diajak berfoto kesana kemari. mengiyakan saat diajak merayakan prestasinya itu di sebuah restoran. Lalu pulang ke rumahnya di Malang saat jam menunjukkan pukul 8 malam.

 

"Sayang, makan malam dulu yuk," kata Maria, ibunya.

 

"Rehan udah kenyang, Ma. Tadi makan di jalan sama temen-temen…" kata Rehan. Lalu berlari naik tangga ke kamarnya di lantai dua. Dia pikir bisa langsung setelah lolos dari Maria, mandi, dan ganti piama. Sayangnya tidak.

 

Rehan kini terduduk diam di ruang tengah setelah Hendra memanggilnya untuk bicara.

 

"Rehan, Papa punya tiga foto gadis-gadis cantik," kata Hendra. Lalu membiarkan salah seorang pelayan meletakkan tiga helai foto itu ke meja yang memisah mereka berdua. "Bukan hanya cantik, tapi Papa jamin masing-masing juga punya latar belakang bagus di pendidikan dan sosial. Mereka adalah pilihan Papa dari kenalan baik. Jadi, setelah kencan buta nanti, bisa kau pikirkan salah satu yang paling menarik hatimu?"

 

"Apa?" kaget Rehan. "Tunggu, Pa… Rehan baru saja lulus. Mau fokus kerja dulu. Kenapa udah bahas sampe ke sini?" tanyanya dengan raut wajah panik.

 

Maria mendadak keluar dari pintu ruang tamu dan menghampirinya dengan elusan di bahu. "Sayang, jangan begitu. Papa sudah berusaha untuk memilihkan yang terbaik," katanya. "Mama juga udah liat profil mereka masing-masing kok. Dan Mama suka semuanya sampai nggak bisa milih."

 

Detik itu, kepala Rehan langsung pening seketika. "Pa… Ma…" katanya. Tapi untuk mengatakan sesuatu, susah sekali rasanya.

 

Hendra peka melihatnya. "Jangan bilang kamu nggak mau menerima rencana ini," katanya. "Jika iya, coba berikan alasan yang lebih logis daripada fokus bekerja dengan jadwal pasti itu."

 

"Rehan masih belum pengen," kata Rehan. "Please lah… kuliah aja baru lulus. Mau seneng-seneng dulu, Pa. Mau refreshing. Malah disuruh nikah."

 

"Seneng-seneng lalu kamu mainin anak orang, begitu?" tanya Hendra retoris.

 

"Siapa yang mau mainin anak orang, Pa?" bantah Rehan. "Rehan cuma nggak mau cepet-cepet."

 

"Tapi itu bisa aja kejadian kan…" kata Hendra. "Papa lihat temen-temen sepantaran kamu bahkan banyak yang salah pergaulan di luar sana sampai lulus kuliah. Dikasih pendidikan tinggi malah main-main di luar. Mana hamilin anak orang di luar nikah pula."

 

"Apa Rehan selama ini ngelakuin itu?" kata Rehan. Sampai-sampai Maria mengelus bahu putera tunggalnya itu makin lembut. "Nggak kan? Rehan kuliah ya kuliah. Main di luar ya main aja. Nggak ngapa-ngapain. Kenapa jadi bahas ngehamilin anak orang?"

 

"Rehan!"

 

"Rehan udah dewasa, Pa," kata Rehan. "Kenapa masih dipaksa-paksa juga urusan beginian? Lagian dapet pekerjaan juga belum tentu mapan langsung kedepannya. Kenapa buru-buru sekali sih!"

 

Rehan berdiri. Maria pun mengelus tangan kirinya lembut. "Udah… udah…" katanya. "Duduk, Sayang. Lihat Papamu. Wajahnya sudah tegang begitu. Jangan membuatnya kepikiran kedepannya…"

 

Rehan mengepalkan tangan, tapi dia kemudian duduk lagi. Maria benar. Hendra bahkan sudah sangat kalut di sofa itu. Papanya memang punya darah tinggi. Marah sedikit saja bisa berbahaya.

 

Rehan pun tidak ingin hal-hal buruk seperti dulu terjadi.

 

"Oke, kencan butanya aku terima," kata Rehan. "Tapi bukan berarti aku akan milih salah satu. Kalo ada yang membuatku tertarik, baru kupikirkan. Jika tidak, ya sudah. Aku nggak mau memaksa diri milih salah satu. Gitu aja gimana, Pa?" tanyanya. Mencoba negoisasi.

 

Hendra pun menghela nafas pasrah. "Ya… ya…" kata pria itu. "Begitu juga boleh, tapi jika memang tidak ada satu pun yang kamu sukai, Papa juga nggak bakal nyerah gitu aja. Nanti Papa carikan kamu calon yang lain dan kau juga harus menemui mereka."

 

"Ya ampun… keras kepala sekali," dengus Rehan pelan. Lalu menatap Hendra lurus-lurus. "Iya, Pa. Gitu aja nggak papa. Pokoknya kalo nggak sama-sama suka aku tetep nolak."

 

Hendra tidak mengatakan apa-apa. Pria itu hanya beranjak dari sofa, menatap balik kepada Rehan sekilas sebelum berlalu ke kamarnya di lantai dua begitu saja.

 

Rehan sampai memaki kasar, tapi Maria memeluknya hingga tenang setelahnya.

 

"Mama minta maaf nggak bisa bantu kamu, Sayang," kata Maria. "Sebenarnya Papa begitu karena baru-baru ini kondisi badannya nggak baik."

 

DEG

 

"Apa?"

 

"Iya, Sayang," kata Maria. Lalu melepaskan pelukannya dan menatap kedua mata Rehan. "Papamu udah kambuh parah 3 kali selama dua bulan ini. Tapi dia nggak pernah ngizinin Mama buat ngasih tahu kamu. Soalnya kamu lagi fokus lulus kuliah S2. Jadi biar kamu fokus aja."

 

Rehan pun tak bisa berkata-kata karenanya. Dia hanya diam, lalu kembali masuk ke kamar setelah Maria mengizinkannya berlalu. Lututnya lemas, dan dia merosot duduk di balik pintu karena membayangkan ayahnya sempat koma selama 3 hari karena kondisinya terlalu parah. Secara, dia hidup di Bandung sejak lulus sekolah. Otomatis sudah berjalan 6 tahun.

 

Pulang, Rehan pikir sudah memberikan kebahagiaan kepada Hendra dan Maria dengan nilainya yang cukup memuaskan. Namun jika seperti ini, rasanya tidak ada yang bernilai. Rehan stress, dia tidak mau perjodohan itu tapi juga tak sanggup memikirkan kondisi Hendra.

 

Ya ampun… kenapa hidupnya seperti di novel-novel?

 

"Halo, Alex," kata Rehan di telepon.

 

"Yo, Kawan. Ada apa kau mendadak menelponku?" tanya Alex di seberang sana. Suaranya tenggelam dengan music DJ di sebuah bar entah apa. Pasti begitu. Rehan yakin seratus persen jika sahabatnya itu masih senang-senang untuk merayakan kelulusan dengan cara yang gila.

 

"Kau di mana? Beritahu aku posisimu."

 

"Hah? Aku di Bar El Noir. Nggak jauh dari tempatmu sih. Tapi mungkin kau sudah biasa dengan kawasan sini."

 

Suara Rehan berbisik rendah.

 

"Alex, tunggu aku di sana," kata Rehan. "Aku akan menyusulmu dalam 30 menit. Kita pesta semalaman dan buat aku lupa segalanya."

 

"Apa? Heh? Tumben kau tertarik mabuk lagi?"

 

"Pokoknya begitu. Cukup jangan banyak tanya saja."

 

"Hah? Tapi kan—"

 

TUTS

 

Detik itu juga, Rehan langsung berganti baju dan menyambar jaket untuk membawa mobilnya menyusul Alex. Tak peduli. Meski pada jam 9 itu, Maria memanggil-manggil namanya dari balkon kamar begitu menyadari kepergiannya.

 

Bersambung...

 

 

Bạn cũng có thể thích

Terima Aku Apa Adanya (21+)

Charlos adalah CEO Golden Group yang tampan dan sukses di usia muda. Siapa sangka jika ia pernah mengalami masa lalu yang menyakitkan saat ia ditinggal menikah oleh kekasihnya. Hal itu membuatnya sakit hati. Di tengah kesedihannya, ia dekat dengan seorang pemain saxophone, bernama Reva. Charlos jatuh cinta pada Reva, tapi tidak ada seorang pun yang setuju dengan hubungan mereka. Hingga suatu hari, Charlos bertemu dengan Rissa dari perkenalan di sebuah acara latihan drama di gereja. Rissa adalah seorang wanita cantik dengan suara yang merdu. Rissa tanpa sengaja mengetahui hubungan Charlos dengan Reva. Hanya Rissa, satu-satunya yang mendukung hubungan di antara Charlos dan Reva, tanpa mengetahui siapa Reva yang sebenarnya. Seiring berjalannya waktu, Charlos dan Rissa jadi semakin dekat. Cinta perlahan tumbuh di antara mereka. Reva tidak terima jika Charlos akhirnya direbut oleh wanita lain sehingga ia melakukan hal keji untuk bisa mendapatkan cinta Charlos kembali. Siapakah sesungguhnya orang yang Charlos cintai? Dapatkah Rissa menerima Charlos apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ia miliki? Sebuah kisah romantis, sebuah jebakan yang sanggup membuatmu menganga tak percaya, sebuah balas dendam, percobaan pembunuhan, dan hal-hal tak terduga lainnya. Temukan jawabannya di sini! *** Terima kasih untuk kalian yg sudah berbaik hati mau membaca. Untung mendukung author, kalian bisa menekan tombol power stone, komen sebanyak-banyaknya. Follow jg IG saya : santi_sunz9 Siapa tahu saya akan bagi2 koin gratis atau giveaway. Dengan senang hati saya ingin sekali bisa mengenal para readers yang setia. Happy reading! 21+ KHUSUS DEWASA!! HANYA DI WEBNOVEL! Di dalam cerita ini banyak mengandung unsur dewasa. Bagi pembaca di bawah usia 21 dimohon untuk tidak membacanya. Karya lainnya: -Milly's First Love (spin off Terima Aku Apa Adanya) -The Look Of Love (sekuel Milly's First Love) -Farmakologi Cinta -Baron, The Greatest Animagus -Menikahi Barista Ganteng (sekuel Terima Aku Apa Adanya)

Santi_Sunz · Thành phố
4.9
360 Chs

Ketika Cinta Menemukan Tuannya

"Aku Mencintainya, walaupun aku tahu kalau itu berbahaya! " ............... Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang wanita asal Indonesia yang memiliki pengalaman buruk akan cinta. Calon suaminya terpaksa harus menikahi sepupunya disaat undangan pernikahannya sudah tersebar. Ditengah ke malangan nya itu, ia melarikan diri ke Korea Selatan. Di Hari pertamanya ia malah bertemu dengan Kim Lion yang merupakan lelaki kejam yang berkuasa di Seoul. Kim Lion menjalankan perusahaan milik keluarganya sebagai CEO di KI Grup yang merupakan salah satu perusahaan paling berpengaruh di Korea Selatan. Sayangnya, Kim Liom adalah lelaki sombong yang menganggap dirinya paling sempurna sehingga tidak ada wanita yang pantas untuk menjadi pendampingnya. Suatu hari Kim Lion bertemu dengan gadis yang aneh dan terlihat sangat biasa. Gadis itu adalah satu-satunya wanita yang membenci Kim Lion karena selalu mengusik hidupnya yang tenang, dia adalah Nana perempuan mungil asal Indonesia yang tidak cantik dan tidak juga jelek. Semenjak bertemu dengan Nana, Lion pun merasa resah dan tidak tenang karena ia selalu memikirkan Nana seperti orang gila. Kim Lion menggunakan segala cara agar Nana menjadi miliknya sehingga pada suatu hari, Nana terpaksa menjadi pelayannya. Kim Lion tahu kalau dia jatuh cinta sama Nana, namun dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. .......................................................................... "Dasar Iblis, apa yang kamu inginkan dariku?". Nana melotot ketika melihat Kim Lion memblokir tubuhnya di dinding kamar mewah itu. "Kenapa kamu selalu menolakku?". Wajah Lion semakin mendekat sehingga Nana merasa Frustasi. "Kenapa aku harus menerima Iblis sepertimu?". Nana memberanikan diri menantang tatapan jahat Kim Lion. "Karena Aku adalah Kim Lion. Lelaki tampan dan kaya raya yang dipuji oleh semua wanita. Jika kamu bersamaku, maka aku pastikan akan membuatmu menjadi wanita paling beruntung. Bagaimana?". Jawab Kim Lion sambil tersenyum licik. ......................................................................... Bagaimana dengan Nana? Akankah Dia mau hidup bersama lelaki kasar dan sombong seperti Kim Lion? Atau, dia memilih lelaki lain yang merupakan musuh sekaligus sahabat Kim Lion yang super baik dan tampan?. Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap bab di novel ini. Kalau Kalian suka, jangan lupa dukung novel ini dengan memberi Power Stone sebanyak-banyaknya. Dan tulis pendapat kalian di kolom review dan komentar agar saya bisa memperbaiki yang salah. Satu Power Stone dan Komentar atau Review dari kalian adalah penyemangat saya untuk menulis. Happy Reading! Instagram. @azzahra_tina mampir Juga di Karyaku yang Lain. 1.Istri Kecil Tuan Ju 2. Pelengkap Hidupku. 3. Flower Of Evil

Tinaagustiana · Thành phố
4.9
1120 Chs

số lượng người đọc

  • Đánh giá xếp hạng tổng thể
  • Chất lượng bài viết
  • Cập nhật độ ổn định
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới
Các đánh giá
đã thích
Mới nhất

HỖ TRỢ